Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burger, H. Robert
New York: W.W. Norton & Company, 2006
622.15 BUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marbun, Annisa Nada
"Identifikasi rongga bawah permukaan sangat penting dalam bidang geoteknik. Rongga bawah permukaan dapat memberikan dampak negatif seperti kesalahan penentuan dimensi pondasi bangunan hingga kerusakan jalan. Oleh karena itu, identifikasi geometri serta posisi rongga bawah permukaan menjadi penting. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi kelayakan bagi infrastruktur yang akan berdiri di atasnya. Akuisisi data di lapangan untuk mengidentifikasi rongga bawah permukaan ini telah dilakukan di Kampung Kemiri Muka Depok, di DAS Ciliwung Kampung Kemiri Muka Depok menggunakan Gravity Gradient Vertical dengan luas wilayah pengukuran sekitar 35 m x 20 m. Dari data yang kami miliki, teridentifikasi adanya rongga bawah permukaan di bagian utara daerah pengukuran.

Subsurface cave identification is crucial in geotechnical aspect. It's existence can give negative effects, such as the fault of foundation dimension determination and the road damage. Therefore, it's important to identificate the geometry and the positition of the subsurface cave. The result will give an infrastructure feasibility recommendation to be built above it surface. This survey is conducted at Kemiri Muka Depok Village along side The Ciliwung River using Gravity Gradient Vertical configuration with the Area of Interest 35 m x 20 m. Based on the data result, there is a subsurface cave identified at the north of acquisition field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Sanjaya
"Sesar Besar Sumatra memainkan peran utama dalam permeabilitas sistem panasbumi di lapangan “X”. Jejak Sesar biasanya terlihat di permukaan melalui remote sensing dan pemetaan permukaan, namun adanya aktivitas vulkanik muda dapat menutupi jejak patahan dan membuat tidak semua struktur permukaan dapat teridentifikasi, selain itu kontinuitas jejak sesar dipermukaan kebawah perurmukaan di reservoir ketidakpastian yang besar.
Gabungan interpretasi struktur permukaan berdasarkan data remote sensing, observasi lapangan dengan pengolahan survey geofisika merupakan salah satu pendekatan untuk mengkarakterisasi sesar/distribusi struktur, peta Complete Bouguer Anomaly (CBA) menunjukkan korelasi yang baik dengan zona Sesar Besar Sumatera berarah baratlaut-tenggara yang diinterpretasikan sebagai graben struktur. Integrasi pengolahan gravitasi, geologi permukaan dan data sumur menunjukkan ada beberapa jenis kelurusan struktur di sepanjang zona Sesar Besar Sumatra di lapangan “X”, selain itu, borehole image log menunjukan arah dominan rekahan terbuka yang berbeda dengan trend dari Sesar besar Sumatra yang menunjukan permeabilitas pada lapangan “X” lebih dikontrol oleh rezim ekstensional dari Sesar Besar Sumatra yang relatif memiliki arah utara-selatan. Untuk mengetahui geometri struktur (dipping) dibawah permukaan, hasil interpretasi kelurusan di integrasikan dengan 3D MT model dan 2D gravity model, integrasi model geofisika, geologi dan geokimia menghasilkan model konseptual 3 dimensi pada lapangan “X” yang mencakup lokasi upflow dan outflow, kedalaman dan batas reservoir serta pola dan distribusi permeabilitas yang mengontrol jalur fluida thermal.
Temuan baru pada berbagai tren sesar/struktur di sepanjang zona Sesar Besar Sumatra di Lapangan panasbumi “X” berdasarkan integrasi data remote sensing, geologi, geofisika dan data sumur sangat membantu untuk penggambaran karakterisasi struktur dan pola permeabilitas di Lapangan Panasbumi “X” yang juga penting dan berguna untuk rencana pengembangan terkait strategi lokasi sumur produksi dan injeksi beserta dengan penargetan sumur mengurangi risiko pemboran yang gagal.

