Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Neysa Dianesdhika Jasrul
Abstrak :
Implementasi program perumahan sederhana yang terjangkau adalah upaya yang lazim oleh pemerintah Indonesia untuk menghasilkan perumahan yang terjangkau, yang dapat dibeli oleh keluarga yang berpenghasilan 30% hingga 80% dari pendapatan median komunitas menurut program perumahan federal Amerika Serikat ((Chatfield, Melissa, & Warnock) , 2000) dikutip dalam (Salama & Alshuwaikhat, 2006)). Namun, aspek keberlanjutan perumahan sering diabaikan. Keterjangkauan dalam perumahan umumnya dipertimbangkan melalui biaya konstruksi saja, yang sama tidak tepat secara mendalam. Keterjangkauan perumahan harus dipertimbangkan melalui desain, lokasi, kondisi, lingkungan, akses transportasi, dll. Pendekatan keterjangkauan perumahan ini secara tidak langsung berkaitan dengan keberlanjutan perumahan, di mana sebuah konsep yang menguntungkan keseluruhan biaya perumahan dalam kinerja jangka panjangnya. Sehubungan dengan pernyataan ini, konstruksi perumahan harus direkayasa agar terjangkau tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan. Rekayasa yang tepat untuk metode konstruksi perumahan dapat diimplementasikan untuk mencapai keterjangkauan perumahan tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan. ......Simple affordable housing program implementations are prevalent attempts by Indonesian government to produce affordable housing, which can be purchased by families earning 30% to 80% of the community median income according to The United States federal housing programs ( (Chatfield, Melissa, & Warnock, 2000) cited in (Salama & Alshuwaikhat, 2006)). However, the sustainability aspect of housing is often overlooked. Affordability in housing is generally considered through the construction cost which is utterly not the case. Affordability of housing is should be considered through the design, location, condition, neighborhood, transportation access, etc. These housing affordability approaches are indirectly related to housing sustainability, in which a concept that benefits the overall housing cost within its long-term performance. With respect to this statement, housing construction should be engineered to be affordable without ignoring the aspect of sustainability. The proper engineering for the construction method of the housing can be implemented in order to achieve housing affordability without ignoring sustainability aspect. 
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achernar Mirfa Chaniago
Abstrak :

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karawang yang semakin meningkat setiap tahunnya diiringi oleh pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Karawang. Pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pesat dan pembangunan infrastruktur ini diikuti oleh urbanisasi. Dengan terjadinya pembengkakan populasi, Kabupaten Karawang dipaksa untuk tumbuh secara horisontal dan vertikal. Urbanisasi yang tidak terkendali dan tidak didukung oleh ketersediaan hunian dan lahan yang sesuai dapat menimbulkan ketidak layakan pada kondisi hidup penduduk di Kabupaten Karawang. Untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan yang diakibatkan dari meningkatnya populasi, industrialisasi, dan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Karawang, adalah pembangunan Hunian multifungsi (Mixed-Use) vertikal yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui infrastruktur apa saja yang diperlukan dalam pembangunan hunian Mixed-Use vertikal yang berkelanjutan di Karawang dan apakah prinsip pembangunan hunian Mixed-Use vertikal berkelanjutan dapat diimplementasian di Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan pendekatan secara kuantitatif dengan pengambilan data primer melalui observasi, dan survei dan data sekunder melalui desk study. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan bahwa infrastruktur utama yang dibutuhkan dalam suatu hunian Mixed-Use vertikal adalah infrastruktur komersial, perkantoran dan rekreasi. Sedangkan, fasilitas penunjang yang dibutuhkan adalah fasilitas kebersihan, fasilitas parkir, fasilitas kesehatan, fasilitas untuk anak, fasilitas keamanan, fasilitas peribadatan, fasilitas pejalan kaki dan fasilitas ruang terbuka. Prinsip hunian mixed-use vertikal yang berkelanjutan dapat diimplementasikan dalam proses perancangan desain yang dilihat dari pengaruh lingkungan dan sosial.

