Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supit, James H.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa.kah dengan mengkonsumsi tablet fluor dapat meningkatkan kandungan fluor dalam saliva dan untuk mengetahui apa.kah ada hubungan antara kandungan fluor saliva pada anak yang mengkonsumsi tablet Flour atau yang tidak.

Penelitian dilakukan secara retrospektif laboratorik pada sejum1ah 63 anak yang sejak bayi menjadi pasien dokter spesialis anak di Klinik Elizabeth Pluit Jakarta Utara. Pengamatan meliputi pemeriksaan status medis pasien Klinik Elizabeth dan kuesioner perihal keteraturan anak dalam .aengkonsumsi tablet fluor yang telah diresepkan, serta pemeriksaan karies gigi sulung dan pengambilan saliva. Selanjutnya kandungan fluor saliva subyek diuku:r secara laboratorik dengan menggunakan alat Colorimeter DR- 100 (Model 41100-08 Kit).

Hasil uji analisis membuktikan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara kandungan fluor saliva anak yang mengkonsumsi tablet fluor dengan yang tidak (t=1,8374; p
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Pujiastuti
Abstrak :
Ganyong atau "Queensland arrowroot" adalah suatu tanaman liar yang mudah dibudidaya dan sudah banyak manfaatnya, namun masih terbatas pada bidang pangan. Oleh karena itu amilum ganyong dimodifikasi menjadi amilum ganyong terpregelatinasi sehingga dapat digunakan dalam sediaan tablet cetak langsung. Pada penelitian ini dilakukan empat tahapan yaitu pembuatan amilum ganyong terpregelatinasi; karakterisasi amilum yang meliputi karakterisasi kimia, fisik, dan fungsional; pembuatan tablet dengan metode cetak langsung; dan terakhir evaluasi fisik sediaan tablet. Pregelatinasi amilum ganyong dibuat dengan kadar air 55% pada suhu 80°C menggunakan alat double drum drier, kemudian digiling dan diayak dengan mesh 80. Karakterisasi amilum ganyong terpregelatinasi dibandingkan dengan starch 1500, yaitu amilum terpregelatinasi yang sudah dipakai dalam industri farmasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amilum ganyong terpregelatinasi memiliki nilai viskositas dan kekuatan gel yang lebih besar dari starch 1500 dan untuk karakterisasi kimia memenuhi syarat USP 26 /NF 21. Pada evaluasi tablet, semakin besar jumlah amilum ganyong terpregelatinasi, maka semakin lama waktu hancurnya, semakin berkurang keregasannya dan semakin berkurang koefisien variasi keseragaman bobotnya. Pada konsentrasi 30%, amilum ganyong terpregelatinasi optimum sebagai bahan pengikat pada tablet cetak langsung.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Helin Permanasari
Abstrak :
Zat aktif dengan titik leleh rendah akan mengalami kesulitan dalam pencetakan, karena panas yang dihasilkan dari kompresi meyebabkan zat leleh dan lengket pada punch. Seperti halnya pada tablet gemfibrozil yang mempunyai titik leleh 58-61° C. Telah dilakukan percobaan pembuatan tablet gemfibrozil dengan menggunakan pharmasorb 5% dan 10% serta talk 1% dan 6%, selain bahan pembantu lainnya. Temyata diperoleh tablet yang sudah tidak lengket. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tablet dengan konsentrasi pharmasorb 10%, talk 6%; pharmasorb 10%, talk 1%; pharmasorb 5%, talk 6% dan pharmasorb 5%, talk 1%. Pemeriksaan sudut istirahat dan kecepatan alir setelah dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dua pihak dengan student test a = 0,05 temyata perbedaaimya tidak berarti, sedangkan untuk pemeriksaan bobot jenis perbedaaimya berarti. Hal inilah yang menyebabkan tegadinya pemisahan atas segregasi dari granul waktu pencetakan, sehingga bobotnya bertambah pada formula n dan IV, konsentrasi talk 1%. Pengaruh pharmasorb dan talk terhadap pemeriksaan sifat fisik tablet memberikan hasil yang berbeda pada tiap konsentrasi yang digunakan. Pada keseragaman bobot penggunaan talk 1% atau 6% dan pharmasorb 5% atau 10% menghasilkan tablet yang memenuhi syarat keseragaman bobot. Tapi pada menit kedelapan waktu pencetakan, bobot tablet bertambah untuk tablet dengan konsentrasi talk 1%, pharmasorb 10%, dengan persen penyimpangannya 5,53%. Waktu hancur dan disolusi tablet dengan konsentrasi pharmasorb 10% lebih cepat hancur dan larut dibanding tablet dengan konsentrasi pharmasorb 5%. ...... The experiment had been done experimental tablet producing of gemfibrozil with using pharmasorb 5% and 10% also talk 1% and 6%, and others excipients. In fact to be obtained tablet that has not been sticking, but can not differentiated of its stickness. To examine time ready