Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rucky Nurul Wursanty Dewi
"ABSTRAK
Kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan dalam upaya
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana banjir merupakan gambaran
produktivitas sumber daya manusia kesehatan pada tahap pra bencana.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran dan hubungan beberapa
faktor (umur, jenis kelamin, lama pengalaman kerja, frekuensi mengikuti
pelatihan manajemen bencana, pelatihan teknik lapangan, pelatihan teknik
lapangan, gladi/simulasi, kecukupan sarana, ketersediaan biaya operasional,
dukungan informasi, ketersediaaan protap/pedoman, pelaksanaan evaluasi dan
pemberian kompensasi) dengan kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan
dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana banjir di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2010. Sejumlah 251 responden yang bekerja di unit terkait
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana di lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merupakan sampel dalam studi ini. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan
merupakan analisis data primer hasil wawancara dengan pengisian kuesioner.
Analisis data dilakukan bertahap, dari analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran kesiapsiagaan sumber daya
manusia kesehatan adalah sebagian besar 68,1% responden menyatakan siap siaga
bekerja dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana banjir dan
31,9% menyatakan tidak siap siaga. Hasil akhir analisis didapatkan kesiapsiagaan
sumber daya manusia kesehatan meningkat 2,5 kali pada responden yang pernah
mendapatkan pelatihan manajemen bencana sebanyak D 2 kali dibandingkan
responden yang mendapatkan pelatihan manajemen bencana < 2 kali. Sedangkan
kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan meningkat 2 kali pada responden
yang menyatakan adanya pelaksanaan evaluasi kegiatan di unit kerja
dibandingkan responden yang menyatakan tidak melaksanakan evaluasi.Tidak ada
interaksi antara faktor frekuensi pelatihan manajemen dan pelaksanaan evaluasi.
Saran-saran meningkatkan kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan
tersebut yaitu sumber daya manusia kesehatan lebih sering mengikuti pelatihan
manajemen bencana (D 2 kali) dan melaksanakan evaluasi kegiatan.

Abstract
Preparedness of health human resources in the effort to deal with health
problems during disaster is a description of the productivity of health human
resources in the pre disaster.
This study aims to determine the description and the relationship of
preparedness of health human resources of health problems caused by flood in
DKI Jakarta in 2010 with the factors age, sex, duration of work experience, the
frequency of disaster management training, field technique training, supporting
technique training, rehearsals/ simulations, adequacy of facilities, availability of
operational costs, support information, availability procedures/guidelines,
implementation evaluation and award of compensation.
A number of health human resources, 251 respondents, working in the
unit due to disaster prevention in DKI Jakarta Provincial Health Office are the
sample in this study. This study uses a quantitative method with cross sectional
research design and using the primary data analysis of the results of interviews
with a questionnaire. Data analysis was carried out in stages, from the univariate
analysis, bivariate and multivariate.
The result showed that the description of preparedness of health human
resources in the prevention of health problems caused by flood in DKI Jakarta
Province in 2010 is largely 68,1% of health human resources working in DKI
Jakarta Provincial Health Office states stand ready to work handling flood and
31,9% state not ready. The final results obtained from analysis of preparedness of
health human resources increased by 2,5 times on the respondents who never get
as much disaster management training D 2 times higher than respondents who
received training on disaster management < 2 times. While the preparedness of
health human resources increased by 2 times on the respondents who claimed
there was an evaluation of activities at the work unit as compared to respondents
who claimed not implementing evaluation. There was no interaction between the
frequency of disaster management training and evaluation implementation.
Based on statement above, there are some suggestions for improving of the
preparedness of health human resources are more frequent following the disaster
management training (D 2 times) and carry out the activity evaluation."
