Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meidi Wibowo
Abstrak :
ABSTRAK
Perencanaan kendaraan mini roda empat ?Matrix? meliputi rancang bangun semua komponen-komponen yang minimal dapat membuat kendaraan tersebut berjalan. Kendaraan ini dirancang unluk digunakan di pedesaan maupun daerah pinggiran kota lainnya. Oleh sebab itu kendaraan ini harus memenuhi skala ekonomis dalam harga jualnya.

Salah satu komponen yang harus dipilih untuk spesitikasi kendaraan ini adalah komponen suspensi dan pengereman. Suspensi penting untuk kenyamanan dan keamanan dalam berkendaraan, sedangkan sistem pengereman panting untuk keamanan.

Proses pemilihan yang dilakukan adalah dengan menghubungi vendor mmgenai spesiikasi komponen yang mereka buat. Dari da1a tersebut Kita buat inputan untuk proses penghitungan kebutuhan komponen yang sesuai untuk kendaraan yang direncanakan. Untuk suspensi data diambil melalui PT. Showa Indonesia Manufacturing, sedangkan unluk sistem pengerman melalui PT.Bakrie Tosanjaya.

Hasil penghitungan suspensi dan pengereman di cross check dengan produk yang ada kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian untuk dilakukan instalasi pada kendaraan rancangan.
1996
S36562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvine, H. Max
Bandung: ITB Press, 1988
624.177 4 IRV c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmawaty
Abstrak :
Dl alam, mineral bentonit masih bercampur dengan mineral liat lainnya. Pemurnian bentonit alam dari pengotor- pengotor lainnya dapat dilakukan dengan cara fraksinasi sedimentasi berdasarkan waktu , dan hasilnya menujukkan persentase berat F1 (sedimentasi 15 menit) sebesar 58,05%, persentase berat F2 (sedimentasi 3 hari) sebesar 22,71 %, persentase berat F3 (sedimentasi 1 minggu) sebesar4,04 % dan sisanya persentase berat F4 sebesar 9,24 %, yang didapat dengan cara sisa fraksi bentonit yang diuapkan. Karakterisasi Ukuran partikel berdasarkan distribusi sebaran massa, menujukkan ukuran partikel^FI (23,75pm ± 17,54 pm ) > F2 (14,38pm ± 3,27 pm) > F3 A (2,51pm ± 2,17 pm) > F4 (14,38pm ± 3,27 pm). Penentuan komposisi kimia dengan menggunakan metode XRF, menujukkan perbandingan nilai Si/AI F1 (6,20) > F2 (5,53) > F3 (3,56) > F4 (3,45). Penentuan jenis mineral dengan metode XRD, menujukkan bahwa pada bentonit Ft dan F2 ketidakmurnlannya maslh dlpertahankan dengan hadirnya mineral chlorit dan quarsa, sedangkan untuk bentonit F3 dan F4 hanya menghasilkan minerat montmorilonit saja. Penentuan serapan fraksinasi bentonit dalam mengadsorpsi ion logam Pb^^, Cd^^ dan Cu^^ dilakukan dengan cara mengatur pH larutan (pH 2 -10) dengan menggunakan metode polarografi, menujukkan bahwa daya serap bentonit F4 lebih tjnggi dibaridingkan bentonit Ft, F2.daniF3. A " : - : , : Data yang diperoleh menujukkan bahwa kapasita& .penyerapan fraksinasi bentonit tergantung pada phf larutan. Adsorpsi maksimum ion logam Pb^*^ terjadi pada pH larutan 7, ion logam Cd^^ terjadi pada pH larutan 8 dan untuk ion logam Cu^"^ adsorpsi maksimum Iraksinasi mineral bentonit terjadi pada pH larutan 5.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budianto
Abstrak :
Kenyamanan dalam berkendara merupakan salah satu hal penting yang dikembangkan pada industri otomotif. Salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam memberikan rasa nyaman bagi pengemudi saat berkendara adalah sistem suspensi, salah satu jenisnya adalah sistem suspensi semi-aktif. Sumber tenaga eksternal tidak diperlukan pada sistem suspensi semi aktif dimana nilai damping coefficient dapat diubah untuk mengendalikan disipasi energi pada damper. Karakteristik sistem suspensi semi-aktif yang hanya dapat mendisipasikan energi menjadi constraint sinyal kendali sesuai dengan state dari sistem. Kontur jalan juga menjadi gangguan pada sistem suspensi yang akan mempengaruhi kinerja sistem, oleh karena itu diperlukan pengendali yang prediktif. Pengendali model predictive control (MPC) dengan constraint digunakan untuk mengendalikan sistem suspensi semi-aktif diskrit hasil identifikasi dari sistem kontinu dengan menggunakan metode identifikasi least square. Perancangan pengendali MPC dilakukan dengan menentukan panjang prediction horizon, control horizon serta matriks bobot Q dan R. Uji pengendalian sistem suspensi semi-aktif menggunakan pengendali MPC dengan constraint dilakukan dengan mengamati kinerja pengendalian perpindahan sprung mass dari sistem suspensi semi-aktif dengan road profile sebagai gangguan sistem. Hasil pengendalian sistem suspensi semi-aktif kontinu dengan half car model yang dilakukan dengan simulasi menunjukkan kinerja pengendalian perpindahan sprung mass yang baik untuk berbagai jenis road profile.