forming to the four formulas in fact to be obtained angle of pause and free flow rate with not in significant different with student t test a=0,05, while for examine density with sigmficant different. This is the cause that occuring the division or segregation of granules in time or forming, so its weight increase in the basis of 11 and IV formula, talk concentration 1%. The influence of pharmasorb and talk toward physical properties of tablet that gives different matter in every concentration to be used, fri the homogenity weight to be used talk 1% or 6% and pharmasorb 5% or 10% to be resulted tablet that has sufficient homogenity. Mean while at the eight minute time forming, the weight of the tablet increases and for tablet that has talk concentration of 1%, pharmasorb of 10% with standart deviation 5,53%. Desmtegration rate of time and dissolution rate of
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermin Supena
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh pengguuaan bahan penghancur Sodium Starch Glycolate (Primojel-Avebe), Crosscarmellose Sodium Type A (Ace-Di-Sol - FMC) dan Amylum manihot siccum (Setia-Bogor), terhadap waktu hancur dan kecepatan melarut Tablet Kalsium Laktat dan Tablet Parcetamol. Diteliti pula pengaruh bahan pengikat Sol. Gelatin 5 % II dan Alkohol 96 % terhadap waktu hancur dan kecepatan melarut Tablet Kalsium Lakta Pada penelitian ini ternyata bahan penghancur Ace-Di-Sol (FIL) memberikan waktu hancur yang paling cepat pada Tablet Kalsiurn Laktat, yaitu 7 menit dengan kecepatan melarut setelah 2 menit (K 2 ) = 61,17 %, sedangkan bahan penghancur Primojel (F IV waktu hancurnya 10 menit, dengan kecepatan melarut setelah 2 menit (K2) = 50,51 %; dan bahan penghancur. Amylurn manihot siccum wáktu hancurnya 9 menit, dengan kecepatan melarut seteiah 2 menit (K2) = 88,03 %. Pada formula Tablet Paracetamol ternyata bahan penghancur - Ac-Di-Sol (F1 ) memberikan waktu hancur yang relatif lebih cepat yaitu 3 menit, dengan kecepatan melarut setelah 30 menit (K30 ) 82,75 %, sedangkan bahan penghancur Primojel (F11 ) waktu hancurnya 5 menit, dengan kecepatan rnelarut Setelah 30 menit ( K30 ) = 81,78 %, dan bahan penghancur Amylum manihot siccum (F 111 ) waktu hancurnya 23 menit, dengan kecepatan inelarut setelah 30 menit (K30 ) = 19,86 .
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Firdausy Khalidin
Abstrak :
Salah satu hal yang berpengaruh terhadap pendapatan industri farmasi adalah rendemen yang dihasilkan dari proses produksi. Jika nilai rendemen meningkat maka akan meningkatkan nilai laba bersih. Sebaliknya jika rendemen menurun maka akan menurunkan nilai laba bersih sehingga pendapatan menurun. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui potensi penurunan rendemen pada proses produksi tablet serta upaya peningkatannya untuk mengurangi penurunan rendemen dan memperoleh rendemen yang maksimal. Setelah ditelusuri dari setiap stage proses produksi, ditemukan beberapa faktor pada proses compounding, drying, tableting dan packaging yang berpotensi dapat menimbulkan reject. Kemudian dari faktor tersebut diusulkan beberapa upaya untuk mengurangi potensi terjadinya reject sehingga meningkatkan rendemen. ......One of the things that affect the income of the pharmaceutical industry is the yield generated from the production process. If the yield value increases, it will increase the net profit value. Conversely, if the yield decreases, it will reduce the value of net income so that income falls. This scientific work aims to determine the potential for yield reduction in the tablet production process and efforts to increase it to reduce yield reduction and obtain the maximum yield. After being traced each stage of the production process, the author founds a few factors in the compounding, drying, tableting and packaging processes that could potentially cause rejects. Then from these factors, several efforts are proposed to reduce the potential for rejects so as to increase the yield.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana
Abstrak :
