Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Aviseina Rimandana
Abstrak :
Korosi kerap menjadi masalah dalam pemipaan untuk industri minyak dan gas bumi. Untuk mengatasi masalah tersebut diciptakanlah material yang dapat menahan laju korosi, salah satunya adalah baja tahan karat duplex. Namun, baja tahan karat duplex masih rentan terkena korosi lokal di lingkungan yang terdapat ion klorida. Selain itu, pipa-pipa yang digunakan untuk mengalirkan produk industri minyak dan gas bumi dirangkai menggunakan metode las yang dapat merubah konten ferit yang dapat mempengaruhi ketahanan pipa terhadap korosi. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi NaCl dan pengaruh perubahan konten ferit terhadap korosi duplex 2205 menggunakan metode polarisasi siklik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik konsentrasi NaCl dan perubahan konten ferit memberi pengaruh pada korosi duplex 2205. Konsentrasi NaCl yang memiliki korosi paling besar adalah konsentrasi 3,5% NaCl. Peningkatan fasa austenit pada baja akan memperkuat ketahanan korosi dari baja tahan karat duplex. ......Corrosion become the problem in pipeline for oil and gas industry. To handle this problem, materials that stainless was made, one of them is duplex stainless steel. However, duplex stainless steel can be corroded by localized corrosion in environment that contain chloride ion. More over, pipes which used to stream the product of oil and gas industry is joint by welding which can affect the ferric content that can change the pipe?s resistance of corrosion. This study was conducted to study the effect of NaCl concentration and the effect of change of ferrite content to corrosion of duplex 2205. This study shows that both of NaCl concentration and change of ferrite content have affect the corrosion of duplex 22015. 3.5% NaCl is the most corrosive environment. The increase of austenite phase will increase the corrosion resistance of duplex stainless steel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Nikitasari
Abstrak :
ABSTRAK

Geotermal merupakan energi yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik karena ketersediaannya yang melimpah di Indonesia dan merupakan energi yang dapat diperbarui. Akan tetapi, geotermal merupakan lingkungan yang korosif karena mengandung senyawa karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), klorida (Cl-), dan amonia (NH3) sehingga dapat menyebabkan masalah korosi pada sudu turbin pembangkit listrik. Korosi fatik yang diinisiasi oleh korosi sumuran merupakan kegagalan yang paling sering terjadi pada sudu turbin pembangkit listrik geotermal. Oleh karenanya, ketahanan korosi sumuran merupakan syarat utama dalam pemilihan material sudu turbin pembangkit listrik geotermal. Pada penelitian ini CA6NM digunakan sebagai material yang akan diuji ketahanan korosi sumurannya dengan memodifikasi kandungan molybdenum dan nitrogen. Variasi komposisi kimia material CA6NM pada penelitian ini yaitu CA6NM1 dengan kadar molybdenum 1%, CA6NM2 dengan kadar molybdenum 2%, dan CA6NM3 dengan kadar molybdenum 2% dan nitrogen 0,1%. Lingkungan geotermal pada penelitian ini disimulasikan menggunakan larutan geotermal buatan dengan parameter suhu yaitu suhu ruangan dan 60oC serta parameter ada tidaknya penambahan gas CO2. Proses penambahan gas CO2 ini dilakukan dengan cara menginjeksikan gas CO2 ke dalam larutan geotermal buatan selama 1 jam. Ketahanan korosi sumuran material CA6NM pada penelitian ini dievaluasi menggunakan pengujian Electrochemical Impedancy Spectroscopy (EIS), Polarisasi siklik, dan Scanning Electron Microscope (SEM). Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa CA6NM3 dengan kadar Molybdenum 2% dan Nitrogen 0,1% memiliki nilai potensial pitting (Epit) dan tahanan transfer muatan (Rct) terbesar yaitu -87,6 mV vs SCE dan 31.490 Ωcm2. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan kadar Molybdenum dan Nitrogen dapat meningkatkan ketahanan korosi sumuran material CA6NM di lingkungan geotermal. Selain itu, semua material CA6NM yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ketahanan korosi sumuran yang baik di lingkungan geotermal karena tidak memiliki nilai potensial korosi (Ecorr) diantara potensial repasivasi (Erep)  dan potensial pitting (Epit). Peningkatan suhu tanpa adanya penambahan gas CO2 pada lingkungan geotermal menyebabkan penurunan ketahanan korosi sumuran material CA6NM tetapi sebaliknya peningkatan suhu disertai penambahan gas CO2 justru meningkatkan ketahanan korosi sumuran material CA6NM dalam larutan geotermal buatan.


