Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Yanti Hidayat
"

Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan salah satu infeksi terkait pelayanan kesehatan yang dapat terjadi pada pasien yang menjalani operasi. Salah satu upaya pencegahan terjadinya infeksi daerah operasi adalah dengan melakukan penerapan care bundle infeksi daerah operasi. Penerapan care bundle dianggap patuh apabila elemen care bundle dilakukan secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan care bundle IDO dengan kejadian infeksi daerah operasi (IDO) di Rumah Sakit Fatmawati tahun 2023. Desain penelitian ini dengan menggunakan studi kasus kontrol dimana pengambilan data secara retrospektif dengan menggunakan sampel 388 dari data surveilans infeksi Healthcare Associated Infections (HAIs) dan data audit penerapan care bundle IDO Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Fatmawati, terdiri dari kelompok kasus 97 terjadi IDO dan kelompok kontrol 291 tidak terjadi IDO. Analisa data dilakukan dengan menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa penerapan care bundle tidak patuh memiliki risiko 1,66 kali terjadi infeksi daearah operasi (IDO) dibandingkan dengan penerapan care bundle  patuh dengan (OR=1,66; 95% CI: 1,007-2,735) dan terbukti signifikan secara statistik  dengan p-value 0,046 (<0,05) setelah dikontrol oleh variabel umur dan variabel klasifikasi luka. Variabel kovariat yang juga berhubungan terhadap kejadian infeksi daerah operasi (IDO) di Rumah Sakit Fatmawati adalah umur ≥ 60 tahun berisiko 2,05 kali terjadi infeksi daerah operasi (IDO) dibandingkan umur < 60 tahun (OR= 2,05; 95% CI=1,08-3,89) dan variabel klasifikasi luka operasi terkontaminasi – kotor berisiko 4,48 kali terjadi infeksi daerah operasi (IDO) dibandingkan dengan luka bersih – bersih terkontaminasi (OR= 4,48; 95% CI=1,93-10,42). Hasil penelitian ini dapat juga menjadi masukan bagi Rumah SakitFatmawati untuk dapat lebih meningkatkan kepatuhan penerapan bundle dalam upaya pencegahan infeksi daerah operasi (IDO)

 


Surgical Site Infection (SSI) is one of the health care Associated infections that can occur in patients undergoing surgery. One effort to prevent surgical site infections (SSI) is to implement surgical site infection care bundle. The implementation of care bundle is considered compliant if the care bundle elements are carried out thoroughly. This study aims to determine the relationship between the implementation of SSI bundle care and the incidence of surgical site infections (SSI) at Fatmawati Hospital in 2023. This research design uses a case control study where data is collected retrospectively using a sample of 388 from Healthcare Associated Infections (HAIs) infection surveillance data, and audit data on the implementation of the SSI care bundle of the Fatmawati Hospital Infection Prevention and Control Committee, consisting of a group of 97 cases where SSI occurred and a control group of 291 where SSI did not occur. Data analysis was carried out using logistic regression. The results of this study found that implementing non-compliant care bundle had a 1.66 times risk of surgical site infection (SSI) compared to implementing compliant care bundle with an (OR=1,66; 95% CI: 1,007-2,735)  and was proven to be statistically significant with a p-value 0.046 (<0.05) after being controlled by age variables and wound classification variables. Covariate variables that are also related to the incidence of surgical site infection (SSI) at Fatmawati Hospital are age ≥ 60 years having a 2.05 times risk of surgical site infection (SSI) compared to age < 60 years (OR= 2,05; 95% CI=1,08-3,89) and The classification variable for contaminated - dirty surgical wounds has a 4.48 times risk of surgical site infection (SSI) compared to clean - clean contaminated wounds (OR= 4,48; 95% CI=1,93-10,42). The results of this research can also be input for Fatmawati Hospital to further improve compliance with bundle implementation in efforts to prevent surgical site infections (SSI).

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Putri Ulima
"Pendahuluan. Saat ini, infeksi daerah operasi (IDO) tetap menjadi komplikasi paling umum dari prosedur bedah. Dalam pencegahannya, antibiotik profilaksis menjadi pilihan pertama dan menyebabkan penggunaan antibiotik yang tinggi. Namun, pemberian antibiotik harus didasarkan pada strategi, yaitu stewardship. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai penggunaan antibotik menggunakan metode Gyssens. Metode Studi kohort retrospektif menganalisis pemberian antibiotik pada sebagian besar operasi elektif besar, termasuk tiroidektomi, mastektomi, dan kolesistektomi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia dari Januari hingga Juli 2023. Indikasi, jenis, dosis, waktu, interval, durasi, dan rute pemberian adalah variabel yang diteliti. Hasil Dari 191 subjek yang menjalani prosedur bedah elektif paling umum, 30 menggunakan antibiotik kombinasi. Kategori Gyssens 0 terdiri dari 165 subjek (86,5%), dan 11 subjek (5,8%) diklasifikasikan sebagai kategori IIA, yang menunjukkan dosis yang tidak sesuai (tidak memadai, tidak mencukupi). Ketidakakuratan penggunaan antibiotik teridentifikasi sebagai pemberian pada waktu yang salah (5,8%), pemilihan antibiotik yang kurang tepat (3,1%), dosis yang salah (2,6%), dan waktu pemberian yang tidak tepat (2,1%). Hubungan antara kategori Gyssens dengan SSI menunjukkan nilai p > 0,05 dengan odds ratio 1, yang menunjukkan bahwa pemberian antibiotik yang sesuai maupun tidak sesuai dari kategori Gyssens tidak menunjukkan hubungan pada kejadian IDO atau non-IDO. Kesimpulan Tingkat kepatuhan penatagunaan antibiotik pada kasus bedah elektif terbanyak di Departemen Bedah RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo yang dinilai menggunakan alur Gyssens mencapai 86,4% dan memerlukan perbaikan.

Introduction. Nowadays, surgical site infections (SSI) remain the most common complication of surgical procedures. In prevention, the prophylactic antibiotic is the first option and somehow leads to the high use of antibiotics. However, antibiotic administration should be based on the strategies, which is the stewardship. Thus, the study aimed to assess using Gyssens' method. Method. A retrospective cohort study analyzed the antibiotic administration of most major elective surgeries, including thyroidectomy, mastectomy, and cholecystectomy proceeded in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, Indonesia from January to July 2023. Indication, type, dosage, timing, interval, and duration and route of administration were the variables of interest. Results. Of 191 subjects who underwent the most common elective surgery procedures, 30 used combination antibiotics. Gyssens category 0 consists of 165 subjects (86.5%), and 11 subjects (5.8%) were classified as category IIA, indicating inappropriate dose (inadequate, insufficient). Inaccuracies were identified as mistimed administration (5.8%), less effective antibiotic selection (3.1%), incorrect dosage (2.6%), and inappropriate timing (2.1%). The association of Gyssens categories with SSIs showed a p–value of > 0.05 with an odds ratio of 1, indicating that both appropriate and inappropriate antibiotics of the Gyssens category showed no impact on SSIs or non–SSIs. Conclusion. The adherence to antimicrobial stewardship in the most common elective surgery in the Department of Surgery, dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital was 86.4 and subjected to improvement."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library