Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"ABSTRAK
Penelitian arkeologis yang pamah dilakukan di DKI Jakarta menunjukan bahwa
daerah ini penuh' dengan situs-situs yang sarat dengan sisa-sisa budaya rnanusia masa
lampau sejak dari masa prasejarah. Situs-situs itu umumnya berada di sepanjang aliran
sungai yang berasal di pedalaman Jawa Barat dan berrmuara di pantai utara Jawa Barat.
Salah satu sungai yang melewati wilayah DKI Jakarta adalah sungai Ciliwung. Penelitian ini
hanya akan mengaji 3 (tiga) buah situs yang berada pada daerah aiiran sungai Ciliwung
yang berada dalam wilayah administratif.fDKI Jakarta, yaitu situs Condet,! Balckambang dan
situa Kampung Kramat, kedua-duanya berada dalam wilayah administraiif Kecamatan
Kramat Jati (Jakarta Timur), dan situs Pejaten yang terletak di wilayah administratif
Kecamatan~Pasar Minggu (Jakarta Sclatan). Dari ketiga situs ini ditemukan sekitar 2500
pecahan tembikar. Banyaknya pecahan tembikar ditambah dengan kenyataan bahwa ketiga
situs itu terradapat di daerah aliran sungai yang berlokasi pada dataran wilayah yang kaya
akan tanah lempung, mendorong dilakukan penelitian ini yang berupaya menjawab apakah
manuai apmsejmahpemhuattembikarmaaalampauimmenggmnakantanahymg ada di
sekitar mereka untuk dijadikan bahan pokok tembikar, ataukah mereka mengunakan tanah
dari nm daerah befmulamnya.
Untuk memperolah jawaban atas pertanyaan tsfscbut, pcnclitian ini menggunakan
beberapa mctode kczja. Hal pertama yang dilakukan adalah mengenali kembali benmk-
bentuk asli pecahan tsmbikar. Untuk itu digunakan analisis khusus (specific anabvsis), yang
memusatkan pcngamatan pada unit-unit analisis terkeoil yang disebut atribut bentuk dermal
attribute). Hasil analisis bentuk juga dipcrbandingkan dengan bcntuk-bcntuk serupa yang
masih dibuat dan dipergunakan oleh beberapa kelompok masyarakat yang maaih sederhana.
Pembandingan ini diperlukan mengingat rekonstruksi bcntuk yang mengunakan peoahan-
pccahan tembikar tentunya mempunyai keterbatasan, arlinya belum tcntu kita bisa
mcmperoleh garnbaran tiga dimcnsional benda karma peoahan yang sampai kepada kita
sebagai data arkeologi itu terbatas sifatnya baik dalam scgi kuantitas maupun kualitas.
Langkah berikumya adalah menganalisia bahan tembikar, yang dalam hal ini dilakukan
dcngan bantuan laboraiorium, agar dapat disehxsuri unsur-unsur tanah Iiat yang
dipetgunakan sebagai bahan pokok tembikar. Haail analiais bahan ini kemudian
diperbandingkan dangan analisis tanah claerah alimn sungai Ciliwung. I-Iasil psmbandingan
ini menunjukkan bahwa tanah Iiat yang dipezgxmakan scbagai bahan pokok tembikar dari
situs-sims Condct Balekambang, Kampung Kramat, dan Pcjatsn mcnunjukkan kesamaan
dvngan chi geologic tanah di mana situs barada. Ini memmjukkan bahwa sumber tanah
yang dipakai olch pembuat tembikar pemukim ketiga situs tzrsebut bcrasal dari sckitar
mereka atau dengan kata lain: tembikar terscbut adalah produksi lokal. Kalaupun ketiga
sims itu bukan tempat pembuatan tcmbikar, maka tcmbikar dari kctiga sims penciitian ini
didalangkan dari tempat lain (mungkin sekali iempat-tempat yang juga bcrada pada dacrah
aliran sxmgai Ciliw1mg)dengan menggunakan sungai Ciliwung sebagai sarana transportasi.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Salam
"ABSTAK
Sejak tahun 1989, Program Kali Bersih (Prokasih) gencar dicetuskan dan dibahasa dalam berbagai kesempatan dan media karena dianggap sebagai hal yang sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan masyarkat, terutama mereka yang berdomisili di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pemerintah DKI Jakarta telah menyelenggarakan Prokasih sejak awal, kegiatannya dilaksanakan oleh kelompok kerja (Pokja) yang dibentuk dan dievaluasi setiap awal tahun anggaran sebagai kelembagaan yang mengelola Prokasih. Upaya ini telah membuahkan hasil berupa penghargaan sebagai penyelenggara terbaik [ertama Prokasih selama 3 tahun berturut-turut dan menjadi terbaik kedua pada tahun keempat se-Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut di satu sisi, sementara di sisi lain keadaan kali yang kini masihtercemar (menurut laboratorium KP2L), semakin hitam dan semakin berbau (menurut pengamatan dan keterangan masyarakat setempat), serta belum tercapainya baku mutu yang telah ditetapkan (menurut data yang ada pada Sekretariat Prokasih dan Biro BLH), menimbulkan keinginan untuk meneliti bagaiman performance (tampilan, pelaksanaan, penyelenggaraan) kelembagaan Prokasih serta faktor apa yang menentukan/menghambat keberhasilan kelembagaan Prokasih di Jakarta ini.
