Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mooryati Soedibyo
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan keluarga telah menjadi penggerak penting bagi modemisasi industri (Hall, 1988), seperti perusahaan keluarga Camegy di Amerika Serikat, Louis Vuitton di Eropa, Li Ka-Shing di Hong Kong, Sumitomo di Jepang. Berbagai pemerintahan dunia juga memberi perhatian pada peran perusahaan keluarga untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran (Zahra dan Shanna, 2004). Namun penelitian tentang perusahaan keluarga belum banyak dilakukan seperti bidang lain dalam disiplin manajamen (Neubauer dan Lank, 1998), karena adanya pandangan negatif tentang perusahaan keluarga, seperti berskala kecil, tidak mampu berinovasi, bersikap tertutup (Astrachan er al., 2001). Studi ini melakukan penelitian kuantitatif, dengan memfokus pada suksesi perusahaan keluarga dalam rangka mencari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan keluarga. Masalah yang dihadapi perusahaan keluarga adalah kesinabungan (sustainabilily) dari generasi ke generasi (Kotter, 1996). Salah satu faktor yang mempengaruhi sukses perusahaan jangka panjang adalah efektivitas kepemimpinan CEO (Chief Executive Officer) serta para penerusnya. Proses utama dari peralihan kepemimpinan adalah suksesi, dimana penyiapan CEO baru merupakan kebijakan strategis (Collins, 2001). Penelitian ilmiah perusahaan keluarga di Indonesia pada saat ini baru dari adalah Sekarbumi (2001), yang mempelajari proses pra-suksesi dengan metode kualitatif pada 20 pendiri dan 10 penerus perusahaan keluarga. Namum belum ada penelitian di Indonesia yang mempelajari proses terjadinya suksesi yang menjadi aset penting bagi keberhasilan perusahaan keluarga secara jangka panjang. Penelitian ini bertitik tolak dari pendekatan manajemen strategik, dengarl mengacu pada model de Wit dan Meyer (2004) tentang langkah penciptaan keunggulan daya persaingan perusahaan, yang beijalan mulai dari konteks, proses sampai konten (kinerja). Penelitian ini menganalisis suksesi perusahaan keluarga di Indonesia, dengan model proses suksesi yang komprehensif dalam 3 (tiga) komponen; yaitu, konteks suksesi (succession context), kualitas alih kepemimpinan (quality leadership transferred), Serta kinerja yang dihasilkan oleh pemimpin baru dari hasil suksesi (succession perjformance). Konteks suksesi menerangkan kondisi yang ada di perusahaan, yang mempengaruhi suksesi kepemimpinan pada perusahaan keluarga. Konteks tersebut dilihat dari sudut intensi CEO pendahulu (predecessor intention), maupun kemampuan penerus (successor ability) (Wasserman, 1995; Le Breton Miller et al., 2004). Sedangkan kualitas alih kepemimpinan mempelajari berbagai jenis transfer aspek-aspek kepemimpinan perusahaan dalam proses suksesi; yaitu, pengaruh dari visi dan misi perusahaan; pengetahuan dan kompetensi manajemen; serta nilai dan norma yang menjadi faktor utama perusahaan (Dyer, 1986). Akhimya, penelitian ini mengkaji hasil alih kepemimpinan, yang mencakup dua segi; yaitu, kinerja individu pemimpin baru dan kinerja organisasi yang dipengaruhi oleh pemimpin baru (Dalton dan Kesner, 1985). Untuk konflrmasi dan penyempumaan pemahaman proses suksesi pada pembentukan model penelitian ini, telah dilakukan studi eksplorasi melalui wawancara mendalam dengan 8 CEO penerus pada 8 perusahaan di Jakarta. Selanjutnya, instrumen peneletian disempumakan dengan uji coba pada 10 responden CEO perusahaan keluarga di Jakarta. Pengujian empiris pada model penelitian dilakukan terhadap 170 responden perusahaan keluarga berbagai industri di Indonesia (dari 500 responden yang disurati); yang mencakup para CEO penerus perusahaan keluarga dengan sampel Jakarta, Semarang, Surabaya; Medan, Serta Makasar. Pengujian kolerasi bivariat, memperlihatkan bahwa intensi CEO pendahulu berpengaruh positif terhadap kemampuan penerus, dan terhadap kualitas alih kepemimpinan; dernikian juga kemampuan penerus berpengaruh positif terhadap kualitas alih kepemimpinan; juga kualitas alih kepemimpinan terhadap kinerja penerus, serta kinerja penerus terhadap kinerja organisasi. Sementara dengan analisis regresl ganda univariat, pengujian data tidak mendukung hipotesis tentang pengaruh kemampuan penerus tcrhadap kinerja individu, yang tergantung pada kualitas alih kpemimpinan; juga tidak mendukung bahwa pengaruh kinerja individu terhadap kinerja organisasi tergantung pada kualitas alih kepemimpinan Dalam hal kontribusi teoritikal, hasil penelitian ini konsisten dengan model langkah strategik perusahaan bahwa suksesi kepemimpinan puncak perusahaan