Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindiya Kirana
Abstrak :
Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam definisi ini, yaitu: efek diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.

Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus pemasararan dihubungkan dengan definisi diatas, merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta bubungan variabel variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan definisi chatas. Private label yang dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori produk-produk makanan dan non-makanan dengan kiasifikasi komoditi dan premium. Enam merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature’s Choice, First Choice, Fresh Choice, Reliance, dan Innosense.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel variabel pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel, variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek (brand knowledge), yaitu: tingkat pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero (brand recognition), dan penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero (brand image), variabel variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu: unsur-unsur merek (brand element), stimulus pemasaran, dan leverage dan asosíasi sekunder dengan peritel Hero.

Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge) dan variabel preferensi terhadap peritel Hero.

Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban 162 responden dan 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah variabel leverage dan peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen, Sedangkan untuk hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel vaniabel yang diuji.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling dikenali, serta empat merek hanya dikenali minonitas responden. Kemudian mayoritas responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen (harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa dibeli.

Dari hasil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk pengernbangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationshipnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rahmadini Cholin
Abstrak :
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengembangkan suatu model untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi lokasi toko yang kompetitif dan aktif untuk perluasan jaringan toko Aldi. Model yang dimaksud terdiri dari 7 tahapan yaitu: (i) Segmentasi geografis; (ii) Pemilihan lokasi; (iii) Penelitian pada statistik lokasi; (iv) Penelitian pada kompetitor dan kanibalisasi; (v) Perbandingan dengan Aldi baru; (vi) Penilaian viabilitas situs berpotensi; dan (vii) Penentuan lokasi akhir. Pada Tahap 2, daftar lokasi berpotensi akan dipilih dengan pertumbuhan populasi tercepat/terbesar dan/atau lokasi dimana kompetitor berada. Tabel Kriteria digunakan pada Tahap 5 untuk membandingkan lokasi berpotensi dengan lokasi dimana toko Aldi baru-baru ini dibuka menggunakan suatu metode ranking, dengan cara menolak toko yang kurang menarik. Setelah itu, Indikator Saturasi Retail (IRS) digunakan untuk mempersingkat Daftar Rekomendari Prioritas. Lima (5) daerah tangkapan air dengan IRS tertinggi diprioritaskan untuk direkomendasikan. Daerah Tangkapan air yang dimaksud adalah: (a) Truganina 3029 (VIC); (b) Craigieburn 3064 (VIC); (c) Mernda 3754 (VIC); (d) Yanchep 6035 (WA); (e) Dunsborough 6281 (WA).
The aim of this report is to develop a model to evaluate and identify competitive and viable store locations for Aldi`s store network expansion. The Model consists of 7 steps: (i) Geographical segmentation; (ii) Choose areas(s); (iii) Research on statistics of areas(s); (iv) Research on competitors and cannibalisation; (v) Compare with current new Aldi(s); (vi) Assess viability of potential sites; (vii) Final locations determined. In Step 2, a list of potential areas with the fastest/largest population growth and/or areas where competitors are present but Aldi will be chosen. The Criteria Table is used in Step 5 to compare potential locations with the locations of Aldi`s recently opened stores using a ranking method, rejecting less attractive ones. After that, the Indicator of Retail Saturation (IRS) is used to shortlist a Prioritised Recommended List. The top 5 catchment areas with the highest IRS are prioritized for recommendation. These catchment areas are: (a) Truganina 3029 (VIC); (b) Craigieburn 3064 (VIC); (c) Mernda 3754 (VIC); (d) Yanchep 6035 (WA); (e) Dunsborough 6281 (WA)  

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Banjiro, Lamhot
Abstrak :