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan kelembagaan Prokasih dalam upaya mengembalikan kebersihan kali dan meningkatkan kualitas air kali sesuai dengan baku mutu peruntukannya. Secara khusus bertujuan untuk mengembangkan model kelembagaan berupa lembaga pengelola sungai dengan garis tugas yang jelas dan tegas dalam upaya mewujudkan tujuan Prokasih di DKI Jakarta.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat antara lain berupa konsep tentang pengelolaan sungai yang secara khusus ditujukan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan secara umum sebagai contoh bagi pemerintah Daerah lainnya di Indonesia.
Untuk maksud tersebut, dilakukan penelitian pustaka dan penelitian lapangan yang difokuskan kepada lembaga dan kelembagaan dalam mengelola 3 sungai utama Prokasih di DKI Jakarta, yaitu Sungai Ciliwung, Cipinang dan Mookervart.
Populasi penelitian ini adalah lembaga-lembaga yang mengelola Prokasih seperti Dinas, Badan, Biro, lembaga lain yang terkait, serta masyarakt sekitar DAS Prokasih. Sampel penelitian ditentukan dari populasi yang ada, pilihan didasarkan pada unsur/sub bagian lembaga yang mengelola bagian tugas prokasih, serta anggota masyarakat dan industry yang dipilih secara pusposif (pertimbangan, yaitu sampel pertimbnagan menurut konteks dan kondisinya.
Responden penelitian ini dipilih dengan mempertimbnagkan erat tidaknya tugas yang dikelolanya pada lembaga responden dengan performance Prokasih serta anggota masyarakat dan atau industry yang dipilih secara purposive sebagai bagian dari sampling purposive.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, observasi dan studi pustaka tentang penyelenggaraan Prokasih di DKI Jakarta. Cara ppengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer Microstat, menerapkan rumus Chi Kuadrat (x2) yang antara lain berfungsi untuk mnegukur derajat hubungan antar variabel dan keterkaitan antar aspek kelembagaan Prokasih yang berarti keterpaduan antar lembaga pengelolanya.
Dari hasil analisis diperoleh temuan bahwa performance (penyelenggaraa) Prokasih belum optimal, masih terdapat kelembagaan yang overlapping (tumpeng tindih) dalam mengelola sungai, serta masih rendahnya partisipasi masyarakat dan pengusaha industry dalam menunjang Prokasih di DKI Jakarta. Kenyataan ini dibuktikan dengan keadaan kali yang masih belu memenuhi syarat sesuai baku mutu dan peruntukkannya.
Untuk mengatasi hal tersebut aspek kelembagaan Prokasih di DKI Jakarta harus dilaksanakan secara terpadu, terarah dan serentak dengan memrioritaskan pada perlakuan lembaga terkait untuk mewujudkan performance Prokasi yang lebih baik dari yang ada kini, kemudian pemantauan efluen dan badan air perlu ditingkatkan frekuensinya dan diikuti dengan tindak lanjut dari pemantauan tersebut baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah secra langsung maupun dengan melibatkan masyarakat setempat, serta diperlukan upaya untuk menyamakan persepsi antar lembaga terkait agar lebih terjalin koorsdinasi yang lebih baik dari yang ada sekarang ini. Mengikuti hasil analisis tersebut, barangkali kini sudah waktunya untuk meningkatkan piranti hukum dan penerangan, agar lembaga Prokasih bekerjasama dengan lembaga berwenang mau dan mampu menerapkan sanksi yang lebih tegas kepada para pencemar sungai tanpa kecuali bila ingin mengendalikan pencemaran sungai ini."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursid
"
ABSTRAK
Pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat dan perkembangan pemukiman
dalam wilayah administrasi yang masuk kedalam daerah aliran sungai Ciliwung
menyebabkan terjadinya laju perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi.