Lengkap +
2010
T31688
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2009
344.04 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jaslis Ilyas
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0530
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
James A. Johnson
" ABSTRAK
This is the fourth in a series of symposia that seek to assess over time the potential and progress in studies of the full range of burnout phenomena. The symposia have appeared at regular intervals (Golembiewski, 1984, 1986, 1989), and chronicle developments in the burgeoning area of research and commentary. The end is nowhere in sight, as this fourth symposium seeks to demonstrate. In fact, only in recent times have the major pay0offs begun to surface in numbers. Specifically, this fourth version appears in two parts. This opener deals with a range of empirical studies of the burnout syndrome. Part 2, which will appear in a later number of this Journal, focuses on empirical research devoted to a single operational definition-- the phase model of burnout. "
Lengkap +
Montgomery: Southern Public Administration Education Foundation, Inc, 1990
300 JHH
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Penelitian yang dilaksanakan ini menyanglcut masalah perilaku dalam organisasi dan upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Perrnasalahan yang diajukan adalah apakah terdapat hubungan antara komponen Quality of Work LM: (QWL) yang terdiri dari keterlibatan pegawai, kompensasi yang seimbang, :asa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, fasilitas yang tersedia, penyelesaian masalah dan komunikasi dengan upaya peningkatan pelayanan antenatal oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007.
Tujuan Penelitian adalah didapatkannya gambaran dan informasi mengenai Kl.lBH\&$ Kehidupan Kerja Bidan di Unit KIA dan hubungannya dengan Pcnatalaksanaan Antenatal Care Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007.
Metodologi Penelirian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif secara Cross Sccnbnal dengan mernakai rnetode kuantitatif dan kualitatif. Obyek Penelitian adalah seluruh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007, dimana didapatkan Sampel penelitian adalah 53 Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya. Data primer diperoleh dengan mcmakai instnmlcnt kucsioncr tcrstruktur, yaitu satu variabel dependen dan sembilan variabel independen, wawancara dan studi pustaka. Uji statistik untuk mengetahui hubungan komponen QWL dengan Penatalaksanaan ANC Bidan Puskesmas dipakai Analisis Korelasi dan Regresi Linier Ganda.
Hasil Analisis Bivariat dengan mcmakai uji stgfistik Pearson Correlation, didapatkan 3 komponcn QWL yang mernpunyai hnbungan signifkan dengan penatalaksanaan antenatal care (p Value S 0,05), yailu ras# bangga terhadap institusi (r = 0,405}, kornpcnsasi yang scimbang (r = -0,392) dan kogiunikasi (r = -0,267). Hal ini dapat diinterprctasikan bahwa antam rasa' bangga terhadap institusi dengan penatalaksanaan antenatal care terdapat Hubungan sedang dan berpola positjj; sedangkan antara kompcnsasi yang seimbang dan komunikasi dcngan pcnatalaksanaan antenatal care tcrdapat hubungan scdang dan berpola ncgatifl
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda, didapatkan 3 komponen QWI. yaitu 1). Komponen Rasa bangga terhadap institusi dan Keselamatan Linglcungan Kezja dengan nilai Slope (B) positif, artinya terdapat hubungan yang positif antara rasa bangga terhadap institusi dan keselamatan lingkungan kerja dengan upaya peningkatan pelayanan antenatal. 2). Komponen kompensasi yang seimbang dengan nilai Slope (B) negatif; artinya terdapat hubungan yang negatif antam kompensasi yang seimbang dengan penalalaksanaan antenatal care oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya tahun 2007.
Kesimpulan Penelitian adalah dari 9 komponen QWZ terdapat 3 komponen QWL (Kompénsasi yang seimbang, Rasa bangga terhadap institusi dan Keselamatan Lingkungan Kerja) yang berhubungan signiiikan terhadap upaya peningkatan pelayanan _ayuenarat oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya, dan komponen yang paling besar pengamhnya terhadap upaya peningkatan pelayanan antenatal adalah koxnpensasi yang seimbang.
Saran yang dapat diberikan terutama bagi pihak Manajemen Puskwmas/Dinas Kesehat/an Kota Tasikmaiaya adalah agar melaksanakan peningkatan Kualitas Kehidupan -Qgja Bidan di Unit KIA melalui pemfferian pcrhatian, domngan dan scmangat kerja kepma para Bidan untuk bekexja lebih giat Iagi dan melengkapi baik sarana dan prasarana pendukung pelayanan, terciptanya siszem kompensasi befdasarkan leebenamn, kewajaran dan rasa keadilan, system reward and punishment ynxg baik dan terlakkan-anya pembinaan, pengawasan dan evaluasi kerja progmm yang berkesinambnmgan.