Franchise is a legal agreement on delegation of right or special right to market the product or service given by the owner of franchise (franchisor) to other party (franchisee) that arranged in a certain rule. Franchise is glow in Indonesia now, from time to time it keep increasing and being expected keep growing and dominating in domestic market significantly. Local franchise, which is expanding the most now, is supermarket sector because this sector provides daily needs. That expansion mentioned above have to be followed by tax implementation that can arrange variant transaction which relate to franchise until tax potential on it has explored optimum. Thus, if this has explored deeper especially one that connected to income tax on franchise, will give big contribution to country income. Therefore, the main questions in this thesis are: (i) How does the reality of economic on franchise transaction?, (ii) How does tax implementation on franchise in Indonesia nowadays?, (iii) How does PT "X" do the tax obligation on itself as franchisor and its franchisees? (iv) Are there any cases which is related to tax collection system to be improved? Analysis descriptive research type has been done as a research method to support research and study process on that problem analysis, which is describe all information or data gotten from the research first, then all the data are analyzed by income tax law and the correlation with the tax system that fulfill tax principle. Data technical collection was done in the field by interview and From literature study documents, to study related law and other related documents. Interview was done to people who are related to franchise and taxation to get reference on their opinion regarding tax obligation in income tax section. Franchise delegation most of the time is related to a certain payment. There are two kinds and types of franchise and the taxation are known generally which can be requested by franchisor to franchisee that is direct monetary compensation and indirect and non monetary compensation. Firstly there are 4 (four) principle of good taxation suggested by Adam Smith in his book An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth Nation to set the right taxation system on the right income tax on franchise. Beside that Mansury suggested for tax income expected suitable with fair principles then fulfillment of horizontal justice condition (5 conditions) and vertical justice (2 conditions) need to be held strongly. Tax auditor who audits franchise obviously does not fully understand on franchise position which is separate Taxpayer so that franchisee income is different from franchisor income. Withholding tax implementation on franchise income have not fulfill equality principle, mainly realization on individual taxpayer, franchisee that most have status as individual taxpayer can not do withheld on payment of paid income on the royalty whereas franchisee that have status as corporate taxpayer have done the withholding the royalty. Other result study is found uncertainty law on determines franchise fee whether royalty category or as technical fee because PT_ "X" withheld with 15 % rate on the other hand the elements in franchise fee put into technical fee category that its effective rate are 6 %. Other aspect appeared is withheld on franchise fee for the amount of 15 % happened on lack of knowledge of PT. "X" whereas for technical fee withholding rate effectively for the amount of 6% showed that the decision of net estimation income is 40 % for too small technical fee on a franchise. At the end suggested tax auditor suppose to know the relation of franchisee with franchisor which is franchisee position is not subsidiary of franchisor. Next suggestion to reach equitable principle, withholding on Tax Income of chapter 23 object the most on income of royalty can not only be done to franchisee that has status as corporate taxpayer but also that individual taxpayer. The determination of type of fee on franchise fee need to be cleared then appear certain law because it emphasized the technical fee element not the royalty element. Review to the estimation of net income to technical fee that valid nowadays also needed so that the estimation percentage of net income different for all types of business.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosyan Madolen
Abstrak :