Keadaan ini menyebabkan secara langsung berubahnya koefisien aliran dari daerah
aliran sungai Ciliwung ini, sehingga debit banjir yang terjadi didaerah aliran sungai
Ciliwung ini juga berubah.

Analisa yang dilakukan antara lain terhadap beberapa data dan literamr
yang dapat membetikan gambaran tentang perubahan penggunaan lahan di dalam
wilayah administrasi yang terrnasuk dalam daerah aliran sungai Ciliwung. Selain
analisa terhadap perubahan penggunaan lahan juga dilakukan analisa terhadap
data hidrologi untuk memperhitungkan curah hujan rencana dan debit banjir
rencana, yang mempenaruhi besamya debit banjir sungai Ciliwung, yang teijadi
pada daerah pengamatan tepatnya di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.
Analisa yang dilakukan menggunakan beberapa metoda yang umum
digunakan, untuk analisa frequency yaitu metoda Gumbel dan Log Pearson Type
III, serta analisa debit banjir rencana menggunakan metoda Melchior, Haspers,
Rasional dan Hidrograf Banjir metoda Nakayasu dengan kondisi data yang ada. Dari hasil analisa terlebih dahulu dilakukan pengujian atau rnembandingkan hasil
analisa, untuk menetapkan analisa yang dianggap hasilnya mendekati keadaan yang
sesungguhnya dari beberapa metoda analisa yang digunakan.
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap seri data tata guna lahan temyata
penggunaan lahan pada daerah aliran sungai Ciliwung terjadi perubahan komposisi
penggunaan lahannya, yang berakibat langsung terhadap besarnya debit banjir.
I-Ial ini dapat dibuktikan melalui hasil analisa pembahan debit banjir di penampang
PR 152 Pintu Air Manggarai.
Berdasarkan hasil analisa Perubahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran
Sungai Ciliwung Terhadap Debit Banjir tersebut, diharapkan pihak yang terkait,
dapat mengambilnya sebagai gambaran untuk menentukan kebijakan terhadap
penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai dan kondisi alur sungai Ciliwung di
masa yang akan datang.
"
1997
S35065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Suwandhini
"ABSTRAK
Skripsi ini berusaha untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi sikap penduduk yang bermukim di tepi sunga1 Ci1iwung terhadap penggunaan air sungai tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Sikap ada1ah kesediaan bereaksi terhadap suatu hal (obyek), bersifat tertutup tetapi bi1a sudah terbentuk akan turut menentukan cara-cara tingkah laku manusia terhadap obyek tersebut. Penulis merasa perlu membahas topik ini karena masalah pencemaran (terutama pencemaran air sungai) telah menjadi masalah lingkungan hidup yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Masa1ah itu ternyata baru dibahas o1eh ilmuwan dari bidang ilmu pasti alam saja, pembahasan yang dilakukan ilmuwan sosial sangat sedikit sekali. Untuk memudahkan analisa maka penulis menggunakan variabel status sosial ekonomi dan pengetahuan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan sebagai variabel pengaruh (independent variable), variabel sikap terhadap penggunaan air sungai Ciliwung sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel penggunaan air sebagai variabel terpengaruh (dependent variable). Penulis menggunakan variabel-variabel tersebut untuk mengetahui sampai seberapa jauh faktor sosial ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan dapat mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan air sungai yang telah tercemar. Selain itu penulis juga ingin mengetahui apakah sikap yang dimiliki seseorang berkaitan dengan tindakan (tingkah lakunya) terhadap suatu obyek terutama dalam hal ini adalah tindakan dalam menggunakan air sungai Ciliwung yang telah tercemar untuk kehidupan sehari-hari). Untuk studi empiris yang harus dilakukan, penulis menetapkan daerah Kelurahan Kampung Melayu sebagai daerah penelitian. Alasan dari ditetapkannya daerah tersebut adalah karena wilayah keiurahan itu hampir seluruhnya terletak memanjang di tepi sungai Ciliwung, dan banyak penduduk daerah itu yang menggunakan air sungai tersebut untuk berbagai, keperluan hidup sehari-hari. Padahal menurut penelitian secara fisio-kimiawi dan mikro-biologi, pencemaran yang terjadi pada sungai Ciliwung