Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winkler, Greg
New York: McGraw-Hill, 2011
690.52 WIN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Andalas
Abstrak :

Saat ini sektor bangunan menyerap 40% energi global, 25% air global dan turut menyumbangkan 30% emisi gas rumah kaca di dunia. Pada kota metropolitan seperti Jakarta, zonasi bangunan dengan fungsi kantor adalah salah satu fungsi mayoritas dalam Rencana Tata Ruang Wilayah serta berkontribusi signifikan terhadap luas lahan terbangun. Kantor Pemerintahan sebagai gedung dengan fungsi spesifik memiliki peran penting dalam pelayanan kepada masyarakat dan  produktivitas pengguna gedungnya terpengaruh oleh kenyamanan termal. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun model kenyamanan termal bagi pengguna gedung kantor pemerintah yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mix Method (Kuantitatif dan Kualitatif) pengukuran tingkat kenyamanan termal pada manusia menggunakan skala PMV (Predicted Mean Vote) dan Percentage Person Dissatisfied (PPD) melalui kuesioner dan pengukuran langsung pada elemen fisik gedung, Konsumsi Energi pada gedung (IKE/Indeks Konsumsi Energi Gedung), Produktivitas kerja dan Indeks pelayanan masyarakat (Kepuasan Kerja dan Kinerja Kerja) serta lokasi gedung berdasar analisis spasial berdasarkan kewilayahan administratif di Pemprov DKI Jakarta. Hasil pengukuran menunjukkan, kenyamanan termal di Jakarta Pusat adalah 27,06°C to 30,06°C, sedikit lebih rendah dibanding Jakarta Utara (27,29°C to 30,41°C) dan kenyamanan termal di Jakarta Selatan adalah pada rentang 25,92°C – 31,89°C. Populasi dalam penelitian ini terbagi 2 (dua) yaitu: Populasi gedung adalah semua Gedung dengan fungsi kantor Pemerintah/BUMD milik Pemprov DKI Jakarta sejumlah 311 Gedung kantor dan pengelola gedung sebanyak 367 orang. Data menggunakan daftar database gedung milik Pemprov DKI Jakarta dari Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City. Keterkaitan antara variable diolah dengan SEM-PLS Structural Equation Modeling - Partial Least Square untuk diolah dan dibuat permodelan.  Hasil dari beberapa pengujian model didapatkan model yang cocok terhadap tujuan riset.

 


A study to create an environmentally friendly model based on outdoor and indoor thermal comfort (physical and non-physical aspects) in public service buildings was conducted in Jakarta Metropolitan Area. The region is divided into 5 (five) administrative metropolitan areas (North, South, East, West, and Central areas). 367 building occupants/managers from typical government buildings (3-4 stories) with Air Conditioned and Naturally Ventilated (NV) buildings were selected for the survey. Indoor and outdoor measurements of specific air temperature and other relevant thermal elements were carried out in public service facilities in three regions (North, Central, and South). For each selected building, the occupants filled an e-questionnaire indicating the thermal response in different periods of the day by using the ASHRAE thermal comfort scale standard. Variations of air temperature and the thermal response were recorded in surrounding areas. The air temperature variation across the neighborhoods was found to be influenced by different region characteristics. The comfort temperature of subjects in Central Jakarta ranged from 27.06°C to 30.06°C, slightly lower than in the North Jakarta (27.29°C to 30.41°C) and the comfort temperature of subjects in South Jakarta ranged from 25.92°C to 31.89°C. The variations of temperature across the regions and different geographical conditions such as land elevation were found to affect indoor thermal comfort. It is concluded that the spatial/geographical locations and land elevation had an impact on the indoor comfort of building occupants. Other findings in this research is fit model suggested in literature survey, examination of the public facility energy consumption in each region and factors influencing variables of thermal comfort using model measured by Partial Least Square Structural Equation Method. These findings could lead to a better strategy in building public service facilities in a specific geographic location.