Kehadiran bisnis retail?supermarket merupakan jawaban atas tuntutan kebutuhan masyarakat kota?kota besar seperti di Jakarta ini. Tingkat pendapatan yang semakin tinggi, penggunaan waktu yang semakin efisien dan efektif, meningkatnya jumlah wanita pekerja, serta gaya hidup yang semakin moderen mengakibatkan, orang sudah semakin enggan untuk berbelanja di pasar tradisional, dan beralih ke pasar moderen seperti supermarket. Bisnis retail?supermarket di Jakarta boleh dikatakan relatif masih ?muda usia?. Artinya pengetahuan dan pengalaman pengusaha pada bisnis ini masih sangat terbatas. Jadi tidak heran banyak pengusaha yang sesudah masuk ke bisnis ini terpaksa harus merugi dan bahkan bangkrut. Potensi pasar di Jakarta yang besar, dilihat dari segi jumlah penduduk dan tingkat pendapatannya yang tinggi dibandingkan dengan kota lainnya, menjadikan supermarket sebagai lahan bisnis yang berkembang sangat pesat, yang sampai tahun 1989 telah mencapai 145 buah supermarket balk yang berskala besar maupun yang berskala kecil. Tidak seperti pada bisnis retail lainnya, bisnis retail-supermarket memiliki karateristik: margin rendah, volume yang tinggi/besar biaya rendah, serta relatif harus besar tempat usahanya. Karakteristik ini harus dapat diterjemahkan retailer dalam bentuk strategi-strategi bisnis yang handal. untuk menjawab tantangan bisnis ini, seorang retailer perlu menyusun suatu kerangka rencana yang bersifat strategik agar mempunai seperangkat ?tool? yang ampuh dalam persaingan dengan para pesaingnya. Perencaan strategik untuk seorang retailer supermarket meliput,: (1) analisa situasi , (2) menentukan tujuan yang akan dicapai, (3) Mengidentifikasi konsumennya, (4) menerapkan overall strategy perusahaan, (5) aktifitas spesifik yang dilakukan, (6) serta suatu kontrol menyeluruh dan set-lap elemen diatas. Dari enam elemen strategik tersebut diatas, elemen ke-4 merupakan Inti dari seluruh strategi yang menentukan keberhasilan seorang retailer supermarket. Elemen ini dibagi atas variabel yang tidak dapat dikendalikan langsung dan variabel yang dapat dikendalikan langsung. Variabel tak terkendali meliputi perilaku konsumen, kompetisi, teknologi, kondisi perekonomian, peraturan pemerintah, dan sebagainya. Sedangkan variabel terkendali meliputi lokasi toko, pengoperasian, barang dagang, sistem harga, citra toko, dan promosi. Keberhasilan seorang retailer supermarket tergantung kepada kemampuannya dalam menangani dua variabel diatas dengan segala sumber daya yang dipunyai. Tiga market leader dari supermarket yang dijadikan obyek studi menerapkan strategi bisnis yang berbeda?beda. Perbedaan yang cukup jelas dalam hal ini adalah pada masalah harga, dimana masalah harga umumnya merupakan faktor yang cukup peka dalam perilaku konsumen. Dalam strategi penerapan harga, supermarket Hero menerapkan sistem dengan orientasi permintaan, supermarket Gelael menerapkan sistem dengan orientasi harga pokok, sedangkan supermarket Golden Truly menerapkan strategi dengan sistem orientasi kompetisi. Sementara itu, hasil studi memperlihatkan strategi promosi yang paling efektif digunakan oleh para retailer supermarket adalah jenis promosi yang memberikan hadiah langsung dan hadiah undian kepada konsumen untuk sejumlah pembelian tertentu. Bentuk promosi ini paling efektif dibandingkan bentuk promosi lain seperti pekan potongan harga (discount). Karena kemajuan teknologi yang begitu pesat, maka dampaknyapun tidak dapat dihindarkan pada bisnis retail supermarket. Walaupun penggunaan teknologi komputer pada bisnis retail seperti Point of Sale telah mulai dipraktekkan pada ketiga supermarket diatas, namun penggunaannya relatif masih terbatas hanya pada sistem pelaporan penjualan saja. Ikiim usaha yang sangat kompetitif, dengan berkembangnya jenis bisnis grosiran ternyata tidak terlalu mencemaskan retailer supermarket. Alasan yang sama dan hasil studi mengatakan bahwa pasar sasaran dan kedua jenis bisnis berbeda, sehingga kehadiran yang satu dengan lainnya tidak terlalu berdampak besar.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristal Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
ALDI adalah supermarket berbasis Jerman yang beroperasi di beberapa negara. Laporan ini fokus pada pengembangan toko cabang baru. Lokasi toko ALDI saat ini menghasilkan toko yang representatif di area utama di seluruh Australia. Untuk analisis yang lebih mendalam tentang lokasi toko, laporan ini kemudian menunjukkan pengembangan pedoman 7 langkah, yang mencakup pemilihan area dengan perkembangan saat ini dan masa depan, penilaian ukuran pasar potensial, penentuan ukuran daerah tangkapan, penyaringan kode pos menggunakan kriteria untuk area baru dan area toko yang sudah ada, analisis persaingan, strategi situs secara keseluruhan, dan analisis daya tarik situs. Dalam penerapan panduan ini, laporan ini berfokus pada area Victoria, Australia. Analisis ini merekomendasikan ALDI untuk membuka toko baru di 13 lokasi di Victoria.