telah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB). Sebagai populasi penelitian, penulis menetapkan semua penduduk yang bermukim tepat di tepi sungai Ciliwung dan proses penarikan sampelnya dilakukan secara acak tetapi bertahap (multi-stage random sampling). Dari proses itu penulis mendapatkan 100 orang responden yang terdiri dari para ibu rumah tangga, karena mereka itulah yang paling banyak menggunakan air untuk berbagai keperluan (baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun bagi kepentingan keluarganya). Dari data yang terkumpul didapat bahwa sebagian besar responden bersikap negatif (setuju) terhadap penggunaan air sungai Ciliwung untuk kehidupan sehari-hari. Setelah diadakan analisa didapat bahwa sikap itu berkaitan dengan faktor sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan yang relatif rendah. Dari ketika analisa itu dilanjutkan didapat bahwa sikap yang dimiliki responden itu ternyata sejalan dengan tindakan atau tingkah lakunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Naufal Azhari
"Setiap tahun penularan penyakit melalui jalur fecal-oral, termasuk diare telah menyebabkan banyak kematian, khususnya pada anak-anak di dunia. Pemeriksaan kualitas mikroba air dirasa tidak cukup untuk menggambarkan secara akurat tingkat risiko diare. Hal ini dikarenakan faktor sanitasi dan perilaku higiene juga berperan penting dalam rantai penularan penyakit diare. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran atau potret ketersediaan sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada masyarakat serta hubungannya dengan kejadian diare. Disain studi yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional).
Peneliti melakukan penilaian terhadap kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat dengan menggunakan data Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di 9 kelurahan di Kota Depok. Pada setiap kelurahan diambil 60 rumah tangga sebagai sampel sehingga jumlah responden yang digunakan adalah 540 rumah tangga. Kuesioner dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat serta kejadian diare.
Ditemukan hubungan bermakna antara pengolahan sampah rumah tangga [OR = 0,42 (95% confidence interval (CI), 0,23-0,76)], perilaku cuci tangan pakai sabun [OR = 4,93 (3,11-7,82)], dan perilaku buang air besar sembarangan [OR = 6,61 (2,03-21,58)] dengan kejadian diare. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kondisi fasilitas sanitasi (pengolahan sampah rumah tangga) dan kebiasaan higiene (cuci tangan pakai sabun dan buang air besar sembarangan) masyarakat memiliki hubungan dengan kejadian diare pada masyarakat.

Each year the transmission of disease through fecal-oral route, including diarrhea has caused many deaths, especially among children in the world. Examination of the microbial quality of water is not sufficient to accurately describe the level of risk of diarrhea . This is because the factors of sanitation and hygiene behavior also play an important role in the transmission of diarrheal diseases. Therefore it is necessary to do research on a picture or portrait of availability of sanitation facilities and hygienic behavior of healthy in society and its relationship with the incidence of diarrhea. We used cross-sectional study design.
We conducted an assessment of the condition of sanitation facilities and people's behavior by using Environmental Health Risk Assessment (EHRA) data in 9 villages in Depok. In each village 60 households taken as a sample so that the number of respondents used was 540 households. Questionnaires and observation sheets are used to determine the condition of sanitation facilities and people's behavior and the incidence of diarrhea.
We found a significant relationship between household sewage treatment [ OR = 0.42 (95 % confidence interval ( CI ), 0.23-0.76) ], the behavior of handwashing with soap [ OR = 4.93 (3.11 -7.82) ], and defecation behavior [ OR = 6.61 (2.03 to 21.58) ] with the incidence of diarrhea. From the result we can conclude that the condition of sanitation facilities ( household waste ) and hygiene habits (washing hands with soap and defecation ) people have a relationship with the incidence of diarrhea in the community .
