Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Hermawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas pandangan publik terhadap kampanye amnesti pajak dan bagaimana persepsi mempengaruhi sikap dan perilakunya. Penelitian ini dilakukan di Indonesia pada saat program amnesti pajak masih berlangsung, yaitu sekitar bulan Februari hingga April 2017. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpanjangan dari model Fishbein. Hubungan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh dari estimasi sikap pada sikap diferensial, pengaruh dari norma subyektif terhadap norma subyektif diferensial, pengaruh dari sikap diferensial dan norma subyektif diferensial terhadap niat diferensial dan pengaruh niat diferensial terhadap perubahan perilaku. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa semua variabel laten berpengaruh positif dan signifikan dalam perubahan perilaku.
ABSTRACT
This research discusses the public 39 s perceive of tax amnesty campaigns and how perceptions influence attitudes and behavior. This research was conducted in Indonesia at the time of the tax amnesty program is still ongoing, which is about February to April 2017. The model used in this research is the extended of Fishbein model. The relationship analyzed in this research is the affect of attitude estimation on the differential attitude, the influence of subjective norm toward subjective subjective norm, the influence of differential attitude and differential subjective norm toward differential intention and influence of differential intention toward behavior change. The results of this study proves that all latent variables have positive and significant influence in behavioral change.
[, , ]: 2017
S68317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Amaliah
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti peranan komponen sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control (PBC) dalam memprediksi intensi mahasiswa bersepeda di dalam kampus. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori planned behavior (TPB). Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Sampel penelitian adalah 134 mahasiswa Universitas Indonesia dari 10 fakultas yang diambil melalui metode quota sampling. Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur komponen TPB, yaitu sikap, norma subyektif, PBC, dan intensi. Hasil analisis korelasi berganda menunjukkan bahwa: (a) intensi diprediksi oleh sikap, norma subyektif dan PBC.;(b) Hanya sikap yang berperan signifikan menjelaskan intensi, sementara norma subyektif dan PBC tidak. Implikasi dari penemuan ini terkait isu teoritis dan praktis, dan implikasi untuk desain intervensi didiskusikan kemudian.
This thesis is aimed to examine role of attitude, subjective norm, and perceived behavioral control (PBC) to predict students cycling intention in campus route. Theory of Planned Behavior (TPB) is used to analyze this problem. This research is excluded on quantitative research, which use ex post facto field study as the design research. The study sample was composed of 134 college students of University of Indonesia, come from ten faculty, which is taken through quota sampling methods. They were administered a questionnaire designed to measure the components of the TPB, consist of attitude, subjective norm, perceived behavioral control (PBC) and intention. Multiple regression analyses demonstrated that: (a) Behavioral intention was significantly predictable from attitudes, subjective norm and PBC; (b) Only attitude have a fairly accurate explanation of intention to cycling in campus route, neither have subjective norm and PBC. The implications of this finding in relation to theoretical and practical issues, also implication for designing interventions were discussed later.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
152.4 AMA p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Suarif Arifin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan intensi melakukan sanggama pada mahasiswa di Jakarta dengan pacarnya, dengan harapan dapat diketahui faktor mana yang berpengaruh pada intensi tersebut dalam waktu satu minggu apakah faktor sikap atau faktor norma subyektif (dan Perceived Behavior Control), dengan menjadikan Theory of Reasoned Action dari Fishbein dan. Ajzen {1975) sebagai acuan teori dalam meneranakan intensi tersebut, dan telah dirodifikasi menj adi Theory of Planned Behavior dari Ajzen (1985).