keluarga perlu dilakukan secara simultan, dari konteks, proses, dan konten (De Wit dan Meyer, 2004). Sedangkan kontribusi manajerial dapat disimpulkan bahwa CEO pendahulu dan penerus, keduanya memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan suksesi perusahaan keluarga. Pendahulu perlu membagi cita-citanya pada penerus melalui proses alih kepemimpinan yang terbuka. Penerus harus memiliki motivasi bahwa perusahaan keluarga yang telah dibangun oleh pendahulu sebagai warisan perlu dipertahankan Keterbatasan penelitian ini adalah tidak mengkaji faktor ?budaya? yang merupakan fenomena penting perusahaan keluarga. Saran penelitian selanjutnya menggunakan variabel corporate culture, untuk menganalisis perbedaan suksesi CEO perusahaan keluarga menurut konteks budaya perusahaan yang berbeda antar daerah.
2007
D869
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1994
S25863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus S. Soebagio
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.
650.14 AGU t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farrel Abhyoso
Abstrak :
Suksesi negara terjadi saat kedaulatan atas suatu wilayah berpindah dari satu negara ke negara lain. Suksesi negara bisa berbentuk suksesi negara parsial (bila negara pendahulu masih ada setelah suksesi negara) atau suksesi negara universal (bila negara penerus lenyap). Hukum kebiasaan internasional menyatakan bahwa pembagian utang antara negara-negara yang terlibat dalam kejadian suksesi negara harus dilakukan berdasarkan prinsip equity. Equity menyatakan bahwa pengaplikasian hukum harus dilakukan dengan tujuan mencapai keadilan sejati bagi semua pihak yang terlibat. Ia merupakan sumber hukum internasional sebagai salah satu general principles of law. Penerapan equity seringkali melibatkan unsur equivalence, proportionality, dan finality. Dalam beberapa kasus, negara penerus setuju untuk menanggung odious debt, utang yang sebelumnya digunakan oleh negara pendahulu untuk kegiatan yang merugikan penduduk negara penerus. Penulis menerapkan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif untuk menganalisis apakah prinsip equity telah diterapkan dalam kasus suksesi negara yang melibatkan odious debt. Penulis berkesimpulan bahwa penerapan equity tidak dilakukan secara sempurna, terutama dalam kasus Uni Soviet, dikarenakan adanya aspek-aspek equity yang tidak dipenuhi dalam implementasinya. ......State succession occurs when sovereignty over a territory is transferred between states. State succession may occur in the form of partial state succession (if the predecessor state still exists following state succession) or universal state succession (if the successor state is extinguished). Customary international law dictates that the apportionment of debt between states involved in state succession must be done according to equity. Equity states that the application of law must be done to achieve true justice for all. It is a source of international law as a general principle of law. The application of equity often involves the aspects of equivalence, proportionality, and finality. In some cases, a successor state agrees to bear debt used by the predecessor state to hurt the population of the successor state. The writer applies the normative juridical approach on qualitative research to analyse whether equity has been applied in state succession cases in the Soviet Union and Yugoslavia which involve odious debt. The writer concludes that the application of equity is imperfect, particularly in the Soviet case, as aspects of equity were not always implemented.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional. Departemen Kehakiman, 1995
346.598 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aulia Citra Puteri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran suksesi CEO di perusahaan keluarga dan pengaruhnya pada risiko bisnis. Dengan menggunakan data panel pada 48 perusahaan keluarga Indonesia, peneliti ingin mengetahui pengaruh suksesi terhadap risiko keuangan perusahaan keluarga dengan perspektif disruption, adaptation, stagnation, serta agency. Hasil penelitian menemukan bahwa pergantian CEO berpengaruh negatif terhadap risiko keuangan perusahaan. Selanjutnya, dapat disimpulkan juga bahwa CEO Descendants lebih menghindari risiko risk averse dibandingkan dengan CEO Founder. Sebagai tambahan, CEO dengan usia lebih tua lebih menghindari risiko dibandingkan dengan CEO yang lebih muda. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan keluarga di Indonesia bersifat konservatif terhadap risiko keuangan.
