Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Gail
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar Belakang: Pterygium merupakan kelainan mata yang terutama di derita oleh penduduk yang tinggal di negara tropis dan subtropis, penyebabnya pajanan sinar matahari (UV), debu dan udara panas. Hasil pemeriksaan kesehatan rutin tahun 2014 banyak ditemukan pterygium (85%). Tujuan: Untuk mengevaluasi dampak pajanan sinar matahari, debu dan udara panas terhadap kelainan pterigium pada pekerja di luar ruangan Metode: potong lintang, pengambilan sampel secara random.Jumlah sampel 32 orang dari masing-masing kantor cabang. Menggunakan data primer dari kuesioner dan data sekunder dari pemeriksaan mata. Hasil: Prevalensi pterygiumpekerja diluar ruangan sebesar 50%, rasioprevalens 4, Old ratio 7.Adanya hubungan yang bermakna antara lokasi pekerjaan (p=0.012), kebiasaan merokok (p=0,020, riwayat pajanan sinar matahari, debu, udara panas (p=0,020) dan jenis kendaraan operasional (p=0.0029)dengan kelainan pterygium. Kesimpulan: Pterygium pada pekerja di luar ruangan disebabkan pajanan sinar matahari, debu dan udara panas dengan dipengaruhi lokasi pekerjaan, kebiasaan merokok, jenis kendaraan operasional.
ABSTRACT
Background: Pterygium is an eye disorder that primarily suffered by people who are live in a tropical and subtropical countries, due to the ultraviolet (sunlight), dust, and heat exposure. The routine medical check up held on 2014 of PT.SCM found that 85% of their workers were suffered by pterygium. Objective: To evaluate the effects of sunlight, dust, and heat exposure to pterygium among outdoor workers. Method: A cross-sectional study with random sampling that participated by 32 workers of each branch. This study use questionaires to collect a primary data and also do the eye examination to get the secondary data. Outcome:The result of this study show that the prevalence of pterygium among outdoor workers is 50% with the score of prevalence ratio is 4, and the score of old ratio is 7. This study also found that there is a significant correlation between the location of work (p=0.012), smoking habits (p=0.020), history of sunlight, dust, and heat exposure (p =0,020), and the type of operational vehicle (p=0.0029) with pterygium disorders. Conclusion:The exposure of sunlight, dust, and heat may cause Pterygium among outdoor workers, which is affected by the location of work, smoking habits, and type operational vehicle., Background: Pterygium is an eye disorder that primarily suffered by people who are live in a tropical and subtropical countries, due to the ultraviolet (sunlight), dust, and heat exposure. The routine medical check up held on 2014 of PT.SCM found that 85% of their workers were suffered by pterygium. Objective: To evaluate the effects of sunlight, dust, and heat exposure to pterygium among outdoor workers. Method: A cross-sectional study with random sampling that participated by 32 workers of each branch. This study use questionaires to collect a primary data and also do the eye examination to get the secondary data. Outcome:The result of this study show that the prevalence of pterygium among outdoor workers is 50% with the score of prevalence ratio is 4, and the score of old ratio is 7. This study also found that there is a significant correlation between the location of work (p=0.012), smoking habits (p=0.020), history of sunlight, dust, and heat exposure (p =0,020), and the type of operational vehicle (p=0.0029) with pterygium disorders. Conclusion:The exposure of sunlight, dust, and heat may cause Pterygium among outdoor workers, which is affected by the location of work, smoking habits, and type operational vehicle.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaula Latifah Ramadhani Sahidah
Abstrak :
