Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Hilman Gumelar Syafei
Abstrak :
ABSTRAK
Hingga saat ini, terdapat beberapa wiliyah di Indonesia yang masih belum memiliki akses energi listrik. Tercatat bahwa pada tahun 2016, 2.519 desa di Indonesia belum mendapatkan akses terhadap energi listrik yang sebagian besarnya merupakan daerah terpencil yang sulit diakses. Pemanfaatan sumber daya lokal secara mandiri dan berbasis energi baru terbarukan dapat menjadi salah satu solusi bagi masalah elektrifikasi di Indonesia, terutama di daearah-daerah terpencil. Salah satu daerah di Indonesia, provinsi Bengkulu, memiliki potensi sumber daya air hingga mencapai 500 MW. Turbin piko hidro tipe Archimedes menjadi salah satu jenis turbin air yang cocok untuk diimplementasikan di Indonesia. Hal tersebut karena karakteristiknya yang cocok beroperasi pada kondisi head rendah dengan rentang debit yang luas. Kinerja turbin Archimedes dapat dipengaruhi oleh sudut kemiringannya, sehingga parameter tersebut harus dipertimbangkan dengan baik. Pemodelan dan penelitan mengenai pengaruh kemiringan turbin Archimedes telah banyak dilakukan. Namun, penelitian dan pemodelan yang dilakukan hingga kini dinilai masih memerlukan pengkajian lebih lanjut. Oleh karena itu, dilakukanlah studi mengenai pengaruh sudut kemiringan turbin Archimedes terhadap performanya. Studi yang dilakukan meliputi perhitungan secara analitikal, numerikal, dan pengujian eksperimental. Pengujian eksperimental dilakukan dengan menggunakan prototipe turbin Archimedes dengan jari-jari luar sebesar 0,15 meter, jari-jari dalam sebesar 0,8 meter, panjang pitch sebesar 0,251 meter, dan sudu berjumlah 2 buah. Pengujian dilakukan dengan kondisi head maksimum sebesar 1,45 meter dan debit rata-rata yang tersedia sebesar 10,6 l/s. Dari studi eksperimental yang dilakukan, didapatkan bahwa Efisiensi turbin tertinggi diperoleh pada saat nilai sudut kemiringan turbin sebesar dengan nilai efisiensi sebesar 29.
ABSTRACT
Until this day, there are some locationS in Indonesia that still do not have access to electricity. It is noted that in 2016, arround 2,519 villages in Indonesia do not have access to electrical energy which most of them is located in remote area. Utilization of independently potential local source of energy and based on renewable energy could be the solution for electrification problem in Indonesia, especially in remote area. Bengkulu, one of the province in Indonesia, possesses source of hydro energy up to 500MW. Pico hydro turbine type Archimedes is one of the suitable type of hydro turbine that used to operate in Indonesia. It is due to the turbine characteristic that approriate to operate in low head condition and wide range of flowrate. In addition, the turbine performance could be affected by the value of turbine. Hence, the turbine slope angle should be considered. Studies of the effect of the turbin slope angle had been conducted by some researchers untill nowadays. However, it is considered that these studies need further exploration. Hence, the study of the effect of turbine slope angle towards the turbine performance was conducted. The study consist of analytical method, numerical method, and experiment method. The study was performed by using Archimedes turbine with spesification as follows 0,15 meter of outer radius, 0,8 meter of inner radius, 2,09 meter of turbine total length, 1,45 meter of maximum effective head, and 10,6 l s of water discharged. It was obtained from the experiment that the optimum efficiency, 29 , was gained when the value of turbine slope angle is.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lentera
Abstrak :
Saat ini bahan bakar fosil masih mendominasi sumber bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia. Adanya dominasi bahan bakar fosil ini membuat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) meningkat pesat. Sementara itu, kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus meningkat, terlebih lagi masi terdapat beberapa daerah di wilayah Indonesia bagian timur yang belum memiliki aliran listrik. Oleh karena itu, energi alternatif saat ini sangat dibutuhkan untuk memberikan energi listrik ke daerah yang belum teraliri listrik tanpa meningkatkan emisi gas rumah kaca. Energi alternatif ini dapat diperoleh dari potensi local yang ada di wilayag Indonesia timur dimana wilayah ini memiliki potensi penyinaran matahari yang tergolong tinggi sehingga daerah ini sangat cocok untuk diimplementasikan sistem PLTS karena dapat memanfaatkan energi matahari. Sistem PLTS diharapkan bisa memproduksi energi listrik secara maksimal, namun ada beberapa aspek utama yang mempengaruhi produksi listrik oleh PLTS salah satunya adalah aspek sudut kemiringan atau Tilt yang menentukan kinerja sistem PLTS. Oleh karena itu, studi ini meninjau pengaruh sudut kemiringan modul PV terhadap energi yang dihasilkan oleh PLTS. Perancangan serta evaluasi dilakukan melalui simulasi dengan perangkat lunak PVSyst. Dari hasil simulasi PVSyst menunjukkan bahwa potensi pengimplementasian sistem PLTS berkapasitas 50 kWp di wilayah Indonesia timur menghasilkan energi sampai 85.6 MWh