Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudiana Ratnasari
"ABSTRAK
Salah satu cara memasuki gerbang pernikahan dalam agama Islam dikenal dengan istilah ta rsquo;aruf. Ta rsquo;aruf merupakan proses perkenalan yang dilakukan oleh pria dan wanita muslim yang siap untuk menikah dan tidak melalui masa pacaran. Landasan agama menjadi dasar pernikahan. Fenomena taaruf menjadi kajian utama dalam disertasi ini khususnya bagaimana pasangan ta rsquo;aruf memasuki perkawinan dan mampu mempertahankan komitmen perkawinan mereka. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dipilih untuk bisa menjelaskan fenomena ta rsquo;aruf. Wawancara dan observasi menjadi cara untuk mengumpulkan data dari partisipan penelitian. Partisipan utama dalam penelitian ini adalah pasangan ta rsquo;aruf. Selain sumber data utama untuk triangulasi data peneliti juga mewawancarai empat pelaku ta rsquo;aruf yang bercerai, mediator ta rsquo;aruf sebanyak 2 orang, 1 orang psikolog yang memahami gerakan ta rsquo;aruf dan satu orang tokoh gerakan Tarbiyah yang memahami ta rsquo;aruf. Partisipan dalam peneltian ini berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Data yang diperoleh diolah menggunakan N-Vivo 11 dengan menemukan tema-tema utama dari hasil wawancara dan dikaitkan konsep Social Exchange Theory yang digunakan. Hasil studi menunjukkan dinamika komitmen pada pasangan ta rsquo;aruf didominasi oleh komitmen moral dan struktural, sementara komitmen personal bukan menjadi prioritas. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah ada bahwa bertahannya komitmen perkawinan harusnya didahului oleh komitmen personal, moral baru kemudian struktural. Agama sebagai landasan ternyata mampu mengubah dinamika komitmen ini. Komitmen pada Tuhan menjadi hal utama sehingga pasangan nampaknya tidak terlalu memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan personal seperti pekerjaan atau karir, kesetaraan gender, intimacy dan passion. Perkawinan merupakan bagian dari dakwah dan bertahannya komitmen karena mereka meyakini selama menjalankan syariah agama dalam perkawinan maka perkawinan dapat lebih stabil sakinah

ABSTRACT
One way to enter the marriage in Islam is known as ta 39;aruf. Ta 39;aruf is an introductory process conducted by muslims rsquo; men and women, who are ready to get married but do not through courtship. The foundation of marriage is religion. The phenomenon of taaruf became the main study in this dissertation, especially how ta 39;aruf couples maintain their marriage commitment. Qualitative research method with case study approach chosen to be able explain ta 39;aruf phenomenon. Interviews and observations are methods of collecting data from participants. The main participants in this study were ta 39;aruf couples, and for triangulation of data the researchers also interviewed four divorced ta rsquo;arufs, 2 ta 39;aruf mediators, 1 psychologist who understood ta 39;aruf movement and one person who is involved in Tarbiyah movement. Participants in this research are coming from Jakarta, Bogor, Depok and Bekasi areas. The data obtained is processed using N-Vivo 11 by finding the main themes of the interview and analyze with the concept of "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2532
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Pratiwi Carnadi
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan,
ketidakpastian dan pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian tersebut pada
pasangan yang menikah melalui ta?aruf. Peneliti menggunakan teori Manajemen
Kecemasan dan Ketidakpastian (Anxiety and Uncertainty Management ? AUM)
yang dikemukakan oleh Gudykunst. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan paradigma konstruktivisme. Informan dalam penelitian ini sejumlah tiga
pasangan suami istri yang diperoleh menggunakan teknik purposeful sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kecemasan dan
ketidakpastian pada pasangan yang menikah melalui ta?aruf karena belum saling
mengenal sebelumnya dan terbentuknya kategorisasi terhadap calon pasangan.
Manajemen kecemasan dan ketidakpastian yang dilakukan oleh informan dalam
penelitian ini adalah dengan mencari informasi sehingga terbentuk kategorisasi
baru terhadap calon pasangan.