Penelitian ini berangk:at dari hasil penelitian Sarlito Wirawan Sarwono bersama Garakan Remaja Untuk. KependudLtk:an dan Radio Prambors di Jakarta (1981), Bahwa dari 417 responden. 15,3% responden remaja pernah melakukan hubungan sex, baik dengan pacar sendiri maupun dengan orang lain. Kecenderungan untuk melakukan hal tersebut meningkat sesuai dengan tingkat pendidikan dan usia responden, yaitu 7,1 % dari pelajar SLTP, 11.3 7. dari pelajar SLTA, dan 24,8 % dari mahasiswa. Keadaan ini tentu memprihatinkan mengingat kelompok usia remaja yang berjumlah hempir seuarLh dari penduduk Indonesia, merupakan kelompok yang secara potensial berperan dalam meningkatkan produktivitas nasional dan dalam penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) pada masa depan, tetapi juga potensial untuk menggagalkan keberhasilan program keluarga berencana yang sudah tercapai dengan relatif baik.

Tjipta Lesmana (1995) dalam bukunya yang berjudul Pornografi Dalam Media Massa, menul ia bahwa kebebasan seks yang dahulu dianggap hanya "monopoli" bangsa-bangsa barat, tampaknya, sudah dipraktekkan oleh sebagian besar orang Indonesia. Hubungan seks sebelum nikah (premarital sex), pacaran yang sangat menjurus pada sanggama, seks bersama pria/wanita yang bukan suami/istrinya dan segala bentuk kebebasan seks lainnya - termaauk affair di tempat k.erja - ternyata, sudah lama menggejala dalam masyarakat perkotaan.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa baik Sikap maupun Norma Subyektif memberikan sumbangan terhadap intensi bersanggama dengan pacarnya pada remaja di Jakarta. Dengan penelitian ini kecuali untuk remaja non mahasiswa Norma Subyektif memberi sumbangan secara signifikan.

Hasil analisis lebih lanjut memperlihatkan Kecenderungan sebagai berikut : 1. Ramaja pria yang sudah mengenal orangtua pacar dan pacarnya sudah dikenalkan kepada orang tua, remaja pria tersebut memiliki intensi sanggama yang lebih rendah dibanding dengan remaja pria yang belum mengenal orang tua pacar, dan pacarnya belum dikenalkan kepada orang tua remaja pria tersebut. 2. Sedangkan pada remaja wanita yang sudah mengenal orang tua pacar, dan pacarnya sudah dikenalkan kepada orang tua remaja wanita tersebut memiliki intensi sanggama yang lebih tinggi dibanding dengan remaja wanita yang belum mengenal orang tua pacar, dan pacarnya belum dikenalkan kepada orangtua remaja wanita tersebut. 3. Remaja yang patuh dalam beribadat memiliki intensi sanggama yang lebih rendah dibanding remaja yang agak patuh dalam beribadat. 4. Remaja yang pernah bersanggama memiliki intensi sanggama yang lebih tinggi dibanding remaja yang belum pernah bersanggama. 5. Semakin tingoi Mean Perkiraan Prosentase Sanggama terhadap 100 pria dan 100 wanita yang seusia, maka semakin tinggi pula Mean Intensi Sanggama bila dibandingkan baik antara remaja mahasiswa dengan remaja non mahasiswa/i, maupun remaja mahasiswi dengan remaja non mahasiswi.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Asrori
Abstrak :
ABSTRAK
Pajak mempunyai arti penting dan strategis. Pembiayaan pembangunan dan pinjaman luar negeri akan membawa konsekuensi berupa kewajiban untuk mengembalikan sedangkan penerimaan dari sektor pajak lebih bisa dijamin kontinuitasnya, disamping banyak keuntungan yang lainnya antara lain meningkatnya penerimaan dari sektor pajak menunjukkan kemandirian negara, kemandirian _yang ditopang dari sektor pajak ini akan menguatkan struktur ekonomi dan sosial yang kuat, dan mempengaruhi terhadap stabilitas dan kenetralan kebijakan luar negeri. Usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak membutuhkan waktu yang panjang, karena berkaitan dengan mentalitas suatu bangsa (Tianakusubroto,1994). Pelanggaran-pelanggran yang terjadi dibidang perpajakan cukup serius dengan nilai nominal yang besar. Dalam sistem self crsessnaent wajib pajak diberi kewenangan menghitung sendiri dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayarnya. Menurut Tunggal (1995), jenis pajak penghasilan perorangan sering ditemukan adanya penyelewengan berupa antara perilaku menghindari pajak. Dalam kaitan dengan perilaku menghindari pajak, peneliti memilih intensi sebagai konstruk yang dapat menjelaskan perilaku tersebut berdasarkan Theory reacsoned action dari Fishbein dan Ajzen (1975) dan Theory Planned Behavior dari Ajzen (1988). Dari model tersebut dirumuskan permasalahan: seberapa jauh sikap, norma subjektif dan PBC hubungannya dengan intensi menghindari pajak. Dari hasil uji statistik berupa analisis regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut :

Sikap terhadap perilaku menghindari pajak, up pph perorangan secara signifikan berhubungan positif dengan intensi menghindari pajak, (sig T= 0.0036) sumbangan relatif sikap terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar .377396 (nilai Beta). Norma subjektif tidak memberikan sumbangan yang signifikan dengan intensi menghindari pajak (sig T = .1364). Sedangkan PBC secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan intensi menghindari pajak (T= 0074). Sumbangan relatif yang diberikan oleh PBC terhadap intensi menghindari pajak adalah sebesar _240490 (nilai Beta). Secara keseluruhan varian menghindan pajak hanya dapat diterangkan oleh variabel independent yaitu sikap, norma subjektif dan PBC hanya sebesar 41 %, sehingga dengan demikian ada 59 8fo diterangkan oleh variabel lain.

Saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini pengambil kebijakan adalah berkaitan dengan perubahan sikap sehingga sikap yang positif terhadap perilaku menghindari' pajak dapat dirubah menjadi sikap yang negatif terhadap perilaku menghindari pajak.

Dalam penelitian ini norma subjektif tidak berpengaruh secara signifikan. Kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh wajib pajak perlu pula mendapat perhatian. Hal hal yang mendorong dapat lebih dieleminir sehingga dorongan tersebut tidak menjadi kenyataan berupa intensi ataupun perilaku yakni menghindari pajak. Bagi para peneliti berikutnya dianjurkan dapat menerapkan model Lewis dengan lebih lengkap bila situasi dan kondisi memungkinkan sehingga hasil penelitian yang didapatkan Iebih komprehensip.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Handono Putra
Abstrak :
Program magang dapat menjadi ajang rekrutmen dan seleksi yang memberikan data mengenai kemampuan calon karyawan dalam menghadapi pekerjaan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intensi mahasiswa magang untuk melamar pekerjaan sebagai karyawan tetap pada perusahaan tempat ia magang setelah ia lulus dari perguruan tinggi. Dengan mengadopsi kerangka teoretik the theory of planned behavior, penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel kepuasan magang, norma subyektif dan efikasi diri sebagai prediktor intensi mahasiswa melamar di perusahaan magang. Hasil data dari 261 mahasiswa/i di Indonesia menunjukkan bahwa kepuasan magang dan norma subyektif memprediksi secara positif dan signifikan intensi mahasiswa melamar pekerjaan di tempat magang. Sementara efikasi diri tidak ditemukan kemampuan prediksinya terhadap intensi konversi. Implikasi dan saran kemudian dibahas untuk penelitian selanjutnya serta implikasi praktis untuk organisasi. ...... Internship program can be a way for companies to do a recruitment and selection process that captures applicants abilities in dealing with everyday task at work typically. This research aims to understand factors that can influence the intention to apply for a job at the company they worked before as an intern, shortened as student intern intention to convert, after they graduate from the university. Drawing on the theory of planned behavior, internship satisfaction, subjective norm, and general self-efficacy were examined as predictors of student intern intention to convert. Data from 261 university students in Indonesia showed that internship satisfaction and subjective norm predicted student intern intention to convert. Contrary to our expectation, general self-efficacy did not predict student intern intention to convert. Further theoretical and practical implications are discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triandika Ramadhan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana iPhone sebagai suatu merek smartphone dapat menghasilkan intensi pembelian ulang melalui daya tarik estetis, kultural, dan utilitarian yang ditawarkan produknya. Faktor- faktor tersebut akan menghasilkan gengsi/prestise bagi pengguna iPhone, yang berujung pada timbulnya intensi pembelian ulang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif, dengan pengolahan data menggunakan structural equation modeling SEM . Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk membentuk intensi pembelian ulang, produk iPhone harus mampu untuk membentuk gengsi/prestise bagi para penggunanya.
