Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Putu Yogi Adnyana
Abstrak :
Make or Buy decision merupakan suatu keputusan strategis dan mempunyai implikasi untuk keseluruhan strategi perusahaan. Dalam keputusan ini dilakukan analisa apakah nantinya pekerjaan dilakukan oleh sumber daya internal atau mengontrak ke pihak luar. Setelah menentukan keputusan Make or Buy tersebut, jika didapatkan keputusan untuk melakukan buy atau outsourcing. Perusahaan akan dihadapkan pada pertanyaan bagaimana mendapatkan subkontraktor yang tepat. Hal ini harus diperhatikan karena kebijakan sub-kontraktor dalam suatu proyek kontruksi terutama bangunan, dapat mencapai 80-90% pekerjaan yang dikerjakan oleh subkontraktor. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kriteria ? kriteria make or buy dan pemiihan subkontraktor yang berpengaruh terhadap daya saing perusahaan pada studi kasus PT.AB. Daya saing lebih difokuskan pada cost leadership yang dapat dicapai dengan melakukan efesiensi. ......Make or Buy decision is a strategic decision and has implications for the overall corporate strategy. In this decision analysis work done by internal resources or contracting to outside parties such as sub-contractors or outsourcing organizations. After determining Make or Buy decisions, that if obtained decision to buy or outsourcing. Companies will be confronted with the question of how to get the right subcontractors. This should be highly considered because of the policy sub-contractors in a construction project, especially buildings, can reach 80-90% of work done by subcontractors The purpose of the research is to obtain information about the criteria of make or buy and selection subcontractors affecting the competitiveness of main contractor in PT.AB. Competitiveness is more focused on cost leadership can be achieved through efficiency.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40754
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Burton, Richard
Abstrak :
ABSTRAK
Melalui metode penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan dalam kepustakaan dan lapangan, penulis ingin meninjau dan mengetahui perjanjian yang diadakan antara sesama pihak swasta di dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan pembuatan Gedung Departemen Pekerjaan Umum. Di dalam menangani proyek pembuatan Gedung Departemen Pekerjaan Umum ini, banyak melibatkan sub-kontraktor. Untuk itu penulis membatasinya hanya pada begian Blok B1/c lantai satu, yang telah dikerjakan oleh tiga sub-kontraktor, yaitu PT Harapan Unggul Perkasa, PT Agung Manunggal Hita Abadi dan Sub-kontraktor Sutardjo (badan hukum perseorangan). Sedangkan kontraktornya adalah PT Wijaya Karya. Di dalam perjanjian yang telah dibuat, ingin dikemukakan bagaimana asas kebebasan berkontrak seperti yang disebutkan di dalam pasal 1338 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan hal-hal lainnya di dalam perjanjian dapat dilaksanakan. Adapun maksud/tujuan dari mengsubkontraktorkan suatu jenis pekerjaan adalah antara lain, untuk membagi (menitipkan) risiko dengan pihak sub-kontraktor; agar proses administrasi menjadi lebih sederhana; untuk membina golongan ekonomi lemah. Bagaimana agar kedua belah pihak dapat memenuhi hak dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, disinilah perlunya dibuat perjanjian yang baik dan jelas, apalagi sub-sub kontraktor yang menjadi partner kerja kontraktor cukup banyak, dan tidak tarjadi tumpang tindih di dalam isi perjanjiannya antara kontraktor dengan masing-masing sub-kontraktor. Dan dengan mengingat hasil akhir sebagai pertanggungjawaban yang harus diberikan oleh sub-sub kontraktor kepada kontraktor sebagai salah satu syarat untuk berakhirnya hubungan kerja diantara mereka.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Bertaria S.
Abstrak :

ABSTRAK
Peningkatan permintaan akan mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan. Ha! ini disebabkan kapasitas yang tersedia tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan yang meningkat sedangkan permintaan dari pelanggan harus tetap dipenuhi. Karenanya, perlu bagi perusahaan untuk memutuskan cara memenuhi permintaan tersebut, yaitu apakah tetap dibuat sendiri ataukah membeli dari subkontraktor yang merupakan mitra usaha perusahaan. Analisis untuk memutuskan hal itu disebut analisis keputusan buat atau beli (make or buy decision analysis)

Sebelum menganalisis, maka diperlukan pemilihan parts yang potensial untuk dianalisis. Pemilihan ini temtama berdasarkan proses permesinan dan jumiah komponen. Dalam hal ini dilakukan perhitungan kapasitas dan kebutuhan waktu proses sehingga diketahui mesin-mesin yang berbeban tinggi.

Parts yang dipiiih tersebut dihitung biayanya dan dibandingkan biaya pembelian dan pembuatan sehingga diketahui biaya yang diperlukan dalam mengambil keputusan.

Selain itu juga dilakukan metode peramalan untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan dari keputusan yang diambil untuk tahun yang akan datang, dan dipilih parts mana yang sangat potensial untuk tetap dibuat dan untuk dibeli dari subkontraktor berdasarkan keputusan ekonomis. Dari hasil perhitungan biaya tersebut, maka didapatkan kriteria-kriteria parts yang sebaiknya tetap diproduksi sendiri ataupun diproduksi subkontraktor.
1997
S36185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barito Rivera S.
Abstrak :

ABSTRAK
Era globalisasi yang melanda dunia saat ini, juga berpengaruh pada sistem perekonomian yang ada. Hal ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan yang teljadi dalam bidang perdagangan dan industri, dan di tambah Iagi dengan munculnya blok-blok perdagangan.

Banyak industri-industri yang bersaing untuk memenangkan peluang pasar yang ada. lndustri-industn yang ada seringkali dihadapi dengan masalah kualitas dari produk yang dihasilkannya. Produk tersebut ada yang mempunyai kuaiitas yang baik tetapi tidak jarang pula ditemui produk yang berkualitas rendah.

Konsumen yang akan membeli suatu produk dari suatu perusahaan tentu saja akan mengalami kesulitan untuk menentukan suatu jenis produk yang akan dibeli, dikarenakan banyaknya pemsahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis sehingga dipenukan suatu alat bantu untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satu cara untuk memilih suatu produk yang berkualitas tidak teriepas dari penentuan perusahaan yang akan kita tunjuk menjadi rekanan Kita atau dengan istilah lain sering disebut dengan Sub-Kontraktor.

Dalam penelitian ini, dikemukakan suatu cara untuk menentukan sub-kontraktor yang Iayak, dimana sesuai dengan keiinginan konsumen disamping itu juga memenuhi syarat-syarat sistem mutu yang berlaku untuk ISO 9001. Desain yang diusulkan untuk menentukan sub-kontraktor yang diinginkan menggunakan parameter-parameter mutu yang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu manajemen, kualilas, teknologi.

Sedangkan untuk penerapannya dilakukan di PT. TPE sehingga dapat dianalisa apakah perusahaan ini Iayak dan memuaskan sebagai pemasok atau sub-kontraktor untuk suatu jenis produk yailu Lower Control Arm. Setelah dianalisa. maka dapat disimpulkan bahwa PT. TPE dapat digolongkan sebagai sub-kontraktor yang memuaskan pelanggan dan dapat bersaing secara kompetitif di kawasan ASEAN.
1997
S36845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library