ABSTRACT
This study aims to investigate the role of CEO succession in family business and the effect on financial risk. Using unbalanced panel data of 48 family firms, we test the disruption, adaptation, stagnation and agency perspective of their behavior. This study finds that CEO turnover is negatively associated with firm rsquo s financial risk. We find that CEO descendants are more risk averse than CEO Founders. In addition, older CEOs are also more risk averse than younger CEOs. This implies that the Indonesian family firms were conservative towards financial risk.
2017
T49365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Andhika Josep Jeremia
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini tentang keterpilihan Airlangga Hartarto menjadi ketua umum Partai Golkar secara aklamasi pada Munaslub tahun 2017 dan ini baru pertama kali terjadi di Partai Golkar pasca Orde Baru. Keterpilihan Airlangga Hartarto menunjukkan adanya pergeseran faksi Partai Golkar dari kompetitif ke kooperatif. Untuk menganalisa, penelitian ini menggunakan pendekatan institusionalisme pilihan rasional dari Peters, Clarke & Foweraker, Hall & Taylor serta Shesple. Selain itu peneliti juga menggunakan teori demokrasi internal partai dari Alan Ware, Huntington dan Norris. Untuk melihat faksionalisasi, peneliti menggunakan teori faksi dari Boucek, Belloni & Beller serta Paul Lewis. Teori penyatuan elit dari Higley & Burton serta teori kepemimpinan dari Alan Ware serta Heywood. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer didapat dari wawancara dan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan atau analisis dokumen. Terdapat beberapa faktor mengapa Airlangga Hartarto terpilih secara aklamasi. Peneliti memulai dari faktor pendorong dilaksanakannya Munaslub, terdapat faktor internal serta eksternal. Faktor internal, ketua umum Setya Novanto menjadi tersangka dalam kasus E-KTP sehingga terjadi kekosongan pimpinan partai. Faktor eksternal, akibat kasus tersebut, citra partai di mata publik menurun, terlihat dengan menurunnya elektabilitas. Selain itu, terdapat agenda politik Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang perlu dihadapi oleh partai. Keterpilihan Airlangga Hartarto secara aklamasi ini merupakan bentuk "ekuilibrium nash". Selain itu, terdapat hubungan "mutualisme" antara kepentingan pemerintah dan Partai Golkar. Partai ini memiliki pragmatisme untuk selalu menjadi bagian dari pemerintah. Sehingga posisi Airlangga sebagai satu-satunya menteri dari Partai Golkar di Kabinet Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjadi sangat berpengaruh.