 


The economic development of Kabupaten Karawang that has gone up each yar is tightly accompanied by the development of infrastructure in the area. Those developments have also been directly followed by urbanization. With the accelerated rise of population, Kabupaten Karawang is forced to grow both horizontally and vertically. However, urbanization that is not supported with a vast availability of housings and lands will result in inadaquate living conditions for the people of Kabupaten Karawang. One way to solve the problem of limited housings and lands is to build a sustainable vertical mixed-use housing. Thus, the purpose of this study is to determine the infrastructurs that are needed in the development of the sustainabl vertical mixed-use housings, and whether the principles of the sustainable mixed-use housing can be implemented in Kabupaten Karawang. The method that is used in this study is quantitative, the obtaining of primary data through observation and survey, as well as secondary data through desk study. The result of this study will be able to show that the primary infrastructures that are needed for one vertical mixed-use housing are the commercial, office complex, and recreational infrastructures. On the other side, the facilities that are needed for one vertical mixed-use housing are facilities for sanitation, parking, healthcare, childrens area, security, religious, pedestrian and public open spaces. The principles of the sustainable vertical mixed-use housings can be implemented in the process of design planning, which can be observed through the environment and social aspects.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Fitria Ditianingsih
Abstrak :
Semakin kita mendekati Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, orang-orang secara bertahap didorong untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan tersebut. Demikian pula penelitian ini dilakukan untuk menawarkan solusi, khususnya SDG No. 11 tentang permukiman. Penelitian ini dilakukan di Jakarta untuk mengantisipasi kenaikan persentase rumah tangga yang tinggal di perumahan kumuh dan tidak layak huni. Beberapa upaya yang diusulkan oleh penelitian ini adalah mengedukasi, meningkatkan kesadaran, dan memberikan akses informasi penting tentang perumahan berkelanjutan menggunakan aplikasi seluler. Aplikasi seluler adalah output fisik penelitian untuk mengatasi masalah yang dirumuskan. Design thinking diterapkan pada analisis data. Pengembangan desain telah mengalami lima tahap pemikiran desain – berempati, mendefinisikan, mengidealkan, membuat prototipe, dan menguji. Prototipe dibangun menggunakan Adobe XD sebagai alat desain. Memanfaatkan proses design thinking memungkinkan penulis untuk membuat desain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna. Rencana implementasi dan mitigasi kemudian dibuat untuk penggunaan aplikasi di masa mendatang. Tahap diakhiri dengan umpan balik yang diperoleh pada tahap pengujian, yang menghasilkan saran perbaikan, seperti detail visual desain, konten, dan implementasi di luar wilayah Jakarta. ......As we approach closer to Agenda 2030 of the Sustainable Development Goals (SDG) adopted by the United Nations, people are progressively encouraged to contribute to achieving the goals. Likewise, this research is carried out to offer a solution, especially to SDG No. 11 concerning human settlements. This research takes place in Jakarta to anticipate the percentage of households living in seedy housing and unlivable home from moving up. Some efforts proposed by this research are to educate, raise awareness, and provide access to essential information about sustainable housing using a mobile application. A mobile application is the research's physical output to tackle the formulated problem. Design thinking is applied to data analysis. The design development has undergone five stages of design thinking – empathize, define, ideate, prototype, and test. The prototype is built using Adobe XD as a design tool. Utilizing the design thinking process enables the author to create the design in such a way that conforms to the user needs. Implementation and mitigation plans are then constructed for future use of the application. The stage ended with feedback obtained in the testing stage, providing suggestions for improvements, such as visual details of the design, contents, and implementation beyond the Jakarta region.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Easterlita
Abstrak :
Pada tahun 2043, masalah lingkungan, iklim, ekonomi, dan sosial akan muncul di Perth, Australia Barat. Perkembangan teknologi tidak hanya membawa cara pandang baru dalam dunia arsitektur, tetapi juga menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Makalah ini mengkaji proyek perumahan multi-hunian yang membahas masalah inklusivitas bagi orang-orang dari berbagai usia, etnis, dan status ekonomi dan sosial yang berurusan dengan masalah kesehatan mental yang berasal dari lingkungan yang penuh tekanan. Untuk mengatasi masalah kesehatan mental, tunawisma, dan keberlanjutan, konsep “Sanctuary” perumahan multi-keluarga yang berfokus pada penanganan kesejahteraan mental masyarakat telah muncul sebagai solusi. Skripsi ini mengeksplorasi desain medium-density multi-residential dalam tipologi radial yang menghasilkan luaran arsitektural untuk suatu tapak tertentu. Melalui pengembangan desain konseptual, tujuannya adalah untuk menciptakan narasi yang kuat dalam pendekatan desain yang menyediakan hunian yang melayani kebutuhan masyarakat dengan membina lingkungan yang menyediakan rumah yang nyaman dan layanan kesehatan mental. ......In the year 2043, environmental, climatic, economic, and social problems will arise in Perth City, Western Australia. The development of technology not only brings a fresh viewpoint to the world of architecture, but also poses a threat to human life. This paper examines the project of multi-residential housing that addresses the issue of inclusivity for people of various ages, ethnicities, and economic and social standings that are dealing with the issues of mental health derived from the stressful environment. In order to address the problems of mental health, homelessness and sustainability, the concept of “Sanctuary” of multi-residential housing that focuses on dealing with the mental well-being of the community has emerged as a solution. This undergraduate thesis explores the design of medium-density multi-residential in radial typology that produce architectural outcomes for a particular site. Through conceptual design development, the objective is to create a strong narrative in the design approach that provides a dwelling that serves the requirements of the community by fostering an environment that provides a comfortable home and mental health services.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abu Hassan Abu Bakar
