Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Virly Nanda Muzellina
"Latar Belakang: Reseptor ACE2 tidak hanya terdapat pada paru-paru, tetapi juga pada saluran pencernaan yang memungkinkan terjadinya infeksi SARS-COV-2 pada enterosit, menimbulkan manifestasi klinis gastrointestinal, dan terdeteksinya RNA virus pada pemeriksaan swab anal. Studi lain di seluruh dunia menunjukkan hasil yang berbeda-beda serta belum didapatkan penelitian serupa di Indonesia. 
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luaran klinis infeksi COVID- 19 pada pasien yang dilakukan swab anal, mendapatkan hubungan hasil pemeriksaan PCR SARS-CoV-2 swab anal dengan manifestasi klinis gastrointestinal dan derajat keparahan pada pasien COVID-19 di Indonesia. 
Metode: Merupakan cabang penelitian dari penelitian utama yang berjudul “Nilai RT-PCR Swab Anal untuk Diagnosis COVID-19 pada Orang Dewasa di Indonesia”. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian merupakan pasien COVID-19 yang menjalani rawat inap di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS Mitra Keluarga Depok, RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dan RS Ciputra selama periode April 2020 sampai dengan Januari 2021. Dikumpulkan data demografi, manifestasi klinis, derajat keparahan, dan hasil swab anal PCR SARS-CoV-2.
Hasil: 136 subjek penelitian dengan swab nasofaring positif dianalisis. 52 pasien (38,2%) dengan swab anal PCR SARS-CoV-2 positif dan 84 pasien (61,8%) dengan swab anal negatif. Manifestasi klinis saluran cerna tersering, yaitu: mual-muntah 69 pasien (50,7%), nafsu makan menurun sebanyak 62 pasien (45,6%), dan nyeri perut sebanyak 31 pasien (22,8). Terdapat 114 pasien (83,8%) tergolong dalam derajat ringan-sedang dan 22 pasien (16,2%) tergolong dalam berat-kritis. Terdapat hubungan yang bermakna secara proporsi statistik antara variabel hasil pemeriksaan PCR SARS-CoV-2 swab anal dengan manifestasi klinis gastrointestinal berupa keluhan diare atau mual-muntah (nilai p 0,031). Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara proporsi statistik antara variabel hasil pemeriksaan PCR SARS-CoV-2 swab anal dengan derajat keparahan (nilai p 0,844).
Simpulan: Terdapat hubungan antara hasil pemeriksaan PCR SARS-CoV-2 swab anal dengan manifestasi klinis gastrointestinal berupa keluhan diare atau mual- muntah dan tidak terdapat hubungan antara variabel hasil pemeriksaan PCR SARS- CoV-2 swab anal dengan derajat keparahan infeksi COVID-19.

Background: ACE2 receptor is not only found in the lungs, but also in the digestive tract, which allows the occurrence of enterocyte infection, gastrointestinal clinical manifestations, and detection of viral RNA on anal swab PCR. Studies around the world show various results, yet there has been no similar study to be found in Indonesia.
Objective: This study aims to determine the clinical outcome of COVID-19 patients with gastrointestinal manifestations who were tested by anal swab, the relationship between anal swab PCR for SARS-CoV-2 test result with gastrointestinal clinical manifestations as well as the severity of COVID-19 patients in Indonesia.
Methods: This research is a branch of study titled. The Value of Anal Swab RT- PCR for COVID-19 Diagnosis in Adult Indonesian Patients. This is an analytical study with cross-sectional design. Samples were obtained from hospitalized COVID-19 patients at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Mitra Keluarga Hospital Depok, Mitra Keluarga Kelapa Gading Hospital, and Ciputra Hospital from April 2020 to January 2021. Demographic data, clinical manifestations, severity, and SARS-CoV-2 PCR anal swab were collected.
Results: 136 subjects with positive nasopharyngeal swab were analyzed. Result showed that 52 patients (38.2%) had positive anal swabs PCR SARS-CoV-2 and 84 patients (61.8%) had negative anal swabs. Common gastrointestinal clinical manifestations were: nausea and vomiting in 69 patients (50.7%), anorexia in 62 patients (45.6%), and abdominal pain in 31 patients (22.8). There were 114 patients (83,8%) classified as mild-moderate and 22 patients (16,2%) as severe-critical. There was a statistically significant relationship between anal swab PCR for SARS- CoV-2 test result with gastrointestinal clinical manifestations (diarrhea or nausea- vomiting) (p value 0.031). There was no statistically significant relationship found between anal swab PCR for SARS-CoV-2 test result with the severity of COVID- 19 infection (p value 0.844).
