Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Adriany
Abstrak :
Tablet Cepat Hancur (TCH) telah dikembangkan bagi pasien yang sulit menelan tablet konvensional atau kapsul terutama untuk obat-obat yang mempunyai dosis besar seperti sediaan herbal. Ekstrak herbal umumnya mempunyai karakteristik lengket, higroskopis sehingga mempunyai flowabilitas dan kompresibilitas yang buruk, selain itu mempunyai rasa tidak enak dan dosis besar, karena itu dibutuhkan suatu metode dan eksipien yang dapat mengatasi karakteristik tersebut agar didapatkan TCH yang aman, berkhasiat dan disukai konsumen. Dilakukan penelitian pembuatan sediaan TCH dengan bahan aktif ekstrak buah oyong (Luffa acutangula (L) Roxb) yang hancur dan larut dengan cepat di saliva. Digunakan eksipen yang dibuat dengan cara ko-proses maltodekstrin suksinat (MDS), polivinilpirolidon (PVP) dan manitol (Mnt) rasio 1: 1: 8; 2: 1: 7 dan 3: 1: 6. Massa TCH dibuat dengan 3 metode, yaitu eksipien tunggal ko-proses MDS, PVP dan Mnt ditambahkan ekstrak dan dilakukan spray drying (formula F1, F2, F3), eksipien ko-proses dikeringkan dengan spray dryer dan ekstrak ditambahkan secara fisik (formula F4, F5, F6), eksipien (tanpa ko-proses) dan ekstrak dicampur secara fisik (formula F7, F8, F9), kemudian masing-masing massa tablet dikempa, selanjutnya TCH yang dihasilkan dikarakterisasi dan dievaluasi. Terhadap TCH juga dilakukan uji stabilitas dipercepat, uji hedonik serta uji khasiat pada hewan coba. Fraksi aktif ekstrak buah oyong dilakukan uji antisindrom metabolik, uji toksisitas akut, skrining fitokimia dan standardisasi ekstrak. Hasil penelitian menunjukan bahwa TCH formula F2 mempunyai performans sediaan tablet terbaik dan memenuhi karakteristik farmakope. Studi stabilitas dipercepat tidak terlihat adanya perubahan fisik, uji hedonik TCH F2 disukai oleh konsumen. Fraksi aktif ekstrak buah oyong terbukti berkhasiat sebagai antisindrom metabolik pada hewan coba, dikategorikan praktis tidak toksik dan memenuhi persyaratan standardisasi ekstrak. Senyawa Cucurbitacin diduga sebagai zat berkhasiat dalam buah oyong, berat molekul senyawa ini ditemukan dalam ekstrak dan serum darah hewan uji yang diberi TCH. Fraksi aktif buah oyong telah berhasil dibuat TCH menggunakan eksipien tunggal MDS-PVP-Mnt rasio 2:1:7 dengan metode koproses - spray drying dan dapat dijadikan alternatif antisindrom metabolik.
Fast Disintegrating Tablet (FDT) has been developed for patients who have difficulty swallowing conventional tablets or capsules especially medicines which have a high dose. Herbal extracts generally have characteristics of sticky, hygroscopic and therefore have poor flowability and compressibility. In addition, it possesses faintly aromatic odor and somewhat unpleasant taste, so that it took a special method and excipient that could cover these characteristics in order to fulfill with requirements of quality, safety, efficacy and preferred by consumers. FDT using the squash (Luffa acutangula (L) Roxb) fruit extract are disintegrated and dissolve rapidly in saliva is proposed. Excipient used is made by the coprocess maltodextrin succinate (MDS), polyvinylpyrrolidone (PVP) and mannitol (Mnt) ratio of 1: 1: 8; 2: 1: 7 and 3: 1: 6 then characterized. The mass of FDT was made by three methods are co-process excipient was added the extract and sprayed drying (formulas F1, F2, F3), co-process and sprayed drying of excipient then physically added the extract (formula F4, F5, F6), physically mixed the extract with excipient without co-process (formula F7, F8, F9), then each mass of FDT was compressed then the resulting FDT was characterized and evaluated. The hedonic test and the efficacy test in experimental animals have done and some testings on anti-metabolic syndrome, acute toxicity, phytochemical screening and standardization were also carried out to the active fraction of squash fruit extract. The results indicated that the FDT F2 formula showed the best pharmaceutical performance and meet the characteristics of pharmacopoeia. In the short-term stability testing, FDT did not appear to physical changes, while in the hedonic testing resulted acceptable palatability. Cucurbitacin compound which was found in the squash fruit extract and in the blood serum of animals treated by FDT was suspected as active substance, pharmacological experiments confirm its therapeutic efficacy and safety. In conclusion, the active fraction of squash fruit had successfully created FDT using a single excipient of MDS-PVP-Mnt (ratio of 2: 1: 7) with co-process - spray drying method and can be an alternative as antimetabolic syndrome.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