The Great Sumatra Fault (GSF) has been identified to play a major role in controlling the permeability of the geothermal system in “X” field. The main trace of GSF is usually visible on the surface through remote sensing and surface mapping, however young volcanic activities may cover the fault traces or not all identified surface structures extend deep into the reservoir hence the structure identification becomes challenging.
Combined surface structure interpretation based on LiDAR data and field observation with Gravity processing is one of the approaches to characterize the fault/structure distribution, Complete Bouguer Anomaly (CBA) map shows a good correlation with NW-SE trending Sumatran fault zone which interpreted as graben structure. An integration of gravity processing, surface geology and well data suggests numerous types of structure lineaments along the major NW-SE GSF zone. In addition, the borehole image log also confirms different direction of fracture trends as compared to GSF zone which indicates older structural setting from the younger GSF zone. Integration of lineament interpretation with 3D MT model and 2D gravity model was conducted to interpret the geometry of fault in the subsurface (dip direction). The integrated of geophysical, geological and geochemistry model generate 3D conceptual model which explain the upflow and outflow location, depth of reservoir and reservoir boundary also permeability pattern which control the hydrothermal fluid pathway of “X” field.
The new finding on numerous fault/structure trend along the GSF zone based on gravity and image log are helpful for the delineation of the extent of the major faults/structures for permeability characterization at “X” field. Moreover, it is important and useful for future development plan related to well targeting strategy in tapping the permeable zone for more effective fracture intersection and reducing the risk of dry hole.
"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiwaurrais
"Peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok, Jawa Barat menyebabkan tingginya aktivitas pembangunan untuk tempat tinggal. Keterbatasan lahan di Kota Depok menyebabkan aktivitas pembangunan dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung. Namun kenyataannya terdapat banyak gua bawah permukaan di DAS Ciliwung yang menjadi ancaman jika dilakukan pembangunan diatasnya. Oleh sebab itu dilakukan penelitian dengan metode Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mengetahui geometri serta memetakan kontinuitas dan persebaran dari gua bawah permukaan yang ada di DAS Ciliwung pada kawasan Perumahan Pesona Khayangan Juanda, Depok. Metode GPR dipilih karena memiliki resolusi tinggi dikedalaman dangkal yang dapat mendeteksi dengan baik keberadaan gua yang memiliki kontras permitivitas relatif dielektrik dengan lingkungan sekitar. Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen Phyton-3 Georadar dengan pemilihan frekuensi 100 MHz pada 7 lintasan yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gua bawah permukaan di kedalaman kurang dari 5 meter dari permukaan dengan ukuran lebar dan tinggi lebih kurang 1x1,5 meter serta orientasinya kearah tenggara-barat laut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam rencana kegiatan pembangunan kedepannya di lokasi terkait.

The increase in population in Depok City, West Java has led to high development activities for housing. Limited lands in Depok City have caused development activities to be conducted in Ciliwung watershed. However, in reality, there are many subsurface caves in the Ciliwung watershed that pose a threat if development is executed on them. Therefore, the research is conducted using the Ground Penetrating Radar (GPR) method to determine the geometry and map of the continuity and distribution of subsurface caves in the Ciliwung watershed in the Pesona Khayangan Juanda, Depok. The GPR method was chosen due to the reason it has a high resolution in a shallow depth that can detect well the existence of a cave that has a relative dielectric permittivity contrast to the surrounding environment. This research was conducted using the Phyton-3 Georadar instrument with a frequency selection of 100 MHz on 7 different tracks. The results of this study indicate that there is a subsurface cave at a depth of fewer than 5 meters from the surface with a width and height of approximately 1x1.5 meters and its orientation towards the southeast-northwest. The results of this study are expected to be used as a reference in future development activities plans in related locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Hidayatullah
"Gua bawah permukaan merupakan fenomena yang berbahaya karena dapat memicu terjadinya sinkhole jika tidak mampu menahan beban diatasnya. Fenomena ini dapat ditemukan di Pinggiran Sungai Ciliwung, dimana pada zaman dahulu, keberadaan gua tersebut digunakan untuk pengambilan pasir demi kebutuhan pembangunan Saat ini setelah tidak digunakan, gua tersebut dibiarkan begitu saja dan di permukaannya dibangun pemukiman sehingga dapat membahayakan. Penelitian menggunakan metode resistivitas konfigurasi dipole dipole untuk mendeteksi kontinuitas gua bawah permukaan pada daerah Pesona Khayangan juanda. Sebanyak 6 lintasan dengan panjang lintasan 21 meter, 22.5 meter, 22 meter, 46 meter, 27 meter, dan 60 meter digunakan dalam pengukuran empat gua dan mendapatkan anomali nilai resistivitas hingga 1700 Ωm yang menandakan adanya keberadaan gua. Geometri gua sebesar 1.6 m x 1.8 m pada lintasan yang terdekat dengan mulut gua, dan 1.1 m x 1.7 m semakin kedalam semakin mengecil. Kontinuitas gua mencapai 4.5 meter dan 5.5 meter dengan orientasi gua menyerong ke arah Timur Laut.

