Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Popphy Prawati
Abstrak :
NO2 merupakan salah satu polutan yang berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang menyebabkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan seperti global warming, penipisan lapisan ozon, dan hujan asam. Di daerah dimana kendaraan yang berlalu lintas sangat padat, seperti di kota-kota besar, jumlah nitrogen dioksida yang dipancarkan ke atmosfer sebagai polusi udara bisa menjadi signifikan. Riset ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kontaktor membran super hidrofobik dalam proses penyerapan NO2 dari campurannya dengan udara menggunakan larutan asam nitrat HNO3 dan hidrogen peroksida H2O2. Dalam penelitian ini, diamati pengaruh laju alir gas, pelarut, dan jumlah serat membran terhadap daya absorbsi NO2 dengan teknologi kontaktor membran serat berongga super hidrofobik. Variasi laju alir gas yang digunakan adalah 100, 150 dan 200 SCCM dengan laju pelarut 35, 70, 105, 140, 175 dan 210 CCM dan jumlah serat membran 200,4000, dan 6000. Adapun konsentrasi pelarut yang digunakan adalah 0,5 %wt untuk H2O2 dan 0,5 M untuk HNO3. Hasil variasi kenaikan laju alir gas dan laju alir pelarut menunjukan kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa, dan jumlah mol terserap. Untuk setiap kenaikan jumlah fiber, terjadi kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa dan jumlah mol terserap. Namun masih belum signifikan. Persentase pemisahan NO2 tertinggi terjadi pada laju alir gas 200 SCCM dan pelarut 210 CCM pada jumlah serat membran 6000, yaitu sebesar 57,14 %. ......Nitrogen oxides (NO2) are the main pollutant in flue gas emitted from fossil fuel combustion process, which are very hazard pollutants and can cause negative effects to human health and global environment such as global warming, ozone depletion, photochemical smog and acid rain. This study aims to remove NO2 from air through absorption using a mixture of H2O2 and HNO3 solutions as absorbent in super hydrophobic hollow fiber membrane contactors. In the experiment, the feed gas containing NO2 flowed through the shell side of the contactor, while the absorbent solution flowed through the lumen fibers As solvent, H2O2 is used with HNO3 in liquid scrubbing. In this research, we will find the effect of gas and solvent flow rate on absorption effectivity of NO2 with super hydrophobic hollow fiber membrane contactor technology. Variations of gas flow rate used are 100, 150 and 200 SCCM. with solvent rate variations: 35, 70, 105, 140, 175 dan 210 CCM. The solvent concentration used is 0,5 % wt for H2O2 and 0,5 M for HNO3. The result of gas flow rate and absorbent flow rate increases are equal to flux, mass transfer coefficient, and absorbed mole increases. For every solvent rate increases, the flux, mass transfer coefficient and absorbed mole are also increases. However, the trend of NO2 Loading is decreasing in this variation. The highest percentage of NO2 separation occurred at 200 SCCM gas flow rate and 210 CCM solvent variation with 57,14 %.removal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putra Sangaji
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang penyisihan amonia dari air limbah sintetis menggunakan kontaktor membran Super Hydrophobic. Berdasarkan Keputusan Kemen LH No.51/1995, amonia harus disisihkan dari air limbah karena amonia merupakan senyawa B3 yang dapat membahayakan biota perairan. Penggunaan kontaktor membran Super Hydrophobic digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan senyawa tanpa kontak langsung dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembasahan yang terjadi baik oleh air limbah maupun larutan penyerap. Penelitian ini dilakukan dengan variasi konsentrasi amonia dalam air limbah, antara lain : 100, 200, 400 dan 800 ppm. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kontaktor membran Super Hidrofobik mampu menyisihkan amonia dengan efisiensi 100% untuk setiap variasi konsentrasi yang diujikan. ......This undergraduate thesis explain about ammonia removal from synthetic wastewater through membrane contactor Super Hydrophobic. Based on Regulation of Minister of Environment Republic of Indonesia No. 51 of 1995 ammonia must be removed from wastewater because it is inlcuded in toxic compound that can be dangerous in water ecosystem. The membrane contator Super Hydrophobic is used as alternative media because have better stability when wetted by wastewater and absorbent. This experiment is done with variety of feed concentration : 100, 200, 400 and 800 ppm. The result from the experiment show the ammonia removal efficieny is perfect for every variation (100%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S57827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Tri Rama
Abstrak :
Penelitianini menjelaskan mengenai penyisihan amonia dari limbah sintetis dengan menggunakan membran super hidrofobik. Kontaktor membran serat berongga hidrofobik mulai dipergunakan karena memiliki kemampuan memisahkan tanpa kontak antara air limbah dengan absorben. Penelitian dilakukan dengan menggunakan limbah sintesis pada variasi konsentrasi 100, 200, 400, dan 800 ppm lalu 4 jenis absorben yaitu air Ciater murni dengan pH 1,1, Asam sulfat dengan pH 1,1, asam sulfat terlarut air Ciater dengan pH 0,8, asam sulfat 0,1 M dengan pH 0,8. Dari hasil penelitian, konsentrasi umpan yang semakin tinggi akan menyebabkan koefisien perpindahan massa akan mengalami penurunan. Nilai koefisien perpindahan massa paling besar ada pada asam sulfat berpelarut air Ciater pada konsentrasi 100 ppm yaitu 0,0004 Cm/s dengan nilai fluks 3,0 mg/m2.det. Pada studi hidrodinamik, dibutuhkan daya sekitar 16 kali lebih besar dibanding dengan menggunakan pipa selongsong tanpa membran.
