Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Yugo Pamungkas
Abstrak :
Keberadaan suporter sepakbola dalam suatu pertandingan tidak dapat dipisahkan, sehingga dapat dikatakan suporter merupakan pemain yang ke duabelas dari tim kesebelasannya. Salah satu nama suporter sepakbola di Indonesia adalah Jakmania, suporter Jakmania adalah para pendukung sepakbola dari kesebelasan tim Persija. Kehadiran suporter Jakmania ini semakin memeriahkan suatu laga pertandingan dan dalam kacamata ekonomi kegiatan persepakbolaan ini merupakan suatu aset. Namun pada kenyataannya kehadiran suporter Jakmania justru sering menimbulkan masalah kamtibmas, terkait dengan tindakan kekerasan yang terjadi sebelum pertandingan sampai dengan pertandingan usai dilaksanakan. Tindak kekerasan ini masih sering ditemui walaupun pihak kepolisian sudah melakukan pengamanan, baik tindak kekerasan yang teridentifikasi maupun yang tidak teridentifikasi petugas kepolisian. Dengan menggunakan penelitian lapangan atau field research, dan melalui penelitian metode gabungan (mixed method research), tesis ini bertujuan : (1) mengetahui latar belakang proses terjadinya tindak kekerasan oleh suporter Jakmania.; (2) menganalisis hubungan anatara fanatisme suporter Jakmania dan tindak kekerasan yang terjadi; (3) merumuskan pola penanggulangan yang tepat oleh pihak kepolisian (Polres Metro Jakarta Selatan) terhadap tindak kekerasan suporter Jakmania, sehubungan wilayah polres yang merupakan basecamp Jakmania dengan jumlah suporter Jakmania terbanyak. Novelty dari tesis dalam bidang masalah sosial yang dihadapi kepolisian ini adalah dirumuskannya suatu model penanggulangan yang tepat dalam rangka kepolisian mengantisipasi tindak kekerasan para suporter sepakbola baik ditingkat Polres Metro Jakarta Selatan, Polda Metro Jaya, dan masukan bagi wilayah kesatuan lainnya, serta Mabes Polri. ......Football`s supporter can not be separated with the game, so we also call the team twelve of player in the game is supporter. One name supporter of football in Indonesia is Jakmania, that supports Persija football team. Sometimes they can make the action game well and be the good asset to economical vision. In fact, Jakmania always creates social class problems, in connection with their violence actions during pre and post the game. It is always happen, though the police officer has conducted security, as a identified and an unidentified by police officers. Using the field research and combined methods research (mixed research method), it is purpose: (1) to know processing of the Jakmania violence background., (2) to analysis relation of Jakmania fanaticism and the violences , (3) to make a good procedure preventing the Jakmania violence, especially for South Jakarta Metro Police, because the region of South Jakarta Metro Police is the basecamp of Jakmania and has the most of member Jakmania. One result of thesis about the field of social problems facing the police force is to make a procedure of model to prevent the football?s supporter action in the South Jakarta Metro Police, Metropolitan Police Department, and inputs for the other entity, as well as Police Headquarters.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29691
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amjad
Abstrak :
Konflik antarsuporter terjadi karena sikap loyal, militan, dan cinta mereka kepada klub yang berlebihan. Sikap itu pun memunculkan konflik horizontal. Karena sikap sempit itu, gesekan antar suporter saat memberikan dukungan kerap terjadi. Total 53 suporter tewas sejak Liga Indonesia I /1995. Permusuhan antarsuporter yang terkenal adalah antara The Jakmania-Viking, Bonek-Aremania, Slemania-Brajamusti, Boromania-LAmania. Konflik The Jakmania-Viking dalam 5 tahun terakhir menjadi yang terparah karena sudah ada 7 korban jiwa dari total 15 suporter tewas. Mereka yang tewas berusia muda, dan yang menjadi provokator pun suporter-suporter muda. Karena itu, menarik diteliti bentuk konflik dan langkah kelompok suporter memanajemen suporter pemuda untuk menekan konflik dan memaksimalkan pengaturan anak-anak muda di The Jakmania ataupun Viking. Tesis ini menggunakan metode Deskriptif-Kualitatif dengan wawancara mendalam kepada 15 narasumber yang sudah ditentukan sesuai kebutuhan