This study focuses on how iPhone as smartphone brand manages to form repurchase intention of its customers through their aesthetics, cultural, and utilitarian appeal. These factors will eventually form a prestige for its users, which in the end will shape the customers repurchase intention. This study uses a quantitative method, with the design of a descriptive study, and data processing SEM. The result of this study shows that in order to form repurchase intention, iPhone would have to generate a prestige associated with the use of iPhone.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Adhika Mulya
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan mengenai pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi menggunakan Transjakarta. untuk pergi ke tempat kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 82 pekerja di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa norma subjektif merupakan determinan yang paling signifikan pengaruhnya terhadap intensi menggunakan Transjakarta untuk pergi ke tempat kerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat keluarga dan teman sebagai pihak yang pengaruhnya signifikan untuk mengajak anggota keluarga atau teman-teman agar mau menggunakan Transjakarta untuk pergi ke tempat kerja. ...... The research explained the influence of attitude, subjective norms, and perceived behavioral control toward intention for using Transjakarta as a transportation mode to working place. This research using quantitative method with total respondents are 82 workers in DKI Jakarta. This research shown that subjective norms are the most determinant factor which significantly influences for using Transjakarta as a transportation mode to working place. At the end, this research will have intention to suggest family and friends that are significantt for others to invite his family member or friends for using Transjakarta for go to working place.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Kusminanti
Abstrak :
Pemberian alat pelindung diri adalah salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Berdasarkan beberapa literatur dan pengamatan langsung oleh peneliti diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pemberian alat pelindung diri ini seringkali menemui hambatan. Misalnya tingkat kedisiplinan pekerja untuk memakai alat pelindung diri masih belum optimal yang disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran pekerja terhadap pentingnya alat pelindung diri, pola pengawasan dari pimpinan, dan adanya faktor-faktor yang dianggap menghambat untuk memakai alat pelindung diri. Salah satu jenis alat pelindung diri adalah helm, yaitu alat yang ditujukan untuk melindungi kepala dari bahaya di atas kepala. Kebutuhan helm ini sangat besar pada jenis pekerjaan di konstruksi bangunan bertingkat. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku menggunakan helm dengan menggunakan salah satu teori untuk memprediksi perilaku yaitu teori reasoned action dan teori planned behavior. Melalui teori ini perilaku dapat diprediksi melalui tiga determinan perilaku yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. Partisipan penelitian ini adalah pekerja tingkat pelaksana pekerjaan konstruksi bangunan. Jumlah partisipan keseluruhan adalah 135 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang berisi dengan pernyataan tentang variabel penelitian yang disusun dalam skala dengan rentang sitar 1-4. Analisis hasil penelitian ini menggunakan perhitungan regresi berganda, yang kemudian diperoleh R Square sumbangan ketiga variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap variabel intensi untuk menggunakan helm adalah sebesar 8,4 .%. Besar sumbangan ini menunjukkan adanya sumbangan variabel lain yang juga berkontribusi terhadap intensi perilaku memakai helm. Sedangkan berdasarkan uji F, diperoleh nilai F adalah 5.114 yaitu di atas 3.94 maka dapat dikatakan bahwa terdapat sumbangan yang signifikan dari ketiga variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap variabel intensi untuk menggunakan helm. Variabel Norma subjektif secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan intensi untuk menggunakan helm (sig T = .002) serta memberikan sumbangan relatif terhadap intensi sebesar 0.261. Variabel Perceived behavioral control secara signifikan mempunyai hubungan yang positif dengan intensi untuk menggunakan helm (sig T = .039) dan memberikan sumbangan relatif terhadap intensi sebesar 0.183. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, sikap tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi untuk menggunakan helm pada pekerja pelaksana pekerjaan konstruksi, kedua, norma subjektif dan perceived behavioral control memberikan sumbangan yang signifikan terhadap intensi untuk menggunakan helm pada pekerja pelaksana pekerjaan konstruksi, ketiga, variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama memberikan sumbangan terhadap variabel intensi untuk menggunakan helm, dan keempat, norma subjektif memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap intensi untuk menggunakan helm pada pekerja konstruksi bangunan bertingkat. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensi untuk menggunakan helm pada pekerja konstruksi lebih dipengaruhi oleh atasan yaitu: `mandor', petugas K3, dan pimpinan proyek, yang berada di tempat kerja serta kondisi-kondisi yang dipersepsikan sebagai kemudahan dan kesulitan oleh pekerja untuk menggunakan helm. Maka perlu dilakukan sosialisasi penggunaan helm oleh perusahaan melalui peran dari atasan tersebut. Upaya ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman pekerja terhadap pentingnya aspek keselamatan kerja khususnya menggunakan helm pada saat bekerja.
Personal protective equipment (PPE) program is one of the safety programs which aimed to reduce the severity of injury from accident in the workplace. Based on the literatures and the observation, this program almost has some problems, such as, lack of workers discipline for wearing PPE, lack of the awareness of safety, lack of supervision, and the worker's perception about the situation that could obstruction factors in wearing PPE. One of the PPE is helmet, which aimed to protect head from the falling hazard and to reduce its severity of injury. The need for wearing helmet is very important in building construction site area. Based on the explanation above, researcher interest to sec more details what are the influences factors in wearing helmet of the worker through the theory of behavior prediction, these are reasoned action theory and planned behavior theory. These theories explain that behavior could be predicted by the determinant factors, attitude, subjective norm, and perceived behavioral control. The participants of this study arc the workers at building construction site area, they arc 135 person. This study uses the questionnaire as the instrument which contains statements of the variables. The statement are arrange in range of scale is 1 - 4. The analysis use multi regression. The result of this study is R Square of the determinant factors, attitude, subjective norm, and perceived behavioral control toward worker's intention for wearing helmet in the building construction area is 8.4 %. The amount of this score means, the worker's intention for wearing helmet is more influenced by the others factors whether these determinant factors. Based on the F test, which score is 5.114 (more 3.94), therefore we can say that the contribution of these variables are significant. Subjective norm have positive relation and give more contribution than others variables (0.261, T=.002, p value=0.05). Perceived behavioral control also have positive relation and contribute to the intention (0.183, T-0.039, p value=0.05). The study conclusions are as follow. First, attitude has not relation with the intention, means attitude can not be a prediction factors for this intention. Second, subjective norm and perceived behavioral control have positive relation and contribute to the worker intention for wearing helmet in building construction area. Third, all of the determinant factors altogether contribute to worker's intention for wearing helmet in building construction area. Fourth, the biggest contribution factor to its intention is subjective norm variable. Based on these result of the study, we can see that the worker's intention for wearing helmet is more influenced by their belief about supervisor's suggestion for wearing helmet in the workplace. They are `mandor', safety inspectors, and project officers in the work area. Also, from this study, we know about the facilitation and obstruction factors which influenced the intention. These factors are the perception about conditions or consequences in wearing helmet. This study suggests the worker's intention could be increased through more socialization to increase the worker's awareness for wearing helmet in the work area. This activity could be facilitating by the role of supervisor. Also the company should conduct the need assessment for helmet to decide the more appropriateness equipment for the worker.
