Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kapita, Oe H.
Ende, Flores: Lembaga Penyelidikan Kebudayaan Selatan Tenri, 1987
899.221 KAP l (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kapita, Oe H.
Flores: Offset Arnoldus Ende, 1983
499.25 KAP t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kapita, Oe H.
Waingapu: Dewan Penatalayanan Gereja Kristen Sumba, 1979
899.223 KAP l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saadah Soepono
Jakarta : Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2002
306 SRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Munanjar Widyatmika
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
306 MUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noteboom, C
Abstrak :
buku yang berisi tentang keadaan di Hindia belanda, tepatnya di Sumba Selatan. Terdapat gambaran kehidupan masyarakat, ritual, dan tradisi lainnya di Sumba Selatan.
's Gravenhage: Martinus Nijhoff , 1940
BLD 572.792 NOO o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Riandy Abubakar
Abstrak :
Salah satu strategi untuk menunjang program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di beberapadaerah adalah pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Pemanfaatan EBT menjadi alternative sebagai antisipasi semakin berkurangnya bahan bakar fosil sebagai pembangkit tenaga listrik serta keterbatasan PLN untuk menjangkau lokasi luar dan terpencil.Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu daerah dengan Rasio Elektrifikasi (RE) terendah di Indonesia. Namun di sisi lain Pulau Sumba memiliki sumber alam yang melimpah yang berpotensi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan yang salah satu adalah Pembangkit Listrik dengan Teknologi Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Data menunjukkan bahwa persoalan EBT ini bukan hanya pada supply demand, namun juga pada keberlanjutan pengelolaan dan pemeliharaan ketika pembangkit tenaga listrik EBT telah difungsikan. Beberapa desa yang telah dilakukan program elektrifikasi menggunakan energi terbarukan mengalami kendala dalamhal keberlanjutan pengelolaan dan pemeliharaan akibat kurang kuatnya kelembagaan yang mengelola pengoperasion pembangkit dengan energi terbarukan yangtelah dibangun. Penelitian ini dikembangkan untuk menjawab permasalahan di atas dengan tujuan: mengidentifikasi dan menganalisa aspek-aspek yang mendorong kinerja kelembagaan pengelolaan dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan khususnya pada PLTMH. Penelitian ini focus pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yang terbangun di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa aspek utama yang berpengaruh terhadapat pengelolaan dan pemeliharaan PLTMH di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah aspek regulasi, aspek kognitif, aspek normatif, aspek manajemen, aspek pengelolaan keuangan dan aspek teknis. Model aspek yang paling berpengaruh adalah aspek regulasi. Model aspek yang berpengaruh diantaranya adalah aspek regulasi dengan sub indikator yakni ketersediaan aturan formal di tingkat pemangku kepentingan dan masyarakat terkait tata kelola pengelolaan dan pemeliharaanPLTMH. ......One strategy to support government programs in increasing electrification ratios in several regions is the use of Renewable Energy (ET). Utilization of ET is an alternative to anticipate the reduction in fossil fuels as a power plant and the limitations of PLN to reach outside and remotelocations. Sumba Island, East Nusa Tenggara Province (NTT) is one of the regions with the lowest Electrification Ratio (RE) in Indonesia. But on the other hand, Sumba Island has abundant natural resources which have the potential for the construction of New and Renewable Energy (NRE) Power Plants. One of the potential energy sources that can be developed on Sumba Island is a Micro Hydro Power Technology (PLTMH) Power Plant. The data shows that this NRE problem is not only in the supply demand, but also in the sustainability of opeartion and maintenance when the EBT power plant has been functioning and operating. Some villages that have been carried out electrification programs using renewable energy experience obstacles in terms of sustainability management and maintenance due to lack of institutional capacity to manage the operation of the plant with renewable energy that has been built. Based on this, further research is needed to identify aspects that can encourage institutional operation and maintenance of sustainable EBTPower Plants. This research was developed to answer the above question with the aim of: discussing and analyzing aspects that support the improvement of the safety and maintenance of a new and renewable energy power plant specifically for PLTMH. The focus of this research is on the Micro Hydro Power Plant that was built on Sumba Island, East Nusa Tenggara Province. The results obtained show that the main aspects that influence the management and maintenance of PLTMH in Sumba Island, East Nusa Tenggara Province are regulatory aspects, cognitive aspects, normative aspects, management aspects, financial management aspects and technical aspects. The most influential aspect model is the regulatory aspect. The influential aspect model includes the regulatory aspect with sub indicators, namely the availability of formal rules at the stakeholder and community level related to the management and maintenance of PLTMH.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handini
Abstrak :
Disertasi ini membahas budaya megalitik Sumba dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Budaya megalitik di Sumba telah menembus batas periode secara teoritis, dan berlangsung hingga kini sebagai sebuah tradisi. Budaya megalitik menyatu dalam keseharian masyarakat Sumba, dengan latar belakang konsepsi religi yang dipandang sebagai warisan nenek moyang yang harus dipegang teguh. Ciri-ciri budaya megalitik yang berintikan pemujaan kepada arwah leluhur (ancestor worship) itu tidak saja terlihat dari pendirian dan pemakaian kubur batu tersebut, tetapi juga dapat dilihat dalam keseharian mereka yang dipengaruhi kepercayaan Marapu, yang merupakan kepercayaan asli orang Sumba. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan metode multidimensional scaling (mds) dengan lokus penelitian di Desa Anakalang, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian membuktikan bahwa kubur batu berfungsi sebagai identitas etnik masyarakat Sumba yang belum tergantikan sampai sekarang. Tanpa kubur batu orang Sumba akan kehilangan identitasnya. Kubur batu adalah bukti nyata dari rasa hormat keluarga dan kerabat terhadap leluhur mereka, sehingga mereka mencurahkan segala kemampuan demi mendirikan kubur batu yang layak bagi orang tua atau leluhurnya. Leluhur orang Sumba dengan kearifan lokal telah membuat rambu-rambu yang mengatur pengambilan batu sehingga keberlanjutan tradisi ini dapat terus terjaga sampai generasi mendatang dengan meminimalisir kerusakan lingkungan. ......This dissertation discusses the megalithic culture of Sumba from the Sustainable Development Perspective. The megalithic culture of Sumba itself has surpassed the theoretical periodic boundaries, and take place as a tradition until recently. This culture is integrated into the daily life of people in Sumba with the religious conception background that has been seen as the heritage to be upheld firmly. The characteristic of this practice with the ancestor worship at the core is not only visible from the establishment and the use of stone graves, but also can be seen in the daily life of the community that influenced by Marapu as the traditional belief of Sumbanese People. The data for this research was collected by the participatory observation, in-depth interview, bibliographical studies, and multidimensional scaling (MDS) methods at the research locus of Anakalang Village, Katikuna District, Central Sumba Regency, in the Provincial of East Nusa Tenggara. This research demonstrates that the stone grave has the function as the irreplaceable ethnic identity of People in Sumba until recently. Without the stone grave, the Sumbanese people will lose their identity. Hence, the family and kinsman will provide their best resources to establish the proper stone grave for parents and ancestors as the representation of one respect. At last, the practice itself may be understood as the local wisdom, as the ancestor of Sumbanese people has passed down the costumes to manage the use of stone resources properly; both to have the relation with nature in harmony and to preserve this invaluable heritage for the future generation
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Nelden D.M Djakababa
Abstrak :
ABSTRAK
Budaya mempengaruhi perilaku manusia yang hidup dalam konteks budaya tersebut. Dalam konteks budaya Sumba, seringkali terjadi peristiwa- peristiwa yang dianggap melecehkan ke-diri-an seseorang, kemudian menjadi masalah yang dianggap sangat serius. Bertolak dari kenyataan tersebut, penelitian ini bermaksud melihat bagaimanakah orang Sumba melihat ke-diri- annya sendiri, atau dalam istilah psikologi, bagaimanakah gambaran konsep diri orang Sumba.