Subsurface caves are dangerous phenomenon because it can trigger a sinkhole if it is unable to withstand the weight above it. This phenomenon can be found on the banks of the Ciliwung River, where in the past, the existence of the cave was used to extract sand for construction need. Nowadays, the cave is left as it is and buildings was built on its surface so it can be dangerous. The research used dipole dipole configuration resistivity method to detect the continuity of caves in the Pesona Khayangan Juanda area. A total of 6 tracks with a track length of 21 meters, 22.5 meters, 22 meters, 46 meters, 27 meters and 60 meters were used in the measurement for detection of four caves, and got an anomaly of resistivity values up to 1700 Ωm indicating the existence of a cave. The cave geometry is 1.6 m x 1.8 m on the path closest to the cave's mouth, and 1.1 m x 1.7 m to the deeper side, indicating that it gets smaller . The continuity of the cave reaching 4.5 meters and 5.5 meters with cave’s orientation sloping towards Northeast."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eko Kusratmoko
"Pengamatan hidrologi di kawasan hutan kota Kampus Universitas Indonesia Depok telah dilakukan selama bulan September 2000 - Februari 2001, dalam upaya untuk mengidentifi kasi pengaruh tutupan lahan terhadap pembentukan aliran air. Untuk keperluan itu telah dibangun tujuh stasiun pengamatan yang dikarakteristikkan dengan tutupan lahan yang berbeda. Hasil analisis data menunjukkan, bahwa tutupan vegetasi bawah berupa rumput dan semak pada penggunaan lahan hutan kota di Kampus Universitas Indonesia memainkan peranan penting sebagai faktor pengontrol pembentukan aliran permukaan dan bawah tanah, terutama signifi kan selama kejadian-kejadian hujan konvektif. Proporsi air hujan lolos pada lokasi tersebut, yang menghasilkan aliran permukaan dan bawah tanah, bervariasi antara 5,3-7,2%. Sementara pada lokasi pengamatan tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah dihasilkan angka proporsi aliran sebesar 12,5-18,9%. Tingginya proporsi aliran permukaan pada lokasi bervegetasi bawah selama bulan Desember-Februari diduga akibat meningkatnya kejenuhan dan muka air tanah, yang selanjutnya menghasilkan aliran permukaan yang meluas (widespread saturation overland fl ow). Secara keseluruhan diperlihatkan korelasi positif yang linear antara air hujan lolos dengan volume aliran permukaan pada lokasi tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah. Pengaruh faktor kelembaban tanah terhadap tingginya aliran permukaan yang terjadi terlihat secara nyata pada lokasi dengan vegetasi bawah dan pertanian tanah kering dan ini terutama signifi kan pada kejadian-kejadian dengan air hujan lolos >40 mm.

Hydrological Study on the urban forest in Campus Area of the Indonesia University, Depok during September 2000 - February 2001 hydrological measurement of urban forest in Campus Area of the Indonesia University, Depok were carried out to identify the effect of land cover on the runoff generation processes. Seven observation station which are characteristised by differenced land cover were build to measure overland and sub surface fl ow. The result of data analysis showed that the grass and litter cover in urban forest fl oor played an important role as a control factor of overland fl ow and throughfl ow production, especially signifi cant during the convective rains. During this events the proportion of throughfall on this area which produced overland fl ow, varied between 5,3-7,2%, while on the area without the grass and litter cover, its about 12,5-18,9%. During December?February the overland fl ow was very high. This is probably closely related to the existence of the widespread saturation overland fl ow. Generally it was shown a very close relationship between throughfall and overlandfl ow on the area without the grass and litter cover. The effect of antecedent precipitation index on the overland and throughfl ow production was identifi ed on the location with grass cover and cultivated area and particularly signifi cant on the events with throughfall >40 mm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Triara Anggraini
"Lapangan TA adalah salah satu lapangan yang beroperasi di bawah PT. Chevron Pacific Indonesia yang telah ditindaklanjuti dengan teknologi baru dalam upaya peningkatan produksi. Berdasarkan data log, Formasi Menggala merupakan perselingan batupasir dan batulempung. Dari penampang seismik diinterpretasikan bahwa terdapat struktur geologi berupa sesar mendatar dan sesar naik. Data Log dan Seismik 3D dapat diolah untuk mendapatkan model bawah permukaan yang lebih baik. Tahapan pengolahan data dimulai dengan korelasi sumur, lalu dilakukan well-seismic tie untuk meletakkan horizon seismik (skala waktu) pada posisi kedalaman sebenarnya yang akan digunakan pada proses picking horizon. Setelah itu dilakukan analisa seismik atribut amplitudo rms, amplitudo palung maksimum, dan atribut kuat refleksi. Dari hasil pengolahan data, diduga terdapat tiga area potensi pengembangan (lead) pada Lapangan TA. Dari ketiganya, lead 1 diduga sebagai daerah yang paling berpotensi berdasarkan peta struktur waktu terdapat closure, peta ketebalan formasi, dan peta atribut dimana zona interest berada di antara 10-20 ms. Pada daerah ini batuan induknya merupakan Kelompok Pematang yaitu Formasi Brown Shale dan tipe kerogen 1 atau 2, reservoar berada pada Formasi Menggala, jebakan berupa struktur lipatan, migrasi primer, dengan batuan tudung Formasi Bangko.