ABSTRACT

 


Geothermal is a potential energy to be used as power plant because of its abundant availability in Indonesia and its renewable. However, geothermal contains corrosive chemical species such as carbon dioxide (CO2), hydrogen sulfide (H2S), chloride (Cl-), and ammonia (NH3) that can cause turbine blade corrosion in geothermal power plant. Fatigue failure originated by pitting corrosion is major failure occured in turbine blade power plant. Therefore, pitting corrosion resistance is the main requirement for material selection of geothermal turbine blade. CA6NM used as material in this experiment by modifying molybdenum and nitrogen content. Chemical composition variation of CA6NM in this experiment : CA6NM1 with 1% of molybdenum, CA6NM2 with 2% of molybdenum, and CA6NM3 with 2% of molybdenum and 0,1% of nitrogen. Geothermal environment simulated by artificial geothermal brine with temperature and CO2 parameter. There are two temperature and CO2 parameter, room temperature and 60oC also presence or absence of CO2 gas. Presence of CO2 is done by injecting CO2 gas into artificial geothermal brine for 1 hour. Pitting corrosion resistance of CA6NM material in this study was evaluated using the Electrochemical Impedancy Spectroscopy (EIS), Polarisasi siklik, and Scanning Electron Microscope (SEM) tests. Based on the test results, CA6NM3 with 2% molybdenum content and 0.1% nitrogen content has the highest potential pitting value (Epit) and the largest charge transfer resistance (Rct)
-87,6 mV vs SCE and 31.490 Ωcm2, respectively. This indicates that the addition of molybdenum and nitrogen content can increase the pitting corrosion resistance of CA6NM material in geothermal environments. In addition, all CA6NM materials used in this study have good pitting corrosion resistance in the geothermal environment because corrosion potential (Ecorr) is not between repasivation potential (Erep) and pitting potential (Epit). The increase in temperature and the absence of CO2 in causes a decrease in pitting corrosion resistance of CA6NM material, but the increase in temperature and prescence of CO2 can make pitting corrosion resistance of CA6NM increase.

2019
T53100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faisal Rendi
Abstrak :
[Logam merupakan kebutuhan utama dari infrastruktur pada industri. Korosi pada logam merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari, dan seringkali menjadi penyebab utama kegagalan dalam berbagai industri, terutama industri minyak dan gas yang berada di lepas pantai. Pemilihan material yang sesuai dapat mencegah terjadinya korosi pada industri, sehingga meminimalisir penggantian komponen dalam waktu yang singkat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku korosi pada pipa baja tahan karat austenitik 316L pada lingkungan NaCl yang bervariasi. Parameter elektrokimia dievaluasi dengan menggunakan metode polarisasi siklik untuk mengetahui perilaku korosi yang terjadi pada lingkungan NaCl. Pemanasan dilakukan untuk mendapatkan perbedaan bentuk mikrostruktur dari keadaan awal. Kemudian diuji didalam lingkungan NaCl 3,5% yang memiliki kelarutan oksigen tertinggi dan bandingkan dengan logam yang tidak dipanaskan pada konsentrasi yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan korosi berubah berdasarkan konsentrasi NaCl, logam paling tahan dengan korosi pada NaCl 1%, dan paling lemah ketahanannya pada NaCl 3,5%. Perubahan mikrostruktur yang menjadi lebih tidak seragam dan kemunculan sensitasi menurunkan ketahanan korosi. Dari hasil polarisasi siklik didapati bahwa mekanisme korosi pada lingkungan NaCl adalah korosi sumuran.
