Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I. Faridah-Hanum
Kepong Slangor: UNDP, 2005
557.68 FAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Swamp buffalo (Bubalus carabanensis ) is commanly raised traditionally in swamp areas with a water dept of more than 3.50 ...."
JUPEPEP
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Henki Wibowo Ashadi
"Lingkungan yang tercemar dapat mempengaruhi umur konstruksi bangunan. Beton bertulang merupakan salah satu pilihan material bangunan dan di dalamnya terdapat tulangan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur kimia korosif dalam lumpur rawa terhadap laju korosi tulangan beton. Korosi pada tulangan beton umumnya terjadi akibat adanya reaksi kimia tulangan tersebut dengan lingkungan yang bersifat asam serta mengandung unsur-unsur kimia yang mempunyai sifat korosif seperti ion-ion SO4 2- , Cl- , dan NO3 -.
Kegiatan penelitian dilakukan dengan merendam tulangan beton dari dua jenis mutu (ST 37 dan ST 60) selama 60 hari ke dalam lumpur rawa tercemar. Lumpur rawa dibuat dalam tiga variasi yaitu dengan memperbesar konsentrasi unsur korosif 1x, 5x, dan 10 x. Pengukuran laju korosi menggunakan metoda imersi. Hasil uji immersi menunjukkan bahwa unsur sulfat memberikan pengaruh yang paling besar dalam proses korosi ST 37 maupun ST 60 iikuti dengan unsur chlorida dan nitrat. Besarnya laju korosi ST 37 adalah 17.58 mpy sedangkan ST 60 adalah 12.47 mpy.

A polluted environment will influence the building age. The objective of this research was to find out the influence of corrosive chemicals within the sludge swamp area with the corrosion rate of steel concrete. Corrosion in steel concrete usually occur in acid area which contain of SO4 2-, Cl- and NO3-.
The research treatment used by emerging ST 37 and ST 60 within 60 days in ?polluted? sludge swamp area. Three variation of ?polluted? swamp sludge were made by increasing the concentration a corrosive unsure up to 1X, 5X and 10X. The corrosion rate measured by using an Immersion Method. The result of Immersion test showed that sulphate had a greatest influence to corrosion rate of ST 37 and ST 60 and followed by chloride and nitrate. Corrosion rate value for ST 37 was 17.58 mpy and for ST 60 was 12.47 mpy.
"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Balawa, Stevanus
"Terdepresiasinya nilai tukar terhadap valuta asing pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan krisis keuangan yang berkepanjangan dalam duna bisnis di Indonesia sampai saat ini. Depresiasi luar biasa nilai tukar rupiah terhadap valuta asing ini mengakibatkan keterpurukan dan bangkrutnya beberapa perusahaan terutama yang mempunyai utang dalam valuta asing dalam jumlah yang signifikan dalam belum diadakan perikatan lindung nilai (hedging).
Krisis ekonomi yang berdampak pada krisis keuangan perusahaan disebabkan antara lain adalah:
1) jumlah utang dalam valuta asing yang sangat berlebihan,
2) utang dalam valuta asing tersebut tanpa nilai lindung (hedging),
3) pengelolahan modal kerja yang tidak professional,
4) perusahaan tidak mengantisipasi kebijakan moneter dari pemerintah maupun dunia international,
5) belum sepenuhnya diterapkan Good Corporate Governance.
Untuk memulihkan kembali kinerja keuangan akibat krisis ini, perusahaan memerlukan berbagai koreksi antara lain merestrukturisasi utang perusahaan, restrukturisasi operasi bisnis, memperbaiki performance manajemen, menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan relasi bisnis, termasuk karyawannya sendiri.
Umumnya pemulihan kembali kinerja perusahaan yang mengalami pendanaan adalah melakukan restrukturisasi utang perusahaan. Beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan adalah konsolidasi (peleburan usaha), likuidasi (pembubaran usaha), kepailitan (pembangkrutan), split off (pemecahan usaha), spin off (pemisahaan usaha), penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi), rekapitulasi (penataan kembali permodalan) dan reorganisasi usaha. Untuk melakukan restrukturisasi utang ada beberapa jenia antara lain : penjadwalan utang kembali (rescheduling), peralihan utang dengan assets (debt to assets swap), peralihan utang dengan saham (debt to equity swap) dan pemotongan pinjaman (hair cut atau debt forgiveness). Pada dasarnya keputusan untuk melakukan restrukturisasi utang perusahaan didasarkan atas komitment manajemen perusahaan dengan para lenders untuk membuat J mengikat suatu kesepakatan bersama yang baru.
Hasil penelitian terhadap PT PPKP adalah pertama, perusahaan telah melakukan restrukturisasi utang dengan menggunakan beberapa gabungan metode restrukturisasi, yaitu pembebasan sebagian pokok pinjaman, penjadwalan kembali, dan metode perubahan utang menjadi modal. Kedua, perusahaan membuat skala prioritas dalam pengambilan keputusan manajemen. Ketiga, ada dampak positif restrukturisasi utang terhadap kebijakan eksternal. Dan keempat, perusahaan mengalami perbaikan kinerja keuangan setelah mengalami restrukturisasi utang namun untuk mempertahankan kondisi keuangan tersebut sangatlah diperlukan terobosan - terobasan pemikiran baru dalam pengelolahannya yaitu product swap transaction ataupun dengan cara tooling.
Daftar pustaka : 27 buku teks, 10 jurnal, 7 artikel (2002 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"Sebagian besar bangunan prasarana sipil menggunakan tulangan beton untuk memperkuat konsruksi betonnya. Tulangan betontersebut sangat rentan terhadap pengaruh unsur kimia yang dapat menyebabkan korosi. Korosi terjadi akibat adanya unsur kimia di lingkungan asam. Unsur-unsur kimia yang mempunyai sifat korosif diantaranya sulfat, khlorida dan nitrat. Banyak lahan di wilayah Indonesia berupa rawa. Air rawa umumnya mempunyai kadar asam tinggi, dan mengandung unsur sulfat, khlorida dan nitrat yang melebihi kondisi normal air tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh unsur-unsur kimia korosif di dalam air rawa terhadap laju korosi tulangan beton. Ada dua perlakuan yang dilakukan yaitu : (1) merendam tulangan beton dari dua jenis mutu (ST 37 dan ST 60) selama 60 hari ke dalam air rawa tercemar, (2) ST 37 digerakkan naik turun secara periodik dalam rendaman air rawa tercemar. Air rawa dibuat dalam tiga variasi yaitu dengan memperbesar konsentrasi unsur korosif 1x, 5x, dan 10 x. Pengukuran laju korosi menggunakan metoda immersi.
Hasil uji immersi menunjukkan bahwa unsur khlorida memberikan pengaruh yang paling besar dalam proses korosi ST 37 maupun ST 60 dan dengan diikuti dengan unsur sulfat dan nitrat. Besarnya laju korosi ST 37 adalah 24.29 mpy sedangkan ST 60 adalah 22.76 mpy. Untuk tulangan beton ST 37 yang digerakkan naik turun, besarnya laju korosi adalah 37,59 mpy, di mana unsur khlorida paling besar pengaruhnya dalam proses korosi, dan diikuti dengan sulfat kemudian nitrat.