2005
T18601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Nur Adli
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang intensi dalam melakukan pembelian kosmetik bersertifikat Halal berdasarkan tingkat religiusitas dan Theory of Planned Behavior. Variabel-variabel yang digunakan antara lain Awareness dan Religiosity (dibentuk dari lima dimensi yaitu Ideological, Intellectual, Ritualistic, Experiential, dan Consequential) terhadap Attitude towards Purchasing Halal Certified Cosmetics. Lalu, variabel Attitude towards Purchasing Halal Certified Cosmetics, Subjective Norm, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intention to Purchase Halal Certified Cosmetics. Kuesioner disebarkan kepada responden wanita yang beragama Islam, baik yang menggunakan jilbab, maupun yang tidak menggunakan jilbab. Dari hasil kuesioner yang disebarkan, didapatkan 205 responden yang datanya dapat diolah lebih lanjut. Kemudian, data diolah dengan menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Awareness dan Religiosity, maka semakin positif sikap dalam pembelian kosmetik bersertifikat Halal, dan semakin positif, kuat, serta tinggi ketiga faktor di dalam Theory of Planned Behavior yaitu sikap dalam pembelian kosmetik bersertifikat Halal, norma subyektif, dan Perceived Behavioral Control maka akan semakin tinggi intensi dalam pembelian kosmetik bersertifikat Halal. Oleh karena itu, penting bagi para produsen kosmetik bersertifikat Halal untuk meningkatkan awareness umat muslim terhadap produknya, menunjukkan identitas kehalalannya, membentuk sikap positif mereka terhadap pembelian produknya, membentuk image bahwa produknya dibeli oleh orang-orang yang berada di lingkungan mereka, serta meningkatkan keyakinan diri mereka terhadap pembelian produknya supaya intensi mereka dalam melakukan pembelian kosmetik bersertifikat Halal akan semakin meningkat. ......This thesis examines intention in purchasing halal certified cosmetics based on level of religiosity and Theory of Planned Behavior. The variables that are used are Awareness and Religiosity (formed by five dimensions namely Ideological, Intellectual, Ritualistic, Experiential, and Consequential) with Attitude towards Purchasing Halal Certified Cosmetics. Then, Attitude towards Purchasing Halal Certified Cosmetics, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control toward Intention to Purchase Halal Certified Cosmetics. The questionnaires were distributed to woman respondents who are moslem, either wearing hijab or not wearing hijab. From this distribution, was obtained 205 respondents whose data can be further analyzed. Afterwards, the data was processed by using SEM method (Structural Equation Modeling). The results from this research shows that the higher Awareness and Religiosity, the more positive attitude in purchasing halal certified cosmetics. The more positive, stronger, and higher of three factors in Theory of Planned Behavior namely Attitude towards Purchasing Halal Certified Cosmetics, Subjective Norm, and Perceived Behavioral Control, then the intention in purchasing halal certified cosmetics will be more higher. Thus, it is important for halal certified cosmetic producers to increase moslem‟s awareness toward the products, show its halal identity, form their positive attitude toward purchasing the products, form the image that the products are bought by important people in their circle, and also increase their belief toward purchasing the products in order to increase their intention to purchase halal certified cosmetics.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Barnaba Hisyam
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat para karyawan di Jakarta mau mengeluarkan shodaqoh, dengan berdasarkan theory of planned behavior. Pada penelitian ini ditambahkan faktor religius sebagai faktor yang kental dalam kehidupan masyarat di Indonesia. Kemudian niatan tersebut dihubungkan dengan kemauan para karyawan untuk menyalurkannya ke badan sosial resmi. Dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dari AMOS untuk mengolah data yang menghasilkan hubungan antara faktor-faktor attitude, perceived behavior control dan subjective norm dengan niatan untuk berzakat infaq dan shodaqoh.
This research performs to measurement of factors that influence employee at Jakarta to pay charity Shodaqoh, according to the Theory of Planned Behavior. Religious factor is added in this research, as Islam is a part of Indonesian culture. Intention is also connected to give the charity to the Social Institution in Indonesia. With the SEM (structural Equation Modeling) of AMOS to running the data that resulted connection between attitude, perceived behavior control and subjective norm to the intention to pay shodaqoh.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>