Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggita Maharani
"Fenomena urbanisasi akan meningkatkan pertambahan jumlah populasi penduduk. Populasi penduduk yang bertambah akan menyebabkan perubahan tutupan lahan pada lahan kosong dan vegetasi yang berubah menjadi lahan terbangun serta meningkatnya aktivitas manusia yang menghasilkan emisi antropogenik. Perubahan tersebut menjadi faktor meningkatnya suhu di perkotaan. Dampak Suhu perkotaan berlebih dapat mengancam kesehatan manusia dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis distribusi spasial urban heat hazard (UHH) di Kota Bekasi menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS, pengukuran suhu udara lapang, dan citra Google Earth Pro. Pengolahan dan analisis menggunakan ArcGIS Pro, uji regresi linear sederhana dan uji Chi-square pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 klasifikasi UHH di Kota Bekasi yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kota Bekasi didominasi UHH tinggi sebesar 13,947,69 Ha dengan rentang suhu 38 - 46°C yang berada pada zona iklim lokal tipe bangunan compact, industri dan sebagian kecil zona alami yaitu LCZ E. Pola UHH terbentuk secara berkelompok dengan intensitas yang meningkat ke arah utara mengikuti arah perkembangan Kota Bekasi. Keberadaan vegetasi berperan penting mengurangi bahaya panas perkotaan karena vegetasi mampu menyerap panas dan meningkatkan kelembapan udara melalui proses evapotranspirasi. Sebaliknya, wilayah dengan tingkat aktivitas manusia yang tinggi dan kepadatan penduduk yang besar cenderung memperbesar efek UHH.

Urbanization leads to an increase in population, which subsequently causes changes in land cover, particularly the conversion of open spaces and vegetated areas into built-up land, along with intensified human activities that generate anthropogenic emissions. These changes contribute to rising urban temperatures. Excessive urban heat can pose serious risks to human health and the environment. This study aims to map and analyze the spatial distribution of urban heat hazard (UHH) in Bekasi City using Landsat 8 OLI/TIRS imagery, field air temperature measurements, and Google Earth Pro imagery. Data processing and analysis were conducted using ArcGIS Pro, along with simple linear regression and Chi-square tests in SPSS. The results indicate that UHH in Bekasi City can be classified into three categories: low, medium, and high. The city is predominantly characterized by high UHH, covering an area of 13,947.69 hectares, with temperatures ranging from 38°C to 46°C. These areas are mostly located in compact building zones, industrial areas, and partially in natural zones such as LCZ E. The UHH pattern appears clustered, with increasing intensity toward the northern part of the city, reflecting the direction of urban development. Vegetation plays a crucial role in mitigating urban heat hazard by absorbing heat and enhancing air humidity through evapotranspiration. In contrast, areas with high human activity and population density tend to exacerbate UHH effects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinka Rachma Syalsabila Pusparini
"Pertumbuhan jumlah penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, yang menyebabkan perubahan tutupan lahan dari area terbuka atau vegetasi menjadi kawasan terbangun dengan permukaan kedap air, seperti aspal, beton, dan semen. Perubahan ini berkontribusi terhadap peningkatan suhu perkotaan, yang dapat menurunkan kualitas lingkungan, meningkatkan konsumsi energi, serta membahayakan kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis distribusi spasial urban heat island (UHI) di Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS, pengukuran suhu udara, dan citra Google Earth Pro. Analisis dilakukan dengan metode overlay menggunakan ArcGIS Pro serta uji regresi linear sederhana dan uji Chi-square pada SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 4.564,16 Ha wilayah mengalami efek UHI dengan suhu di atas 42,12°C, yang umumnya berada pada zona iklim lokal tipe bangunan dan sebagian kecil pada zona tutupan lahan (LCZ E). Pola UHI terbentuk secara berkelompok, dengan intensitas yang meningkat ke arah utara seiring pesatnya perkembangan kota dan dominasi zona bangunan. Keberadaan vegetasi dapat menurunkan potensi UHI, sedangkan tingginya aktivitas dan kepadatan manusia cenderung meningkatkan efeknya.

Population growth drives an increasing demand for land, leading to land cover changes from open areas or vegetation to built-up areas with impervious surfaces such as asphalt, concrete, and cement. These changes contribute to rising urban temperatures, which can degrade environmental quality, increase energy consumption, and pose health risks. This study aims to map and analyze the spatial distribution of the urban heat island (UHI) effect in South Jakarta Administrative City using Landsat 8 OLI/TIRS imagery, air temperature measurements, and Google Earth Pro imagery. The analysis was conducted using overlay methods in ArcGIS Pro, along with simple linear regression and Chi-square tests in SPSS. The results indicate that approximately 4,564.16 hectares of the study area experience the UHI effect, with temperatures exceeding 42.12°C, primarily in local climate zones (LCZ) dominated by built-up areas and, to a lesser extent, in land cover zones (LCZ E). The UHI pattern is clustered, with increasing intensity toward the north, where urban development is more rapid and built-up zones are more dominant. Vegetation presence helps reduce UHI potential, whereas higher human activity and density tend to amplify its effects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library