This research explain about dissolve ammonia removal from synthetic wastewater through membrane contactor Super Hydrophobic. The use of super hydrophobic membrane contactor as alternative technology has the ability the separation of a compound without direct contact and have better stability of fluid. This experiment is done with variety of feed concentration : 100, 200, 400, and 800 using four types of absorbent in different solution. From the results of research, higher concentration of the feed will decline the the mass transfer coefficient. The highest mass transfer coefficient results was from sulfuric acid with Ciater water with kl 0,0004 Cm/s and 3,0 mg/m2.s. From the hydrodynamnic test, the power needed to pump the fluid through the membrane is 16 times higher than plain tube.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ibramsyah
Abstrak :
ABSTRAK Kekurangan utama dari membran kontaktor adalah penurunan performa membran ketika terbasahi oleh air limbah atau penyerap. Penelitian dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan membran superhidrofobik. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi (100, 200, 400, 800 ppm), pH air limbah (10, 11, 12), pH penyerap (0,5;1;2), laju alir, dean jumlah serat membran. Koefisien perpindahan massa menyeluruh tertinggi diperoleh ketika jumlah serat 2000, konsentrasi air limbah 200 ppm, pH air limbah 11, pH absorben 1, dan lajyu alir air limbah 60 rpm yaitu sebesar 0,018 cm/s.
ABSTRACT The main weakness in the membrane contactor is the decline in the performance of the membrane when wetted by wastewater or absorbent solution. The proposed research will try to overcome that weakness by using membranes that has superhydrophobic properties. This experiment is done with variety of feed concentration (100, 200, 400, 800 ppm), pH of feed (10,11,12), pH of absorben (0,5; 1; 2), flowrate feed, and the amount of stiff from the membrane. The highest mass transfer coeficients obtained in membrane with 2000 stifs, synthetic waste water concentration is 200 ppm, pH of waste water is 11, pH of absorben is 1, and the flowrate of synthetic waste water is 60 rpm, is 0,018 cm/s.
2016
T45491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Ghasani
Abstrak :
Karbon dioksida diklasifikasikan sebagai senyawa fouling pada gas buang yang dapat mengurangi nilai panas dan memiliki karakteristik korosif pada pipa. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas buang adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran super hidrofobik kadang-kadang sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan bidang kontak besar dalam ukuran yang kompak dan memiliki ketahanan yang baik terhadap serangkaian tindakan terjadi karena penyerap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan ide tentang bagaimana super hidrofobik membran kinerja kontaktor dalam menyerap gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran CO2 dan N2 sebagai perkiraan gas buang yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, CO2 - campuran gas N2 dilewatkan pada bagian shell dan penyerap DEA 5% di bagian lumen kontaktor membran. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan isi dari CO2 yang tersisa - N2 dianalisis dengan kromatografi gas. Variasi dalam penelitian ini adalah laju alir pelarut DEA dan jumlah kontaktor membran serat. Tertinggi massa nilai transfer koefisien 3.86 x 10-4 cm / s, dan flux CO2 dari 8,84 x 10-6 mmol / cm2s dicapai dengan menggunakan 500 ml / menit dari DEA debit dan 1000 jumlah serat membran. Jumlah maksimum CO2 yang diserap adalah 1,328, dan persentase penyerapan 96,21% yang dicapai dengan menggunakan 500ml / min dari DEA debit dan 5000 jumlah serat membran. ...... Carbon dioxide is classified as a fouling compound on flue gasses that can reduce the heat values and has corrosive characteristic on piping. One of the method of CO2 separation from flue gases is by using membrane contactor. The use of super-hydrophobic membrane contactor is occasionally as alternative medium due to its ability in separating the CO2 with large contact area in a compact size and has a good resistance towards a series of action occurred due to absorbent. The objective from this research is to discover the idea of how super-hydrophobic membrane contactor performance in absorbing CO2 gas. The gas used in this study is a mixture of CO2 and N2 as an approximation of the actual flue gas. In this study, the CO2 - N2 gas mixture is passed at the shell part and absorbent DEA 5 % in the lumen part of the membrane contactor. Sampling was done after 15 minutes and the content of the remaining CO2 - N2 analyzed by gas chromatography. Variations in this research are the DEA solvent flow rate and total fiber membrane contactors. The highest mass transfer coefficient value is 3.86 x 10-4 cm/s, and CO2 flux of 8.84 x 10-6 mmol/cm2s are achieved by using 500 ml/min of DEA flowrate and 1000 amount of membrane fibres. The maximum amount of CO2 absorbed is 1.328, and absorption percentage of 96.21% are achieved by using 500mL/min of DEA flowrate and 5000 amount of membrane fibres.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
Abstrak :
In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.
Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library