Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audi Previo
"Studi ini mengeksplorasi fenomena penggunaan suicide memes di kalangan remaja Indonesia, yang menunjukkan interaksi antara krisis Liquid Modern, budaya digital, dan strategi manajemen risiko. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu wawancara mendalam dan analisis jejaring sosial dari berbagai situs online. Studi sebelumnya tentang individu dan masyarakat dalam modernitas cair mengungkapkan tiga fitur utama yang mencirikannya: (1) atomisasi ikatan sosial, (2) individualisasi manajemen risiko, dan (3) dominasi tatanan sosial konsumeris. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan temuan penelitian sebelumnya dengan berfokus pada suicide memes sebagai manifestasi dari manajemen risiko individual. Studi ini berpendapat bahwa suicide memes adalah strategi manajemen risiko yang digunakan oleh kaum muda yang didorong oleh budaya dan infrastruktur digital dalam konteks sosial tertentu. Pemuda Indonesia hidup dalam masyarakat yang belum sepenuhnya terindividualisasi, yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka menghadapi krisis sosial-ekonomi dengan mengandalkan keluarga dan peer group. Dalam ruang digital Indonesia, anonimitas memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk penggunaan suicide memes oleh kaum muda karena ungkapan tentang bunuh diri masih dianggap tabu. Tabu ini juga menjelaskan mengapa Depressive dan Non-Graphic Suicide Memes adalah bentuk paling umum dari genre meme ini di kalangan anak muda Indonesia, bukan Graphic Suicide Memes. Dari ketiga social origin suicide memes, kaum muda Indonesia kerap beroperasi sebagai Lone Wolves dalam jejaring sosial yang kecil namun sangat terpercaya.

This study explores the phenomenon of using suicide memes among Indonesian youths, which indicates the interplay between Liquid Modern crises, digital culture, and risk management strategy. This study will use a qualitative approach, namely, in-depth interviews and social network analysis of various online sites. Previous studies on the individual and society in liquid modernity revealed three main features primarily that characterize it: (1) atomization of social bonds, (2)individualization risk management, and (3) dominance of consumerist social order. This study aims to develop the previous studies' findings by focusing on suicide memes as a manifestation of individualized risk management. This study argues that suicide memes are risk management strategies used by youths driven by digital culture and infrastructure in a particular social context. Indonesian youths live in a society that has not been fully individualized, as shown by their ability to weather social-economic crises by relying on family and peers. In the Indonesian cyberspace, anonymity plays a considerable role in shaping the usage of suicide memes by youths as expressions about suicidality are still considered taboo. This taboo also explains that Depressive and Non-graphic Suicide Memes are the most prevalent form of this meme genre among Indonesian youths, instead of Graphic Suicide Memes. Among the three social origins of Suicide Memes, Indonesian youths operate more often as Lone Wolves within a small, but highly trusted social network.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Shanty Kurniasari
"Latar Belakang
Bunuh diri tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, dengan lebih dari 2.000 wanita di Indonesia meninggal karena bunuh diri pada tahun 2016 saja. Faktor- faktor seperti jenis kelamin, penyakit kronis, dan gangguan kesehatan mental diduga berkontribusi terhadap munculnya pikiran dan perilaku bunuh diri. Pasien HIV sering mengalami beban kesehatan mental yang lebih besar akibat kesulitan dalam mengelola penyakit tersebut. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara ide bunuh diri dan psikopatologi di antara pasien HIV/AIDS wanita di Indonesia, dengan menunjukan tantangan kesehatan mental yang dihadapi oleh kelompok rentan ini.
Metode
Penelitian cross-sectional ini menggunakan Self-Reporting Questionnaire-20 untuk menilai psikopatologi dan survei untuk mengidentifikasi ide bunuh diri serta karakteristik pasien pada 95 pasien wanita HIV/AIDS di Pokdisus, RSCM. Data dianalisis menggunakan SPSS v.25 untuk macOS dengan uji Chi-square, Fisher, dan Kruskal- Wallis.
Hasil
Kami menemukan prevalensi ide bunuh diri dan psikopatologi di antara pasien wanita HIV/AIDS masing-masing sebesar 9,47% dan 27,37%. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara usia, tingkat pendidikan, dan sistem support dengan ide bunuh diri (p=0,005, p=0,019, dan p=0,026). Ditemukan pula adanya hubungan positif yang kuat antara psikopatologi dan ide bunuh diri pada pasien HIV/AIDS wanita, dengan kemungkinan ide bunuh diri yang 12 kali lebih tinggi pada mereka yang memiliki psikopatologi (OR=12.342).
Kesimpulan
Tingginya prevalensi psikopatologi dan asosiasinya yang kuat dengan ide bunuh diri menekankan perlunya integrasi skrining dan intervensi terkait isu kesehatan mental ke dalam perawatan HIV untuk wanita, serta memperkuat jaringan support sosial untuk meningkatkan hasil kesehatan mental pasien.

Introduction
Suicide remains a significant public health concern, with over 2,000 Indonesian women dying by suicide in 2016 alone. Factors such as gender, chronic physical illnesses, and mental health disorders are thought to contribute to suicidal thoughts and behaviours. HIV patients often struggle with greater mental health burden due to the difficulties in managing the illness. This study investigated the association between suicidal ideation and psychopathology among Indonesian female HIV/AIDS patients, highlighting the mental health challenges faced by this vulnerable group.
Method
This cross-sectional study utilized the Self-Reporting Questionnaire-20 to assess characteristics in 95 female HIV/AIDS patients in Pokdisus, RSCM. The data was analysed through SPSS v.25 for macOS using the Chi-square, Fisher, dan Kruskal-Wallis tests.
Results
We found the prevalence of suicidal ideation and psychopathology among female HIV/AIDS patients to be 9.47% and 27.37%, respectively. Additionally, there are significant associations between age, education levels, and support system with suicidal ideation (p=0.005, p=0.019 and p=0.026). A strong positive association between psychopathology and suicidal ideation among female HIV/AIDS patients was found, with 12-fold higher odds of suicidal ideation in those with psychopathology (OR=12.342) Conclusion
The high prevalence of psychopathology and its strong association with suicidal ideation underscore the need for integration of screening and interventions for mental health issues into HIV care for women, along with strengthening social support networks to improve
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library