Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedet Hadjarati
Abstrak :
Jumlah curah hujan yang tinggi sering dikaitkan dengan terjadinya bencana banjir dan atau longsor. Dalam hal ini hujan dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan bencana tersebut selain faktor kondisi daerah terjadinya bencana itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, dalam penulisan ini ingin diketahui mengenai distribusi hujan dengan jumlah curah tinggi di daerah aliran Ci Manuk. Adapun yang menjadi permasalahan dalam lisan ini ialah: Pertama, bagaimanakah distribusi frekuensi hujan dengan jumlah curah tinggi yang terjadi di daerah aliran Ci Manuk. Kedua, bagaimanakah fluktuasinya dari bulan Januari sampai Desember. Ketiga, apakah ada perbedaan frekuensi hujan dengan jumlah curah tinggi pada tempat-tempat yang mempunai perbedaan ketinggian dan bentuk medan (arah lereng). Untuk menjawab permasalahan tersebut diajukan hipotesa; Pertama frekuensi turunnya hujan dengan jumlah curah tinggi yang tinggi pula terjadi pada tempat-tempat yang mendapatkan curah rata-rata tahunan yang tinggi. Kedua, hujan dengan jumlah curah tinggi terjadi pada bulan-bulan musim penghujan. Ketiga, perbedaan besarnya frekuensi turunnya hujan dengan jumlah curah tinggi dengan ketinggian, dimana semakin tinggi suatu tempat frekuensinya semakin tinggi. Yang dimaksud dengan hujan dengan jumlah curah tinggi adalah, jumlah curah hujan dalam satu hari yang lebih dari 30, 50, 80, 100, 150 dan 200 milimeter. Penetapan ini berdasarkan batasan yang dibuat oleh Byung Kon Lee terhadap keadaan di Korea dimana jika hujan dalam satu hari lebih dari 30 mm kemungkinan menyebabkan banjir, dan lebih dari 50 mm menimbulkan kerusakan akibat banjir. Adapun data hujan yang digunakan adalah periode data tahun 1912 sampai 1941 dan 1971 sampai 1985 dengan catatan hujannya yang ada sama atau lebih dari 5 tahun. Setelah data hujan per hari diklasifikasikan ke dalam kategori lebih dari 30 mm sampai lebih dari 200 mm dan dipetakan, kemudian dikorelasikan (baik dengan metode superiraposed peta maupun dengan korelasi statistik) dengan variabel curah hujan tahunan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrah Intansari
Abstrak :
Pembangunan bendungan di badan sungai akan menyebabkan fluktuasi debit aliran sungai yang dapat mengubah masuknya nutrien ke muara dan akan memengaruhi konsentrasi klorofil-a. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan setelah berfungsinya Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang terhadap kondisi klorofil-a di perairan sekitar Muara Cimanuk. Citra Landsat 8 multi temporal sebelum dan sesudah berfungsinya Waduk Jatigede digunakan untuk mengidentifikasi besaran konsentrasi klorofil-a dengan algoritma yang dikembangkan oleh Wibowo et.al 1993 . Daerah studi penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu wilayah barat Muara Cimanuk, wilayah timur Muara Cimanuk, dan wilayah perairan antara dua Muara Cimanuk. Penelitian ini menggunakan Trend Surface Analysis untuk menjelaskan pola persebaran klorofil-a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pola persebaran klorofil-a yang berbeda sebelum dan setelah berfungsinya Waduk Jatigede. Faktor debit aliran sungai memengaruhi luasan sebaran konsentrasi klorofil-a 0.5 - 1 mg/m3 yang cenderung berkurang di perairan yang dekat dengan daratan. ......The damming of river would impact river flow discharges fluctuations which could change nutrients entry into estuatries then affects chlorophyll a Chl a concentration. The purpose of this study is to investigate the effect of Jatigede Dam in Sumedang District rsquo s establishment to the Chl a concentration in the water areas around mouth of Cimanuk River. In this study, we used multi temporal Landsat 8 before and after the functioning of the Jatigede Dam to identify Chl a concentration using algorithm by Wibowo et.al 1993 . This research area was divided into 3 sections, western Cimanuk Estuary region, eastern Cimanuk Estuary region, and the waters between the two estuary. This study used Trend Surface Analysis to explain the distribution of Chl a. The results indicate that there is a different pattern of Chl a before and after the functioning of the Jatigede Dam. The river flow discharge affects the distribution area of Chl a 0.5 1 mg m3 which tend to decrease in the water nearby to land.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library