D2067
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Lisa
Abstrak :
Karbamazepin merupakan obat yang termasuk ke dalam Biopharmaceutical Classification System kelas dua dengan kelarutan yang rendah dan permeabilitas yang tinggi, sehingga disolusi menjadi lambat yang akan mempengaruhi absorpsi obat. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan laju disolusi karbamazepin melalui pembentukan dispersi padat menggunakan polivinil pirolidon (PVP) dan kemudian dispersi padat diaplikasikan untuk pembuatan tablet cepat hancur. Dispersi padat dibuat dengan 3 perbandingan 1:2, 1:1, 2:1. Hasil karakterisasi dispersi padat dengan FTIR menunjukkan adanya interaksi berupa ikatan hidrogen antara karbamazepin dan PVP, dan hasil uji dengan DSC serta XRD menunjukkan terjadi perubahan bentuk kristal menjadi amorf. Peningkatan laju disolusi masingmasing dispersi padat 1:2 sebesar 5,87 kali, 1:1 sebesar 5,21 kali dan 2:1 sebesar 2,73 kali dari karbamazepin standar. Evaluasi tablet cepat hancur menunjukkan bahwa formula 1, 2 dan 3 yang mengandung dispersi padat dengan konsentrasi crospovidone 10,15, dan 20 mg masing –masing memiliki kekerasan 6,67 kP; 6,69 kP; 6,44 kP, keregasan 0,37 %; 0,54%; 0,96%, waktu hancur 923,5; 792; 610,5 detik, dan waktu pembasahan 827,67; 735; 544,33 detik. Dan formulasi yang menggunakan metode dispersi padat belum memenuhi persyaratan waktu hancur dan pembasahan tablet cepat hancur. ...... Carbamazepine is a drug that belongs to the Biopharmaceutical Classification System class II with low solubility and high permeability, so that to decrease the dissolution which effects drug absorption. This research is intended to improve dissolution rate of carbamazepine by forming solid dispersion with polyvinyl pyrolidone (PVP) and then solid dispersion to be applied in creating fast disintegrating tablet (FDT). Solid dispersion were made with 3 ratio are 1:2, 1:1, 2:1. The characterization result of solid dispersion using FTIR showed hydrogen bonding interaction between carbamazepine and PVP, and the test result using DSC and XRD showed that there is a deformation of crystal to amorphous state. The enhancement dissolution rate each of solid dispersion 1:2 as bing as 5,87 times, 1:1 as bing as 5.21 times and 2:1 as bing as 2.73 times from carbamazepine standard. The FDT’s evaluation showed that formula 1, 2, 3 contains solid dispersion with crospovidone concentrations 10, 15, 20 mg each has 6.67kP; 6.69kP; 6.44kP of rigidity, 0.37%; 0.54%; 0.96% of friability, 923.5; 792; 610.5 seconds of in vitro disintegration time and 827.67; 735; 544.33 seconds of wetting time. And formulation that uses solid dispersion technique does not meet requirements of disintegration time and wetting time of FDT yet.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulaa Azzah Amalia
Abstrak :
Tablet donepezil hidroklorida merupakan salah satu sediaan farmasi untuk terapi Alzheimer yang cukup sering dialami oleh geriatri. Namun, kesulitan menelan tablet pada pasien geriatri seringkali menjadi kendala terapi yang menyebabkan ketidakpatuhan obat. Oleh karena itu, pada penelitian ini dibuat formulasi tablet cepat hancur (TCH) donepezil hidroklorida yang segera hancur di rongga mulut sehingga lebih mudah ditelan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formula TCH donepezil hidroklorida dengan metode molding. Formula TCH donepezil hidroklorida dibuat dengan beberapa konsentrasi sodium starch glycolate (SSG), yaitu 0 % (F1), 2 % (F2), dan 4% (F3) dengan metode molding. TCH donepezil hidroklorida yang dihasilkan