per tahun, dengan kinerja pembangkitan sebesar 81,73% per tahun. ......Currently, fossil fuels still dominate the source of fuel for power generation in Indonesia. The dominance of fossil fuels makes Greenhouse Gas (GHG) emissions increase rapidly. Meanwhile, the community's need for electrical energy continues to increase, moreover, there are still several areas in eastern Indonesia that do not yet have electricity. Therefore, alternative energy is currently needed to provide electrical energy to areas that do not have electricity without increasing greenhouse gas emissions. This alternative energy can be obtained from local potential in eastern Indonesia where this area has a relatively high potential for solar radiation so that this area is very suitable for implementing a PLTS system because it can utilize solar energy. The PLTS system is expected to produce maximum electrical energy, but there are several main aspects that affect the production of electricity by PLTS, one of which is the aspect of the tilt angle or Tilt which determines the performance of the PLTS system. Therefore, this study examines the effect of the tilt angle of the PV module on the energy produced by PV mini-grid. The design and evaluation is done through simulation with PVSyst software. The PVSyst simulation results show that the potential for implementing a PV mini-grid system with a capacity of 50 kWp in eastern Indonesia can produce up to 85.6 MWh of energy per year, with a generation performance of 81.73% per year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Utomo Putra
Abstrak :
Atap rumah menjadi salah satu tempat terbaik untuk meletakan panel surya, tetapi energi matahari yang didapatkan akan sangat bergantung pada sudut azimuth panel Azs dan sudut kemiringan panel terhadap matahari. Sehingga perlunya perhitungan secara matematis untuk mendapatkan energi maksimal pada sudut azimut dan sudut kemiringan yang diinginkan. Metode explanatory digunakan untuk mengetahui hubungan antara sudut matahari pada koordinat 6,2o lintang selatan dengan energi matahari yang diterima panel. Penelitian dilakukan dengan menghitung energi yang diterima pada masing ndash; masing desain atap rumah. Hasil dari perhitungan menampilkan bahwa, pada luas atap 38,31 m2, desain atap rumah berbentuk pelana dengan Azh = 90o,270o dan = 20o mendapatkan rata-rata energi matahari sebesar 4.411 W.jam/m2/hari. Sehingga desain atap rumah pelana akan mendapatkan energi listrik 20.548 W.jam/hari. ......Roof becomes one of the best places to install solar panels, but the solar energy obtained will depend on the angle of the azimuth panel Azs and the tilt angle of the panel against the sun. Mathematical calculation is needed to obtain the maksimum energy with spesific azimuth angle and tilt angle. The explanatory method is used to determine the relationship between the sun angle at latitude angle of 6.2o with solar energy received by the panel. Research is done by calculating the energy received at each roof design. The results of the calculations show that, on the roof area of 38,31 m2, the design of a saddle roof with Azh 90o, 270o and 20o obtains an average solar energy of 4.411 Wh m2 day. So, the saddle roof design will get electrical energy of 20.548 Wh day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Eka Permana
Abstrak :
Fraktal adalah penggalan sebuah bentuk geometri yang bisa dibagi lagi menjadi bagian-bagian. Setiap bagian tersebut akan terlihat mirip dengan bentuk keseluruhannya. Derajat dari batas penggalan suatu fraktal disebut dimensi fraktal. Fraktal mempunyai tiga tingkat keserupaan diri: serupa diri secara persis, lemah dan statistic. Metode-metode yang dapat digunakan untuk perhitungan dimensi fraktal dapat digunakan: Metode Segitiga Planar, Covering Blanket, Flat Structuring Element dan Box-Counting. Aplikasi dari Fraktal analisis dapat digunakan dalam penentuan kualitas resapan bahan berserat. Pada penelitian ini analisis fraktal digunakan pada proses fingering yang terjadi pada aliran celah sempit dengan fluida non-newtonian dengan divariasikan pada lebar celah (b), sudut kemiringan (?), dan jarak heater (dT/dx). Dengan menggunakan software MATLAB akan didapatkan nilai dimensi fraktal (Df) yang digunakan untuk menganalisa penelitian yang dilakukan. Dari penelitian ini dihasilkan pola aliran karakteristik pada fluida non-newtonian dimana nilai dimensi fraktal menunjukkan pertumbuhan fingering yang terjadi pada waktu spesifik tertentu. Pada gradien negatif (dT/dx0) dan tanpa gradien (dT/dx=0). Selain itu didapatkan bahwa perbedaan sudut kemiringan dan lebar celah tidak mempengaruhi karakteristik fluida. Nilai t/t* terletak pada jangkauan 0.25 - 3.5 dan nilai Df terletak pada 0.8 - 2. Viskositas fluida menurun ketika terjadi kenaikan temperatur dan berhubungan dengan meningkatnya dimensi fractal (Df). Karakteristik fluida Newtonian dan non Newtonian berbeda. Dengan perbandingan antara dimensi fractal (Df) dan t/t*, nilai maksimal pada penelitian ini diperoleh pada fluida non Newtonian t/t* = 3.5 sedangkan pada fluida Newtonian dapat mencapai t/t* = 10 pada nilai Df yang sama.
