Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hasmawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33089
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Savarina
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang tanda verbal dalam iklan produk perawatan kulit Jepang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tanda verbal yang terdapat dalam iklan tabir surya Jepang serta hubungannya dengan karakteristik musim panas di Jepang. Penelitian ini menggunakan teori semiotika pendekatan Charles Sanders Peirce untuk mengkaji makna pada tanda verbal dalam iklan produk tabir surya ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu iklan tabir surya Jepang selama musim panas 2019, 2020, dan 2021 yang ada di situs penyimpanan video Youtube “Japanese TV CM” berjumlah 5 buah. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dalam iklan produk tabir surya ini terdapat kata-kata khusus yang mencerminkan musim panas seperti (natsu) “musim panas”, (ase) “keringat”, (mizu) “air”, (netsu) “panas”, UV (sinar ultraviolet), SPF50 PA++++ dan (hikari) “cahaya” yang merupakan upaya persuasi produsen kepada konsumen untuk menjelaskan keunggulan produknya melalui tujuh kata tersebut. Ditemukan sebanyak 30 data yang terdiri atas 3 data menggunakan tanda verbal (natsu) “musim panas”, 6 data tanda verbal (ase) “keringat”, 6 data tanda verbal (mizu) “air”, 3 data tanda verbal (netsu) “panas”, 7 data tanda verbal UV (sinar ultraviolet), 4 data tanda verbal (hikari) “cahaya”, dan 1 data tanda verbal SPF 50+PA++++. ......This study discusses verbal signs in Japanese skin care advertisements. This study aims to identify and explain the verbal signs contained in Japanese sunscreen advertisements and their relations to the characteristics of summer in Japan, through the analysis of Charles Sanders Peirce's approach. The research method used is descriptive qualitative. The data sources used are Japanese sunscreen advertisements during the summer 2019, 2020, and 2021 which are on the Youtube video storage site "Japanese TV CM" totaling 5 pieces. The results of the analysis is the advertisements for sunscreen products contain special words that reflect summer such as (natsu) "summer", (ase) "sweat", (mizu) "water", (netsu) "hot", UV (ultraviolet light), SPF50 PA++++ and (hikari) “light” which is an attempt by producers to persuade consumers to explain the advantages of their products through these seven words. There were 30 data consisting of 3 data using verbal sign (natsu) "summer", 6 data for verbal sign (ase) "sweat", 6 data for verbal sign (mizu) "water", 3 data for verbal sign ( netsu) "hot", 7 data for verbal signs of UV (ultraviolet light), 4 data for verbal signs (hikari) "light", and 1 data for verbal signs of SPF 50+PA++++.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mappamasing, Fauziah
Abstrak :
Resveratrol merupakan antioksidan polifenol yang utamanya berasal dari minyak biji anggur, memiliki aktivitas antioksidan yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif pada kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasi solid lipid nanopartikel (SLN) resveratrol dan mengevaluasi kemampuan SLN resveratrol sebagai nanovesikel resveratrol berpenetrasi melalui kulit. Pada penelitian ini, SLN dibuat dengan metode emulsifikasi pelarut. Selanjutnya dilakukan karakterisasi SLN, mencakup ukuran partikel, indeks polidispersitas, efisiensi penjerapan resveratrol dan morfologi SLN. SLN Resveratrol dengan gliseril monostearat 0,5% menunjukkan morfologi sferis dengan rata-rata ukuran partikel 334,4+8,95 nm, rata-rata indeks polidispersitas 0,289+0,062, rata-rata efisiensi penjerapan resveratrol 48,706+1,319 %, dan ratarata zeta potential ? 27,53+0,802 mV. Studi penetrasi in vitro pada krim SLN resveratrol 10% menghasilkan fluks 6,64 + 0,19 μg/cm2/jam sementara fluks krim resveratrol 6,09 + 0,84 μg/cm2/jam. Hasil penetapan kapasitas antioksidan menunjukkan krim SLN resveratrol 10% memiliki IC50 inhibisi DPPH 87,92 ppm, dibandingkan dengan krim resveratrol memiliki IC50 inhibisi DPPH 280,04 ppm.
