Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardi
"ABSTRAK
Deforestasi telah terjadi di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Apabila deforestasi terus terjadi di TNKS, maka akan berdampak negatif bagi kawasan TNKS sebagai ekosistem hutan dalam menjaga kestabilan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju deforestasi dan mengetahui faktor- faktor pendorong terjadinya deforestasi di TNKS selama jangka waktu duapuluh empat tahun yang terbagi menjadi empat priode pengamatan. Metode analisis penelitian menggunakan analisis spasial dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan laju deforestasi yang terjadi di TNKS selama priode awal tahun sampai dengan priode ketiga mengalami penurunan, selanjutnya laju deforestasi kembali naik pada priode akhir. Sedangkan faktor pendorong secara bersama- sama berpangaruh terhadap deforestasi, namun terdapat beberapa faktor pendorong yang memiliki peranan penting terhadap kejadian deforestasi di TNKS, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.

ABSTRACT
Deforestation has occurred in the Kerinci National Park area (TNKS). If deforestation continues at TNKS, it will have a negative impact for the region TNKS as forest ecosystems in maintaining the stability of the environment. This study aims to assess the rate of deforestation and identify factors driving deforestation in TNKS for a period of twenty-four years, divided into four observation period. Research analysis method using spatial analysis and logistic regression.
The results showed the rate of deforestation in TNKS during the period up to the beginning of the third period decreased, further deforestation rates go up at the end of the period. While driving factors together influential to deforestation, but there are several driving factors that have an important role on the incidence of deforestation in TNKS, Kerinci District and Sungai Penuh City."
2016
T45392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reksa Kurnia Robi
"ABSTRAK
Studi pengaruh ketinggian terhadap keanekaragaman Insectivora dan Rodentia di Gunung Tujuh, Taman Nasional Kerinci Seblat dilakukan pada ketinggian 1500 mdpl dan 2000 mdpl. Survei dilakukan secara removal sampling menggunakan pitfall trap dan snap trap yang diletakkan mengikuti garis transek. Survei dilakukan selama 9 hari (17?26 Januari 2011) dengan trapping effort sebesar 1677 trap night dan trap success rate sebesar 6,8%. Sebanyak 10 spesies ditemukan pada ketinggian 1500 mdpl dan 9 spesies ditemukan pada ketinggian 2000 mdpl. Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner menunjukkan penurunan seiring dengan bertambahnya ketinggian. Indeks kesamaan Sørensen (CCs = 0,42) menunjukkan adanya perbedaan komposisi spesies dari kedua lokasi yang diduga akibat perbedaan tipe habitat di kedua ketinggian.

ABSTRACT
Aims of this study is to investigate the effect of elevation on diversity of Insectivores and Rodents in Gunung Tujuh, Kerinci Seblat National Park. Surveys were conducted at 1500 masl and 2000 masl elevation by employing removal sampling technique from 17 to 26 January 2011. Specimens were collected using pitfall trap and snap trap arranged in a 100 m line transect. These nine days survey covering trapping effort of 1677 trapnight, and resulting in 6,8% trap succes rate. Ten species were recorded at 1500 masl elevation, slightly higher compared to only nine species recorded at 2000 masl elevation. Shannon-Wienner index shows a decreasing pattern with increasing elevation. In addition, Sørensen similarity index (CCs = 0,42) shows a differences in species composition from both locations. The difference might be due to different habitat types at both locations."
Universitas Indonesia, 2011
S695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Anggraini
"Evaluasi dan prediksi perubahan tutupan lahan di Taman Nasional Kerinci Seblat SPTN Wilayah 1 Kerinci memerlukan pengendalian melalui pemodelan perubahan tutupan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis klasifikasi dan validasi peta tutupan lahan multi-temporal serta memprediksi tutupan lahan tahun 2024, 2029 dan 2034. Pemodelan perubahan tutupan lahan dilakukan menggunakan metode klasifikasi hibrida semi-otomatis yang mengintegrasikan teknik analisis citra berbasis objek dan kemungkinan maksimum pada data Landsat. Teknik pembelajaran mesin, yaitu automata seluler dan jaringan saraf tiruan (CA-ANN) melalui plugin MOLUSCE di QGIS, digunakan untuk memodelkan pola tutupan lahan masa depan. Analisis spasial menunjukkan klasifikasi periode 2015–2024, perubahan tutupan lahan menunjukkan bahwa tubuh air mengalami fluktuasi namun secara keseluruhan meningkat sebesar 1,323%. Hutan lahan kering menurun total sebesar -0,763%, sementara hutan lahan basah meningkat secara bertahap dengan total kenaikan sebesar 0,533%. Perkebunan dan lahan terbuka juga mengalami peningkatan kecil, masing-masing sebesar 0,307% dan 0,005%. Tanaman campuran menurun pada 2015–2019 sebesar -0,082%, tetapi menunjukkan peningkatan kecil sebesar 0,097% pada 2022–2024. Pemodelan spasial perubahan tutupan lahan dari 2024 hingga 2034 cenderung minim. Tubuh air diperkirakan sedikit meningkat 0,02% pada 2024-2029 dan 0,81% pada 2024-2034. Hutan lahan kering mengalami peningkatan kecil 0,07% pada 2024-2029, namun menurun 0,02% pada 2024-2034. Hutan lahan basah diproyeksikan berkurang 1,48% pada 2024-2029 dan kembali ke luas hampir awal dengan perubahan 0,04% pada 2034. Perkebunan, tanaman campuran, dan lahan terbuka menunjukkan peningkatan stabil masing-masing 0,05%, 0,10%, dan 0,24% pada 2024-2034.