ABSTRACT
This study aims to describe anxiety and uncertainty management on the
married couple through ta'aruf. Researchers used the theory of Anxiety and
Uncertainty Management (AUM) by Gudykunst. This study is a qualitative
research with constructivism paradigm. Informants in this study a number of
three couples who obtained using purposeful sampling technique.
The results showed that experiences anxiety and uncertainty on the
married couple through ta'aruf because they have not known each other previously
and the formation of the categorization about potential partner. Anxiety and
uncertainty management by informants in this research is to find information and
then formed a new categorization of the potential partner., This study aims to describe anxiety and uncertainty management on the
married couple through ta'aruf. Researchers used the theory of Anxiety and
Uncertainty Management (AUM) by Gudykunst. This study is a qualitative
research with constructivism paradigm. Informants in this study a number of
three couples who obtained using purposeful sampling technique.
The results showed that experiences anxiety and uncertainty on the
married couple through ta'aruf because they have not known each other previously
and the formation of the categorization about potential partner. Anxiety and
uncertainty management by informants in this research is to find information and
then formed a new categorization of the potential partner.]"
2015
T45263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lela Nurlaela
"The purpose of this study is to identify and analyze (1) Relations trust with taaruf motivation for weddings (2) Relations qanaah with taaruf motivation for the wedding.
Tarbiyah group that became the subject of this study is one of the Islamic groups which hold regular weekly study group, discussing various things in it; aqidah, worship and morality. Marriage is one chapter of worship, so that needs to be fixed in order to implement the process in accordance with syar?i. Taaruf is beginning the process towards an Islamic marriage. But today, the process for some members tarbiyah taaruf not considered relevant to undergo the process of early marriage.
Research methods and quantitative approach with a descriptive survey method of analysis, with 150 respondents sempel tarbiyah members and use the questionnaire as a measuring tool. Structural analysis of this study using Equation Modeling (SEM) and data processing using the program LISREL 8.8.
In this research found that trust has a significant relationship with taaruf motivation for marriage. Qanaah While it did not have a significant relationship with the motivation taamf However, if combined qanaah with trust, they have a significant relationship with raaruf motivation for marriage.
"
2010
T33429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marliyani
"Pernikahan akan sukses ketika masing-masing pasangan merasakan kepuasan sehingga terhindar dari perceraian (Lucas dkk, 2008). Kepuasan pernikahan akan diperoleh dengan mengatasi stres. Stres eksternal adalah stres yang berasal dari luar hubungan yang dapat mempengaruhi hubungan romantis dan tingkat kepuasan pasangan, dan dapat diatasi dengan melakukan dyadic coping (Randall Bodenmann, 2009; 2017). Upaya lain dalam rangka memperoleh dan mempertahankan kepuasan pernikahan adalah dengan melakukan religious coping.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres eksternal terhadap kepuasan pernikahan dengan mediasi dyadic coping dan moderator religious coping. Partisipan penelitian adalah individu dari pernikahan taaruf yang merupakan pasangan suami istri (N=130, 65 pasangan) dan non-taaruf (N=138, 69 pasangan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dyadic coping secara signifikan positif memediasi pengaruh stres eksternal terhadap kepuasan pernikahan pada kedua kelompok partisipan. Negatif religious coping memoderasi secara signifikan negatif hubungan dyadic coping dan kepuasan pernikahan pada kedua kelompok partisipan. Namun religious coping positif hanya memoderasi secara signifikan positif hubungan dyadic coping dan kepuasan pernikahan pada pasangan non-taaruf. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan jangkauan partisipan yang lebih luas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan hubungan antar variabel penelitian.

Marriage will be successful when each partner feels satisfaction in order to avoid divorce (Lucas et al, 2008). Marital satisfaction will be obtained by overcoming stress. External stress is stress that originates from outside relationships that can spill into a romantic relationship and affect the partners level of satisfaction, and can be overcome by coping with dyadic coping (Randall Bodenmann, 2009; 2017). Another effort in order to achieve and maintain marital satisfaction is by religious coping.
The purpose of the study was to study the influence of external stress on marital satisfaction by mediating role of dyadic coping and religious coping as moderators. The participants of the study were individuals from taaruf (N = 130, 65 couples) and non-taaruf (N = 138, 69 couples) marriage.
The results showed that significant positive effect of dyadic coping which mediated external stress on marital satisfaction in both groups of participants. Religious coping has signifficant negative effect in marital satisfaction in both groups of participants. However, positive religious coping only has significant positive effect in moderates the relationship between dyadic coping and marital satisfaction in individuals from non-taaruf marriage. Further research need to be done in the future in order to gain a deeper understanding on the topic.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fudhla Hafizhah
"Dua cara memasuki pernikahan adalah love marriage dan arranged marriage. Di Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim, salah satu bentuk arranged marriage adalah taaruf, yaitu bentuk perjodohan yang dilakukan sesuai dengan norma Islam. Taaruf menjadi salah satu dari dua tren pemilihan pasangan di Indonesia bersama dengan pacaran yang lebih cenderung kepada love marriage. Adanya perbedaan di antara keduanya menimbulkan dugaan terdapat pula perbedaan dalam hal komitmen pernikahan. Komitmen pernikahan terdiri dari komitmen personal, komitmen moral, dan komitmen struktural. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan komitmen pernikahan pada individu yang menikah melalui proses pacaran dan taaruf, dilakukan penelitian terhadap 305 partisipan yang terdiri dari 147 individu yang menikah melalui proses pacaran dan 158 individu yang menikah melalui proses taaruf dalam masa delapan tahun pertama pernikahan. Perhitungan menggunakan independent sample t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan komitmen personal (t(303) = -0.524, p = 0.608), komitmen moral (t(303) = 0.324, p = 0.746), dan komitmen struktural (t(303) = -1.268, p = 0.206), pada individu yang menikah melalui proses pacaran dan taaruf.

Generally, two of the most common marriage systems are love marriage and arranged marriage. In Indonesia, a Muslim-majority country, one form of arranged marriage is called taaruf, a form of matchmaking that is carried out in accordance with Islamic norms. Taaruf is one of the two trends of partner selection in Indonesia aside from dating, which tends to lean more towards love marriage. Differences between the two raises the assumption that there are also differences in terms of marital commitment. Marital commitment consists of personal commitment, moral commitment, and structural commitment. To discover if such differences prevail in marital commitment between individuals getting married through dating and those through taaruf, a study was conducted on a total of 305 participants consisting of 147 individuals getting married through dating and 158 others through taaruf, all of whom are within the first eight years of marriage. Calculations using independent sample t-test showed that there were no differences in personal commitment (t(303) = -0.524, p = 0.608), moral commitment (t(303) = 0.324, p = 0.746), and structural commitment (t(303) = -1.268, p = 0.206), between individuals getting married through dating and taaruf."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library