Resveratrol is an antioxidant polyphenol from grape seed oil, shows a potent antioxidant activity that could be beneficial in protection skin from oxidative stress. The objective of this investigation was to develop solid lipid nanoparticles (SLNs) of resveratrol and to evaluate the potential of SLNs as nanovesicle to penentrate the skin layer. The SLN of resveratrol was prepared by solvent emulsification method. The developed SLN resveratrol were characterized for particle size, polydispersity index, entrapment efficiency of resveratrol and morphology. Resveratrol loaded SLN with glyceryl monostearate 0.5% presented spherical morphology with mean particle size 334.4+8.95 nm, mean polydispersity index 0.289+0.062, mean entrapment efficiency of resveratrol 48.706+1.319% and mean zeta potential ? 27.53+0.802 mV. In vitro penetration studies of cream enriched with SLN resveratrol 10% were showed fluks 6.64+0.19 μg/cm2/hour and fluks of cream enriched with resveratrol 6.09+0.84 μg/cm2/hour. Antioxidant capacity assay of cream enriched with SLN resveratrol 10% were showed IC50 DPPH inhibition 87.92 ppm, in comparison to cream enriched with resveratrol showed IC50 DPPH inhibition 280.04 ppm.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T43320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofiyyah Taqiyyah
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan yang sering terjadi pada kulit salah satunya jerawat dan eritema atau kulit terbakar karena paparan sinar UV. Jerawat disebabkan oleh adanya aktivitas bakteri Propionibacterium acnes. Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan krim anti jerawat dan tabir surya dengan teknologi fotokatalisis. Krim anti jerawat dan tabir surya dibuat dengan melakukan sintesis bahan aktf katalis Ag/TiO2. Katalis yang telah disintesis dikarakterisasi dengan XRD, TEM, EDX, dan UV-Vis DRS. Untuk membuat krim anti jerawat dan tabir surya, bahan aktif katalis Ag/TiO2 dicampur dengan air dan pengemulsi alami yaitu carboxymethyl cellulose (CMC). Hasil pengujian disinfeksi bakteri Propionibacterium acnes dengan bahan aktif katalis Ag/TiO2 menunjukkan bakteri dapat dihilangkan hingga 99,7% dalam waktu 2 jam. Penambahan CMC dengan konsentrasi 0,3% menghasilkan krim yang baik dari parameter bau, homogenitas, kekentalan, dan kelembutan krim. Berdasarkan pengukuran, krim memiliki nilai pH 7 dan stabilitas di atas 95%. Sebagai tabir surya, krim memiliki kemampuan perlindungan sedang di bawah sinar UV dengan nilai SPF 21,53-22,48.
ABSTRAK
Several problems that often occur on the skin are acne and erythema or sunburn due to UV exposure. Acne is caused by the activity of bacteria Propionibacterium acnes. The study that has been carried out is the development of anti-acne creams and sunscreens with photocatalytic technology. Anti-acne creams and sunscreens are made by catalyst Ag/TiO2 as active ingredient. Catalyst which has been synthesized is characterized by XRD, TEM, EDX, and UV-Vis DRS. To make anti-acne creams and sunscreens, the catalyst Ag/TiO2 as active ingredient is mixed with water and carboxymethyl cellulose (CMC) as natural emulsifier. The result of testing the disinfection of bacteria Propionibacterium acnes by catalyst Ag/TiO2 showed the bacteria can be eliminated up to 99.7% within 2 hours. The addition of CMC with a concentration of 0.3% produces the good creams of parameters odor, homogeneity, viscosity, and the softness of the cream. Based on the measurements, creams have a pH value of 7 and stability above 95%. As sunscreens, creams have the ability to moderate protection under UV rays with SPF values ​​from 21.53 to 22.48.