Ride comfort is one of the important things in automotive industry. The component which took the responsibility in ride comfort are suspension system, one of them is semi-active suspension. An external power source is not needed in semi-active suspension system where the damping coefficient value is adjusted to control the amount of dissipated energy by damper. The characteristics of semi-active suspension system which only can dissipate energy become constraints to control signal appropriate with the state of system. The height of road surface also affect suspension system?s performance as disturbances so in order to overcome that problem a predictive controller is needed. Controller with model predictive control (MPC) strategy with constraints is used to control discrete semi-active suspension system from identification result of continuous system by using least square identification method. Design of MPC controller is done by determine the length of prediction horizon, control horizon and weight matrix Q and R. The test of semi-active suspension system control using MPC controller with constraints is determined by sprung mass displacement control performance of semi-active suspension system with road profile as disturbances. Simulation result of the control of continuous semi-active suspension system with half car model show that the sprung mass displacement control performance is good for many kinds of road profiles.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Patricia
Abstrak :
Suspensi adalah salah satu sanksi yang dapat dijatuhi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) apabila terdapat indikasi bahwa Perusahaan Tercatat melanggar ketentuan dalam Peraturan BEI. Dengan dijatuhi sanksi Suspensi oleh BEI, maka Saham Perusahaan Tercatat tidak dapat diperdagangkan di (a)pasar reguler dan pasar tunai atau (b)di seluruh pasar sekunder, termasuk pasar negosiasi. Apabila suatu saham telah disuspensi sekurang-kurangnya selama 24 (dua puluh empat) bulan, maka BEI dapat melakukan forced delisting atau penghapusan pencatatan emiten terhadap Perusahaan Tercatat yang berkaitan. Namun, pada praktiknya, banyak Perusahaan yang telah disuspensi lebih dari 24 (dua puluh empat) bulan tetapi tidak juga di-delisting oleh BEI. Suspensi yang berlangsung lama tanpa batas waktu maksimal yang jelas menimbulkan ketidakpastian hukum dan merugikan para investor. Hal ini jelas bertentangan dengan tujuan dijatuhkannya sanksi suspensi sebagai bentuk perlindungan bagi investor. Skripsi ini akan membahas mengenai kesesuaian penerapan suspensi saham PT Bakrie Telecom Tbk dengan ketentuan III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004. Selain itu, akan ditinjau pula mengenai tindakan yang dapat dilakukan investor publik atas ketiadaan batas watuu suspensi yang dijatuhkan oleh BEI. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan metode case approach dan comparative approach yang berdasarkan studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun tujuan perpanjangan suspensi PT Bakrie Telecom Tbk adalah untuk memberikan kesempatan kedua bagi perusahaan tercatat untuk dapat terus membenahi kondisi perusahaan, penerapan suspensi saham PT Bakrie Telecom Tbk oleh BEI tetaplah tidak sesuai dengan jangka waktu sebagaimana diatur dalam ketentuan III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004, yaitu 24 (dua puluh empat) bulan karena PT Bakrie Telecom Tbk telah disuspensi dari 2019 hingga saat ini (2023). Untuk menghadapi