TA field is one of PT. Chevron Pacific Indonesia?s operating areas that has been obtained new technologies due to increase production. Based on Log Data, Menggala Formation was formed by combination of sandstone and shale. Interpretation from seismic section, there is a geological structures such as normal fault and reverse. Well Log Data and 3D Seismic Data can be processed to get more accurate subsurface model. Stage of processing data started with log correlation and then well-seismic tie for interpreted seismic horizon on time domain that will be used for picking horizon. After that running rms amplitude seismic attribute, maximum trough attribute, and reflection strength attribute. From the results of data processing, supposedly there are three potential areas of development in the TA field. Of the three, lead one suspected as the most potential area (lead) are based on the structure of time there is closure, formation thickness maps, and attributes maps in which the interest zone between 10-20 ms. In this area, the source rock is a group of Pematang is Brown Shale Formation and type of kerogen is 1 or 2, reservoir on this field is Menggala Formation, trapped in a fold structure, primary migration, with Bangko Formation as the seal."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1866
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wambra Aswo Nuqramdha
"Tahapan eksplorasi masih menyimpan tantangan terbesar dan memiliki resiko yang tinggi bagi para pelaku industri bidang geothermal. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik mengenai kondisi bawah-permukaan dengan mengintegrasikan data geosains yang memiliki kualitas yang bagus. Target utama dari eksplorasi yaitu penentuan lokasi pemboran dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi. Pemboran diarahkan pada area yang memiliki temperatur dan permeabilitas yang tinggi. Distribusi temperatur bawah permukaan dapat didekati dari nilai resistivitas yang diperoleh dari data MT. Sementara zona dengan permeabilitas yang tinggi, berasosiasi dengan struktur geologi. Pemetaan geologi hanya dapat menggambarkan struktur geologi di permukaan, sementara kemenerusannya di bawah-permukaan menjadi kesulitan tersendiri untuk dideteksi. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi struktur geologi bawah-permukaan menggunakan data Magnetotellurik (MT) dan Gravitasi. Analisis pola spliting kurva, arah elongasi polar diagram, serta pencitraan struktur di bawah-permukaan dengan melihat hasil inversi 3-dimensi, yang diperoleh dari data MT, serta didukung oleh hasil pemodelan data Gravitasi, merupakan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Data geologi dan geokimia, dilibatkan sebagai data pendukung untuk membuat analisis keberadaan struktur geologi bawah-permukaan ini menjadi lebih komprehensif. Tahap akhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dalam menentukan lokasi pemboran, dengan sebelumnya membuat model konseptual dan mendelineasi daerah prospek. Hasil analisis struktur, model konseptual, dan delineasi daerah prospek, menghasilkan rekomendasi tiga buah sumur eksplorasi. Dua sumur mengarah pada upflow di Gunung ?X?, dan satu sumur mengarah pada upflow di scoria cone.

Exploration stage still holds the biggest challenges and have a high risk for the geothermal industry. Therefore, required a good understanding of subsurface conditions by integrating the geoscientific data that has a high quality. The main target of exploration is the determination of drilling trajectory. The subsurface drilling target is actually directed to high temperature and high permeability zone. Subsurface temperature distribution can be approximated from the resistivity values obtained from the data MT. While the zones with high permeability, associated with geological structures. Geological mapping could only figure out geological structures indicated at the surface. However, continuation of the geological structure into the subsurface is difficult to detect. This study focused on the identification of subsurface geological structure using Magnetotelluric (MT) and gravity data. Splitting pattern analysis from MT curve, the elongation of orientation of polar diagrams, as well as imaging of subsurface structures by looking at the results of 3-dimensional inversion, the data obtained from MT, and supported by the results of Gravity data modeling, a methodology used in this study. Geological and geochemical data, were included as supporting data to make the analysis of the presence of subsurface geological structure has become more comprehensive. And the final stage of this research is to provide recommendations in determining the location of drilling, by first making a conceptual model of the geothermal system and delineating the prospect area. The result of structure analysis, conceptual model, and prospect delineation, provide three exploration wells for recommendation. The first two will be directed to upflow at Mount ?X?, and the other one to upflow at scoria cone."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>