Conclusions: There is a relationship between anal swab PCR SARS-CoV-2 test result with gastrointestinal clinical manifestations (diarrhea or nausea-vomiting) and there is no relationship between anal swab PCR SARS-CoV-2 test result with severity of COVID-19 infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Gunawanjati Sudrajat
"Latar Belakang
Kasus pertama di AS memperlihatkan adanya gejala saluran cerna juga dialami oleh penderita COVID-19. Penelitian di Cina didapatkan pasien dengan keluhan pernapasan yang disertai keluhan saluran cerna adalah 47% dan ada 3% pasien yang hanya dengan keluhan saluran cerna saja tanpa gejala pernapasan.
Pada penelitian RT-PCR ternyata ditemukan hasil positif tidak hanya pada saluran napas namun juga pada spesimen lain termasuk feses (29-53,42%). Pada biopsi endoskopi beberapa kasus juga ditemukan adanya virus SARS CoV-2 pada lambung, duodenum, ileum, dan juga rektum. Sedangkan penelitian menggunakan spesimen anal swab didapatkan angka 52,6% hasil positif.
Terdapat laporan kasus dimana hasil pemeriksaan PCR swab nasofaring negatif, namun ternyata swab anal menunjukkan hasil positif dan persisten selama 42 hari. Metode RT-PCR dengan spesimen swab anal diharapkan dapat menjadi alternatif selain spesimen dari naso-orofaring.
Tujuan
Pada penelitian ini akan menguji performa tes PCR swab anal jika dibandingkan dengan tes PCR swab naso-orofaring sebagai alat diagnosis Covid-19.
Metode
Populasi target adalah adalah pasien suspek atau probable Covid-19, usia>18 tahun. Subyek dengan diare profuse, Hematokezia atau melena masif, luka di anal, tidak disertakan dalam penelitian. Pemeriksaan RT-PCR swab anal dilakukan dengan MiRXES Fortitude Kit 2.1
Hasil
Penelitian ini berhasil mendapatkan data dari 136 subyek. Selama penelitian tidak didapatkan komplikasi dan keluhan dari pasien selama pengambilan sampel anal. Sensitivitas RT-PCR swab anal adalah 36,67% (IK 95%: 28,04 sampai 45,28%) dan spesifisitas 93,75% (IK 95%: 81,88 sampai 100%). Nilai duga positif didapatkan 97,78% (IK 95%: 93,47 sampai100%) dan nilai duga negatif sebesar 16,48% (IK 95%:8,86 sampai 24,10%).
Simpulan
RT-PCR Swab anal dapat menjadi uji konfirmasi yang baik pada kasus COVID 19 dengan spesifisitas 93,8% pada kasus suspek dan probable COVID 19. Swab anal juga aman untuk dikerjakan.

Background
The first US case of Covid 19 experiencing gastrointestinal disorders. Study in China found that patients with respiratory and gastrointestinal symptoms was 47% and there were 3% of patients with gastrointestinal symptoms only without respiratory symptoms.
It was found that positive results of RT-PCR were not only in the respiratory tract but also in other specimens including feces (29-53.42%). Endoscopic biopsy of several cases also found the SARS CoV-2 virus in the stomach, duodenum, ileum, and rectum. While the study using anal swab obtained 52.6% positive results. There was a case report that PCR examination of the nasopharyngeal swab was negative, but the anal swab was positive and persistent for 42 days. This finding certainly needs further investigation, because there may be cases of Covid-19 that were not detected by the naso-oropharygeal swab RT-PCR swab but can be detected by anal swabs. The RT-PCR method with anal swab is expected to be an alternative to the naso-oropharygeal swab.
Objective
This study test the performance of the anal PCR swab test when compared to the naso-oropharyngeal swab PCR test as a diagnostic tool for Covid-19.
Method
Subjects of this study are patients with suspected or probable Covid-19, aged> 18 years. Subjects with extensive diarrhea, massive hematoschezia or melena, and anal wounds, were not included in the study. RT-PCR anal swab examination was performed with MiRXES Fortitude Kit 2.1
Result
136 eligible subjects were analyzed. There were no complication and complaints from patients during sampling. The sensitivity of RT-PCR anal swab was 36.67% (CI: 28.04 to 45.28%) and specificity 93.75% (CI: 81.88 to 100%). The positive predictive value was 97.78% (CI: 93.47 to 100%) and the negative predictive value was 16.48% (8.86 to 24.10%).
Conclusion
RT-PCR Anal swabs can be a good confirmation tool of COVID 19 cases with a specificity of 93.8%, in suspected and probable COVID 19 cases. Anal swabs are also a safe procedure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library