ketidaksesuaian penerapan sanksi suspensi PT Bakrie Telecom Tbk, investor publik PT Bakrie Telecom Tbk dapat memilih untuk menjual saham tersebut di OTC (over the counter) atau menunggu sampai diangkatnya status suspensi oleh BEI dan menjual saham tersebut dengan periodic call auction di pasar reguler. ......Suspension is one of the sanctions imposed by the Indonesia Stock Exchange (IDX) when there is an indication that the listed company violates the regulations of the IDX. With the imposition of a suspension sanction by the IDX, the shares of the Listed Company cannot be traded on the market. If a stock has been suspended for at least twenty-four months, the IDX may carry out a forced delisting or removal of the listed status of the related issuer. However, in practice, many companies have been suspended for more than twenty-four months but have not been delisted by the IDX, causing legal uncertainty which clearly contradicts the purpose of imposing suspension sanctions as a form of investor protection. This thesis discusses the appropriateness of applying the suspension to PT Bakrie Telecom Tbk in accordance with the regulation of III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004. Furthermore, it examines the actions that can be taken by public investors in the absence of a clear time limit for suspensions imposed by the IDX. This research employs a normative juridical approach with the case and comparative methods based on literature studies and interviews. The research findings indicate that although the purpose of extending the suspension of PT Bakrie Telecom Tbk is to provide a second chance for the listed company to improve its condition, the application of the suspension by the IDX is still not in line with the specified time limit of 24 (twenty-four) months according to the regulation III.3.1.2 Kep-308/BEJ/07-2004, as PT Bakrie Telecom Tbk has been suspended from 2019 until today, august 2023. To address the inconsistency in the application of the suspension sanction for PT Bakrie Telecom Tbk, public investors of PT Bakrie Telecom Tbk may choose to sell their shares over the counter or wait for the lifting of the suspension status by the IDX and sell their shares through periodic call auctions in the regular market.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hetty Rieskaliana
Abstrak :
ABSTRAK Stabilitas zat aktif dalam sediaan suspensi oral sangat penting untuk diperhatikan, terutama untuk senyawa antibiotik golongan β-laktam yang mudah terhidrolisis dengan adanya air selama proses penyimpanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan amoksisilin dan asam klavulanat seperti pH, suhu dan lamanya penyimpanan akan mempengaruhi persentase kadar obat tersebut selama proses terapi. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan dan validasi metode analisis penetapan kadar amoksisilin dan asam klavulanat dalam sediaan suspensi oral menggunakan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi yang dilengkapi dengan kolom C-18 Phenomenex, menggunakan campuran dapar fosfat pH 4,4-metanol dengan perbandingan 95:5 sebagai fase gerak. Laju alir yang digunakan adalah 2,0 mL/menit dan detektor UV Vis pada panjang gelombang 220 nm. Validasi metode analisis memenuhi syarat keberterimaan yaitu nilai rata-rata presisi kadar sebesar 103,42% dengan RSD 0,48% untuk amoksisilin dan 99,99% dengan RSD 1,57% untuk asam klavulanat dan hasil akurasi amoksisilin dan asam klavulanat berturutturut adalah 99,75% dan 100,83%. Baik amoksisilin maupun asam klavulanat stabil pada pH antara 6,5 - 7,0 dan mengalami penurunan kadar pada pH asam dan basa. Pengujian stabilitas sediaan suspensi kering yang telah direkonstitusi dilakukan pada suhu dinging (2-8 °C) dan suhu ruang (25-30 °C) selama 7 hari. Hasil pengujian stabilitas menunjukkan bahwa amoksisilin yang disimpan pada suhu dingin (2-8 °C) memenuhi syarat selama 7 hari dan asam klavulanat memenuhi syarat selama 5 hari. Kedua senyawa tidak stabil jika disimpan pada suhu ruang dimana penurunan kadar asam klavulanat lebih tinggi dibandingkan amoksisilin.