Most of infrastructures using steel concrete to reinforce the strength of concrete. Steel concrete is so vulnerable to chemical compounds that can cause corrosion. It can happen due to the presence of chemical compounds in acid environment in low pH level. These chemical compounds are SO4 2-, Cl-, NO3 -. There are many swamp area in Indonesia. The acid contents and the concentration of ion sulphate, chlorides, and nitrate are higher in the swamp water than in the ground water.
The objective of this research was to find out the influence of corrosive chemicals in the swamp water to the steel concrete corrosion rate. There were two treatment used: (1) emerging ST 37 and ST 60 within 60 days in the "polluted" swamp water, (2) moving the ST 37 up and down periodically in the "polluted" swamp water. Three variation of "polluted" swamp water were made by increasing the concentration of corrosive chemical up to 1X, 5X and 10X respectively. The corrosion rate was measured by using an Immersion Method.
The result of Immersion test showed that chloride had the greatest influence to corrosion rate of ST 37 and ST 60 and followed by sulphate and Nitrate. Corrosion rate value for ST 37 is 24.29 mpy and for ST 60 is 22.76 mpy. By moving the sample up and down, the corrosion rate of ST 37 increase up to 37.59 mpy, and chloride still having the greatest influence, followed by sulphate and nitrate."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abrarsyah Algamar
"Penelitian uji lentur dan uji tarik bambu apus, bambu hitam dan bambu petung pada perendaman air rawa dan larutan CuSO4 dengan variasi waktu peredaman. Uji lentur pada perendaman di air rawa menghasilkan kenaikan modulus young terhadap lama perendaman, semakin lama perendaman semakin besar modulus young perubahan modulus young sebesar 10 ? 25 GPa. Sebagai pembanding hasil uji tarik perendaman di larutan CuSO4 menghasilkan perubahan modulus young sangat kecil bisa dianggap tidak berubah sama sekali, besar nilai perubahan 0,1 ? 0,3 GPa. Pada uji tarik menghasilkan maximum load pada bambu tanpa perlakuan peredaman 1240kg, peredaman larutan CuSO4 selama 3 jam 950kg dan peredaman air rawa selama 1 bulan 15 hari 350kg. Semakin lama perendaman semakin kecil kuat tarik dari serat bambu. Perubahan sifat mekanik bambu tersebut di akibatkan adanya interaksi selulosa dengan metan pada air rawa sedangkan CuSO4 tidak terjadi interaksi tetapi hanya terdapat CuSO4 mengkristal diantara serat bambu.

Research on bending and tensile test of bamboo apus, black bamboo and bamboo petung soaked by swamp water and aqueous CuSO4 with variation of the attenuation time. The result of bending test on the bamboo soaked by swamp water produce greater young‟s modulus depend on how long the soaking time, the longer soaking time make greater young‟s modulus which is the change of young‟s modulus is 10 - 25 GPa. As a comparison, results test on bamboo soaked by solution of CuSO4 produce very small young's modulus can be deemed not changing at all, great value change 0.1 - 0.3 GPa. By the tensile test produce maximum load on bamboo without silencing treatment 1240kg, soaked by solution of CuSO4 for 3 hours produce 950kg and soaked by swamp water for 1 month 15 days produce 350kg. The longer soaking the less result elastic test from bamboo fiber. Mechanical properties changes of the bamboo in the presence of impact interactions cellulose with methane in the swamp water while CuSO4 interaction does not occur but only found in bamboo fiber between crystallized CuSO4.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>