penelitian. Mereka terdiri dari pendiri The Jakmania/Viking, pengurus, korwil, pengurus distrik, the Jakmania dan Viking muda, serta Sejarawan untuk menguatkan pembacaan sejarah kedua kelompok suporter. Hasilnya, ada perubahan konflik kolektif dari tertutup/laten menjadi konflik terbuka. Pengaturan kemudian dilakukan untuk menekan konflik dengan menggunakan langkah dari internal suporter, juga melibatkan eksternal sesuai dengan UU SKN No.3/2005 dan UU Kepemudaan No. 40/2009. Karena itu, suporter perlu membuat aturan yang tegas ke anggotanya, negara juga harus dilibatkan sesuai UU untuk menekan konflik dan menciptakan pendidikan suporter. ...... Conflict between supporters because of their loyal, militant, and love attitudes towards excessive clubs. That attitude also raises horizontal conflict. Because of this narrow attitude, the friction between supporters while strengthening. English League I 1995. The antarsuporter feuds that are on the Indonesian football list are The Jakmania Viking, Bonek Aremania, Slemania Brajamusti, Boromania LAmania. The conflict between The Jakmania Vikings in the last 5 years has been the worst since there have been 7 deaths from a total of 15 supporters who died from the conflict supporters. Supporters who die young, and who became provocateurs young supporters. Because it, is interesting to be studied about the form of conflict and step the group of supporters are managing youth supporters to do conflict and improve the settings of young people in The Jakmania or Viking. This thesis uses descriptive qualitative method by conducting in depth interviews to 15 resource persons who have been determined according to research needs. They consist of the founders of Jakmania and Vikings, administrators, district heads, district administrators, Jakmanians and young Vikings, as well as Historians to strengthen the reading of the history of the two supporters 39 groups. Wake up, there is a change of collective conflict that is infected or latent, then becomes an open conflict. Arrangements are also made to wake up conflicts using good internal and external measures, in accordance with the Act 3 2005 and the Youth Act no.40 2009. In addition, supporters must also have strict rules for their members, the state can also be involved in accordance with the law for the handling of conflicts and create education for supporters.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikka Rafiansyah
Abstrak :
This paper is analyzing the effectiveness of PT. Liga Indonesia Baru's PR Campaign on changing the attitude of Persija Jakarta and Persib Bandung supporters. As quantitative research, this paper uses online surveys to gather data from the respondents. Using Jim Macnamara's (2005): pyramid model of PR research which incorporates awareness, attitude, and behavior elements to determine a campaign's effectiveness, the research has found that PT. LIB has distributed the campaign in a good way. However, the message that PT. LIB created in this campaign is not influential enough to change the attitude of Persija Jakarta and Persib Bandung supporters. One recommendation for this paper is future researchers can also analyze this campaign in other supporter groups such as Bonek (Persebaya Surabaya supporters) and Aremania (Arema Malang supporters). ......Penelitian ini menganalisis tentang efektivitas kampanye hubungan masyarakat dari PT. Liga Indonesia Baru dalam mengubah sikap dari pendukung Persija Jakarta dan Persib Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei yang diselenggarakan secara daring. Menggunakan teori Jim Macnamara (2005): pyramid model of PR research yang menggunakan elemen awareness, attitude, dan behavior untuk menentukan keefektifan suatu kampanye, penelitian ini menemukan bahwa PT. LIB telah mendistribusikan kampanye mereka dengan cukup baik. Akan tetapi, kampanye tersebut tidak cukup untuk mengubah sikap dan perilaku pendukung Persija Jakarta dan Persib Bandung. Rekomendasi untuk penelitian berikutnya adalah menganalisis efektivitas kampanye terhadap kelompok suporter sepakbola lainnya untuk , seperti Bonek (pendukung Persebaya Surabaya) dan Aremania (pendukung Arema Malang).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Evit Dwi Sulistyowati
Abstrak :