 

2020
D2695
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisa Daning
Abstrak :
Isu tentang pemanasan global dan hubungannya dengan desain ramah lingkungan desain berkelanjutan telah menjadi perdebatan hangat terlebih untuk mengahadapi tahun 2050 Salah satu kota di Australia. Brisbane telah menyiapkan program pembaharuan kota bukan hanya untuk mengatasi permasalahan ruang kota tetapi juga untuk masa depan yang cerah untuk hidup di perkotaan. Brisbane disinyalir akan memiliki peningkatan jumlah orang pada tahun 2050 yang mengarah ke beberapa kelangkaan salah satu yang paling menjadi perhatian adalah pengadaan air bersih. Desain solusi yang diusulkan merupakan hasil dari eksplorasi masa depan kehidupan Brisbane 2050. Ide bangunan ramah lingkungan berkelanjutan diyakini tidak hanya menyediakan ruang untuk hidup manusia tetapi juga sebagai produksi energi yang berguna untuk menunjang kehidupan manusia. Pertimbangan manusia dan lingkungan membuat tiga fungsi utama bangunan yaitu pertanian vertikal perumahan dan kawasan komersial bersatu sebagai Apartemen Menara Air. ...... The issue of climate changing and sustainable design has been a hot issue, especially to face a future challenge, as year 2050. Brisbane has prepared an urban renewal program to not not only solving the urban space matter, but also giving the bright future for urban living. Brisbane is expected to have an increasing amount of people by 2050 which leads into some scarcity, one of the most concern one is fresh water. The design is the result of the exploration of future Brisbane life 2050, proposing an idea of sustainable building which believed not only provide space for human living, but also as energy production which useful for supporting the life of human being. Consideration of human being and the environment, make the three main functions of the building, which are vertical farm, residential and commercial area, united together as a Water Tower Skyscraper.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afdhal Pradisto
Abstrak :
Pemanasan global menjadi isu fenomenal karena sangat bahaya bagi kehidupan. Pemanasan global terjadi akibat proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Salah satu penyebabnya disebut Efek Rumah Kaca. Faktor yang membuat efek ini bisa terjadi adalah semakin pesatnya pembangunan gedung di dunia ini. Salah satu upaya untuk menangani kondisi ini adalah dengan menerapkan konsep Green Building dan Net Zero Energy Building (NZEB). Green Building adalah sebuah konsep perencanaan atau penerapan terhadap bangunan yang dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Net Zero Energy Building adalah konsep bangunan tanpa energi yang bermaksud dapat memaksimalkan efisiensi energi dan memanfaatkan produksi energi terbarukan. Kedua konsep tersebut merupakan cara mengantisipasi pemanasan global dari bidang konstruksi yang bisa membuat lingkungan lebih baik. Sebagai bentuk dukungan penulis terhadap penerapan konsep tersebut, penulis dan tim mengikuti lomba yang diadakan ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers) tentang Integrated Sustainable Building Design (ISBD). Dimana penulis dan tim melakukan perancangan dan penelitian terhadap gedung seni pada kampus dengan konsep Net Zero Energy Building yang berlokasi di Sydney, Australia. Penulis memfokuskan perancangan NZEB pada kategori Tepat Guna Lahan dan Konservasi Air. Untuk Tepat Guna Lahan, hal yang harus diperhatikan dalam perancangan adalah pemilihan tapak. Pemilihan tapak termasuk penting dalam perancangan NZEB ini. Tapak yang dipilih terletak di kawasan Macquarie University. Tapak tersebut dipilih dari 7 potensi tapak lainnya karena paling berpotensial dengan mempertimbangkan akses transportasi, luasan area, potensi tapak, fasilitas penunjang, dan jenis lahan. Untuk Konservasi Air, penulis menerapkan rainwater harvesting, pemanfaatan air bekas pakai, dan penggunaan fitur dengan efisiensi tinggi. Ketiga penerapan tersebut dapat mengurangi konsumsi air per tahun sebesar 38% dan mengurangi biaya yang diperlukan sebesar $307.113 per tahun. ......Global warming is a phenomenal issue because it is very dangerous for life. Global warming occurs due to the process of increasing the average temperature of the atmosphere, sea, and land on earth. One of the causes is called the Greenhouse Effect. The factor that makes this effect possible is the rapid development of buildings in this world. One of the efforts to deal with this condition is to apply the concept of Green Building and Net Zero Energy Building (NZEB). Green Building is a concept of planning or application