The research done is about behaviour problem in organization and the effort of using Health of Human Resource. The problem is if there are some relations among Quality of Work Life (QWL) consisted of officials, balancing conpensation, feeling safe of the job, working environvent safety, feeling proud of institution, available facilities, problem solving and communication to increase antenatal service by Public Health Center Midwife in the city of Tasikmalaya in 2007.
The aim of the research is to get the description and information about the quality of midwifes working life in KIA Unit and the relation with the implementation of Antenatal Care in the city of Tasikmalaya in 2007.
The methodology of this research used is Cross Sectional Descriptive Analysis by using quantitative and qualitative method. The object of the research is all of the Midwife in Public Health Center in the city of Tasikmalaya in 2007, where 53 Midwife in Tasikrnalaya become a sample. Primer data found by using structured questionnaire instrument is one dependent variable and nine independent variable, interview and devining manual study. Statistic test is to know the relation between QWL component and the implementation of ANC of Midwife in Public Health Center used Correlation analysis and Double Linear Regression.
The result of Bivariat Analysis by using statistic test Pearson Correlation, founded 3 QWL component which has the significant relation with the implementation antenatal care (p Value 5 0,05}, is the proud feeling of institution (r = 0,405), balancing compensation (r = -0,392) and communication (r = -0,267). This case can be interpreted that there are sufficient and positive pattern relation between the proud feeling to the institution and the implementation of antennal care, besides that there are sufficient and negative pattem relation between balancing compensation with communication and the implementation of antenatal care.
The result of Double Linear Regression Bivariat Analysis has been found 3 QWL component, as follows: 1). Proud feeling component to the institution and Working Environment Safety with the value of positive Slope (B), it means there are the relations between the proud feeling to the institution and working environment safety in order to increase antenatal service. 2). The balanced component with the value of negative Slope (B). lt means that there are negative relation between balanced compensation and the implementation of antenatal care by Midwife at Public Health Center in the city of Tasikmalaya in 2007.
The conclusion of this research is, there are 3 QWL components (balanced compensation, proud feeling of institution and working environment safety) from 9 QWL components which have significant relation to the effort of increasing antenatal service by Midwife at Public Health Center in the city of Tasikmalaya, and the component which has biggest influence to the effort of increasing antenatal service is balanced compensation.
The suggestion to the Public Health Center I Health Institution Management in the city of 'l`asik.malaya is the implementation of increasing Midwifes working life quality in KIA Uni! by giving more attention, motivation, working spirit to Midwife to work hard and also by completing structure and inhastructure, creating realistic fair proper compensation system, using good reward and punishment system and doing continual program of counselling, controlling and working evaluation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ias Tarina Puspitasari
"Undang-undang No 23 tahun 2014 menyebutkan pembagian urusan pemerintah bidang kesehatan antara pemerintah pusat dan daerah, salah satunya perencanaan SDMK. Berdasarkan telaah dokumen perencanaan kebutuhan SDMK provinsi Banten, terdapat ketidakseragaman dokumen perencanaan kebutuhan jika dibandingkan dengan Permenkes No 33 tahun 2015. Menurut data SISDMK masih terdapat 46.4% puskesmas di provinsi Banten yang belum lengkap 9 jenis tenaga kesehatan sesuai standar. Capaian indikator Kota Tangerang sebesar 83.78% dan Kota Serang sebesar 25%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui implementasi kebijakan penyusunan dokumen perencanaan kebutuhan SDMK di Kota Serang dan Kota Tangerang, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian merupakan penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penyusunan dokumen perencanaan kebutuhan SDMK di Kota Serang dan Kota Tangerang belum berjalan sesuai dengan Permenkes 33 tahun 2015. Ketersediaan SDM baik dari kuantitas maupun kualitas berpengaruh terhadap implementasi kebijakan. Adanya pembinaan dan pengawasan sangat berpengaruh terhadap implementasi kebijakan untuk meningkatkan komitmen dan komunikasi dalam penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK di tingkat Kab/Kota. Selain itu ketersediaan insentif dan pendanaan juga perlu dilakukan peningkatan. Menurut hasil penelitian, faktor SOP tidak berpengaruh terhadap implementasi kebijakan. Namun perlu dilakukan penyusunan SOP untuk mempermudah proses monitoring terhadap tahapan penyusunan perencanaan kebutuhan SDMK.