Steels are basic needs for industrial infrastructure. Corrosion in steels can?t be avoided and often plays a role as a major cause of failure in industries, especially offshore oil and gas. Proper material selection is one of the best ways to prevent corrosion and minimize component replacement caused by corrosion. This study investigates corrosion behaviour of austenitic stainless steel 316L in various NaCl solutions. Electrochemical parameter is evaluated by cyclic polarization, and also to determine which corrosion behaviour has occurred. Heat is given to obtain different microstructure shapes from the initial one. Then tested in 3.5% NaCl solution and compared to the un-heated with the same solution concentration. The results shown that corrosion resistance affected by Chloride presence, with 1% concentration was the strongest, and 3.5% was the most susceptible. Microstructure transformation to more un-uniform than before heated, and presence of sensitization decreases the corrosion resistance. From the cyclic curve, it is known that the corrosion behaviour that occurred was pitting corrosion., Steels are basic needs for industrial infrastructure. Corrosion in steels can’t be avoided and often plays a role as a major cause of failure in industries, especially offshore oil and gas. Proper material selection is one of the best ways to prevent corrosion and minimize component replacement caused by corrosion. This study investigates corrosion behaviour of austenitic stainless steel 316L in various NaCl solutions. Electrochemical parameter is evaluated by cyclic polarization, and also to determine which corrosion behaviour has occurred. Heat is given to obtain different microstructure shapes from the initial one. Then tested in 3.5% NaCl solution and compared to the un-heated with the same solution concentration. The results shown that corrosion resistance affected by Chloride presence, with 1% concentration was the strongest, and 3.5% was the most susceptible. Microstructure transformation to more un-uniform than before heated, and presence of sensitization decreases the corrosion resistance. From the cyclic curve, it is known that the corrosion behaviour that occurred was pitting corrosion.]
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Robert Parulian Hasudungan
Abstrak :
ABSTRAK Tesis ini membahas perilaku korosi dari pengelasan dissimilar antara baja karbon ASTM A36 dan baja tahan karat SS316L dengan kawat las E309L menggunakan prosedur pengelasan SMAW dan GTAW untuk dibagian root. Plat baja tahan karat dan baja karbon dengan ketebalan 10 mm dan 15 mm dilas, dipotong, diberi perlakuan panas tempering, dilakukan pengamatan mikrostruktur dan kemudian diuji secara elektrokimia. Pengujian secara elektrokimia meliputi uji electro impedance spectra (EIS), Potentiodynamic Polarization, Cyclic Voltametry. Oleh karena inti las baja tahan karat biasanya lemah terhadap korosi terlokalisasi, maka uji celup korosi sumuran ASTM G48 metode A dilakukan demi pengujian menyeluruh perilaku korosi pada pengelasan dissimilar ini. Hasilnya menunjukkan bahwa proses tempering akan meningkatkan ketahanan korosi pengelasan dissimilar. Pengelasan dissimilar tebal plat 15 mm menunjukkan ketahanan korosi yang lebih lemah dibandingkan plat 10 mm, dimana setelah diamati jumlah weld pass yang lebih banyak pada plat 15 mm mempengaruhi struktur mikro dan ketahanan korosi dari pengelasan dissimilar.