Fractal geometry is a fragment of a form which can be subdivided into parts. Each section will look similar (at least approximately) overall shape. Degrees from the boundary of a fractal fragment is called fractal dimension. Fractal self-similarity has three levels: self-similar precisely, weak and statistics. The methods can be used for the calculation of fractal dimension can be used: Method of Planar Triangle, Covering Blanket, Flat Structuring Element and Box-Counting. Application of Fractal analysis can be used in determining the quality of absorbing fibrous material. In this study, fractal analysis is used to fingering processes that occurred in the narrow gap flow with non-Newtonian fluid with variation in gap width (b), inclination angle (?), and the distance between heater (dT / dx). By using MATLAB to obtain the fractal dimension (Df) used to analyze the research undertaken. Results from this study resulted in the flow pattern characteristic of non-Newtonian fluid in which the value of fractal dimension shows the growth of fingering which occurs at a specific time. On the negative gradient (dT / dx 0) and without a gradient (dT / dx = 0). In addition it was found that the difference angle and width of the gap does not affect the characteristics of the fluid. The value of t / t * lies in the 0.25 range - 3.5 and Df value lies in the 0.8 - 2. Inversely proportional to fluid viscosity decreases with increasing temperature and is associated with increasing the fractal dimension (Df). Characteristics of Newtonian and non Newtonian fluids are different. By comparison between fractal dimension (Df) and t / t *, a maximum value in this study non-Newtonian fluid was obtained at the t / t * = 3.5, while in Newtonian fluids can reach the t / t * = 10 at the same value of Df.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50914
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Narputro
Abstrak :
Letak geografis negara Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa membuat Indonesia memiliki potensi besar terpapar sinar matahari sepanjang tahun. Dengan potensi energi sebesar 4.8 kWh/m2/hari, Indonesia memiliki potensi 6 hingga 10 kali lebih besar untuk membangkitkan listrik melalui sel surya dibandingkan dengan negara-negara di Eropa. Oleh karena itu Indonesia perlu untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif selain minyak dan gas. Dengan tujuan untuk bisa lebih mendorong pemanfaatan energi matahari tersebut maka diperlukan data dan informasi mengenai ketersediaan energi matahari di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah data dan informasi penentuan sudut kemiringan sel surya untuk mendapatkan potensi energi matahari yang optimal. Data dan informasi yang dimaksud adalah data dan informasi terkait meteorologi (radiasi langsung, radiasi tidak langsung, radiasi global, dan temperatur lingkungan) serta letak lokasi (lintang dan bujur) dari panel sel surya. Dengan data dan informasi tersebut, kita bisa menentukan sudut kemiringan yang optimal sehingga didapatkan energi potensial matahari yang optimal dan juga didapatkan pula desain sistem sel surya yang lebih efisien serta biaya energi yang lebih optimal. ......Indonesian position along the equator line makes Indonesia has a huge exposure of solar radiation potential throughout the year. With 4.8 kWh/m2 potential energy, compare to Europe, Indonesia has 6 to 10 times potential energy to generate electricity through solar cell system. For that purpose, Indonesia needs to further optimize the utilization of solar energy as an alternative source of energy other than oil and gas. In order to encourage the use of solar energy, data and information concerning to the availability of solar energy in Indonesia is very important. Data and information for this paper are information of meteorological data (direct radiation, diffuse radiation, global radiation, and environment temperature) and location (latitude and longitude) of Photovoltaic (PV) cell. With both data, we can determine optimum PV tilt to obtain optimum solar energy and get an efficiency of PV system with optimal energy cost.
Salemba: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library