dievaluasi yang meliputi pengujian organoleptis, waktu hancur, waktu pembasahan, disolusi, penetapan kadar, dan scanning electron microscopy (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa TCH donepezil hidroklorida terbentuk bulat sempurna, berwarna putih, dan memiliki rasa manis, waktu pembasahan sekitar 1,22 - 5,13 menit, nilai perolehan kembali sekitar 94 - 115%, rata-rata jumlah obat terdisolusi sekitar 81,65% - 99,73%, hasil SEM menujukkan tablet yang berongga. Selain itu, TCH donepezil hidroklorida formula 2 dan 3 yang dibuat memenuhi persyaratan, karena memberikan hasil uji waktu hancur 5,13 menit ± 0,88 (F1), 1,26 menit ± 0,74 (F2), dan 1,22 menit ± 0,52 (F3). Dari hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa TCH F3 menunjukkan hasil terbaik dalam pengujian. ......Donepezil hydrochloride tablet is one of the pharmaceutical dosage form for Alzheimer's therapy which is quite common in geriatrics. However, difficulty swallowing tablets in geriatric patients is often an obstacle to therapy that causes drug non-adherence. Therefore, in this study a formulation of donepezil hydrochloride fast disintegrating tablets (FDT) was prepared which disintegrates immediately in the oral cavity so that it is easier to swallow. The aim of this study was to develop a donepezil hydrochloride TCH formula using the molding method. The donepezil hydrochloride FDT formula was prepared with several concentrations of sodium starch glycolate (SSG), namely 0% (F1), 2% (F2), and 4% (F3) by molding method. The donepezil hydrochloride FDT produced was evaluated which included organoleptic tests, disintegration time, wetting time, dissolution, assay, and scanning electron microscopy (SEM). The results showed that the donepezil hydrochloride FDT formed was perfectly spherical, white in color, and had a sweet taste, wetting time was around 1.22 - 5.13 minutes, the recovery value was around 94 - 115%, the average amount of drug dissolved was around 81.65% - 99.73%, the SEM results showed the tablet was porous. In addition, donepezil hydrochloride FDT formula 2 and 3 complied with the requirements, because it gave disintegration time test results of 5.13 minutes ± 0.88 (F1), 1.26 minutes ± 0.74 (F2), and 1.22 minutes ± 0.52 (F3). From the results of this study, it was concluded that FDT F3 showed the best results in the test.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Laura Rachmawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baginda Sati Pituanan
Abstrak :
ABSTRAK
Tablet cepat hancur merupakan tablet yang hancur dan / terlarut di dalam mulut sehingga dapat membantu pasien yang memiliki permasalahan dalam proses menelan. Ekstrak jahe dengan kandungan gingerol secara umum sudah dikenal dapat memberikan efek antiemetik. Tujuan penelitan ini adalah untuk memperoleh eksipien koproses pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan gom akasia (GA) yang kemudian digunakan sebagai eksipien dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur ekstrak jahe. Pada penelitian ini, dibuat lima jenis eksipien koproses PPS-GA dengan lima perbandingan berbeda yaitu 5:5, 6:4, 7:3, 8:2 dan 9:1. Kelima eksipien koproses tersebut dilakukan karakterisasi meliputi bentuk partikel, distribusi ukuran partikel, kadar air, derajat keasaman, sifat alir, dan indeks mengembang. Selanjutnya, eksipien koproses PPS-GA 9:1, koproses PPS-GA 8:2 dan koproses PPS-GA 7:3 digunakan dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur ekstrak jahe. Tablet cepat hancur ekstrak jahe yang diperoleh dievaluasi kekerasan, keregasan, waktu pembasahan dan waktu hancurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat alir dan daya mengembang eksipien koproses PPS-GA 9:1 lebih baik daripada eksipien koproses PPS-GA lainnya. Tablet cepat hancur ekstrak jahe yang menggunakan eksipien koproses PPS-GA 9:1 memiliki kekerasan 0,7 kp, keregasan 2,12 %, waktu pembasahan 93 detik dan waktu hancur 134 detik. Dapat disimpulkan bahwa eksipien koproses PPS-GA 9:1 memiliki potensi sebagai pengikat, penghancur dan pengisi dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur.