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muhtadi
"Pinggiran Sungai Ciliwung menjadi sebuah kawasan padat penduduk dikarenakan pemandangannya yang indah serta harga tanah yang murah. Namun ternyata terdapat gua bawah tanah pada tebing pinggiran sungai tersebut. Gua bawah tanah ini terbentuk akibat pengambilan pasir oleh manusia sejak dahulu. Oleh karenanya, hal ini merupakan sebuah ancaman bila terdapat banyak bangunan di atasnya. Jika dinding gua tidak kuat menahan beban di atasnya, akan terjadi bencana seperti sinkhole yang dapat mengakibatkan banyak korban. Adanya gua bawah tanah berisi udara pada pinggiran sungai yang memiliki nilai resistivitas mencapai 1500 m membuat kontras nilai resistivitas yang sangat jauh dibandingkan sekitarnya. Karena itu, metode resistivitas dengan konfigurasi dipole-dipole digunakan dalam penelitian ini agar dapat mendeteksi keberadaan dan kontinuitas gua bawah tanah tersebut. Agar dapat terlihat dengan jelas kontinuitasnya, pada penelitian ini terdapat 5 buah lintasan dengan jarak spasi antar elektroda sepanjang 2 meter. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diambil, terdeteksi adanya anomali gua bawah tanah dengan ukuran tinggi dan lebar 1,5x1,5 meter serta nilai resistivitas berkisar antara 1400-1500 m serta dapat diperkirakan kontinuitasnya.

Ciliwung River ridge becomes a densely populated area due to its beautiful scenery and cheap land prices. But apparently there is an underground cave on the cliff edge of the river. This underground cave was formed due to sand taking by humans from the past. Therefore, this is a threat if there are many buildings on it. If the cave wall is not strong to hold the burden on it, there will be a disaster like sinkhole that can lead to many victims. The existence of an air filled underground cave on the edge of the river that has a resistivity value reaching 1500 m makes the contrast of resistivity value very far compared to its surroundings. Therefore, the resistivity method with dipole dipole array is used in this study in order to detect the existence and continuity of the underground cave. To be clearly visible continuity, in this research there are 5 pieces of line with spacing between electrode along the 2 meters. Based on the results of data processing has been taken, the cave underground anomalies detected with a height and width of 1,5x1,5 meters and resistivity value ranges between 1400 1500 m and can be estimated continuity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diky Fahrul Rozy
"Antimicrobial Resistance Bacteria (AMRB) adalah kondisi di mana bakteri, parasit, virus atau jamur penyebab infeksi menjadi kebal terhadap obat yang digunakan untuk mengobati infeksi. Extended Spectrum Beta-Lactamase producing E. coli (ESBL-Ec) termasuk salah satu contoh bakteri yang mampu menghasilkan enzim yang membuatnya resistan terhadap banyak antibiotik yang umum digunakan. Berdasarkan hal tersebut WHO telah menetapkan pengawasan global tricyle project yang berfokus pada ESBL-Ec. Salah satunya adalah Sungai Ciliwung pada bagian hilir dimana lokasi tersebut merupakan kawasan padat penduduk, perbelanjaan, dan perdagangan terbesar di Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi E. coli, konsentrasi ESBL-Ec, rasio konsentrasi serta mengkarakterisasi gen terhadap antibiotik cefotaxime (blaCTX-M) pada E. coli. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan direct one-step spread plate method menggunakan media Tryptone-Bile-X-Glucuronide (TBX) agar, dilakukan pengujian secara fenotipe Antimicrobial Susceptibility Test (AST) dengan metode Double Disk Synergy Test (DDST). Serta, mengkarakterisasi gen ESBL blaCTX-M dengan metode multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR) kemudian divisualisasikan menggunakan elektroforesis. Hasil pengujian menunjukkan konsentrasi E. coli untuk sampel hilir A sebesar sebesar (1,3 ± 0,02) × 105 CFU/100 mL dengan konsentrasi ESBL-Ec sebesar (3,5 ± 1,09) × 104 CFU/100 mL. Sedangkan, konsentrasi E. coli untuk sampel hilir B sebesar (0,9 ± 0,18) × 105 CFU/100 mL dengan konsentrasi ESBL-Ec sebesar (4,1 ± 0,3) × 104 CFU/100 mL. Hasil rasio ESBL-Ec pada hilir Sungai Ciliwung di titik hilir A sebesar 26,48%, sedangkan rasio ESBL-Ec pada hilir B sebesar 45,83%. Rasio ini masuk kategori yang tinggi dimana jika dibandingkan dengan RAN-PRA sebesar 14% untuk sektor lingkungan. Berdasarkan hasil karakterisasi gen terdeteksi gen positif blaCTX-M  sebanyak 9 dari 10 sampel (90%) pada titik hilir A. Sedangkan untuk titik hilir B terdeteksi gen positif blaCTX-M  sebanyak 10 dari 10 sampel (100%). Semua sampel yang terdeteksi isolat penghasil EBL merupakan jenis blaCTX-M grup 1 dimana gen tersebut terdiri atas jenis gen blaCTX-M-1, gen blaCTX-M-3, dan gen blaCTX-M-15. Berdasarkan prevalensi konsentrasi ESBL-Ec pada titik hilir Sungai Ciliwung menjadi isu-isu yang penting terhadap pencemaran lingkungan oleh AMRB. Perlu adanya tindakan pencegahan penyebaran ESBL-Ec dengan melakukan peningkatan personal higiene dan manajemen air bersih, peningkatan kontrol penggunaan dan pengawasan antibiotik, penegakkan penjualan antibiotik illegal di e-commerce, perketatan dan kebijakan usaha dalam pembuangan limbah industri, dan peningkatan cakupan pelayanan IPAL domestik.