Anemia gizi ibu hamil yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa secara nasional 50,9 % ibu hamil menderita anemia. Mengingat dampak anemia terhadap tingginya angka kematian ibu maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kesehatan sejak tahun 1975 melakukan upaya penanggulangan dengan pemberian suplementasi tablet besi yang didistribusikan melalui Puskesmas dan Posyandu. Berdasarkan Survey Cepat Anemia Gizi Ibu Hamil Tahun 2001 di Kota Palembang Sumatera Selatan, prevalensi anemia ibu hamil di Kecamatan Sako sebesar 25,42% sedangkan cakupan pendistribusian sangat tinggi yaitu Fe1 102% dan Fe3 101%.Hal ini menunjukkan bahwa belum semua ibu hamil yang mendapatkan tablet besi Bari puskesmas dan posyandu secara patuh meminumnya secara teratur setiap hari Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dan faktor-faktor yang berhubungan di Puskesmas Sako dan Puskesmas Multi Wahana Kecamatan Sako Palembang tahun 2004. Unit analisisnya adalah ibu-ibu hamil trimester II dan III yang telah mendapatkan tablet besi, penelitian dilaksanakan pada bulan April 2004. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan rancangan desain Cross Sectional. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan di ke dua Puskesmas Bari seluruh responden 64,44% patuh dan 35,56% yang tidak patuh. Hasil analisis bivariat ditemukan hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi sedangkan variabel penyuluhan tidak bermakna. Dari hasil uji analisis multivariat dengan menggunakan metode Logistic Regression menunjukkan bahwa dari enam variabel bebas hanya empat variabel saja yang masuk sebagai kandidat model multivariat yaitu umur,pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga. Setelah dianalisis ternyata variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan adalah tingkat pendidikan OR 5,969 artinya responden yang berpendidikan tinggi cenderung untuk patuh mengkonsumsi tablet besi 5,969 kali dibandingkan responden yang berpendidikan rendah. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan konseling mengenai anemia gizi dan tablet besi terutama pada kelompok ibu hamil berisiko yaitu umur <20 th dan >35 th, serta mengadakan supervisi dan monitoring untuk melihat apakah tablet besi betul-betul diminum oleh ibu hamil.
Factors Related to Compliance of Pregnant Women Consumed Iron Tablet at Puskesmas Sako and Puskesmas Multi Wahana in the Sub-district of Sako, the City of Palembang Year 2004.Nutrition anemia of pregnant women which caused of iron deficient is one of main nutrition problems in Indonesia. Household Health Survey (SKRT) in 1995 indicated that nationally 50.9% of pregnant women suffered anemia. Considering anemia impact to the high maternal mortality, the government of Indonesia through the Minister of Health since 1975 has been striving to overcome with providing iron tablets supplement that distributed through Puskesmas and Posyandu. According to Rapid Survey of Nutrition Anemia in Pregnancy in 2001 in the City of Palembang, South Sumatra, the prevalence of pregnant women in Sub-district of Sako was equal to 25.42% while the coverage of distribution was very high, Fe 1 (102%) and Fe3 (101%), respectively. It indicated that not yet all pregnant women which got iron tablets from Puskesmas and Posyandu obediently taking them regularly every day. This study aimed to obtain the description of Ievel of compliance of pregnant women who consumed iron tablets and its related factors at Puskesmas Sako and Puskesmas Multi Wahana in Sub-district of Sako, Palembang in 2004. Unit of analysis in this study were 2nd and 3`d trimester pregnant women which had got iron tablets. It conducted during April 2004. The study was survey research using cross sectional design. Data analysis included univariate, bivariate, and multivariate analysis. This study resulted that level of compliance in both of Puskesmas showed 64.44% of respondents were compliant and the rest (35.56%) were not compliant. Bivariate analysis showed that age, education, family support as well as knowledge had significant relation with the compliance of pregnant women. In the other hand, counseling did not have significant relation statistically. Multivariate analysis using Logistic Regression Method indicated only 4 out of 6 variables that become as candidate of multivariate model. They were age, education, family support, and knowledge. The most dominant variable related to the level of compliance was education (OR 5,969). It meant that respondent whose higher education tended to be obedient in taking iron tablets 5,969 times compared to those whose lower education. It is suggested to the health officer to provide counseling about nutrition anemia and iron tablet, especially for risky pregnant women groups e.g. <20 years old and >35 years old, and also to perform monitoring and supervision to make sure that iron tablets are really taken by pregnant women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifien Finansiani