ABSTRACT
Fast disintegrating tablets (FDTs) are tablet that disintegrate and/or dissolve rapidly in the mouth, hence it can help patients, who have problem of swallow drugs. Ginger extract, which is containing gingerol, generally has known acting as anti-emetic. The purposes of this study were to obtain coprocessed excipients of pregelatinized cassava starch (PCS) with acacia gum (AG), and then apply them in FDT formulations of ginger extract. In this research, five kinds of the coprocessed excipient of PCS-AG were prepared in the ratio of 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, and 9:1. Furthermore, the coprocessed excipient of PCS-AG were characterized in term of morphology, particle size distribution, moisture content, pH, flow properties and swelling index. Moreover, the coprocessed excipients of PCS-AG 9:1, PCS-AG 8:2, and PCS-AG 7:3 were used in FDT formulation of ginger extract. In addition, the FDTs of ginger extract were examined for the tablet hardness, the tablet friability, the wetting time and the disintegration time. The results show that the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1 was the selected excipient, since it revealed good flow properties and swelling index. The FDTs of ginger extract, which was using the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1, had have the tablet hardness of 0,7 kp, the tablet friability of 2,12%, the wetting time of 93 seconds, and the disintegration time of 134 seconds. In conclusion, the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1 might be a potential excipient as binder, disintegrant, and filler for the FDT formulation.
2016
S65418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Tasyah
Abstrak :
Kulit pisang pada umumnya hanya dibuang dan pemanfaatannya masih sangat rendah padahal memiliki kandungan pati sebesar 27,7% yang dapat dimanfaatkan sebagai superdisintegran. Superdisintegran merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan tablet cepat hancur. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang kepok untuk menghasilkan tepung kulit pisang dan mengkarakterisasinya sebagai superdisintegran serta membandingkan karakteristik tablet cepat hancur piroksikam yang menggunakan tepung kulit pisang dengan yang menggunakan croscarmellose sodium sebagai superdisintegran. Dalam penelitian ini, dibuat 4 formula tablet cepat hancur dengan perbedaan konsentrasi tepung kulit pisang sebagai superdisintegran yaitu 3%, 5% dan 9% serta satu formula pembanding menggunakan superdisintegran croscarmellose sodium. Tablet diuji mutu fisiknya meliputi organoleptis, keseragaman ukuran, keseragaman kandungan, kekerasan, keregasan, waktu hancur, waktu pembasahan, penetapan kadar dan profil disolusi. Tepung kulit pisang yang dihasilkan berwarna putih kecoklatan, kadar air 7,79%, pH 6,12, kandungan amilosa 20,23%, swelling power 4 g/g dan indeks kelarutan dalam air 0,87%. Tepung kulit pisang dengan konsentrasi 3% memiliki waktu hancur 14,02 detik dimana kurang dari yang menggunakan croscarmellose sodium tetapi dapat hancur kurang dari 30 detik sesuai persyaratan. Dapat disimpulkan limbah kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai tepung kulit pisang dan karakteristiknya sebagai superdisintegran baik serta dapat dijadikan sebagai superdisintegran pada tablet cepat hancur piroksikam. ......Banana peels are generally just thrown away and their utilization is still very low even though it has a starch content of 27.7% which can be used as a superdisintegrant. Superdisintegrant is a very important ingredient in the manufacture of fast disintegrating tablets. This study aimed to utilize kepok banana peel waste to produce banana peel flour and to characterize it as a superdisintegrant and to compare the characteristics of piroxicam fast disintegrating tablets using banana peel flour with croscarmellose sodium as a superdisintegrant. In this study, 4 formulas of fast disintegrating tablets were made with different concentrations of banana peel flour as superdisintegrant, which is 3%, 5% and 9% and one comparison formula used the superdisintegrant croscarmellose sodium. The tablets were tested for physical quality including organoleptic, size uniformity, content uniformity, hardness, friability, disintegration time, wetting time, piroxicam content and dissolution profiles. The banana peel flour produced was brownish white, water content 7.79%, pH 6.12, amylose content 20.23%, swelling power 4 g/g and water solubility index 0.87%. Banana peel flour with a concentration of 3% had a disintegration time of 14.02 seconds which is less than the fast disintegrating tablets using croscarmellose sodium but could be disintegrated in less than 30 seconds according to the requirements. It was concluded that banana peel waste can be used as banana peel flour and its characteristics as a superdisintegrant was good and can be used as a superdisintegrant in piroxicam fast disintegrating tablets.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Natania Kurniadi