The evaluation and prediction of land cover changes in Kerinci Seblat National Park SPTN Region 1 Kerinci require control through land cover change modeling. This study aims to analyze the classification and validation of multi-temporal land cover maps and predict land cover for the years 2024, 2029 and 2034. Land cover change modeling is conducted using a semi-automatic hybrid classification method that integrates object-based image analysis and maximum likelihood techniques on Landsat data. Machine learning techniques, namely cellular automata and artificial neural networks (CA-ANN) via the MOLUSCE plugin in QGIS, are used to model future land cover patterns. Spatial analysis of the classification for the period 2015–2024 shows that water bodies experienced fluctuations but overall increased by 1.323%. Dryland forests decreased by a total of -0.763%, while wetland forests gradually increased with a total gain of 0.533%. Plantations and open land also showed small increases, at 0.307% and 0.005%, respectively. Mixed crops decreased by -0.082% during 2015–2019 but showed a small increase of 0.097% during 2022–2024. Spatial modeling of land cover changes from 2024 to 2034 tends to be minimal. Water bodies are expected to slightly increase by 0.02% during 2024-2029 and 0.81% during 2024-2034. Dryland forests will experience a small increase of 0.07% during 2024-2029 but decrease by 0.02% during 2024-2034. Wetland forests are projected to decrease by 1.48% during 2024-2029 and return to nearly the original area with a 0.04% change in 2034. Plantations, mixed crops, and open land show stable increases of 0.05%, 0.10%, and 0.24%, respectively, from 2024 to 2034."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigih Mazda Zakaria
"Kawasan konservasi merupakan kawasan khusus yang dilindungi untuk menjaga keanekaragaman hayati di dalamnya. Pada kenyataannya, terdapat banyak kasus perburuan liar di dalam kawasan konservasi yang mengancam keberadaan satwa langka. Perburuan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang terjadi di Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatera adalah salah satu contohnya. Studi ini akan menjelaskan bahwa perburuan liar terhadap satwa langka yang terjadi di kawasan konservasi dapat dikategorikan sebagai bentuk kejahatan lingkungan. Perburuan satwa langka yang terjadi di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat akan dianalisis dengan menggunakan teori dalam environmental criminology, yaitu teori aktivitas rutin yang melihat adanya pelaku potensial, keberadaan target, dan tempat.

Conservation area is specific protected area to maintain biodiversity inside it. But in fact, there are many cases of poaching inside conservation areas that threatened the endagered species. The poaching of sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae) that happens in Kerinci Seblat National Park in Sumatera is one of the example. This study will explain that poaching can be categorized as environmental crime. Poaching in Kerinci Seblat National Park protected areas will be analyzed using environmental criminology, that is routine activity theory which see potential offender, suitable target, and places."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library