Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hetti Waluati Triana
Abstrak :
Several pieces of research on the toponym of place names in Indonesia have been carried out but focus on place names on the island of Java. The limited documentation of place names makes the study of toponymy in Sumatra a must. This article aims to map the thematization of place naming on the West Coast of Sumatra Island. The research was conducted in a qualitative descriptive manner with a corpus linguistic approach. Data was collected by means of documentation, interviews, and focus group discussions. Data were analyzed by following work procedures by Miles and Huberman (2013), involving data condensation, data display, verification drawing, and Sudaryat's toponymy categorization (2009). The results showed that the toponym of place names on the West Coast of Sumatra Island reflects the relationship between humans and their natural environment. This relationship is manifested through the thematization of place names, namely: embodiment, social, and culture. The embodiment aspect includes the sub-themes of water background, topographical background, and natural environment background. The social aspects include the sub-themes of residential background, economic activity background, and building background. The cultural aspects include sub-themes of myths, folklore, and legends passed down through oral traditions.
Madura: Institut Agama Islam Negeri Madura, 2022
890 JBS 16:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mintargo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengestimasi model pertumbuhan ekonomi antar propinsi di Pulau Sumatra dengan memperhatikan masalah perbedaan efisiensi dalam produksi, kualitas output ataupun input, sumber daya alam dan infrastruktnr, (ii) mengestimasi elastisitas output terhadap perubahan input dan angka kemajuan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi antar propinsi di Pulau Sumatra.

Model fungsi produksi meta yang bersifat translog digunakan sebagai pendekatan karena dapat memperhitungkan perbedaan kondisi antar propinsi (propinsi berpendapatan tinggi dan propinsi - berpendapatan rendah) dan kemajuan teknologi. Sebagai variabel input digunakan stok barang modal dan tenaga kerja. Untuk menghasilkan dugaan yang tidak bias dan efisien digunakan teknik See mingly Unrelated Regression dalam proses pendugaan.

Studi ini menunjukkan terjadinya penurunan dan peningkatan kualitas input pada tahun-tahun tertentu, sedangkan produktivitas total faktor (PTT) mengalami kemajuan pada semua propinsi. Pada golongan propinsi berpendapatan tinggi produktivitas total faktornya lebih tinggi dari golongan propinsi berpendapatan rendah, hal ini berkaitan erat dengan migas yang dihasilkannya. Alokasi investasi mennnjukkan bahwa barang modal lebih menguntungkan secara relatif jika dialokasikan ke golongan propinsi berpendapatan tinggi dari pada ke golongan propinsi berpendapatan rendah.

Kondisi input dan parameter produksi menunjukkan membaiknya kinerja antar propinsi dalam pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra. Untuk itu kebijakan yang sebaiknya ditempuh adalah meningkatkan produktivitas di propinsi berpendapatan rendah dengan meningkatkan mutu modal manusia melalui pendidikan, ketrampilan dan latihan. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan bahwa produktivitas total faktor yang ada di propinsi berpendapatan rendah bisa menyamai atau paling tidak dapat mendekati produktivitas total faktor propinsi berpendapatan tinggi, sehingga secara nasional dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Purwanti
Abstrak :
Keterbatasan infrastruktur penyediaan data pasang surut real-time di pesisir Indonesia memunculkan solusi pemanfaatan model pasang surut. Pesisir barat Pulau Sumatera yang berhadapan dengan Samudera Hindia dari Aceh hingga Lampung memiliki potensi energi laut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Penelitian bertujuan mengevaluasi ketelitian model pasut regional BIG menggunakan 19 stasiun pasut permanen sebagai titik evaluator dengan parameter RMS, RSS, RSSIQ, dan Discrepancy yang dianalisis per musim serta nilai koefisien korelasi. Analisis potensi energi laut dari energi pasut, arus dan gelombang dilakukan pada radius stasiun pasut. Hasil penelitian yaitu RMS 0,026m-1,039m dengan variasi RSS setiap periode musim DJF 1,150m; MAM 0,502m; JJA 0,426m dan SON 1,223m. Nilai Discrepancy dari 8 konstanta harmonik utama menghasilkan prosentase yang hampir sama pada musim ke-1 (DJF) dan ke-4 (SON) yaitu 25,495% dan 26,749%, musim ke-2 (MAM) dan ke-3 (JJA) yaitu 10,844% dan 9,107%. Hasil tersebut menunjukkan kehandalan model dalam merepresentasikan ketinggian permukaan laut pada wilayah penelitian yang didukung dengan koefisien korelasi 0,960970,5m/s) sedangkan ketinggian gelombang yang lebih besar terdapat di pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia (>1,6m). Analisis lokasi pesisir barat Sumatera terdapat potensi pengembangan energi arus dan gelombang dibandingkan energi pasang surut, tetapi biaya produksi energi pasang surut sebesar Rp1.571,13/kWh lebih ekonomis jika dibandingkan energi gelombang laut sebesar Rp2.193,62/kWh, dan energi arus laut sebesar Rp2.317,15/kWh. ......The limited infrastructure for providing real-time tide data on the coasts of Indonesia has led to solutions for using tidal models. The west coast of Sumatra Island, which faces the Indian Ocean from Aceh to Lampung, has the potential for marine energy to improve the welfare of coastal communities. This study aims to evaluate the accuracy of the BIG regional tide model using 19 permanent tidal stations as evaluator points with parameters such as RMS, RSS, RSSIQ, and Discrepancy which are analyzed per season as well as analysis of the correlation coefficient between observed data and tidal models. Analysis of sea energy potential from tidal, current, and wave energy is carried out at the tidal station radius. The results of the study are that the RMS values ​​range from 0.026m – 1.039m with variations in the RSS for each season, namely DJF 1.150m; MAM 0.502m; JJA 0.426m and SON 1.223m. Discrepancy values ​​of the 8 main harmonic constants produce almost the same percentages in the 1st (DJF) and 4th (SON) seasons, namely 25.495% and 26.749%, in the 2nd (MAM) and 3rd (JJA) seasons, namely 10.844 % and 9.107%. These results indicate the reliability of the model in representing sea level height in the study area which is supported by a positive and strong correlation coefficient of 0.96097 0.5m/s), while larger wave heights are found on the coast directly facing the Indian Ocean (> 1.6m). Analysis of the location of the west coast of Sumatra has the potential to develop current and wave energy compared to tidal energy, but the cost of producing tidal energy is IDR 1,571.13/kWh more economical when compared to ocean wave energy of IDR 2,193.62/kWh, and current energy sea ​​of ​​IDR 2,317.15/kWh.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library