Penelitian ini memfokuskan pada pembentukan makna dalam unggahan media sosial Instagram komunitas suporter sepak bola The Jakmania, @infokomjakmania. Kekerasan antar suporter sepak bola berbanding lurus dengan perkembangan penggunaan media sosial. Media sosial seringkali digunakan untuk menyebarluaskan konten kekerasan yang terjadi antar suporter. Komunitas suporter sepak bola terus memperbaiki diri dalam aktivitasnya. Media sosial dipilih menjadi wadah untuk merepresentasikan sikap solidaritas yang komunitas suporter lakukan dengan materi unggahan yang dipilih. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce untuk melihat makna pada unggahan. Unggahan yang dipilih sebanyak dua belas gambar diunggah dalam periode Juli 2022–Maret 2023 berdasarkan jenis gambar yaitu poster pertandingan dan suasana stadion dalam hubungannya dengan komunitas suporter yang lain. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif konstruktifis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi sportivitas oleh Peter Arnold terhadap komunitas suporter sepak bola di akun media sosial Instagram. Hasil penelitian menunjukan dalam unggahan akun Instagram @infokomjakmania terdapat unsur sikap sportivitas komunitas suporter dalam mendukung timnya, yaitu sportivitas sebagai persatuan sosial, promosi kesenangan, dan sikap altruisme. Hal tersebut tergambar dalam pemilihan unsur yang selalu ditampilkan pada akun Instagram @infokomjakmania. Beberapa hal yang ditonjolkan dalam unggahan adalah hubungan kedekatan antar komunitas suporter, suasana tribun yang penuh dengan suporter yang memberikan dukungan, dan bertukar tanda mata.  ......This study focused on the formation of meaning in Instagram social media uploads of The Jakmania football supporter community, @infokomjakmania. Violence between football fans was directly proportional to the development of the use of social media. Social media was often used to spread violent content between fans. The football supporter community continued to improve itself in its activities. Social media was chosen as a vessel to represent the solidarity that the supporter community did with the selected uploaded material. This study used Charles Sanders Peirce's semiotic theory to see the meaning of uploads. Twelve selected uploads were uploaded in the period July 2022–March 2023 based on the type of image, namely match posters and the atmosphere of the stadium in association with other supporter communities. This research was a constructive qualitative research. This study aimed to describe the representation of sportsmanship by Peter Arnold towards the football supporter community on Instagram social media accounts. The results of the study showed that in uploads to the Instagram account @Infokomjakmania there were elements of sportsmanship in the supporter community in supporting football club, namely sportsmanship as social unity, promotion of pleasure, and altruism. This was reflected in the selection of elements that were always displayed on the Instagram account @Infokomjakmania. Some of the things highlighted in the upload were the close relationship between the supporter communities, the atmosphere of the stands which were full of supporters giving support, and exchanging gifts between supporter communities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Fitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan olahraga merupakan fenomena yang sering terjadi di kehidupan suporter atau penggemar olahraga. Namun, adanya persaingan olahraga yang dipersepsikan oleh komunitas suporter dan mengaitkannya dengan keanggotaan di komunitas merupakan hal yang jarang diteliti di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha mencari tahu hubungan antara sense of community dan persepsi persaingan olahraga pada salah satu komunitas suporter di Indonesia, yaitu komunitas suporter Persija. Data diambil dari 154 partisipan. Peneliti menggunakan alat ukur Sense of Community Index-2 untuk mengukur sense of community Chavis, Lee Acosta, 2008 dan Sport Rivalry Fan Perception Scale untuk mengukur persepsi persaingan olahraga Havard, Gray, Gould, Sharp, Schaffer, 2013 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara sense of community dan persepsi persaingan olahraga pada komunitas suporter Persija.