of buildings that are operated with due regard to environmental factors. Net Zero Energy Building is a zero-energy building concept that aims to maximize energy efficiency and utilize renewable energy production. Both concepts are ways to anticipate global warming from the construction sector that can make the environment better. As a form of the author's support for the application of the concept, the author and the team participated in a competition held by ASHRAE (American Society of Heating, Refrigating and Air-Conditioning Engineers) on Integrated Sustainable Building Design (ISBD). Where the author and the team carried out the design and research of the campus art building which has a location in Sydney, Australia. The author focuses on the design of the NZEB on the category of Appropriate Site Development and Water Conservation. For Appropriate Site Development, the thing that must be considered in the design is site selection. Site selection is important in the design of this NZEB. The selected site is in the Macquarie University area. The site was chosen from 7 other potential sites because it has the most potential by considering transportation access, site area, site potential, facilities, and land type. For Water Conservation, the author applies rainwater harvesting, utilization of used water, and the use of features with high efficiency. These three applications can reduce water consumption per year by 38% and reduce the required costs by $307.113 per year.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Rasyidatunnisa
Abstrak :
ABSTRACT
Pemanasan global merupakan isu lingkungan yang sudah cukup lama dibicarakan karena dampaknya yang berbahaya. Para arsitek perlu melakukan penanganan terhadap masalah ini, karena banyak emisi di atmosfer berasal dari bangunan. Hal tersebut mendorong para arsitek untuk merancang konsep bangunan berkelanjutan yang berfungsi untuk mengurangi emisi dengan meningkatkan efisiensi energinya. Seiring berjalannya waktu, bangunan berkelanjutan diterapkan di berbagai jenis bangunan hingga terlahir istilah bangunan pasif yang saat itu diterapkan pada rumah tinggal di Jerman yang menjadi tempat lahirnya konsep bangunan pasif. Bangunan pasif merupakan bangunan yang memanfaatkan keadaan iklim setempat sehingga penggunaan energinya efisien. Bangunan pasif tropis yang dibahas dalam penelitian ini merupakan bangunan pasif yang dimasukkan ke dalam konteks iklim tropis sehingga menciptakan bangunan yang dapat menyesuaikan dan memanfaatkan iklim tropis. Bangunan pasif tropis bisa diterapkan di berbagai jenis bangunan, termasuk sekolah. Pembangunan sekolah di Indonesia jarang sekali dipikirkan efisiensinya, sehingga sekolah dapat menjadi bangunan yang menghasilkan banyak emisi. Beberapa sekolah di Indonesia dirancang menyesuaikan prinsip bangunan pasif tropis, yaitu Sekolah Alfa Omega di Tangerang dan Sekolah Bogor Raya di Bogor. Walaupun kedua sekolah ini belum menjadi sekolah dengan prinsip bangunan pasif tropis yang sempurna, tapi Sekolah Alfa Omega sudah mendekati prinsip pasif tropis dibanding Sekolah Bogor Raya.
ABSTRACT
Global warming is an issue which has discussed often for a long time because its impacts are dangerous. Architects have to handle it, because a lot of emissions in the atmosphere come from buildings. That case encourages architects to design sustainable building which purpose is to reduce emissions by increasing energy efficiency. As time goes by, sustainable building is applied in the various types of building until the term of passive building appeared which was being applied in the house in Germany which made passive building concept appear. Passive building is a building that take the advantages of local climate so the use of energy will be efficient. Tropical passive building that discussed in this thesis is a passive building that incorporated in the context of tropical climate so it becomes building that adapts and take advantages of tropical climate. Passive building can be applied in every type of buildings, including schools. School construction in Indonesia has rarely thought the efficiency, so the school can become a building that produces a lot of emissions. Few schools in Indonesia are designed almost approaching tropical passive building principles, these are Sekolah Alfa Omega in Tangerang and Sekolah Bogor Raya in Bogor. Even both of these schools are not the school that has the tropical passive building principle perfectly, though Sekeloah Alfa Omega is closer to the principles than Sekolah Bogor Raya.
[, ]: 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library