ABSTRACT It is important to maintain the stability of the active substances in oral suspension, especially for β-lactam class of antibiotics that is easily hydrolyzed in the presence of water throughout the period of use. There are some factors influencing the stability of the compounds, such as pH, temperature, and storage periods thus can affect the percentage content during therapy. In this research, a High Performance Liquid Chromatography method of analysis was developed and validated. The HPLC method employed a C-18 reverse phase column Phenomenex with a mixture of sodium phosphate buffer pH 4,4 and methanol in the ratio of 95:5 as the mobile phase. The flow rate was 2 mL/min and detection was by means of a UV detector at a wavelength of 220 nm. The method validation was meet the acceptance criteria. Precision average of amoxicillin and clavulanic acid were 103,42% with RSD 0,48% and 99,99% with RSD 1,57% respectively and the accuracy for amoxicillin and clavulanic acid were 99,75% and 100,83% respectively. Both amoxicillin and clavulanic acid were stable in a range of pH 6,5 - 7,0 and the percentage of contents was decreasing in acidic and basic pH. Stability testing on reconstituted dry suspension was done at cool temperature (2- 8 ° C) and at room temperatures (25-30°C) for 7 days. The results showed that amoxicillin that stored at cool temperature (2-8 °C) was stable for 7 days and clavulanic acid was stable for 5 days. Both compounds were unstable when stored at room temperatures where reduced level of clavulanic acid was higher than amoxicillin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T44999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Sulasmono
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruhi variasi dispersant terhadap stabilitas water based suspensi nanopartikel TiO2. Pada penelitian ini digunakan 3 jenis dispersant yaitu Polietilen Glikol 200, Triton X 100 (polietilen glikol tert. oktil fenil eter), dan Etilen Glikol. Hasil karakterisasi dengan PSA menyatakan bahwa distribusi partikel TiO2- PEG adalah 53,3 nm 16,3 nm, TiO2 - Triton X adalah 206,5 nm  59,1 nm. Sedangkan TiO2 - EG membentuk 2 distribusi partikel di 87,4 nm  6,6 nm dan 2151,4 nm  572,6 nm. Analisa XRD, dan SEM menunjukkan bahwa TiO2 hasil sintesis merupakan kristal anatase dengan bentuk spherical dan ukuran partikel rata-rata 36 nm unntuk TiO2-PEG 200, dan 90 nm untuk TiO2-Triton X 100. Selanjutnya karakterisasi menggunakan DRS-UV Vis menunjukkan bahwa adanya dispersant pada TiO2 hasil sintesis menggeser panjang gelombang ke arah panjang gelombang yang lebih pendek (blue shift), sehingga menjadikan energi bandgapnya menjadi lebih besar, yaitu dari TiO2 Degussa sebagai bahan acuan sebesar 3,29 eV menjadi 3,52 - 3,87 eV untuk TiO2 - PEG 200, 3,76 - 3,97 eV untuk TiO2 - Triton X 100, dan 3,43 - 3,75 eV untuk TiO2 - EG yang dikeringkan pada berbagai suhu. Hasil analisa DRS-FTIR menunjukkan bahwa pada suhu pengeringan T kamar dan T 100 kandungan dispersant masih ada, dan hilang setelah dikalsinasi pada suhu 400C. Dengan adanya dispersant membuat stabilitas suspensi hasil refluks dalam medium air lebih baik daripada stabilitas suspensi dari redispersi Kristal TiO2 hasil sintesis pada pengukuran waktu hingga 4 bulan. Berdasarkan pengukuran sudut kontak menunjukkan bahwa sifat superhidrofilik terbaik diperoleh pada lapisan film TiO2 dari redispersi suspensi TiO2 dengan dispersan Triton X 100, dimana