Abstrak :
This paper presents a study of sustainable rating systems for sustainable housing that have been developed by various countries around the world. The objective of this study is to develop a framework for a rating system for housing development by taking into account local requirements. There are numerous sustainable rating systems for buildings and groups of buildings that have been developed and rating tools like Comprehensive Assessment System for Building Environmental Efficiency (CASBEE), Leadership in Energy and Environmental Design (LEED), British Research Establishment Environmental Assessment Method (BREEAM), Green Building (GB) Tool and Green Star influential in the development of other rating systems. Malaysia has recently launched a rating system for buildings called the Green Building Index (GBI). However, Malaysia has yet to introduce a rating system for measuring sustainable practices in housing development. Hence, this paper reviews some available tools related to the rating of housing developments for the purpose of developing one for Malaysia. Important factors for developing a tool for measuring sustainability practices should include sustainability criteria that relates to the environment, society, economics, site/land use, communication, and transportation. An index for measuring sustainability in housing development will be developed to suit the local context. The formulated index will take into consideration the parameters in sustainable housing developed by various systems around the world. The index, called A Comprehensive Assessment System for Sustainable Housing (CASSH), will be available for further testing.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2011
UI-IJTECH 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rozak Setiady
Abstrak :
Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk di Indonesia membuat kebutuhan terhadap tempat tinggal yang layak terus meningkat. Tempat tinggal yang layak harus ditunjang dengan infrastruktur permukiman agar menjadikan permukiman tersebut menjadi permukiman yang berkelanjutan. Indikator-indikator permukiman berkelanjutan yaitu indikator sosial, indikator lingkungan dan indikator ekonomi. Salah satu indikator sosial adalah interaksi sosial yang terjadi di permukiman tersebut. Dalam penelitian ini akan melihat hubungan antara ldquo;dengan dibangunnya infrastruktur permukiman dapat membuat permukiman tersebut menjadi berkelanjutan dan membuat penghuninya lebih sejahtera rdquo;, dan ldquo;apakah dengan dibangunnya fasilitasi-fasililitas penunjang interaksi sosial akan membuat membuat masyarakat di permukiman tersebut berinteraksi rdquo; dan ldquo;dengan terbentuknya permukiman yang berkelanjutan dari segi sosial dapat membuat masyarakat permukiman tersebut menjadi sejatera rdquo;. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang telah didapatkan menunjukan semua nilai korelasi yang dihitung melebihi dari nilai korelasi tabel yaitu 0,1147 berarti hubungan diantara kedua variabel memiliki korelasi atau memiliki hubungan satu sama lain, berarti semua hipotesis dapat diterima, sehingga pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada dapat terjawab dengan diterimanya hipotesis-hipotesis penelitian. Kemudian dapat disimpulkan masyarakat yang tinggal di suatu permukiman dapat lebih sejahtera jika kebutuhan infrastruktur disekitar permukiman tercukupi serta interaksi sosial yang terjalin antar masyarakat sekitar permukiman tersebut. ......Given the number of people in Indonesia, making the need for decent housing continues to rise. Adequate housing must be supported by the infrastructure of housing in order to make such housing into sustainable housing. Indicators of sustainable housing social indicators, environmental indicators and economic indicators. One indicator of the social is social interactions that occur in the housing. In this study will look at the relationship between with the construction of housing infrastructure can make such housing would be sustainable , and whether with the construction of supporting facilities social interaction will make make public through the neighborhood interact and the establishment of housing sustainable in terms of social can make these settlements into prosperous society. This research uses a correlational descriptive method with quantitative approach. The results of the research have shown that all correlation values calculated exceeds the value of the correlation table is 0.1147 means the relationship between the two variables have a correlation or have a relationship with each other, it means that all hypotheses can be accepted, so that the existing research questions can be answered with The acceptance of research hypotheses. Then it can be concluded that people living in a settlement can be more prosperous if the infrastructure needs around the settlements are fulfilled and social interactions that exist between communities around the settlement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Ikhsan
Abstrak :