Abstrak :
Kendala administrasi obat secara oral masih dialami oleh sebagian besar populasi seperti populasi disfagia, geriatri, dan pediatri. Pirfenidon merupakan salah satu terapi penyakit Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) yang sebagian besar dialami oleh populasi geriati. Tablet pirfenidon yang tersedia berupa tablet dosis 267 mg dengan regimen terapi tiga tablet sebanyak tiga kali per hari. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan frekuensi penelanan pada terapi jangka panjang pengobatan IPF dengan pirfenidon. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh formula tablet cepat hancur (TCH) pirfenidon menggunakan metode sublimasi yang memiliki karakteristik waktu hancur kurang dari 3 menit dan keregasan kurang dari 1%. Pada penelitian ini, TCH pirfenidon diformulasikan menggunakan metode sublimasi, yaitu dengan tablet kempa langsung yang dilanjutkan dengan proses sublimasi. Untuk memfasilitasi proses sublimasi, pada formula ditambahkan eksipien amonium bikarbonat dengan tiga variasi konsentrasi yaitu 2% (F1), 5% (F2), dan 10% (F3). TCH yang dihasilkan dievaluasi meliputi waktu hancur, waktu pembasahan, kekerasan, keregasan, kadar obat, dan disolusi obat. Hasil evaluasi TCH pirfenidon menunjukkan bahwa TCH yang memenuhi persyatan adalah TCH F1 dengan waktu hancur 29,53 ± 2,55 detik; waktu pembasahan 28,73 ± 1,55 detik; kekerasan tablet 4,91 ± 0,29 kP; keregasan 0,9%; kadar 103,98 ± 1,04%; dan jumlah obat terdisolusi pada menit ke-30 adalah 93,22 ± 4,07%. Berdasarkan hasil evaluasi, dapat disimpulkan bahwa formula TCH F1 yang dibuat menggunakan metode sublimasi dapat menghasilkan sediaan TCH yang memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, TCH pirfenidon berpotensi menjadi alternatif sediaan bagi terapi IPF untuk memfasilitasi penelanan tablet. ......Constraints of oral drug administration are still experienced the most by dysphagia, geriatric, and pediatric populations. Pirfenidone is one of the therapies for Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) which is mostly experienced by the geriatric. On the market, pirfenidone tablets are available with the dose of 267 mg, with a therapeutic regimen of three tablets three times per day. This resulted in an increase in the frequency of ingestion for long-term therapy with pirfenidone. The purpose of this study was to obtain formula for fast disintegrating tablet (FDT) of pirfenidone using sublimation method with disintegration time < 3 minutes and friability <1%. In this study, FDTs were made using sublimation method, which were compressed using direct compression method before. To facilitate the sublimation, ammonium bicarbonate was added to the formula with three various concentration which were 2%(F1), 5%(F2), and 10%(F3). The FDTs were then evaluated for disintegration and wetting time, hardness, friability, assay, and dissolution. Based on the result, FDT that met the requirements was FDT F1 with the disintegration time of 29.53 ± 2.55 seconds; wetting time of 28,73 ± 1,55 seconds; hardness of 4,91 ± 0,29 kP; friability value of 0,9%; assay result was 103,98 ± 1,04%; and the amount of drug dissolved within 30 minutes was 93,22 ± 4,07%. It was concluded that formula FDT F1 made by sublimation method could produce FDT that met the requirements. Therefore, FDT is potential to be an alternative dosage form to facilitate tablet swallowing for IPF therapy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karel Daud Rahardian
