Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Kamil Ghiffary A.
"ABSTRAK
Konsep dari gastrodiplomacy atau yang biasa disebut sebagai culinary diplomacy adalah sebuah teori yang memanfaatkan kuliner sebagai instrumen penting dalam komunikasi antar negara. Komunikasi menggunakan kuliner tersebut berusaha untuk menghilangkan perbedaan yang pada umumnya dibatasi oleh keragaman budaya, ideologi maupun politik dengan menyamakan selera pada satu hidangan yang tersedia. Penyamaan selera dalam makanan diharapkan berujung pada peningkatan interaksi serta kerjasama antar bangsa, yang diawali dengan masuknya informasi, pesan dan ideologi yang terkandung dalam makanan tersebut. Penerimaan pesan tersebut menjadi sebuah kunci awal yang krusial bagaimana sebuah ideologi asing dari negara lain bisa diterima pada sebuah bangsa. Pemilihan sushi sebagai instrumen utama Jepang dalam praktik gastrodiplomacy Jepang terhadap masyarakat global merupakan gerakan yang sangat berpotensial. Selain sebagai salah satu makanan yang paling dikenali dan digemari di seluruh dunia, sushi juga memiliki catatan historis dan memiliki ikatan yang kuat dengan sistem kebudayaan masyarakat Jepang. Terdapat beberapa hal yang harus dianalisis terlebih dahulu, namun bentuk gastrodiplomacy adalah gerakan yang sangat menjanjikan bagi negara yang modern.

ABSTRACT
The concept of culinary diplomacy or gastrodiplomacy is primaly about utilizing food or culinary as the main instrument of communication between nations. Food or culinary based communication as the media of gastrodiplomacy tries to obliterate the differences between nations divided by cultures, political agendas and ideologies. The main purpose is to provide a similarity of the taste within the culinary itself with expectation of increased interaction between nations in the future as well as coorporation, started by an acceptance of information inside the food such as cultural messages and ideologies from its origin nation. An acceptance of the food as well as the messages within the food is the main key of how foreign ideologies to be successfully rooted into a society. Subsequently, the choosing of sushi for the prime instrument for Japan as their main Soft Power media is a potentially positive action. Aside of how sushi is a well known culinary dish in all over the world, sushi also has a very long historical stories as well as strong connection with Japanese Traditional Society. Thereupon there are several data need to be analyzed for further identification. However gastrodiplomacy is a promising motion for a modern nation."
2017
S68198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heven Putri Limanta
"Skripsi ini membahas pandangan media massa internet di Rusia terhadap sushi sebagai produk budaya asing pada periode 2008-2013 dengan menggunakan metode studi pustaka dan teori hegemoni oleh Antonio Gramsci. Hasil penelitian menunjukkan proses hegemoni sushi di Rusia yang membawa nilai budaya Jepang dan menggeser kuliner tradisional Rusia. Kondisi ini memicu pemerintah untuk membangun kontra-hegemoni melalui media massa terhadap pengaruh sushi di Rusia dan hal ini terlihat dari dominasi artikel yang bersifat resisten terhadap hegemoni sushi.

This thesis discussed about how the online mass media in Russia view sushi as foreign cultural product within the period of 2008 until 2013 using the method of literature study and the theory of hegemony by Antonio Gramsci. The result shows the hegemony process of sushi in Russia which brought along Japanese cultural values and threaten the traditional Russian culinary. This situation triggered the government to create counter-hegemony through the mass media showed by the domination of articles which tend to be resistant towards the hegemony of sushi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita
"Penelitian ini menganalisis identitas pada makanan tradisional Korea yang disebut gimbab. Berdasarkan pencarian sumber didapati adanya klaim antar negara Jepang dan Korea terkait gimbab. Terdapat beberapa data yang menjelaskan bahwa gimbab merupakan makanan hasil adaptasi dari sushi khas Jepang. Hal ini dikarenakan gimbab dan sushi memiliki tampilan yang sama, yaitu nasi yang digulung dengan menggunakan rumput laut walaupun keduanya memiliki isian yang berbeda. Berdasarkan latar-belakang tersebut penelitian bertujuan untuk menganalisis asal-usul gimbab dan sushi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi-literatur dengan analisis bersifat deskriptif-kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya kesinambungan antara sejarah gimbab dan sushi. Penelitian ini juga berargumen bahwa setiap negara memiliki sejarah budayanya masing-masing sehingga gimbab bukan merupakan hasil adaptasi dari sushi.

This study analyzes the origin of Korean traditional food called gimbab. Based of related sources, it was found that there are differing claims on the origins of gimbab from Japan and Korea. There are data which explains that gimbab is a food adapted from Japanese sushi. This is because gimbab and sushi have the similar appearance, namely rice rolled using seaweed though the two have different fillings. Therefore, based on this background this research aims to analyze the origins of gimbab and sushi. The research method used is a literature-study method with descriptive-qualitative analysis. The results of the analysis show that there is no continuity between the history of gimbab and sushi. This study also argues that each country has its own cultural history, so gimbab are not an adaptation of sushi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Afrilia Damayanti
"Penelitian ini membahas strategi glokalisasi pada restoran multinasional Jepang di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi glokalisasi yang dilakukan subjek penelitian dan melihat efektivitas strategi tersebut berdasarkan konsumen lokal. Penelitian ini menggunakan mixed method dengan teknik observasi, wawancara, kuesioner, dan studi dokumen. Wawancara dilakukan dengan restoran Genki Sushi, CoCo Ichibanya, dan Seirock-Ya. Responden kuesioner adalah 203 mahasiswa/i aktif Universitas Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, strategi glokalisasi perlu dilakukan oleh suatu restoran asing ketika memasuki negara lain namun strategi ini tidak selalu dapat diterima oleh konsumen lokal. Oleh karena itu, perlu dilakukan pratinjau terhadap preferensi konsumen lokal sebelum strategi glokalisasi diterapka.

This study discusses the strategy of glocalization in Japanese multinational restaurants in Indonesia. This study aims to find out the glocalization strategies carried out by research subjects and see the effectiveness of these strategies based on local consumers. This study uses mixed methods with interview, questionnaires, and literature studies. The interview was conducted with Genki Sushi, CoCo Ichibanya, and Seirock-Ya. The questionnaire respondents were 203 University of Indonesias students. Based on the results of the study, the glocalization strategy needs to be carried out by a foreign restaurant when entering another country, but this strategy is not always acceptable to local consumers. Therefore, it is necessary to preview local consumer preferences before a glocalization strategy is implemented."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library