Antimicrobial Resistance Bacteria (AMRB) is a condition in which infection-causing bacteria, parasites, viruses or fungi become resistant to the drugs used to treat the infection. Extended Spectrum Beta-Lactamase producing E. coli (ESBL-Ec) is one example of a bacterium capable of producing an enzyme that makes it resistant to many commonly used antibiotics. Based on this, WHO has established a global surveillance tricyle project that focuses on ESBL-Ec. One of them is the Ciliwung River at the downstream where the location is the largest densely populated, shopping and trading area in North Jakarta. This study aims to analyze the concentration of E. coli, ESBL-Ec concentration, concentration ratio and characterize genes against cefotaxime antibiotics (blaCTX-M) in E. Coli. The method used in this study was one-step spread plate method using Tryptone-Bile-X-Glucuronide (TBX) agar media, phenotypically testing Antimicrobial Susceptibility Test (AST) with Double Disk Synergy Test (DDST) method. Also, characterize the ESBL blaCTX-M gene by multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR) method and then visualized using electrophoresis. The test results showed E. coli concentration for downstream sample A of (1,3 ± 0,02) × 105 CFU/100 mL with ESBL-Ec concentration of (3,5 ± 1,09) × 104 CFU/100 mL. Meanwhile, the average E. coli concentration for downstream B samples was (0,9 ± 0,18) × 105 CFU/100 mL with ESBL-Ec concentration of (4,1 ± 0,3) × 104 CFU/100 mL. The results of the ESBL-Ec ratio in the downstream Ciliwung River at downstream point A amounted to 26.48%, while the ESBL-Ec ratio in downstream B amounted to 45.83%. This ratio is categorized as high when compared to the RAN-PRA of 14% for the environmental sector. Based on the results of gene characterization, the blaCTX-M positive gene was detected in 9 out of 10 samples (90%) at downstream point A. As for the downstream point B, positive blaCTX-M genes were detected in 10 out of 10 samples (100%). All samples detected EBL-producing isolates are group 1 blaCTX-M types where the gene consists of the blaCTX-M-1 gene, blaCTX-M-3 gene, and blaCTX-M-15 gene. Based on the prevalence of ESBL-Ec concentrations at the downstream point of the Ciliwung River, it becomes an important issue for environmental pollution by AMRB. Improved personal hygiene and clean water management, improved antibiotic use control and surveillance, enforcement of illegal antibiotic sales in e-commerce, tightening and business policies in industrial waste disposal, and increasing the coverage of domestik WWTP services.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Merianty
"Sungai Ciliwung sebagai sungai yang paling berdampak di Ibukota DKI Jakarta diketahui memiliki kualitas air yang buruk. Tidak hanya itu, daerah di sekitarnya pun diketahui memiliki kadar oksigen, penataan ruang, penggunaan lahan, dan kebersihan lingkungan yang buruk. Kondisi Sungai Ciliwung yang buruk dan rawan banjir ini dapat berdampak pada kepuasan hidup penduduk di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan pada penduduk di sekitar Sungai Ciliwung (N=248) dengan menggunakan alat ukur Perceived Residential Environment Scale dan The Satisfaction with Life Scale. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup penduduk. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat peran ketergantungan spasial dalam hubungan kedua variabel tersebut di tingkat kelurahan (N=84). Hasil analisis dengan menggunakan Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup (r=0,308, p<0,01). Penelitian ini juga menemukan bahwa hubungan kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup di tingkat kelurahan tidak diprediksi oleh ketergantungan spasial. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepuasan hidup pada kelurahan di sekitar Sungai Ciliwung hanya diprediksi langsung oleh kualitas lingkungan tempat tinggal (R2=0,17, p=0,000). Dengan adanya limitasi yang dimiliki, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait topik ini.