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya dan menular. Salah satu obat yang umumnya digunakan untuk pasien pengidap tuberkulosis adalah isoniazid. Isoniazid biasanya diberikan dalam bentuk sediaan tablet konvensional. Akan tetapi, jenis sediaan tersebut sulit dikonsumsi untuk anak-anak, dikarenakan sulit untuk ditelan. Oleh karena itu, dikembangkanlah sediaan tablet cepat hancur yang mengandung isoniazid sebagai alternatif terapi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tablet cepat hancur isoniazid dengan metode kempa langsung serta membandingkan konsentrasi dua superdisintegran, yaitu crospovidone dan sodium starch glycolate (SSG). Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan lima formula dengan variasi konsentrasi crospovidone dan SSG, yaitu F1 (1:0), F2 (0:1), F3 (1:4), F4 (1:1), dan F5 (4:1). Evaluasi yang dilakukan antara lain uji sifat alir, kompabilitas, organoleptis, kadar, keseragaman ukuran, keragaman bobot, keregasan, kekerasan, waktu hancur, waktu pembasahan, disolusi, dan stabilitas selama 4 minggu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelima formula memenuhi syarat tablet cepat hancur, yaitu terdisintegrasi di bawah 1 menit, dengan F1 memiliki waktu paling cepat (27,18 ± 6,71 detik) dan memiliki jumlah obat terdisolusi paling banyak (93 ± 1,30%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tablet cepat hancur F1 yang diperoleh dengan metode kempa langsung merupakan tablet cepat hancur paling baik. ......Tuberculosis is one of the most dangerous and infectious diseases. One of the drug that is commonly used for patients with tuberculosis is isoniazid. Isoniazid is usually given in conventional tablet dosage forms. However, this type of dosage form is difficult to consume for children, because it is hard to swallow. Therefore, a fast disintegrating tablet containing isoniazid was developed as an alternative therapy. This study aims to make isoniazid fast disintegrating tablets by direct compression method and to compare the concentration ratio of two superdisintegrants, crospovidone and sodium starch glycolate (SSG). In this study, a comparison was made of five formulas with various concentrations of crospovidone and SSG, namely F1 (1:0), F2 (0:1), F3 (1:4), F4 (1:1), dan F5 (4:1). Evaluations carried out included flow properties, compatibility, organoleptic, size uniformity, weight variation, friability, hardness, disintegration time, wetting time, dissolution, and physical stability for 4 weeks. The results showed that the five formulas met the requirements for fast disintegrating tablets,where they disintegrated less than 1 minute, with F1 having the fastest time (27.18 ± 6.71 seconds) and having the most amount of drug dissolved (93 ± 1.30%). So it can be concluded that the fast disintegrating tablet F1 obtained by direct compression method is the best fast disintegrating tablet.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Padma Hartmaya
Abstrak :
Pirfenidon digunakan untuk pengobatan fibrosis paru idiopatik dengan dosis besar, 801 mg – 2403 mg per hari. Penggunaan tablet konvensional merupakan permasalahan bagi individu dengan disfagia terutama pada obat dengan dosis besar. Oleh sebab itu, pengembangan tablet cepat hancur (TCH) yang dirancang untuk segera hancur di dalam rongga mulut menjadi alternatif tablet konvensional yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh TCH pirfenidon dengan metode kempa langsung serta menganalisis pengaruh konsentrasi croscarmellose sodium (CCS) terhadap waktu hancur. TCH pirfenidon dibuat menggunakan metode kempa langsung menjadi 3 formula dengan variasi konsentrasi CCS adalah 2% (F1), 5% (F2), dan 10% (F3). Evaluasi dilakukan sebelum dan setelah pengempaan tablet meliputi uji sifat alir, penampilan fisik tablet, keseragaman ukuran, keragaman bobot, kekerasan, keregasan, disintegrasi, waktu pembasahan, disolusi, dan uji stabilitas selama 1 bulan. Pengujian massa tablet ketiga formula menunjukkan sifat alir yang baik dan seluruh TCH yang dihasilkan dari ketiga formula memberikan hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan TCH. Namun, TCH terpilih adalah F3 karena memiliki waktu hancur dan waktu pembasahan tercepat berturut-turut yaitu 36,27 ± 0,41 detik dan 59,00 ± 2,75 detik, serta jumlah obat terdisolusi yang paling besar (100,03 ± 0,00%) dalam waktu 30 menit. Selain itu, TCH F3 menunjukkan stabilitas yang baik selama penyimpanan 1 bulan pada suhu 30 ± 2°C maupun 40 ± 2°C. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa TCH F3 yang diperoleh menggunakan metode kempa langsung merupakan formula terpilih yang memenuhi persyaratan FDT paling baik. ......Pirfenidone is used in large doses for the treatment of idiopathic pulmonary fibrosis, 801 mg – 2403 mg per day. The use of conventional tablets is a problem for individuals with dysphagia, especially in large doses of drugs. Therefore, the development of fast disintegrating tablets (FDT) which are designed to disintegrate in the oral cavity is a suitable alternative to conventional tablets. The purposed of this study were to obtain FDT pirfenidone by direct compression method and to analyzed the effect of croscarmellose sodium (CCS) concentration on disintegration time. FDT pirfenidone was prepared using direct compression method into 3 formula with various CCS concentration, 2% (F1), 5% (F2), and 10% (F3). Evaluations were carried out before and after tablet compression including flow properties test, physical appearance, size uniformity, weight diversity, hardness, friability, disintegration time, wetting time, dissolution, and stability test. The tablet mass of the three formula showed good flow properties and all of the FDT produced from the three formulas gave evaluation results that met the requirements of FDT. However, the selected FDT was F3 because it had the fastest disintegration and wetting times, respectively 36.27 ± 0.41 seconds and 59.00 ± 2.75 seconds, and the largest amount of drug dissolution (100.03 ± 0,00%) within 30 minutes. In addition, FDT F3 showed good stability during storage for 1 month at a temperature of 30±2°C or 40±2°C. Therefore, it can be concluded that FDT F3 obtained by direct compression method is the selected formula that met the best FDT requirements.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Putri Anggraweni
Abstrak :
Tablet cepat hancur merupakan suatu bentuk sediaan padat yang larut atau hancur dalam 1 menit dalam rongga mulut dengan adanya air liur tanpa minum atau dikunyah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi sediaan tablet cepat hancur ketoprofen menggunakan maltodekstrin suksinat sebagai eksipien. Maltodekstrin suksinat yang diperoleh dari suksinilasi maltodekstrin menggunakan anhidrida suksinat memiliki derajat substitusi 0,18 ± 0,01; pH (5% larutan dalam akuadest) 6,76 ± 0,03; kadar air 7,2275 ± 0,21%; ukuran partikel 355 – 710 μm; laju alir 4,51 ± 0,301 g/detik; indeks mengembang selama 4 menit 17,99%; viskositas (25%) 29,14 cps. Tablet cepat hancur yang menggunakan maltodekstrin suksinat 25% memberikan bobot 98,70 ± 3,91 mg; ketebalan 2,99 ± 0,04 mm; diameter 6,08 ± 0,02 mm; kekerasan 2,75 ± 0,54 Kp; keregasan 0,60 ± 0,12%; waktu hancur 15,67 ± 1,37 detik; kadar 104,53 ± 0,002%; pelepasan obat 83,57 ± 8,20% dalam 20 menit; fluks penetrasi rata-rata 0,5473 μg/cm2.menit, sesuai uji kesukaan 70% responden menyukai penampilan tablet; 6,67% responden menyukai rasa tablet serta waktu hancur rata-rata sebesar 225,47 ± 16,16 detik. Dapat disimpulkan bahwa eksipien maltodekstrin suksinat dapat digunakan sebagai eksipien utama tablet cepat hancur.
Fast disintegration tablet was the solid dosage form which dissolve or disintegrate in 1 minute with saliva without adding water or chewing. The purposes of this research were to prepare and characterize of ketoprofen fast disintegration tablet containing maltodextrin succinate as excipient. Maltodextrine succinate was obtained from succinylation of maltodextrine using succinate anhidride. The maltodextrine succinate had the parameters as follows: degree of substitution, 0.18 ± 0.01; pH (5% in aquadest), 6.76 ± 0.03; moisture content, 7.2275 ± 0.21%; particle size, 355-710 μm; flow rate, 4.51 ± 0.31 g/second; swelling index 17.99% and viscosity (25%) 29.14 cps. The fast disintegration tablet that contain maltodextrine succinate 25% had weight 98.70 ± 3.91 mg; thickness 2.99 ± 0.04 mm; diameter 6.08 ± 0.02 mm; hardness 2.75 ± 0.54 Kp; friability 0.60 ± 0.12%; disintegration time 15.67 ± 1.37 second; assay 104.53 ± 0.002%; in vitro drug release, 20 minutes, 83.57 ± 8.20%; penetration flux 0.5473 μg/cm2.minute. According to hedonic test, 70% like the tablet appearence, 6.67% like the flavour, and disintegration time were 225.47 ± 16.16%. The result of this study showed that maltodextrine succinate can be used as excipient for fast disintegration tablet.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T38953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>