Sampai sekarang, mayoritas kegiatan ekonomi tersentralisasi di Jakarta dan salah satu masalah yang sedang diperbincangkan akibat hal tersebut adalah kurangnya keberadaan rumah yang jumlahnya sudah mulai disusul oleh permintaan. Salah satu opsi para pekerja yang memiliki okupasi di Jakarta adalah mencari tempat tinggal yang berada di sekitar Jakarta seperti kota Bogor. Seiring berjalannya perkembangan pembangunan, perumahan-perumahan mulai dibangun dalam pola konstruksi yang tidak terlalu memperhatikan keberlanjutan atau sustainability dari perumahan tersebut. Keberlanjutan atau sustainability adalah sebuah aspek yang harus mulai diperhatikan demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Perumahan yang berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para penghuni seperti dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Analisis terhadap faktor sukses, faktor kegagalan dan keberlanjutan dari sebuah perumahan di Bogor dapat menjadi penting untuk menjadi referensi untuk pembangunan-pembangunan perumahan tapak di Bogor, ataupun untuk Indonesia kedepannya.  ......Currently, the majority of economic activities have been centralized in Jakarta, and one of the issues being discussed as a result is a lack of housing, the numbers of which have begun to be surpassed by demand. One option for workers with jobs in Jakarta is to find a place to live in the surrounding area, such as the city of Bogor. As development progresses, housing begins to be built in a construction pattern that does not prioritize the housing’s sustainability. Sustainability or sustainability is an aspect that must be considered in order to survive. Sustainable housing is expected to improve residents' economic, social, and environmental well-being. An analysis of success factors, failure factors and the sustainability of housing in Bogor can be important as a reference for landed housing developments in Bogor, or for Indonesia in the future. This research is done by spreading out questionnaires to the residents of Tamansari Cyber and its developer and also analyzing the houses’ sustainability based on the available sustainability standards. It is concluded that factors that are critical when it comes to developing a sustainable housing are related to the comfortability of the residents which covers the durability and security, affordable price, good accessibility to nearby facilities, healthy environmental quality, integrated design, good marketing, and good communication between parties involved in the development of the housing.  It is also concluded that the housing that are analyzed in this research mostly fulfill the criteria from the Indonesian standard, however the housing still does not apply any sustainable innovations which already applied in countries outside of Indonesia. 
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Susanti Muvana
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk memverifikasi hubungan positif yang terjadi antara keterhubungan seorang individu dengan alam dan perilaku peduli lingkungan yang telah dibuktikan melalui penelitian sebelumnya. Studi ini dilakukan untuk mengkaji relasi antara keterhubungan seorang individu terhadap taman terhadap perilaku peduli lingkungan melalui skala 3R, yang kemudian akan diverifikasi melalui perilaku peduli lingkungan dalam konteks tempat tinggal responden yang berdomisili di Jabodetabek. Studi ini akan melihat bentuk alam yang diklaim pada penelitian sebelumnya dengan taman kota di wilayah Jakarta sebagai lokasi penelitian untuk mencari responden studi ini. Studi ini terdiri atas dua tahapan yang akan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif pada tahap pertama, dan diakhiri dengan ceklist observasi perilaku responden dalam skala kriteria rumah tinggal berkelanjutan. Pertumbuhan dan perkembangan kebutuhan manusia berjalan seiring dengan perkembangan teknologi yang dapat mendukung kehidupan manusia ke arah yang lebih baik, namun secara bersamaan juga berpotensi untuk memberikan dampak negative terhadap lingkungan. Pembangunan tempat tinggal dan fasilitas penunjang lainnya dapat mengurangi jumlah ruang terbuka hijau, di mana sebenarnya ruang terbuka hijau dapat memberikan banyak bermanfaat bagi manusia terutama sebagai sumber oksigen. Sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan, manusia harus didorong untuk dapat memiliki perilaku peduli lingkungan. Perilaku peduli lingkungan dalam dunia arsitektur dapat dimulai diterapkan melalui skala ruang terkecil, yaitu tempat tinggal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, taman disebutkan sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung perilaku pro lingkungan melalui keterkaitan seseorang secara pribadi.
ABSTRACT
This thesis aims to verify the positive relationship between human conectedness to nature and pro environmental behavior that has been done from previous research. This research intended to seek if the relationship between human conectedness to the park and pro environmental behavior in Jabodetabek will be shows a sustainable housing behavior life that can be observed through how people treated their place of inhabitation. This study examined with quantitative method to see the relation between human natur e relatedness to the park and pro-environmental behavior through NR and NEP scale that has been modified to meet the aim of the research then continues with observation by sustainable housing checklist. Humans continue to grow and develop technologies to support a better life; on the other hand the activities also have a negative impact on the environment. The construction of dwellings and other facilities can reduce the amount of green open space, where actually green open space is beneficial to humans especially as a source of oxygen. As an effort to reduce the negative impact of human activities on the environment, humans should be able to have a pro-environmental behavior. The pro-environmental behavior which is then manifested in the world of architecture can be started from the smallest scale of space, namely a place to live. Based on previous research, parks are one of the factors that can support the pro-environmental behavior through human nature relatedness, which in this study will then be proven in the life of a person based on the sustainability aspects of the habitation scale through sustainable housing categories from previous researchers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library