ABSTRACT The focus of this study was addressed to observe corrosion behavior at dissimilar metal welding between carbon steel ASTM A36 and stainless steel 316L with E309L as weld consumables using SMAW and GTAW procedure at root weld. Stainless steel and carbon steel plate of 10 mm and 15 mm thickness were welded, cut, heat treated (tempered), observed for microstructure and then tested electrochemically. Electrochemical testing included electro impedance spectra (EIS), Potentiodynamic Polarization, Cyclic Voltametry. The core welding of stainless steels are known vulnerable to localized corrosion, hence the pitting corrosion immersion test ASTM G48 method was done for a thorough observation of welding dissimilar corrosion behavior. The results showed that the tempering process improved corrosion resistance of dissimilar weld. It was observed that dissimilar welding of 15 mm thickness was more susceptible than plate 10 mm. It is related to the number of weld passes which affect the microstructure and corrosion resistance of the weld dissimilar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Fajri Prayudi
Abstrak :
ABSTRAK
Baja tahan karat dua fasa austenitik-feritik (duplex) UNS32205 pada penggunaannya memiliki berbagai keunggulan dalam hal sifat mekanik dan ketahanan korosi. Material duplex tidak terhindar dari pekerjaan pengelasan perbaikan yang kadang diperlukan untuk menghilangkan cacat yang dikarenakan oleh proses pengelasan. Proses pengelasan perbaikan berulang sebanyak empat kali dilakukan dengan menggunakan proses SMAW kemudian dilakukan pengujian nilai impak dan ketahanan korosi sumuran terhadap air laut dengan metode Linear Polarization dengan menggunakan larutan 3.5% NaCl pada temperatur kamar. Uji komposisi, struktur mikro, dan perbandingan dengan literature lain tentang pengelasan perbaikan berulang pada material baja tahan karat dipelajari dan digunakan sebagai pembanding untuk melihat pengaruh perbaikan berulang terhadap sifat mekanis ketangguhan dan ketahanan korosi sumuran. Pengelasan berulang sampai empat kali memberikan nilai ketangguhan dan ketahanan korosi yang lebih rendah dari logam induk, namun masih dalam rentang nilai yang diterima oleh industri. Fasa intermetalik ditemukan pada pengelasan berulang keempat.
ABSTRACT
Duplex stainless steel UNS32205 on its use has many advantages in terms of mechanical properties and corrosion resistance. Welding repairs are sometimes necessary to eliminate defects caused by welding process. Welding repair process was repeated four times performed using SMAW process then the specimen was impact tested and pitting corrosion resistance to sea water was investigated using Linear Polarization method, using 3.5% NaCl solution at room temperature. Chemical composition test, microstructure examiantion, and comparisons with literature of similar research was done to study the effect of repeated welding repair on the impact toughness properties and pitting corrosion resistance of duplex stainless steel. The value of toughness and corrosion resistance is lower than the base metal, but still within the range of values accepted by the industry, after four times repeated welding repair. Intermetallic phase is found in the fourth repetitive welding.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdian Kartika Sari
Abstrak :
Wear resistance steel merupakan salah satu high strength alloy dengan nilai kekuatan tinggi. Kombinasi antara kekuatan, kekerasan dan ketangguhan merupakan kelebihan dari HSLA. CREUSABRO ® 4800 merupakan salah satu merek yang bisa digunakan dalam peralatan berat. Tingginya kekerasan menyebabkan material ini rentan terhadap cold cracking. Masalah ini menyebabkan degradasi sifat sifat mekanikal yang menyebabkan menurunnya umur pakai dari peralatan.Pengelasan multilayer dan buttering pada hardfacing dilakukan pada penelitian ini. Beberapa variabel penelitian dilakukan meliputi ada tidaknya pre heat treatment dan kombinasi jenis elektroda pada pengelasan sedangkan untuk hardfacing diberi perlakuan berupa penggunaan jenis elektroda buttering yang berbeda serta banyaknya lapisan buttering. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati mikrostruktur dan mengkarakterisasi sampel termasuk ketahanan terhadap korosi pada hasil lasan dan hardfacing. Untuk mengetahui hal ini maka beberapa tes seperti kekerasan, metalografi, SEM, EDAX serta immersion test dilakukan. Hasil tes menunjukkan bahwa kombinasi 7018 sebagai weld cap dan MG NOX 35 sebagai weld root menunjukkan nilai rata-rata kekerasan tertinggi (422 HV) pada sampel 1, adanya pre- heat treatment pada susunan elektroda lasan yang sama menunjukkan profil kekerasan yang paling stabil yang meningkatkan ketahanan terhadap aus yang baik pada material. Hasil immersion test menunjukkan bahwa korosi galvanik terjadi pada semua sampel baik lasan maupun hardfacing. Komponen las dengan nilai Cr tertinggi menunjukkan sifat "mulia" berperan sebagai katoda dalam sistem. HAZ sebagai bagian paling lemah dalam sistem mengalami korosi yang parah berperan sebagai anoda dalam sistem. Pengamatn lebih lanjut menunjukkan adanya korosi sumuran pada permukaan MG NOX 35 pada lasan dan ER 309 pada hardfacing dengan lebar sumuran 0,5 sampai dengan 5 mikron. ......Wear resistance steel is one of low alloy steel (high strength low alloy) with high strength value. Combination between strength, hardness, and toughness are good points of HSLA. CREUSABRO ® 4800 is common brand in heavy euipment application. High hardness value may induce cold cracking during field applications. This problem decrease the mechanical properties of the material that will decrease the life time of the equipment. Multilayer in welding and buttering in hardfacing are conducted in this research. Some variables in this study are with or without pre heat treatment, different electrode arrangement in welding and differrent buttering electrode and amount of buttering layer in hardfacing. The aim of the study were observing the microstructure and characterize the specimens including the corrosion resistant of the welding or hardfacing system. To characterize the welding dan hardfacing result some tests are conducted. These tests including hardness, metalography, SEM, EDAX and immersion corrosion test. The result of the tests shows that even combination of 7018 as weld cap and MG NOX 35 as weld root has highest surface hardness (422 HV) in specimen 1, preheat treatment in similar arragement welding in speciment 4 shows better hardness value profile. In hardfacing, combination MG DUR 3 in three layer butter shows better value profile that will increase the wear resistant of material. After immersion test it is observed that galvanic corrosion is the common corrosion type that occur in the specimens. Welding component with highest Cr component is the most noble act as cathode in the system. HAZ as weakest part of the system severely corrode become the anode of the system. Further observation shows that micro pitting occur in MG NOX 35 in welding and ER 309 L surface with pitting width between 0,5 to 5 microns.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Sukaryadi
Abstrak :
ABSTRACT
Untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan PLTP skala kecil telah dilakukan simulasi untuk sumur RD B1 dan RD B2 pada lapangan panas bumi Rantau Dedap untuk mengetahui kemampuan sumur dalam memasok uap. Proses simulasi sumuran dilakukan dengan menggunakan geo fluid software. Data sumur RD 2 digunakan sebagai validasi model sumur yang dikembangkan untuk perhitungan simulasi. Prinsip simulasi ini adalah menyelaraskan profil tekanan dan temperatur sumur antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan skenario pembangkit yang memiliki kapasitas penurunan tekanan reservoir 2 bar/tahun, diketahui sumur RD 1 mampu memasok uap selama 13 tahun untuk kepasitas pembangkit 3 MW. Sementara itu, sumur RD 2 dijadikan sebagai sumur injeksi.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, 2016
621 KLET 15:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Berintan
Abstrak :
Gangguan keseimbangan mikrobiota pada saluran pencernaan dapat menyebabkan dampak pada kesehatan. Upaya untuk menggunakan mikrobiota sebagai pengobatan dapat dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan flora normal saluran pencernaan, sehingga meminimalkan kemungkinan gangguan yang tidak diharapkan. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengisolasi beberapa bakteri dari mekonium neonatus, di antaranya Staphylococcus hominis, Bacillus subtilis, dan Enterococcus hirae. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi koktail ketiga bakteri untuk microbial therapeutic, dengan cara menguji daya saing koktail dengan tiga bakteri patogen saluran pencernaan, yaitu Salmonella typhi, Escherichia coli, dan Streptococcus mutans. Koktail bakteri dibuat dengan perbandingan Staphylococcus hominis : Bacillus subtilis :Enterococcus hirae 0,5 : 1 : 0,75 berdasarkan penelitian sebelumnya. Analisis daya saing dilakukan dengan Deferred Growth Inhibition Assay dan uji metode sumuran, agar kedua uji dapat saling mengkonfirmasi hasil analisis. Hasil uji DGIA dan metode sumuran menunjukkan adanya kemampuan koktail bakteri untuk bersaing dengan bakteri patogen berupa tidak terbentuknya zona penghambatan pertumbuhan satu dengan yang lain. Hasil metode sumuran terutama menunjukkan kemampuan koktail untuk bersaing yang tidak teramati pada bakteri individual berupa lingkaran jernih berbentuk cincin di sekitar sumuran.Hal ini menunjukkan potensi pengembangan lebih lanjut sebagai produk microbial therapeutic. ......Changesof the microbiota balance of the digestive system could impact health. One way to use microbial therapy is to use the commensal flora of the digestive system, minimalizing the chance of unwanted interactions. The previous study has isolatedseveral bacteria from neonatal meconium, i.e., Staphylococcus hominis, Bacillus subtilis, andEnterococcus hirae.This study explores the potential of the coktail of the three bacteria to be developed as a microbial therapeutic on the digestive systemby conducting an inhibition assay with three indicator bacteria of the pathogenic digestive system, i.e.,Salmonella typhi, Escherichia coli, andStreptococcus mutans.The cocktail was made based on a previous study with the composition ofStaphylococcus hominis : Bacillus subtilis :Enterococcus hirae,i.e.,0,5: 1: 0,75, respectively. The inhibition analysis was carried out by performing a Deferred Growth Inhibition Assay (DGIA)and well diffusion method assay so that both assays can confirm the results of each other. The results of DGIA and well method assayshow the ability of the cocktail to inhibit the pathogenic bacteria by the inhibition zone not being formed. The well method assay in particular shows the cocktail having inhibition ability not observed by individual bacteria by the clear ring zone around the wells. Thisshows further development potential of the cocktail as a microbial therapeutic product.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry Atmajaya
Abstrak :
ABSTRAK
Pada industri yang berhubungan dengan air laut dimana pada lingkungan tersebut banyak mengandung ion Cl- sebagai pemicu terjadinya korosi sumuran. Pemilihan material merupakan hal yang sangat penting untuk membuat fasilitasfasilitas struktural. Material Stainless Steel merupakan pilihan utama dalam membuat fasilitas ini. Material Stainless Steel AISI 430 mempunyai sifat mekanis dan ketahanan korosi yang cukup baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh canai hangat terhadap sifat mekanis dan ketahanan korosi sumuran Stainless Steel AISI 430. Penelitian dilakukan dengan proses canai hangat untuk melihat sifat mekanis Stainless Steel 430 dan metode immersed solution serta weight loss untuk menguji ketahanan korosi sumurannya. Hasil dari penelitian ini dapat menggambarkan sifat Stainless Steel AISI 430 saat digunakan sebagai material dasar fasilitas-fasilitas yang berada pada lingkungan yang kaya ion Cl-. Stainless Steel AISI 430 ini memiliki temperatur transisi karena berstruktur Body Center Cubic (BCC). Tetapi memilki ketahanan terhadap serangan ion Cl- yang tinggi. Adanya temperatur transisi ini sangat membahayakan bagi fasilitas struktural. Hasil dari penelitian ini merupakan tahap awal, sebagai bahan masukan untuk melakukan upaya peningkatan sifat mekanis Stainless Steel AISI 430 dan melihat pengaruh canai hangat terhadap ketahanan korosi sumuran Stainless Steel AISI 430 ini.
ABSTRACT
In industries associated with the sea water in which the environment contains a lot of Cl- ion, as a trigger of pitting corrosion, material selection is very important to make structural facilities. Stainless Steel is the good choice to making this facilities. Stainless Steel AISI 430 having good mechanical properties and corrosion resistance This study aims to see the effect of warm rolled on the mechanical properties and pitting corrosion resistance of Stainless Steel AISI 430. Research carried out by the warm-rolled to see mechanical properties of Stainless Steel AISI 430 and immersed solution method and weight loss to test pitting corrosion resitance. The results of this study can describe the properties of Stainless Steel AISI 430 when used as basic material in facilities which contain a lot of Cl- ions. The existence of this transition temperature is very dangerous for structural facilities because it?s structure is Body Centered Cubic (BCC). But, this material have good chloride-stress corrosion cracking resistance. The results of this study is an early stage, as input to make efforts to improve the mechanical properties of Stainless Steel AISI 430 and see the effect of warm rolled against pitting corrosion resistance of Stainless Steel AISI 430.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>