Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasya Nabilah Fathan
"ABSTRAK
Mengaplikasikan metode Ground Penetrating Radar (GPR) pada tambang bawah tanah Grasberg Block Caving untuk mengidentifikasi adanya perkembangan propagasi cave pada panel tersebut. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada perbedaan konstanta dielektrik pada batas zona caving. Data yang digunakan terdiri dari 3 lintasan akuisisi. Data tersebut diolah dengan menggunakan software ReflexW. Hasil pengolahan data ini di analisis dan di interpretasikan untuk di identifikasi perkembangan propagasi cave nya pada ketiga lintasan akuisisi tersebut. Hasil pengolahan data GPR ini juga didukung oleh data geologi dan data RQD. Berdasarkan hasil interpretasi, terlihat adanya perkembangan propagasi cave yang disebabkan oleh adanya aktifitas penambangan pada ketiga lintasan tersebut.

ABSTRACT
Applied the Ground Penetrating Radar (GPR) method to the Grasberg Block Caving underground mine for identify the development of cave propagation on the panel. The principle of this method is based on the difference of dielectric constants on the caving zone boundary. The data that used consists of 3 acquisition line. The data was processed by using ReflexW software. The results of this data processing were in analysis and interpreted to identify the development of its cave propagation on all three of the acquisition line. GPR data processing results are also supported by geological data and RQD data. Based on the interpretation, there is a development of cave propagation caused by mining activities in the three acquisition line."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Wahyudi
"Dunia industri erat dengan kegiatan proses produksi yang berhubungan dengan mesin dan ruangan kerja yang menghasilkan panas. Pajanan terhadap pekerja yang terus berlanjut, akan mengakibatkan penurunan produktifitas kerjadan terjadi peningkatan resiko gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh tekanan panas terhadap kondisi fisiologis dan psikologis pada pekerja di PT. XYZ tahun 2017. PT. XYZ bergerak di bidang pertambangan emas bawah tanah. Respon fisiologis pekerja PT. XYZ terhadap tekanan panas dilihat berdasarkan adanya peningkatan suhu, denyut nadi dan perubahan nilai berat jenis urin dan respon psikologis pekerja dilihat dari keluhan subyektif yang muncul. Hasil pengukuran indeks tekanan panas diketahui sebanyak 62 responden 73.8 mengalami tekanan panas dan sisanya sebanyak 22 responden 26.2 tidak mengalami tekanan panas. Hasil uji statistik chi-square dengan p value>0,05 diketahui tekanan panas tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan peningkatan suhu tubuh (p=0,785), peningkatan denyut nadi (p=0.867), statushidrasi (p=0.280) dan keluhan subyektif (p=0.221).

The industrial world is closely linked to the production-related manufacturing processes associated with heat-generating machines and workspaces. Continuous exposure of heat stress to workers will lead to decrease in work productivity and increased risk of heat related illness. This study aims to analyze the effect of heat stress on physiological and psychological conditions on PT. XYZ worker's in 2017. PT. XYZ is engaged in underground gold mining. The physiological response of PT. XYZ workers to heat stress is seen based on body temperature increase, pulse rate and urine gravity change. Psychological response of workers seen from subjective complaints that arise. The result of heat stress index measurement is known as 62 respondents (73.8%) suffering heat pressure and the remaining 22 respondents (26.2%) did not suffering heat pressure. The result of chi-square statistic test with p value> 0,05 known that hot pressure has no significant correlation with increase of body temperature (p=0,785), increase of pulse rate (p=0,867), hydration status (p=0,280) and subjective complaint (P=0.221).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Onyinyechukwu Obodo
"Pengendalian jarak jauh (teleremote operation), yang merupakan engineering control untuk mengurangi tingkat kecelakaan operator Autonomous LHD di PT F, seringkali mengalami productivity loss. Hal tersebut terjadi karena tingginya tingkat kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, sehingga total downtime hours pada alat tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan operational hours-nya. Penelitian ini memberikan gambaran analisis kecelakaan Autonomous LHD tambang bawah tanah G dari sudut pandang faktor manusia, yaitu dari sisi kegagalan aktif (active failures) dan kegagalan laten (latent failures), untuk mengetahui tindakan tidak aman serta faktor-faktor yang mendasari tingginya tingkat kecelakaan alat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan laten (latent failures) lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan kegagalan aktif (active failures). Kesalahan berbasis keterampilan (skill-based errors) adalah faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan aktif (active failures), sedangkan faktor lingkungan, kepemimpinan, iklim organisasi, dan faktor luar menjadi faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan laten (latent failures).