sudut kontaknya mendekati 0. ......The research on the influences of various types of dispersant to the stability of water-based suspension of TiO2 nanoparticles has been done. This study used three types of dispersant; Polyethylene Glycol 200 (PEG200), Triton X 100, and Ethylene Glycol (EG). The characterization of as-synthesized TiO2 using PSA (particle size Analyzer) shows that the particle size distribution of dispersant-titania particles mostly are 53.3 nm  16.3 nm and 206.5 nm  59.1 nm, respectively for TiO2- PEG and TiO2 ‐Triton X . While the size of TiO2-EG was distributed in two area, 87.4 nm  6.6 nm and 2151.4 nm  572.6 nm. Analysis of XRD and SEM show that the as-synthesized TiO2 has anatase crystal structure with spherical shape and the average of particle size is 36 nm for TiO2-PEG 200, and 90 nm for TiO2 Triton X-100. The characterization with DRS UV-Vis shows that the presence of dispersant on TiO2 caused shifting of wavelength toward shorter wavelengths (blue shift), which indicates that the band gap energy becomes larger, i.e. from 3.29 eV for TiO2 Degussa as reference material becomes 3.52 - 3.87 eV for TiO2 - PEG 200; 3.76 - 3.97 eVfor TiO2 - Triton X-100; and 3.43 - 3.75 eV for TiO2 - EG after it was dried at various temperatures. The analysis with DRS-FTIR shows that the dispersant was still intact to as-synthesized TiO2 when was dried at room temperature and 100C , and then disappeared after calcined at 400  C. The stability of reflux suspension is higher than the stability of suspension of redispersed as-prepared TiO2 crystals in water on the measurement time of 4 months. Furthermore, based on contact angle measurements, the TiO2 - Triton X100 thin film has the best super hydrophilic property, where the contact angle isnear 0.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30267
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Athalia Aghani
Abstrak :
Suspensi oral ibuprofen yang diindikasikan sebagai penurun demam anak memiliki waktu kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan sediaannya, namun belum ada data mengenai beyond use date (BUD) dari suspensi oral ibuprofen. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data BUD suspeni oral ibuprofen berdasarkan penetapan kadar sediaan pada interval waktu yang telah ditentukan. Penetapan kadar dilakukan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) detektor UV/Vis pada panjang gelombang 220 nm dengan standar internal benzofenon. Analisis dilakukan menggunakan kolom C-18 Waters Spherisorb® (250 mm x 4,6 mm i.d; 5 μm) dengan fase gerak asetonitril-asam fosfat 0,01 M (63:37, v/v). Mode elusi yang digunakan yakni isokratik dengan laju alir 1 mL/menit dengan waktu analisis 10 menit. Waktu retensi ibuprofen dan benzofenon berturut-turut adalah 6,92 dan 7,68 menit. Analisis bersifat selektif ditunjukkan oleh tidak adanya gangguan di sekitar waktu retensi ibuprofen dan benzofenon. Persamaan regresi linier kurva kalibrasi yaitu y = 0,9517x + 0,0433 dengan nilai koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,9998. LOD dan LOQ ibuprofen secara berturut-turut diperoleh sebesar 13,3021 μg/mL dan 40,3094 μg/mL. Metode bersifat akurat dan presisi (nilai perolehan kembali sebesar 99,49-100,76% dan nilai koefisien variasi sebesar 0,20-0,54%). Suspensi oral ibuprofen secara umum dan sampel E berturut-turut mencapai BUD setelah 124 dan 36 hari terhitung sejak pembukaan pertama kemasan primer.