2016
S63124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syamil Hakim
Abstrak :
Pada proses sintesis nanopartikel ZnO, diperlukan surfaktan yang digunakan untuk mengontrol ukuran dan dispersi nanopartikel. Daun sengon memiliki kandungan saponin yang berperan sebagai biosurfaktan dan dapat berperan sebagai alternatif dari surfaktan yang umum digunakan yang bersifat toksik dan non-biodegradable. Pada penelitian ini, daun sengon (Albizia Chinensis) diekstrak menggunakan metode maserasi untuk menghasilkan maserat kental. Saponin pada ekstrak daun sengon dapat digunakan sebagai agen capping pada proses biosintesis nanopartikel ZnO. Nanopartikel ZnO kemudian digunakan dalam formulasi tabir surya untuk meningkatkan kemampuan antibakteri. Proses pembentukkan ZnO pada sintesis berlangsung terjadi melalui mekanisme reaksi antara larutan prekursor Zn(CH3COO)2.2H2O dengan ekstrak saponin dari daun sengon dan NaOH. Biosintesis nanopartikel ZnO dilakukan menggunakan ekstrak daun sengon dan pengujian kristal ZnO dilakukan. Formulasi tabir surya dilakukan dan pengujian antibakteri dilakukan dengan mengukur zona hambat bakteri E. Coli. ZnO yang disintesis memiliki struktur kristal heksagonal wurtzite dengan ukuran partikel terkecil 405 nm dan kemurnian 75%. Tabir surya yang dihasilkan menggunakan ZnO hasil sintesis memiliki performa Sun Protection Factor (SPF) dan antibakteri yang serupa dengan ZnO komersial dengan nilai SPF tertinggi 32 dan diameter daerah hambat 10,2 cm. ......In the process of synthesizing ZnO nanoparticles, surfactants are needed to control the size and dispersion of nanoparticles. Sengon leaves contain saponins that act as biosurfactants and can act as an alternative to commonly used surfactants that are toxic and non-biodegradable. In this study, the leaves of sengon (Albizia Chinensis) were extracted using maceration. Saponins in the extract can be used as capping agents in the ZnO nanoparticle biosynthesis process. The ZnO nanoparticles were then used in sunscreen formulations to enhance the antibacterial ability. The process of forming ZnO in the synthesis takes place through a reaction mechanism between the precursor solution of Zn(CH3COO)2.2H2O with saponin from sengon leaves and NaOH. The biosynthesis of ZnO nanoparticles was carried out using sengon leaf extract and ZnO crystal analysis was carried out. Sunscreen formulations were carried out and antibacterial testing was carried out by measuring the inhibition zone of E. Coli. The synthesized ZnO has a hexagonal wurtzite crystal structure with the particle size of 405 nm and 75% purity. The sunscreen produced using synthesized ZnO has Sun Protection Factor (SPF) and antibacterial performance similar to commercial ZnO with the highest SPF value of 32 and the diameter of the inhibition zone is 10.2 cm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Samuel Fredrich
Abstrak :
Tulisan ini menganalisa bagaimana perlindungan terhadap konsumen pengguna produk tabir yang memuat informasi tidak benar mengenai klaim nilai Sun Protection Factor (SPF). Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Penggunaan produk tabir surya oleh masyarakat Indonesia cukup tinggi. Dari tingginya angka penggunaan produk tabir surya, terdapat pelaku usaha yang melakukan overclaim nilai SPF pada produk tabir surya yang mereka produksi. Overclaim atau pencantuman informasi tidak benar mengenai klaim nilai SPF memberikan efek yang buruk pada konsumen karena memberikan janji yang tidak sesuai, persepsi yang salah mengenai kemanfaatan produk, dan kerugian secara ekonomi. Ditemukan bahwa hak-hak yang dimiliki konsumen atas keamanan produk dan informasi yang tidak menyesatkan sesuai dengan UU Perlindungan Konsumen dilanggar dengan tindakan pencantuman informasi tidak benar mengenai klaim nilai SPF. Pelaku usaha juga telah melanggar kewajibannya untuk menyediakan produk yang aman untuk digunakan oleh konsumen. Pelaku usaha bertanggung jawab untuk menggantikan kerugian konsumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bahwa dengan adanya perkembangan teori tanggung jawab pelaku usaha, pelaku usaha produk tabir surya yang memuat informasi tidak benar mengenai klaim nilai SPF harus membuktikkan bahwa pelaku usaha tidak melakukan kesalahan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai lembaga pengawas melakukan pengawasan terhadap produk tabir surya melalui Pengawasan Sebelum Beredar dan Pengawasan Setelah Beredar. Dalam pengawasannya, BPOM menemukan produk tabir surya yang tidak dapat memberikan data klaim nilai SPF. Dalam upaya untuk menindak temuan tersebut, BPOM memberikan sanksi administratif. ......This paper analyzes on the protection for sunscreen products consumers' that contain incorrecct information regarding claims on Sun Protection Factor Value (SPF). This paper employs doctrinal legal research. The usage of sunscreen products among Indonesians are quite high. Based on the high number of sunscreen usage, there are business actors who overclaimed the SPF value on their sunscreen products. Overclaim or publishing incorrect information about claims on SPF value will gives a terrible effect on consumers because it will give false promises, false perception on the benefit of the product and economic loss to the consumers. Consumers' rights of product safety and rights to information were violated by publishing incorrect information regarding claims on SPF value. Business actors has also violated its obligation to produce a safe product to be used by customers. Business actors is responsible to compensate the customers according to the regulations. Based on the development regarding the theory of liability, the business actors who publish incorrect information regarding claims on SPF value has to prove themselves that they are not guilty. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) as the supervisor agency did their supervision on sunscreen products through Pre-Market Supervision and Post-Market Supervision. BPOM has found that there are business actors that failed to provide supporting data regarding their claim on SPF value. BPOM has given administrative sanction the business actors as their official action on the findings.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Zahra
Abstrak :
ABSTRAK
Isopropil miristat dan gliseril monostearat merupakan suatu zat yang secara luas digunakan pada produk kosmetik. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai basis pada sediaan krim tabir surya. Kandungan air yang tinggi dalam suasana asam pada sediaan krim, memungkinkan adanya penguraian yang terjadi pada isopropil miristat dan gliseril monostearat menjadi asam miristat dan asam stearat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data stabilitas sampel krim tabir surya dengan memperhitungkan kadar asam miristat dan asam stearat yang terbentuk sebagai hasil urai. Penentuan kondisi optimum dan validasi metode analisis campuran asam miristat dan asam stearat dilakukan untuk mendapatkan metode yang valid untuk menghitung kadar asam miristat dan asam stearat yang terurai dalam sampel krim tabir surya sehingga data stabilitas dapat diperoleh. Asam lemak diderivatisasi melalui reaksi esterifikasi dengan metode lepage yang telah dimodifikasi menggunakan pelarut metanol-toluen 4:1 v/v dan 1,0 ? ? ? ? L asetil klorida sebagai katalisator. Analisis stabilitas krim tabir surya dilakukan menggunakankromatografigas Shimadzu GC-17A dengan kolom HP-1 dan detektor ionisasi nyala pada suhu awal kolom 120oC dinaikkan 10oC/menit hingga mencapai suhu 160oC, kenaikan suhu 3oC/menit hingga mencapai suhu 220oC, dipertahankan selama 5 menit, dan kenaikan suhu 10oC/menit hingga mencapai suhu 260oC, dan dipertahankan selama 5 menit. Suhu injektor 260oC, suhu detektor 280 C, dan laju alir gas pembawa 1,00 mL/menit. Metode validasi campuran asam miristat dan asam stearat dapat dinyatakan valid dengan linearitas untuk asam miristat y = 190,78x 9,6483 dan nilai r 0,9997 serta nilai LOD= 0,0012 g/mL; LOQ=0,0042 g/mL, sedangkan linearitas untuk asam stearat y = 106,22x 17,163 dengan nilai r 0,9998 dan LOD= 0,0016 g/mL; LOQ=0,0053 g/mL. Hasil uji stabilitas krim tabir surya bulan ke- 0, 1, 2, dan 3 telah diperoleh dengan kadar isopropil miristat yang tersisa sebesar 99,7864 ; 99,2306 ; 98,4998 dan 97,8931, sedangkan kadar gliseril monosterat yang tersisa sebesar 99,7781 ; 98,4693 ; 96,7752 dan 95,4967. Hasil perhitungan menggunakan orde nol didapatkan waktu kadaluwarsa krim tabir surya, yakni 13 bulan 21 hari.
ABSTRACT
Isopropyl myristate and glyceryl monostearate are substances widely used in cosmetic products. One of its use is as a base in sunscreen cream. The high water content with the presence of acid in cream can probably causes the degradation of isopropyl myristate and glyceril monostearate into myristic acid and stearic acid. This study aimed to obtain the levels of myristic acid and stearic acid as degradation products. Determining the optimum conditions and validation methods for a mixture of myristic acid and stearic acid were performed to obtain a valid method to determine the degradation levels of myristic acid and stearic acid in sunscreen cream so that the stability data can be obtained. The fatty acid was derivatized by esterification reaction with a modified lepage method using methanol toluene 4 1 v v and 1.0 L acetyl chloride as catalyst. The stability analysis of sunscreen cream was made by using gas chromatography Shimadzu GC 17A with HP 1 column and flame ionization detector at the column temperature of 120 C with increased of 10 C min up to 160 C, raising 3 C min of temperature up to 220 C, held for 5 min and temperature was increased 10 C min up to 260 C, and held for 5 min. The Injector temperature was 260 C and detector temperature was 280 C with flow rate 1.00 mL min. The results of validation was valid with the linearity for myristic acid was y 190.78x 9.6483 and r value of 0.9997 and LOD value 0.0012 g mL LOQ 0.0042 g mL,while the linearity for stearic acid was y 106.22x 17.163 with r value of 0.9998 and LOD value 0.0016 g mL LOQ 0.0053 g mL. The results of the sunscreen cream stability test of 0, 1, 2, and 3 months were obtained with the level of remaining isopropyl myristate were 99.7864 99.2306 98.4998 and 97.8931 respectively, while the remaining level of glyceryl monostearate were 99.7781 98.4693 96.7752 and 95.4967 respectively. The expired date on sunscreen cream was calculated by using zero order, which was 13 months and 21 days.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library