ABSTRACT
This research is about Airlangga Hartarto's winning as the chairman of the Golkar Party by acclamation at the Extraordinary National Conference in 2017 and it was the first time has happened in the Golkar Party on post-New Order. It shows the shifting of faction in Golkar Party from competitive to cooperative. To analyse, this research use the rational choice institutionalism approach of Peters, Clarke & Foweraker, Hall & Taylor and Shesple. In addition, researchers also use the theory of internal democracy of party from Alan Ware, Huntington and Norris. To see factionalism, researchers used factional theories from Boucek, Belloni & Beller and Paul Lewis. The theory of the union of elites from Higley & Burton and leadership theory from Alan Ware and Heywood. This research uses qualitative methods with primary and secondary data sources. Primary data obtained from interviews and secondary data obtained from literature study or document analysis. There are several factors why Airlangga was chosen by acclamation. Researchers start from the driving factors for the implementation of the Extraordinary National Conference, there are internal and external factors. Internal factors, the chairman Setya Novanto became a suspect in the E-KTP case, and then the leadership vacancy occured in the Golkar Party. External factors, due to the case, the party's image in the public declined, seen with the decreased of electability. Additionaly, political agenda such as Pilkada 2018 and Pemilu 2019 need to be faced by the party. Airlangga's winning by acclamation is a form of "equilibrium nash". There is a "mutualism" relationship between the interests of the Government and the Golkar Party. This party has the pragmatism to always be a part of the Government. So, Airlangga's position as the only minister from Golkar Party in the Cabinet of Joko Widodo-Jusuf Kalla become very influential.
2019
T55358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azami, Mufti Talha Ahmad
Abstrak :
this book covers all aspects of sharia a succession and estate planning. along with technical details of sharia mawarith (laws of succession), it includes practical case studies and calculating showing different potential inheritance outcames. this book also discusses, in considerable detail, aspects of sharia compliant will and trust drafting, as well as lifetime giving and charitable gifts, and provides useful and ulitized precedent documents.
London: Euromoney Institutional Investor PLC, 2011
340.59 AZA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Juriati Rahmatiwi
Abstrak :
Suksesi merupakan proses transfer kekuasaan dari satu orang, rezim atau pemerintahan. Pada masa Jawa Kuno, suksesi merupakan proses pergantian takhta dari seorang raja ke penggantinya. Setelah raja-raja tersebut naik takhta, mereka akan melakukan legitimasi untuk membuktikan bahwa ia berhak atas takhtanya. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk suksesi dan bentuk-bentuk legitimasi raja-raja pada masa Jawa Kuno, serta bagaimana hubungan antara keduanya. Metode yang digunakan terdiri dari tiga tahapan metode arkeologi, yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan transkrip dari prasasti-prasasti yang digunakan sebagai sumber data, pengolahan data dengan melakukan analisis mengenai bentuk-bentuk suksesi dan legitimasi pada masa Jawa Kuno yang didapatkan dari sumber data, dan penafsiran data dengan mencoba menjelaskan hubungan antara kedua hal tersebut serta perbandingan kedua hal tersebut pada kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan prasasti-prasasti pada masa Jawa Kuno abad VIII-XV, diketahui bahwa prasasti yang memuat keterangan mengenai suksesi juga berisi informasi mengenai legitimasi. Sementara itu, tidak semua prasasti yang memuat informasi mengenai legitimasi, memuat informasi suksesi. Diketahui pula bahwa bentuk suksesi yang dilakukan raja-raja pada masa Jawa Kuno akan mempengaruhi cara ia melegitimasi dirinya. Semakin banyak usaha yang dilakukan seorang raja untuk melegitimasi dirinya, maka semakin bisa diyakini bahwa raja tersebut tidak berhak atas takhtanya.
Succession is the process of transferring power from one person, regime or government. In ancient Java, succession was the process of changing the throne from a king to his successor. After the kings ascend the throne, they will exercise legitimacy to prove that he is entitled to his throne. This study discusses the forms of succession and the forms of legitimation of kings in ancient Java, and how the relationship between both. The method used three stages of archeological methods, first, collecting data by collecting transcripts from inscriptions used as data sources, second, processing data by analyzing forms of succession and legitimation in ancient Java that were obtained from data sources, and third, interpretation data by trying to explain the relationship between these two things and the comparison of the two things to the kingdoms in Central Java and East Java. Based on the inscriptions in the ancient Javanese period VIII-XV, it is known that the inscriptions that contain information about succession also contain information about legitimacy. Meanwhile, not all inscriptions containing information on legitimacy contain succession information. It was also known that the form of succession carried out by the kings in ancient Java would influence the way he legitimized himself. The more effort a king makes to legitimize himself, the more it can be believed that the king is not entitled to his throne.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>