Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Christian Danneto
Abstrak :
Riset di Bandung dan Lombok Barat tentang tindakan pencarian pengobatan pertama kali menunjukkan bahwa hanya sebanyak 30,7 % yang berobat ke Puskesmas dan 11% berobat ke dukun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor sosio-demografis dan tabungan kesehatan dengan pencarian pengobatan pertama kali. Metode yang digunakan ialah geographical random sampling. Dari 378 responden yang mengisi kuesioner, 63,2% memilih mengobati sendiri, 34,1% memilih berobat ke layanan kesehatan primer, dan 2,6% memilih berobat ke layanan kesehatan sekunder. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (p=0,01) dan kepemilikan tabungan kesehatan (p=0,024) dengan perilaku pencarian pengobatan pertama kali.
Studies about health seeking behavior in Bandung and Lombok Barat showed that only 30.7% go to the public health center and 11% go to Shaman. The goal of this research is to elaborate the relationship between sociodemographic factors and health saving with health seeking behavior. The method is geographical random sampling. About 63.2% respondents decide to cure the disease by themself, 34.1% go to primary health care, and 2.6% go to secondary health care. Significant result showed up between the level of education (p=0.01) and health saving (p=0.024) with health seeking behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Faisal Muda
Abstrak :
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 memperkirakan sebanyak 31,7% masyarakat Indonesia pernah menggunakan jasa pengobatan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosio-demografis dan tabungan kesehatan terhadap kecenderungan seseorang untuk pergi ke pengobatan alternatif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2011 menggunakan metode geographical random sampling di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur. Dari 378 responden, sebanyak 27% pernah menggunakan jasa pengobatan alternatif. Terdapat hubungan bermakna antara usia dengan riwayat pergi ke pengobatan alternatif (p=0,024). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,153) dan kepemilikan tabungan kesehatan (p=0,232) dengan riwayat pergi ke pengobatan alternatif.
In 2004, it is estimated that 31.7% of Indonesian citizens were alternative medicine users. The goal of this research is to know the relationship between socio-demographic factor and health savings with the use of alternative medicine. The data collection have begun in 2011 with geographical random sampling method in Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur. From 378 respondents, about 27% have used the alternative medicine. There is a significant result between age with the use of alternative medicine (p=0.024). Moreover, there are no significant relation between health insurance ownership (p=0.153) and health savings ownership (p=0.232) with the use of alternative medicine.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
David Himawan
Abstrak :
Akses kesehatan yang merata merupakan hak asasi bagi setiap manusia, namun akses kesehatan yang merata masih menjadi masalah sehingga salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan asuransi kesehatan nasional seperti program Askeskin. Mengingat kebanyakan masyarakat Indonesia masih rentan terhadap shock dari kesehatan karena biaya kesehatan yang tinggi, maka mereka akan melakukan pinjaman dan menggunakan tabungan untuk membiayai biaya tersebut. Studi ini akan membahas hubungan program Askeskin dengan tingkat pinjaman dan tabungan rumah tangga menggunakan data IFLS 2000 dan 2007. Dengan menggunakan metode PSM-DID, hasil estimasi menunjukan bahwa program Askeskin menyebabkan tingkat pinjaman dan tabungan rumah tangga menurun secara signifikan. Namun, untuk hubungan antara program Askeskin terhadap tingkat tabungan rumah tangga yang berpendapatan rendah tidak ditemukan dampak secara signifikan.
......Equal distribution of healthcare access is a human right, but it is still a problem and have some issues. One example to overcome this problem is to provide national health insurance such as the Askeskin program. Given that most Indonesians are still vulnerable to health shocks due to high health costs, they will borrow and use their savings to finance these costs. This study will discuss the relationship between the Askeskin program and the level of household loans and savings using IFLS 2000 and 2007. Using the PSM-DID method, the estimation results show that the Askeskin program causes the level of household loans and savings to decrease significantly. However, the relationship between the Askeskin program and the savings rate of low-income households was not found and do not have a significant impact.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library