Teleremote operation, an engineering control to reduce the accident rate of Autonomous LHD operators at PT F, often experiences productivity loss. The situation occurs due to the high accident rate that results in equipment damage, causing the total downtime hours on the equipment is higher than the operational hours. This research provides an overview of the accident analysis of the G underground mine Autonomous LHD from the human factor perspective i.e., in terms of active failures and latent failures, to determine the unsafe acts and the underlying factors of the equipment's high accident rate. The method used in this research is based on the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) with observation and interview techniques to collect data. The results show that latent failures are more frequent than active failures. Skill-based errors are the most frequently found factor in active failures, while environmental factors, inadequate leadership, organizational climate, and other factors are the most prevalent factors in latent failures."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malsephira Hasmeryasih
"Latar Belakang : International Labor Organization (ILO) mendefinisikan pneumokoniosis sebagai gangguan yang terjadi karena akumulasi debu di paru yang menyebabkan reaksi jaringan. Ketika istilah ini pertama kali digunakan, pneumokoniosis dimaksudkan untuk menggambarkan penyakit paru yang berhubungan dengan inhalasi debu mineral. Setiap negara di dunia memiliki data yang berbeda dan bervariasi. Saat ini belum ada data nasional mengenai prevalens pneumokoniosis di Indonesia. Data yang tersedia bersumber dari studi skala kecil berbagai industri yang pekerjanya berisiko terkena pneumokoniosis. Hingga dilaksanakannya penelitian ini, belum terdapat data prevalens pneumokoniosis pada pekerja tambang bawah tanah (TBT) PT. X. Studi potong lintang dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2019 dengan metode pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Penelitian melibatkan 272 pekerja TBT PT X yang menjalani pemeriksaan kesehatan tahunan di klinik PT. X. Responden ditindaklanjuti dengan wawancara terpimpin, pemeriksaan spirometri dan foto toraks sesuai klasifikasikan ILO. Kriteria inklusi adalah hasil spirometri memenuhi ketentuan akseptabilitas dan reprodusililitas. Data mengenai konsentrasi debu silika diambil dari data sekunder milik perusahaan yang diukur berdasarkan ketentuan NIOSH 7500.
Hasil Penelitian : Sebanyak 201 responden memenuhi kriteria inklusi. Pada analisis subgrup ditemukan sebanyak 20 responden (10.75%) dengan kelainan difus parenkim paru. Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang memiliki pengaruh dominan secara statistik terhadap kejadian pneumokoniosis adalah usia > 40 tahun (p=0,004, OR 3.052) dan konsentrasi debu > 1 mg/m3 (p=0.037, OR 2.253). Hasil analisis bivariat didapatkan faktor lain yang berpengaruh adalah masa kerja (p=0.04), area kerja (p=0,02), dan jenis pekerjaan (p=0.13).
Kesimpulan : Prevalens pneumokoniosis pada pekerja tambang PT X tahun 2019 adalah sebesar 10.75 % dan faktor yang mempengaruhi secara dominan adalah usia > 40 tahun dan konsentrasi debu > 1mg/m3.
Background: The International Labor Organization (ILO) defines pneumoconiosis as a disorder that occured due to the accumulation of dust in the lungs which caused tissue reactions. When the term first used, pneumoconiosis was intended to describe lung disease associated with inhalation of mineral dust. To the best of the authors' knowledge, to this day, there is no national data on the prevalence of pneumoconiosis in Indonesia, although small scale studies from various industries which are at risk of developing pneumoconiosis in their workers exist.
Methods: The cross-sectional study was conducted from March to May 2019. Sample was obtained through consecutive sampling. The study involved 272 underground mining workers of PT. X, a company based in Indonesia, through an annual medical check-up. Respondents were followed up with guided interviews, spirometry examination and chest X-ray examination according to the ILO classification. Information of dust concentration was directly retrieved from the company and measured in accordance with NIOSH 7500. A total of 201 respondents met the study criteria. In a sub-group analysis, 20 respondents (10.75%) detected with diffuse lung parenchymal abnormalities. The multivariate analysis showed that the factors that had a dominant influence of pneumoconiosis were age > 40 years (p=0.004, OR 3.052) and dust concentration >1 mg/m3 (p=0.037, OR 2.253). The results of bivariate analysis showed that other influencing factors were years of service (p=0.04), work area (p=0,02), and type of work (p=0.13).