Penelitian deskriptif ini menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah kuesioner "Saya .... " yang menghasilkan data kualitatif 'berupa respon- respon yang dikategorisasi dan dianalisa isinya, serta data kuantitatif berupa frekuensi dan persentase respon. Wawancara juga dilakukan sebagai pelengkap data kualitatif.

Responden penelitian ini ada 101 orang yang memberikan 969 respon berupa pernyataan- pernyataan yang mendeskripsikan diri. Respon yang terbanyak (56.8%) berasal dari dimensi kolektif. Tiga kategori dengan respon terbanyak adalah kategori "ldentitas Sosial" (36.43%), "Atribut- atribut Spesifik" (29.41%), dan "Deskripsi Evaluatif" (14.24%). Terdapat tiga subkategori baru yang muncul berdasarkan data, yaitu subkategori "Kebutuhan", "Kewajiban I Keharusan", dan "Kondisi Ekonomi".

Perbandingan antara kelompok remaja dan dewasa menunjukkan bahwa kelompok remaja mengumpulkan presentase respon terbesar pada kelompok ?Aspirasi - Individual" (7.38%) sedangkan kelompok dewasa Iebih banyak memberi respon di bawah subkategori "lnforrnasi Keluarga" (12.98%). Perbandingan antar kelompok jenis kelamin menunjukkan bahwa relatif tidak terdapat perbedaan antara kedua kelompok ini dalam hal proporsi dimensi individual, kolektif dan relasional. Laki- Iaki Iebih banyak memberikan respon pada subkategori "Peran - status" (7.80%) serta "ldentitas yang Dirumuskan Sendiri" (5.13%) daripada perempuan (4.56% & 0.83%). Perempuan Iebih banyak memberikan respon-respon pada subkategori ?Kondisi Ekonomi" (6.85%) daripada Iaki- laki (2.46%). Tidak seperti dugaan semula, ternyata respon yang menunjukkan identitas kepenganutan terhadap kepercayaan Marapu, yaitu kepercayaan asli Sumba, sama sekali tidak muncul.

Disimpulkan bahwa konsep diri orang Sumba mencerminkan karakteristik dimensi budaya kolektif yang dominan, yaitu karakteristik budaya yang cenderung berorientasi pada keiompok. Dengan mempertimbangkan aspek- aspek pada subkategori, tema- tema yang paling menonjol pada konsep diri para responden adalah identitas sosial khususnya identitas etnis sebagai orang Sumba, aspirasi dan preferensi, serta deskripsi diri secara evaluatif. Laki- Iaki Iebih menunjukkan karakteristik mempertahankan nama baik dan harga diri daripada perempuan, terindikasi pada perbedaan jumlah respon "Peran - status" dan ?Kondisi Ekonomi" kedua kelompok jenis kelamin. Perbedaan antara kelompok remaja dan dewasa pada dasarnya mencerminkan perbedaan tahap perkembangan.

Disarankan agar dalam penelitian selanjutnya, responden ditingkatkan jumlah, keragaman karakteristiknya serta penyebaran lokasinya supaya data Iebih dapat mewakili karakteristik seluruh populasi Sumba asli secara Iebih proporsiona|.
1998
S2472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kapita, Oe H.
Flores: Arnoldus, 1982
R 499.221 KAP k (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>