Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febby Thannia
"Gangguan seksualitas merupakan masalah yang sering dialami oleh perempuan yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Di Indonesia membicarakan masalah seksualitas masih dianggap tabu, sehingga tidak banyak informasi yang didapatkan terkait gangguan fungsi seksual perempuan. Penelitian ini dilakukan di Klinik Yasmin RSCM Kencana. Dengan tujuan untuk mengetahui gambaran gangguan fungsi seksual pada perempuan subfertil yang datang pada kunjungan pertama untuk memiliki anak. Rancangan penelitian dengan studi potong lintang menggunakan kuisioner pada perempuan dengan keluhan ingin memiliki anak. Besar sampel 108 orang. Pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Dilakukan wawancara dan pengisian kuisioner Female Sexual Function Index (FSFI), Kuisioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS), Kuisioner Hamilton Derpression Rating Scale (HDRS), Kuisioner International Index of Erectile Function (IIEF). Analisa data dengan metode Chi Square dan dilanjutkan dengan analisa multivariat Backward Conditional dilanjutkan dengan Regresi Logistik. Didapatkan hasil mayoritas  subjek perempuan berusia 30 tahun sebanyak 11 orang, belum pernah menikah sebanyak 93 (86,10 %), riwayat menggunakan alat kontrasepsi (16.67%), lama menikah kurang dari atau sama dengan 10 tahun (83.30%), Subjek yang bersekolah hingga pendidikan tinggi (93,50 %) dan memiliki pekerjaan (82,40%). Jenis disfungsi seksual pada pasien perempuan subfertil di Klinik Yasmin RSCM Kencana yaitu gangguan dorongan seksual (79,60%), bangkitan seksual (66.7%), orgasme (50,9%), nyeri (48.1%), lubrikasi  (18,50%) dan kepuasan (34.3%). mengalami depresi sebanyak 46,20% dan mengalami kecemasan 38.00%.

Subjek pria dibawah umur 40 tahun (77,80%), semua bekerja (100,00 %), dan berpendidikan tinggi (88,90 %), Pria yang mengalami depresi 21.30% dan kecemasan 19,49%.

Pada analisa bivariat Frekuensi hubungan seksual memiliki hubungan yang signifikan dengan  disfungsi seksual perempuan pasien subfertil di Klinik Yasmin RSCM Kencana p = 0.09.


Sexuality disorders are problems often experienced by women which can be influenced by many factors. Talking about sexuality in Indonesia is still considered taboo, and not much information I available regarding women's sexual dysfunction. This research was conducted at the Yasmin Clinic, RSCM KencaTo know the description of sexual function disorders in subfertile on the first visit wanting to have children. The research design was a cross-sectional study using a questionnaire on women with chief complaints of wanting to have children. The sample size is 108 people. Sampling with consecutive sampling. Interviews and questionnaires were filled in. Female Sexual Function Index (FSFI) Questionnaire, Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) Questionnaire, Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Questionnaire, and International Index of Erectile Function (IIEF) Questionnaire. Data analysis using the Chi-Square method and followed by Backward Conditional multivariate analysis followed by Logistic Regression. The results obtained were that the majority of female subjects were 30 years old as many as 11 people, 93 (86.10%) had never been married, history of using contraception (16.67%), length of marriage less than or equal to 10 years (83.30%), subjects who attended school to higher education (93.50%) and have a job (82.40%). Types of sexual dysfunction in subfertile female patients at the Yasmin Clinic RSCM Kencana are sexual drive disorders (79.60%), sexual arousal (66.7%), orgasm (50.9%), pain (48.1%), lubrication (18.50%) ) and satisfaction (34.3%). experiencing depression at as much as 46.20% and experiencing anxiety at 38.00%. Male subjects under the age of 40 years (77.80%), all working (100.00%), and highly educated (88.90%). Men who experience depression 21.30% and anxiety 19.49%. In bivariate analysis, the frequency of sexual intercourse had a significant relationship with female sexual dysfunction in subfertile patients at the Yasmin Clinic, RSCM Kencana, p = 0.09."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sheby Tesya Deanira
"Latar belakang: Kejadian subfertil di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi pasangan subfertil mencapai 15-25% dari seluruh pasangan. Kondisi ini berpengaruh pada kondisi psikis (gejala psikopatologi) seseorang dimana diperlukan tata laksana yang sesuai agar kesehatan mental pasien subfertil dapat ditingkatkan.
Tujuan: Mengetahui kecenderungan gejala psikopatologi pada pasien subfertil di
RSCM beserta faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
Metode: Studi ini menggunakan uji potong lintang dengan kuesioner Symptom
Checklist-90 (SCL-90) secara daring dan luring di Poli Endokrin RSCM sejak 5-
18 Oktober 2020. Data yang didapat kemudian diolah menggunakan SPSS versi
20 dan dilakukan uji analisis memakai Fisher’s Exact Test. Skor kasar yang
didapat dari kuesioner diubah menjadi t-score dan kemudian dikelompokan sesuai
gejala psikopatologinya.
Hasil: Setiap pasien dapat memiliki gejala psikopatologi lebih dari satu. Diantara 60 responden terdapat 7 pasien yang mempunyai gejala psikopatologi, dengan 5 orang mengalami somatisasi, 4 orang mendapati obsesif-kompulsif, sensitivitas interpersonal, depresi, dan ide paranoid, 3 orang mengalami kecemasan, kecemasan fobia, psikotik, dan tambahan, serta hanya 2 orang yang mempunyai hostilitas. Didapatkan hubungan gejala psikopatologi dengan usia (OR=1.081; IK95%=0.189-6.169), status pekerjaan (OR=0.448; IK95%=0.080-2.518), dan status gizi (OR=0.815; IK95%=0.087-7.617) tidak signifikan secara statistik (nilai p >0.05).
Simpulan: Prevalensi gejala psikopatologi terbesar adalah somatisasi (71.4%)
dengan usia >30 tahun sebagai faktor risiko, serta bekerja dan IMT ≥ 30 sebagai
faktor protektif.

Background: The incidence of subfertility in Indonesia continues to increase
every year. Based on Riskesdas 2013, the prevalence of subfertile couples reached
15-25% of all couples. This condition affects the psychological condition
(psychopathological symptoms) of a person where appropriate management is
needed so that the mental health of subfertile patients can be improved.
Objectives: To determine the profile of subfertile patients’ psychopathological
symptoms in RSCM and its predispose factors.
Methods: This is a cross-sectional study with the Symptom Checklist-90 (SCL-90)
questionnaire that was given online and offline at the RSCM Endocrine Clinic
from 5-18 October 2020. The data obtained were processed using SPSS version
20 and analyzed using Fisher's Exact Test. The obtained score from the
questionnaire were converted into t-scores and then classified according to their
psychopathological symptoms.
Results: Each patient can have more than one psychopathological symptom.
Among the 60 respondents there were 7 patients who had psychopathological
symptoms, with 5 people experiencing somatization, 4 people experiencing
obsessive-compulsivity, interpersonal sensitivity, depression, and paranoid
ideation, 3 people experiencing anxiety, phobic anxiety, psychotic, and additional
items, and only 2 people which have hostility. It was found that the relationship
between psychopathological symptoms and age (OR=1.081; CI95%=0.189-6.169),
occupation status (OR=0.448; CI95%=0.080-2.518), and nutritional status
(OR=0.815; CI95%=0.087-7.617) was not statistically significant (p value > 0.05).
Conclusion: The biggest prevalence of psychopathological symptoms was
somatization (71.4%) which age >30 years old affect as a risk factor, while working and BMI ≥ 30 as protective factors.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library