Dermatitis seboroik merupakan kondisi pengelupasan kulit yang disertai inflamasi dan pruritus di area-area seboroik tubuh dengan diiringi rasa gatal. Salah satu faktor yang diyakini dapat mempengaruhi keparahan dermatitis seboroik ialah paparan sinar matahari. Akan tetapi, peranan sinar matahari dalam patogenesis dermatitis seboroik sendiri masih kontroversial. Beberapa penelitian sinar matahari dikatakan dapat membantu perbaikan kondisi dermatitis seboroik, Sedangkan penelitian lain menyebutkan bahwa sinar matahari justru menimbulkan eksaserbasi gejala. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui korelasi antara durasi paparan sinar matahari dengan skor keparahan dermatitis seboroik di kepala. Pada penelitian ini, didapatkan 87 pasien dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSCM. Skor keparahan dermatitis seboroik di kepala dinilai dengan menggunakan Seborrheic Dermatitis Area Severity Index SDASI, sedangkan data durasi paparan sinar matahari didapatkan melalui kuisioner. Rerata durasi paparan sinar matahari dalam medium ialah 120 0-660 menit, sedangkan rerata skor SDASI dalam medium ialah 2,25 0,25-21,00. Hasil uji korelasi Spearman menunjukan hasil yang bermakna p=0,002 berupa korelasi negatif antara durasi paparan sinar matahari dan skor keparahan dermatitis seboroik di kepala dengan kekuatan korelasi yang lemah r=-0,322. Dermatitis seboroik merupakan kondisi pengelupasan kulit yang disertai inflamasi dan pruritus di area-area seboroik tubuh dengan diiringi rasa gatal. Salah satu faktor yang diyakini dapat mempengaruhi keparahan dermatitis seboroik ialah paparan sinar matahari. Akan tetapi, peranan sinar matahari dalam patogenesis dermatitis seboroik sendiri masih kontroversial. Beberapa penelitian sinar matahari dikatakan dapat membantu perbaikan kondisi dermatitis seboroik, Sedangkan penelitian lain menyebutkan bahwa sinar matahari justru menimbulkan eksaserbasi gejala. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui korelasi antara durasi paparan sinar matahari dengan skor keparahan dermatitis seboroik di kepala. Pada penelitian ini, didapatkan 87 pasien dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSCM. Skor keparahan dermatitis seboroik di kepala dinilai dengan menggunakan Seborrheic Dermatitis Area Severity Index SDASI, sedangkan data durasi paparan sinar matahari didapatkan melalui kuisioner. Rerata durasi paparan sinar matahari dalam medium ialah 120 0-660 menit, sedangkan rerata skor SDASI dalam medium ialah 2,25 0,25-21,00 . Hasil uji korelasi Spearman menunjukan hasil yang bermakna p=0,002 berupa korelasi negatif antara durasi paparan sinar matahari dan skor keparahan dermatitis seboroik di kepala dengan kekuatan korelasi yang lemah r=-0,322.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Adityawan
Abstrak :
Salah satu permasalahan dalam bidang energi listrik adalah keterbatasan sumber energi fosil yang merupakan sumber utama penghasil energi listrik diindonesia. Untuk mengurangi dampak ketergantungan listrik terhadap ketersediaan fosil ini, maka dibutuhkan sumber energi listrik baru yang dapat diperbaharui. Solar cell merupakan salah satu sumber penghasil energi listrik, yang bersumber dari cahaya matahari yang tidak terbatas, dan ramah lingkungan. Dikarenakan sumber dari solar cell ini adalah matahari, maka keluaran dari solar cell inipun tidak stabil, karena berubah ubah sesuai dengan cuaca yang terjadi dan lingkungan disekitarnya, maka dibutuhkan suatu penyimpanan energi yang dapat menampung energi listrik keluaran solar cell. Baterai adalah salah satu peralatan yang dapat menyimpan energi listrik dan dapat menampung energi keluaran yang berasal dari solar cell. Pada penelitian ini akan dibahas karakteristik pencatuan solarcell terhadap kapasitas sistem penyimpanan energi baterai, yang meliputi hubungan antara intensitas dan suhu terhadap arus dan tegangan yang dibangkitkan, serta efisiensi dari sistem penyimpanan energi ini. Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya dan suhu solar cell mempengaruhi tegangan dan arus yang dihasilkan.
One of problems in electrical energy is the limited source of fossil, which is main source of electrical energy in indonesia. The solution for this problem can be solved by using renewable energy. Solar cell is one of electrical source, which is using sunlight as a source, sustainable and green energy. Because solar cell come from sunlight, so the output is unstable depending on weather and environment. One of solutions is using battery to store energy. Research was conducted to obtain solar cell characteristic on relation to battery charging. The study include relationship between intensity and temperature on the current and voltage generated, and calculate the efficiency from this electrical storage. From experiment, we can conclude that light intensity and temperature affect the solar cell current and voltage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51166
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library