ABSTRACT
ALDI is a German-based grocery store operating in multiple countries. This report will focus on developing guidelines for ALDI in assessing the best store locations to open its new stores. ALDI rsquo;s current store location strategy results in having representative stores in key areas across Australia. For a more thorough analysis about the store locations, this report then shows the development of 7-step guideline, that consists of selecting areas with current and future development, potential market size assessment, determine size of catchment area, postcode screening using criteria for new and existing areas, competition analysis, overall site strategy, and site attractiveness analysis. In application of this guideline, this report focuses on Victoria, Australia. The analysis then results in recommending ALDI to open new stores in 13 locations in Victoria.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Bramastyo
Abstrak :
Persepsi resiko merupakan hal panting dalam perilaku konsumen, sedangkan pencarian sumber informasi merupakan salah satu strategi untuk menurunkan persepsi resiko. Berbelanja daging ayam di supermarket merupakan hal umum yang dilakukan konsumen Indonesia. Salah satu faktor yaitu kenyamanan berbelanja di supermarket monjadi harapan konsumen untuk mengurangi persepsi resiko dalam pembelian daging ayam. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa masih terdapet persepsi resiko dalam pembelian daging ayam di supermarket. Sumber informasi dari pengalaman belanja lampau menjadi hal paling bermanfaat dalam mengurangi persepsi resiko. Selain itu, terdapat perbedaan pencarian sumber informasi antara dua kelornpok persepsi resiko tinggi dan rendah. Penelitian ini diharapkan dapet bermanfaat begi konsumen, peternak dan penjual. ......Perceived risk is an important factor in studying consumer behavior, whereas information sources seeking is a risk reducing strategy. Buying chicken at the supermarket is an common activity done by many indonesians consumers specially in urban area. One factor like shopping convenience play an important role in reducing perceived risk when buying chickens at the supermarket. This research is made to prove that perceived risk in chicken shopping at supermarket still exist. The choice of information source which is obtained from individual's past experiences has become great advantage to reduce the level of perceived risk. Besides, this research will also describe the difference of information sources seeking between high consumer's perceived risk group and low consumer's perceived risk group. Hopefully this research will give advantage for consumer, chicken farmers as well as seller.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27196
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisgumantika Suha
Abstrak :
Pencahayaan adalah salah satu aspek yang paling mendukung arsitektur. Pencahayaan membuat efek visual tertentu yang mempengaruhi persepsi manusia. Ruang komersial memiliki tujuan utama untuk menjual, sehingga pencahayaan juga dimanfaatkan untuk mempersuasi calon pembeli. Supermarket adalah jenis retail yang menjual beragam jenis produk dan berukuran besar dengan berbagai bagian berdasarkan jenis barang yang dijual. Supermarket mendisplay barang-barang yang dijualnya dengan pencahayaan tertentu supaya bisa menarik pembeli. Supermarket menggunakan sistem self-service dan memiliki banyak bagian, sehingga pengunjung biasa menghabiskan waktu cukup lama di dalamnya. Selain display yang menarik, alur dan atmosfir ruang juga merupakan aspek penting untuk meningkatkan kenyamanan yang berdampak juga pada penjualan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tata cahaya supermarket dan pengaruhnya terhadap pengunjung untuk membeli dan berkeliling dalam supermarket. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur dan studi kasus. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori cahaya, persepsi visual, pencahayaan interior, pencahayaan ruang komersial, dan prilaku konsumen. Studi kasus dilakukan dengan mengamati tata cahaya artifisial secara umum dalam supermarket dari pintu masuk sampai keluar, dan secara khusus mengamati pengaruhnya pada pengunjung atau pembeli pada satu bagian supermarket yang memiliki tata cahaya tertentu. ...... Lighting is one of the most supporting aspect in architecture Lighting could give visual effect thaLighting is one of the most supporting aspect in architecture. Lighting could give visual effect that affect human perception. Commercial space has main objective to sell, therefore, lighting also used to persuade buyers. Supermarket is a kind of retail store that provide a wide range of products, usually with large space and several sections according to product variety. Supermarket display their products with spesific lighting to attract buyers. With the self-service system and the variety of sections, customers usually spend some time in supermarket. Beside the attractive display, the atmosphere of space is also important to increase comfortness that could affect sales. This thesis aims to determine the lighting system in supermarket and how it affects customers. I use literature studies and case studies as a method in this thesis. Literature studies done by studying lighting theory, visual perception, interior lighting, lighting for commercial space, and consumer behavior. Case studies done by observing artificial lighting in general and the impact to customers in particural sections.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifani Fajria
Abstrak :
Manusia sering tidak sadar dengan hal-hal di sekitarnya karena fokus terhadap suatu kegiatan. Tipe berbelanja di supermarket adalah task-focused sehingga terdapat rencana produk dan waktu. Hal tersebut memungkinkan konsumen tidak sadar terhadap objek-objek yang telah dilalui. Tulisan ini membahas mengenai fungsi arsitektur interior di supermarket yang dapat memudahkan konsumen secara visual melalui elemen desain yang digunakan. Beberapa elemen desain seperti warna, cahaya, posisi dan bentuk menjadi elemen dasar yang dapat menarik visual konsumen dengan cepat. Dari elemen-elemen tersebut akan membentuk suatu sistem kontras pada ruang yang dapat menarik perhatian konsumen dan membantu menavigasi konsumen ke area-area supermarket. ...... Humans are often not aware of the things around because of the focus on an activity. Type of shopping at the supermarket is a task-focused so that there is a plan and timing products. It enables consumers are not aware of the objects that have been passed. This writing discusses the function of interior architecture at the supermarket to facilitate the consumers visually through the use of design elements. Some design elements such as color, light, position and shape into basic elements that can attract consumers quickly. From these elements will form a contrast system in space that can attract the attention of consumers and help consumers navigate to areas of the supermarket.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieny Zhafira Rynanda
Abstrak :
ABSTRAK
Pencahayaan tidak terlepas dari aktivitas manusia di dalamnya, terutama dalam bekerja. Aktivitas dalam sebuah supermarket terdiri atas dua bagian, yaitu pengunjung dan pekerja supermarket yang keduanya saling berinteraksi satu sama lain. Pelayanan yang baik diberikan pada pengunjung tentu menjadi nilai tambah sebuah supermarket. Pelayanan diberikan berasal dari pekerja supermarket terutama pegawai kasir. Untuk meningkatkan produktivitas pekerja kasir tentu memiliki faktor lingkungan kerja yang baik pula. Oleh karena itu dibutuhkan desain area kasir dengan ergonomis, termasuk layout dan pencahayaan yang sesuai dengan aktivitas area kasir. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pencahayaan yang efisien terhadap aktivitas pekerja kasir saat bertransaksi, dan juga kelelahan kerja yang terjadi ketika bekerja dengan durasi tertentu. Hal tersebut sangat penting mengingat sebuah supermarket salah satunya dikatakan baik jika memperhatikan kualitas pegawainya.
ABSTRACT
Lighting is inseparable from human activities in it, especially at work. Activities in a supermarket consists of two parts, namely visitors and workers of the supermarket which both interact with each other. Good service given to the visitors would be the added value of a supermarket. Services are provided primarily derived from a supermarket worker employee cashier. To increase worker productivity, cashier certainly should have a good working environment factors as well. Therefore the cashier have to be designed with ergonomic value, including layout and lighting in accordance with the activity at the cashier area.

This thesis aims to determine how is the role of efficient lighting to the cashier when transacting labor activity, and also fatigue that occurs when working with certain duration. It is very important to remember, that as a good supermarket, it has to pay attention to the quality of its employees.
2016
S63104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>