The most impactful river, Ciliwung, is known as a river that has poor quality of the water. The surrounding area of the river is also known has poor condition of oxygen levels, public space layout, land use, and environmental hygiene. This poor condition and high risk of flood could impact the life satisfaction level of the residents around the river. Was conducted on 248 residents around the Ciliwung River and was measured using The Perceived Residential Environment Scale and The Satisfaction with Life Scale, this study aims to investigate the relationship of perceived residential environment quality and life satisfaction. In addition, this study also aims to investigate the role of spatial dependence in the relationship between the two variables at urban village level (N=84). The results of Pearson Correlation analysis showed that there is a significant positive relationship between perceived residential environment quality and life satisfaction (r=0,308, p<0,01). This study also found that the relationship between perceived residential environment quality and life satisfaction is not predicted by spatial dependence. This result indicates that life satisfaction at urban village level around the Ciliwung River is predicted by the perceived residential environment quality directly (R2=0,17, p=0,000). Given the limitations of this study, further research is needed on this related topic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenaldi Naufal Adhiputranto
"Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang hampir setiap tahunnya mengalami
bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir terjadi yaitu meluapnya aliran air di
sungai disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu sungai besar di Jakarta yaitu Sungai
Ciliwung. Dalam rangka mengelola bencana banjir yang terjadi, terdapat infrastruktur air
yang terletak di hilir Sungai Ciliwung, yaitu Pintu Air Manggarai. Selain pintu air,
terdapat beberapa bendungan, baik yang sudah beroperasi maupun sedang dibangun.
Bendungan Ciawi dan Sukamahi adalah dua bendungan yang sedang dibangun dengan
tujuan untuk mengendalikan banjir agar lebih baik. Kemungkinan terjadinya bencana
banjir terukur dari tinggi muka air pada titik-titik yang memiliki sensor pengukur tinggi
muka air, yang kemudian informasi tersebut akan disampaikan ke masyarakat, yang biasa
disebut siaga dengan tiap levelnya merepresentasikan tinggi muka air yang berbeda.
Sistem ini dinamakan Flood Early Warning System (FEWS), atau disebut sistem
peringatan dini banjir. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dianalisis hubungan
pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan perubahan pada Flood Early
Warning System di Pintu Air Manggarai. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kuantitatif. Dari penelitian ini akan menghasilkan hubungan antara pembangunan
Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan FEWS serta perbandingan FEWS antara tanpa
bendungan dan dengan adanya Bendungan Ciawi dan Sukamahi
Jakarta is the capital city of Indonesia, which is flooded almost every year. One of the
causes of floods is the overflow of water in rivers caused by several factors. One of the
major rivers in Jakarta is the Ciliwung River. In order to manage the flood disaster that
occurred, there is a water infrastructure located downstream of the Ciliwung River, the
Manggarai Sluice Gate. In addition to the sluice gates, there are several dams, both
operating and under construction. Ciawi and Sukamahi dams are two dams that are being
built with the aim of better flood controlling. The possibility of a flood measured from
the water level at the points that have a water level gauge sensor, which then the
information will be conveyed to the public, commonly called siaga with each level
present different water level. This system is called the Flood Early Warning System
(FEWS). Therefore, this study will analyze the relationship between the construction of
the Ciawi Dam and Sukamahi Dam with changes in the Flood Early Warning System at
the Manggarai Sluice Gate. This research was conducted by quantitative methods. From
this study will produce a relationship between the construction of Ciawi and Sukamahi
Dam with FEWS as well as the comparison of FEWS between without dam and with the
presence of Ciawi and Sukamahi Dam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>