Law No. 23 of 2014 stipulates the division of government affairs in the health sector between the central and local governments, one of which is HRH planning. Based on a review of the HRH needs planning documents for Banten province, there is a lack of uniformity in planning needs documents when compared to Permenkes No 33 of 2015. According to SISDMK data, there are still 46.4% of puskesmas in Banten province who do not have nine types of health workers according to standards. The achievement indicator for Kota Tangerang is 83.78% and Kota Serang is 25%. The aim of this study was to determine the implementation of the policy for preparation of HRH needs planning documents and the factors influenced. This research is a non experimental research with a qualitative approach. Data collection was carried out through in-depth interviews and document review. The results of the study show that the implementation of the policy for preparing planning documents for HRH requirements in the Kota Serang and Kota Tangerang has not been carried out in accordance with Permenkes 33 /2015. The availability of human resources, both in terms of quantity and quality, has an effect on policy implementation. The existence of guidance and supervision greatly influences the implementation of policies to increase commitment and communication in the preparation of HRH planning needs at the District/City level. In addition, the availability of incentives and funding also needs to be increased. According to the research results The SOP has no effect on policy implementation. However, it is necessary to prepare SOPs to facilitate the monitoring process for the stages of preparing HRH planning needs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firna Rania Rizkiani Fouady
"Transformasi layanan kesehatan dari tradisional ke layanan yang berpusat kepada pasien membuat arah pelayanan menjadi lebih holistik. Dengan implementasi layanan tersebut, SDM kesehatan dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik kepada pasien. Kinerja pada SDM kesehatan dapat ditingkatkan melalui implementasi desain pekerjaan yang memenuhi kelima dimensi pekerjaan, yaitu variasi keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pekerjaan beserta lima dimensinya dan kinerja SDM kesehatan di RS Grha Permata Ibu dengan metode penelitian kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dengan metode self-administered questionnaire. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik pekerjaan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan umpan balik dengan kinerja SDM kesehatan di RS Grha Permata Ibu. Sementara itu, terdapat hubungan yang lemah dan signifikan antara variasi keterampilan dan otonomi dengan kinerja SDM kesehatan. Rekomendasi yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah mengidentifikasi kesesuaian antara variasi keterampilan yang dibutuhkan dengan yang dimiliki individu sebagai bahan pengembangan SDM, mendorong SDM kesehatan untuk terlibat penuh dalam seluruh proses kerjanya melalui impelementasi rotasi kerja, meninjau kembali kebijakan yang mengatur terkait otonomi kerja, mempromosikan budaya kerja yang mendorong inisiatif SDM kesehatan, serta mengevaluasi efektivitas sistem pemberian umpan balik.

The transformation of healthcare services from traditional models to patient-centered care has led to a more holistic approach to patient care. This shift has placed increased demands on healthcare professionals to continuously improve their performance in order to deliver the best possible care to patients. One approach to enhancing healthcare workforce performance is to implement job design principles that fulfill the five dimensions of work: skill variety, task identity, task significance, autonomy, and feedback. This research aimed to investigate the relationship between job characteristics and their five dimensions, and the performance of healthcare professionals at Grha Permata Ibu Hospital. A quantitative research methodology was employed, utilizing self-administered online questionnaires for data collection. The findings revealed a positive and significant relationship between job characteristics, task identity, task significance, and feedback with the performance of healthcare professionals at Grha Permata Ibu Hospital. However, a weak yet significant relationship was observed between skill variety and autonomy with healthcare worker performance. The research suggests several strategies to improve the performance of healthcare professionals at Grha Permata Ibu Hospital by identify the alignment between required and individual skill sets as a basis for workforce development initiatives, encourage active involvement of healthcare professionals in the entire work process by implementing job rotation strategies, review internal policies regarding work autonomy to enhance empowerment and decision-making capabilities, promote a work culture that encourages initiative, and evaluate the effectiveness of the feedback system.  "
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library