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai stabilita formulasi tablet Furosemide dalam berbagai bentuk kemasan dan kondisi penyimpanan. Kemasan yang digunakan botol bening (vial), botol putih (P.E), botol coklat, blister (P.V.C) dan strip (Al foil). Ternyata pada penelitian ini terlihat jelas stabilita warna tablet Purosemide terpengaruh oleh cahaya. Jika kondisi penyimpanan baik (tidak terkena cahaya langsung) kemasan tidak berpengaruh. Tapi jika faktor cahaya tidak diperhatikan, maka kemasan yang digunakan harus tahan cahaya, misalnya botol coklat. Hal ini dapat dilihat pada tablet dalam kemasan botol bening dan blister yang disimpan di rumah kaca setelah penyimpanan selama 15 minggu, warnanya menjadi kuning coklat. Jika ditinjau pada formula dan kondisi penyimpanan yang sama terhadap waktu hancur, keregasan dan kekerasan antara tablet dalam kemasan blister dan kemasan lainnya menunjukkan perbedaan yang nyata. Tablet dalam kemasan blister cenderung lebih rapuh, sehingga waktu hancurnya lebih cepat. Jika ditinjau pada formula dan kemasan yang sama ada pengaruh kondisi penyimpanan terhadap waktu hancur, keregasan dan kekerasan. Tablet yang disimpan di rumah kaca cenderung lebih rapuh, sehingga waktu hancurnya lebih cepat.
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sejak lama madu telah dikenal sebagai obat dan makanan yang berguna bagi masyarakat di seluruh dunia. Madu diharapkan dapat diformulasikan dalam bentuk tablet. Namun, banyak kendala dalam memformulasikan madu ke dalam bentuk tablet. Penelitian bertujuan untuk mempelajari proses pengeringan madu dengan menggunakan oven dan adsorben HPMC dan mencoba memformulasikan serbuk madu dalam bentuk tablet. Madu dicampur adsorben HPMC dengan perbandingan madu dan HPMC 5:5; 4:6 dan 3:7 kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 50°C, 60°C dan 70°C. Pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480, 540, 600 pengeringan ditentukan kadar airnya. Serbuk madu terbaik kemudian diformulasikan menjadi tablet. Hasil serbuk madu yang terbaik adalah serbuk madu dengan perbandingan 4:6 dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 50°C selama 4 jam. Waktu hancur tablet madu buruk.
Universitas Indonesia, 2006
S32538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Erasbrial Nappu
Abstrak :
Percabaan penyalutan tablet Placebo telah dilakukan dengan proses penyalutan lapisan tipis menggunakan Hidroksipropil Metilselulosa, Sebelum proses penyalutan, ailakukan pemeriksaan kekerasan, uaktu hancur, keregasan, keseragaman bobot dan keseragaman ukuran dari tablet inti. Formula tablet Placebo yang digunakan seba— gai tablet inti diperoleh dari Lembaga Farmasi TNI-AL, Sedangkan metoda penyalutan yang digunakan adalah metoda panci penyalut 1 dengan sistim penyemprotan, n Dari basil percobaan penyalutan, didapatkan Dahuja dengan penggunaan Hidroksipropil Metilselulosa diperoleh basil yang cukup balk sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi III. ......A coating experiment of Placebo tablets has been performed I ^ I according to film coating process using Hidroksipropil Metil— celulose, Before the coating process a laboratory check of hardness, disintegration time, friability, ueight^variation tolerances, thickness and diameter of core tablets has been carried out» The formula of Placebo tablet used as the basic component of the tablets mas taken from the Nauy Pharmaceutical Institute (LAFIAL),.Whereas the meth od of coating being used ujas that of coating pan method with the spraying system, 1 From the experiments it was found out that using the if Hioroksipropil P^lerilceluloce gave good enough result according to Farmakope Indonesia III^° Edition.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jetta K.F. Ngilly
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan pemeriksaan laju larut tablet proprenolol generik berlogo dan tiga merek dagang tablet secara in-vitro, menggunakan alat laju larut SARTORIUS Solubility Simulator dan penetapan kadar dilakukan secara spektrafotometri. Pemeriksaan dilakukan menggunakan cairan lambung buatan pH 1,2 dan pH 3,0 dengan hasil tablet propranolol generik berlogo dan ketiga tablet bermerek dagang lainnya memenuhi persyaratan laju larut. Dari perhitungan efisiensi disolusi (ED) terlihat bahwa tablet propranolol mempunyai laju larut lebih baik pada pH 3,0 dibandingkan pH 1,2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>