ABSTRACT
Sports rivalry is a phenomenon that often occurs in supporter or sport fan rsquo s life. However, the existence of sport rivalry which perceived by sport supporter community and associate with membership in their community is barely studied in Indonesia. Therefore, the purpose of this study is to find the relationship between sense of community and sport rivalry perception among one of sport supporter community in Indonesia, which is Persija supporter community. Data was taken from 154 participants. The writer used Sense of Community Index 2 for measuring sense of community Chavis, Lee Acosta, 2008 and Sport Rivalry Fan Perception Scale for measuring sport rivalry perception Havard, Gray, Gould, Sharp, Schaffer, 2013 . The results showed that there is a positive and significant relationship between sense of community and sport rivalry perception among member of Persija supporter community.
2016
S66434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pascha Pinandityo
Abstrak :
Masalah kerusuhan suporter sepak bola dalam tragedi Kanjuruhan melebihi dari sekedar urusan sepak bola. Tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak dapat diselesaikan hanya oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyebabkan dilakukanlah suatu proses collaborative governance dalam mengatasi masalah kerusuhan suporter sepak bola di Kanjuruhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan collaborative governance dalam mengatasi masalah kerusuhan suporter sepak bola pada peristiwa Stadion Kanjuruhan Malang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan post-positivist dan teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 11 (sebelas) sub dimensi collaborative governance terdapat 7 (tujuh) sub dimensi collaborative governance yang sudah terpenuhi, dan terdapat 4 (empat) sub dimensi collaborative governance yang belum terpenuhi pada penerapan collaborative governance dalam mengatasi tragedi Kanjuruhan. Sub dimensi collaborative governance yang sudah terpenuhi yaitu: Multiple Actor, Common Goals, Inclusive Deliberative Process, Commitment to the Collaboration Process, Trust Building, Internal and External Relationships, Knowledge Management. Sedangkan, sub dimensi collaborative governance yang belum terpenuhi yaitu: Consensus Building, Preliminary Rules, Accountability, dan Discourse and Practice. Penerapan sub dimensi tersebut telah membantu mengungkapkan fakta dan memberikan solusi terhadap tragedi Kanjuruhan. Langkah selanjutnya adalah menindaklanjuti fakta yang telah terungkap melalui kesadaran dan komitmen seluruh pihak untuk menjunjung tinggi nilai sportivitas dan menjalankan prinsip good governance dalam transformasi sepak bola Indonesia sehingga permasalahan tragedi Kanjuruhan dapat terselesaikan. ......The problem of football fans riot in the Kanjuruhan tragedy is more than just football. The Kanjuruhan tragedy is a human tragedy that cannot be resolved only by the Indonesian Football Association (PSSI) causing a collaborative governance process to be carried out in overcoming the problem of football supporter riots in Kanjuruhan. The purpose of this research is to analyze the implementation of collaborative governance in overcoming the problem of football fan riots at the Malang Kanjuruhan Stadium incident. This research was conducted using a post-positivist approach and data collection techniques used in-depth interviews and literature studies. The results showed that of the 11 (eleven) collaborative governance sub dimensions, there were 7 (seven) collaborative governance sub dimensions which had been fulfilled, and there were 4 (four) collaborative governance sub dimensions which had not been fulfilled in the application of collaborative governance in overcoming the Kanjuruhan tragedy. The sub dimensions of collaborative governance that have been fulfilled are: Multiple Actors, Common Goals, Inclusive Deliberative Process, Commitment to the Collaboration Process, Trust Building, Internal and External Relationships, Knowledge Management. Meanwhile, the sub dimensions of collaborative governance that have not been fulfilled are: Consensus Building, Preliminary Rules, Accountability, and Discourse and Practice. The application of these sub dimensions has helped reveal facts and provide solutions to the Kanjuruhan tragedy. The next step is to follow up on the facts that have been revealed through the awareness and commitment of all parties to uphold the value of sportsmanship and implement the principles of good governance in the transformation of Indonesian football so the problem of Kanjuruhan tragedy can be resolved.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Nilam Yuandini