Conclusion : Pneumoconiosis was found in 10.45% of underground workers of PT. X, which predominating factors wereage >40 years and dust concentration >1 mg/m3."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winona Salsabila Sunukanto
"PT. Cibaliung Sumberdaya merupakan sebuah perusahaan pertambangan bawah tanah dan pabrik pengolahan bijih emas dan perak yang tergolong sebagai industri berisiko dan bermodal tinggi. Berdasarkan riwayat kecelakaan kerja PT. Cibaliung Sumberdaya sejak tahun 2017-2019, penerapan manajemen risiko yang baik dibutuhkan oleh PT. Cibaliung Sumberdaya. Sebagai salah satu proses dari manajemen risiko, penilaian risiko dapat dilaksanakan untuk menganalisis risiko keselamatan kerja sebagai bentuk penilaian risiko perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan pada sampel proses kerja yang terpilih di PT. Cibaliung Sumberdaya, yakni proses produksi tambang bawah tanah dan sianidasi pabrik pengolahan. Metode yang digunakan dalam penelitian dilakukan dalam bentuk penilaian risiko melalui observasi dan pengisian formulir penilaian risiko yang menggabungkan formulir IBPR-PK PT. Cibaliung Sumberdaya dengan penggolongan jenis bahaya berdasarkan Makin dan Winder (2008) yang kemudian dianalisis secara kualitatif melalui penggunaan model matriks risiko yang dimiliki oleh PT. Cibaliung Sumberdaya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat 143 risiko teridentifikasi dari kedua rangkaian proses, dengan 55 risiko pada proses produksi tambang bawah tanah dan 88 risiko pada proses sianidasi pabrik pengolahan. Dari 143 risiko yang teridentifikasi, 75 risiko (52,45%) tidak dapat diterima dan membutuhkan pengendalian lebih lanjut menurut Tabel Penerimaan Risiko Formulir IBPR-PK PT. Cibaliung Sumberdaya. Selain itu, berdasarkan penggolongan jenis bahaya Makin dan Winder (2008), prioritas risiko dari PT. Cibaliung Sumberdaya adalah risiko yang berhubungan dengan physical workplace. Terdapat 11 komponen bahaya yang berhubungan dengan physical workplace dengan total jumlah risiko sebanyak 120 risiko. Dari 120 risiko yang teridentifikasi, 3 risiko tergolong High Risk dan 64 risiko tergolong Medium Risk. PT. Cibaliung

Sumberdaya is an underground mining and processing plant of gold and silver ores company that is classified as a high risk and high budget industry. According to PT Cibaliung Sumberdayas work accident record since 2017-2019, good implementation of risk management is needed by PT. Cibaliung Sumberdaya. As one of the risk management process, risk assessment could be conducted to analyse occupational safety risks as a form of companies risk assessment towards its workers safety and health. The aim of this research is to discover the safety risk levels on selected PT. Cibaliung Sumberdaya work process samples, which are underground mining production process and processing plant cyanidation process. Method that is used in this research is done in a risk assessment form through observation and filling out risk assessment forms that combines PT. Cibaliung Sumberdaya HIRA-DC form with hazard classification based on Makin and Winder (2008) that is later on analysed qualitatively using a risk matrix model owned by PT. Cibaliung Sumberdaya. Results showed that there were 143 risks identified form both series of process, with 55 risks on underground mining production process and 88 risks on processing plant cyanidation process. From 143 identified risks, 75 risks (52.45%) of them could not be accepted and needs further control based on Risk Acceptance Table of PT. Cibaliung Sumberdaya HIRA-DC Form. Moreover, based on Makin and Winder hazard classification (2008), the risk priority of PT. Cibaliung Sumberdaya are risks related with physical workplace. There are 11 components that is related with physical workplace with the total number of 120 risks. From 120 identified risks, 3 risks are classified as High Risk and 64 risks are classified as Medium Risk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library