Ibuprofen oral suspension which is indicated as a fever reducer in children has an expiration date listed on the packaging, but there is no data on the beyond use date (BUD) of ibuprofen oral suspension. This study aims to obtain BUD data of ibuprofen oral suspension based on the determination of dosage levels at predetermined time intervals. Assays were carried out using a High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) UV/Vis detector at a wavelength of 220 nm with an internal standard of benzophenone. Analysis was performed using a C-18 Waters Spherisorb® column (250 mm x 4.6 mm i.d; 5 μm) with 0.01 M (63:37, v/v) acetonitrile-phosphoric acid as mobile phase (63:37, v/v). The elution mode used was isocratic with a flow rate of 1 mL/minute with an analysis time of 10 minutes. The retention time of ibuprofen and benzophenone were 6.92 and 7.68 minutes, respectively. Selective analysis was indicated by the absence of disturbances around the retention time of ibuprofen and benzophenone. The linear regression equation for the calibration curve was y = 0.9517x + 0.0433 with a correlation coefficient (r) was 0.9998. The LOD and LOQ of ibuprofen were 13.3021 μg/mL and 40.3094 μg/mL, respectively. The method is accurate and precise (recovery value was 99.49-100.76% and coefficient of variation value was 0.20-0.54%). The ibuprofen oral suspension in general and sample E reached BUD after 124 and 36 days, respectively, from the first opening of the primary pack.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenny Suriani
Abstrak :
Acalypha indica Linne has been known widely could decrease the high blood uric acid concentration. Effervescent dry suspension is a modification form of dry suspension to accelerate time reconstitution therefore has a better homogenized liquid and decrease thoroughly effect which is usually done in dry suspension. The production of granul was perfomed by wet granulation at a specific condition with relative humidity (RH) 45% and temperature 200C. Full pregelatinized queensland arrowroot starch (AGPS) was used as a suspending agent. Pregelatinized queensland arrowroot starch was proceed by using double drum dryer at 80deg;C ± 5deg;C. Five different formulations were perfomed for granul by modifying the amount of effervescent mix ingredients. Evaluation was made including odor, taste, and color taste, water content, flow rate, repose of angle, reconstitution time, pH, CO2, viscosity, particle size distribution, and higroscopicity. The evaluation showed that all of the formula had met qualifications of effervescent dry suspension and formula E which has effervescent mix 48% had a best qualification.
Akar kucing (Acalypha indica Linne) merupakan tumbuhan yang banyak digunakan untuk obat atau bahan obat yang dapat menurunkan kadar asam urat tinggi di dalam darah. Suspensi kering efervesen merupakan pengembangan jenis sediaan suspensi kering dibuat untuk mempercepat waktu rekonstitusi sehingga menghasilkan suatu larutan yang lebih homogen dan akhirnya dapat mengurangi efek pengadukan yang umumnya dilakukan pada suspensi kering tersebut. Pembuatan granul dilakukan dengan menggunakan metode basah pada kondisi khusus RH 45% temperatur 200C. Bahan pensuspensi yang digunakan dalam formulasi adalah Amilum Ganyong Pregelatinasi Sempurna (AGPS). Amilum pregel diproses menggunakan double drum dryer pada suhu 80°C ±5deg;C. Granul yang dibuat terdiri dari 5 macam formula dengan variasi konsentrasi pembentuk efervesen yang berbeda-beda. Evaluasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, kandungan air, laju alir, penentuan sudut istirahat, waktu rekonstitusi, uji pH, uji CO2, viskositas, distribusi ukuran partikel, dan uji higroskopisitas. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, kelima formula memberikan hasil yang baik dan formula E yang mengandung campuran efervesen 48% memberikan hasil evaluasi yang terbaik.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S33065
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>