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang kekerasan antar suporter sepak bola yang menjadi bentuk fanatisme suporter di Indonesia. Beberapa studi berpendapat faktor munculnya kekerasan berbasis fanatisme suporter sepak bola adalah hasil tradisi turun temurun yang menjadi sebuah budaya dan adanya keinginan untuk menunjukan rasa maskulinitas mereka kepada suporter lawan. Pada dasarnya penulis setuju dengan penelitian tersebut, tetapi studi sebelumnya cenderung kurang membahas faktor lokalitas sebagai pemicu adanya kekerasan sepak bola. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep lokalitas Lewis Mumford yang menggambarkan lokalitas sebagai sebuah tempat yang membuat orang merasa seperti dirumah dalam lingkungannya. Konsep ini digunakan untuk melihat bagaimana lokalitas bekerja didalam suporter sepak bola. Hasil temuan menyatakan bahwa faktor lokalitas memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap kelompok suporter sepak bola dalam melakukan tindakan kekerasan. Lokalitas yang berpengaruh bagi suporter Viking berbeda dengan lokalitas yang berpengaruh bagi suporter Jakmania. Data dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, studi dokumen, wawancara mendalam dan observasi pada Jakmania sebagai suporter Persija Jakarta dan Viking sebagai suporter Persib Bandung. ......This study discusses violence between football fans which is a form of the fanaticism of supporters in Indonesia. Several studies argue that the emergence of violence based on fanaticism of football fans is the result of a hereditary tradition that has become a culture and a desire to show their sense of masculinity to opposing supporters. The author agrees with the research, but previous studies tend not to discuss locality factors as a trigger for soccer violence. In this study, the researcher uses Lewis Mumford's concept of locality which describes locality as a place that makes people feel at home in their environment. This concept is used to see how locality works within football fans. The findings state that locality has varying degrees of influence on supporters group of specific football teams in commiting acts of violence. The locality that affects Viking supporters is different from the locality that affects Jakmania supporters.. The data in this study were obtained from literature studies, document studies, in-depth interviews and observations on Jakmania as Persija Jakarta supporters and Viking as Persib Bandung supporters.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irhamsyah
Abstrak :
ABSTRAK
Chants merupakan lagu dengan durasi singkat yang dinyanyikan oleh kelompok suporter klub sepakbola sebagai bentuk dukungan terhadap klub favorit mereka. Chants yang diciptakan oleh sebuah kelompok suporter memiliki simbol-simbol di dalamnya. Suporter klub sepakbola Ajax Amsterdam memiliki chants yang berbeda, dengan menyisipkan simbol-simbol Yahudi sebagai bentuk rasa bangga mereka menjadi keturunan Yahudi
ABSTRACT
Chants is a short duration song used by supporters of a football club as a form of their support for their favourite club. These chants have symbols inside the lyrics. The football supporters of Ajax Amsterdam has different chants with other club supporters. They inserted Jewish symbols in their chants as a form of pride of being jews.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizki Yoga
Abstrak :
Ujaran kebencian merupakan ujaran yang dapat menimbulkan kebencian. Fenomena ujaran kebencian dapat muncul dalam berbagai konteks, seperti hukum, psikologi, hingga olahraga, terutama sepak bola. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui/menjelaskan bentuk ujaran kebencian dan medan makna yang digunakan oleh suporter sepak bola ketika menuturkan ujaran kebencian di kolom komentar media sosial Instagram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah komentar suporter sepak bola yang berisi ujaran kebencian di kolom komentar media sosial Instagram. Sumber data penelitian ini berasal dari kolom komentar dalam unggahan foto di akun Instagram @plesbol.inc selama periode 1—29 Februari 2024. Pengumpulan data dilakukan pada 1—10 Maret 2024 dengan memilih 100 komentar, baik dalam bentuk frasa maupun kalimat. Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu mengidentifikasi makna literal dan kontekstual, mengidentifikasi bentuk ujaran kebencian, serta mengidentifikasi medan makna dari masingmasing data yang sudah dikumpulkan. Hasil analisis menunjukkan tiga bentuk ujaran kebencian yang berbeda, yaitu menghina, mengumpat, dan mencemarkan nama baik. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat sebelas medan makna yang digunakan, yaitu sifat/ keadaan, binatang, kekerabatan, benda, aktivitas, pelaku kegiatan, anggota tubuh, perilaku komunikasi, penyakit, makhluk halus, dan penampilan fisik. ......Hate speech is speech that can cause hatred. The phenomenon of hate speech can appear in various contexts, such as law, psychology, and sports, especially soccer. This paper aims to find out/explain the form of hate speech and the meaning field used by soccer supporters when saying hate speech in the Instagram social media comment section. The method used in this research is descriptive qualitative. The data in this study are soccer supporters' comments containing hate speech in the Instagram social media comment section. The data source of this research comes from the comments column in photo uploads on the @plesbol.inc Instagram account during the period February 1—29, 2024. Data collection was carried out on March 1—10, 2024 by selecting 100 comments, both in the form of phrases and sentences. Data analysis was carried out in three stages, namely identifying literal and contextual meanings, identifying forms of hate speech, and identifying the meaning field of each data that has been collected. The results of the analysis show three different forms of hate speech, namely insulting, swearing, and defaming. The results of the analysis also show that there are eleven fields of meaning used, namely nature/condition, animal, kinship, object, activity, actor, limb, communication behavior, disease, ethereal creature, and physical appearance.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Dhimas Syuhada
Abstrak :

 

Perkembangan media sosial yang pesat dalam beberapa dekade terakhir telah membangkitkan sejumlah industri tentang potensi media baru ini sebagai alat pemasaran.Tak terkecuali untuk industri sepakbola, yang menjadi olahraga paling populer di dunia. Asosiasi sepakbola di seluruh dunia menyadari bahwa penggunaan media sosial adalah masa depan dalam hal meningkatkan dan memperluas bisnis mereka, apakah ini untuk tujuan pemasaran atau sebagai media untuk berkomunikasi langsung dengan penggemar mereka. Tidak seperti industri lain, pendukung adalah pemangku kepentingan eksternal yang sebenarnya dari unit organisasi asosiasi sepakbola. Pendukung bukan hanya "pelanggan" yang akan membeli tiket musiman dan barang dagangan tim; suporter adalah perwujudan dari "pemegang saham" yang memiliki beberapa saham dan memainkan peran dalam pengambilan keputusan di sebuah asosiasi sepakbola. Meskipun Asosiasi Sepakbola Indonesia (PSSI) memiliki jaringan sosial, ada perbedaan dalam bagaimana media sosial digunakan secara efektif atau tidak., temuan menunjukkan bahwa asosiasi sepakbola nasional yang terkenal tidak selalu menggunakan potensi komersial ini seefektif mungkin untuk "melibatkan" basis penggemar mereka.


 

Rapid development of social media in last few decades has awakened a number of industries about the potential of this new media as a marketing tool. No exception for football industry, which became the most popular sport in the world. Football association across the world are realizing that the use of social media is the future in terms of improving and expanding their business, whether this is for marketing purposes or as a medium for directly communicating with their fans. Unlike other industries, supporters are actual external stakeholders of a unit of football association organization. Supporters not just "customers" who will buy season tickets and team merchandise; suporter is the embodiment of “shareholder" owning some shares and playing a role in decision-making at a football association. Although the Indonesian Football Association (PSSI) has social networks, there are differences in how social media is used effectively or not. However, the findings indicate that well-known nation-wide football association do not always use this commercial potential as effectively as they might to “engage” their fan base.

2018
T52363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>