Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta Deviyanti
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Dalam rangka mencari bahan kontrasepsi pria yang ideal, penyuntikan TE (Testosterone Enanthate) dan DMPA (Depot Medroxy Progesterone Acetate) sebagai bahan kontrasepsi hormonal pria menunjukkan hasil penekanan spermatogenesis yang berbeda antara pria bangsa Asia (azoospermia 90-100%) dan Kaukasia (azoospermia < 70%). Diduga ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil tersebut yaitu faktor genetik dan konsumsi makanan/ diet berbeda yang mempengaruhi kadar SHBG. Sebagai glikoprotein plasma homodimerik, SHBG memiliki kemampuan spesifik mengikat hormon-hormon steroid seks (dehidrotestosteon, testosteron dan estradiol) dan membawanya menuju ke jaringan target. Kadar SHBG normal dalam plasma adalah 10-73 nmol/L. Bila dihubungkan dengan proses spermatogenesis, kadar SHBG secara tidak langsung mungkin dapat mempengaruhi spermatogenesis dengan merubah kadar testosteron babas yang bekerja menimbulkan efek umpan balik negatif melalui poros hipotalamus-hipofisis-testis. SHBG manusia dikode oleh suatu gen autosom tunggal yang memiliki dua alel kodominan yaitu alel normal dan alei varian. Alei SHBG varian muncul akibat mutasi titik pada ekson 8 dari gen pengkode SHBG yang terletak di lengan pendek 12-13 (p12-13) dari kromosom 17. Mutasi titik tersebut menyebabkan substitusi basa tunggal pada kodon 327 dari GAC-)AAC yang mengkode perubahan asam amino aspartat menjadi asparagin (Asp327Asn) dan menyebabkan penambahan rantai karbohidrat atau N-linked glikosilasi pada posisi ini. Glikosilasi berpengaruh terhadap waktu paruh dan penambahan berat molekul SHBG varian. Penambahan waktu paruh selanjutnya dianggap dapat mempengaruhi kadar SHBG. Penelitian sebelumnya terhadap SHBG manusia produk cDNA (complementary DNA) yang diekspresikan pada jamur Pichia pastoris menyebutkan bahwa SHBG yang mengalami deglikosilasi enzimatik menghasilkan kadar SHBG yang lebih rendah dibandingkan SHBG normal. Apakah SHBG varian seharusnya menghasilkan kadar SHBG yang Iebih besar, masih perlu diteliti. Melalui teknik SDS PAGE (Sodium Dodecyl Sulfate Gel Electrophoresis), deteksi SHBG normal dan SHBG varian dalam serum manusia menampakkan pola fenotip SHBG dua pita dan tiga pita dengan berat molekul berbeda yaitu 49,52 dan 56 kDa. Untuk mengetahui efektifitas penekanan spermatogenesis oleh bahan kontrasepsi hormonal TE dan D1VIPA, maka perlu diteliti kadar SHBG serta faktor yang dianggap turut mempengaruhi kadar SHBG tersebut (dalam hal ini adalah faktor genetik atau variasi fenotip SHBG).Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeteksi variasi fenotip SHBG dan melihat kemungkinan pengaruhnya terhadap kadar SHBG pada populasi pria Indonesia dewasa sehat. Deteksi variasi fenotip SHBG dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik SDS PAGE dan Western blot. Sedangkan pengukuran kadar SHBG dilakukan dengan teknik IRI/ IA (Immunoradiometric assay). Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik menggunakan program komputer SPSS versi 10.
Hasil dan Kesimpulan : Dari total sampel serum pria Indonesia dewasa sehat yang dideteksi melalui SDS PAGE dan Western blot, tampak gambaran ekspresi gen SHBG yang terdiri dari dua jenis pola fenotip SHBG dengan berat molekul yang berbeda. Pola fenotip SHBG dua pita (SHBG normal) dijumpai sebanyak 61% (11 sampel serum), terdiri dari sub unit heavy dengan perkiraan berat molekul 51 kDa dan sub unit light dengan perkiraan berat molekul 46 kDa. Sedangkan pola fenotip SHBG tiga pita (SHBG varian) dijumpai sebanyak 39% (7 sampel serum), memiliki tambahan sub unit ketiga yaitu sub unit super heavy dengan berat molekul 56 kDa. Hasil perhitungan rata-rata kadar SHBG normal dan SHBG varian yang diperoleh dalam penelitian ini masing-masing adalah 42,24 nmolll dan 39,44 nmolll. Analisa data melalui perhitungan statistik menggunakan program komputer SPSS versi 10 menyimpulkan bahwa fenotip SHBG tiga pita (SHBG varian) temyata menghasilkan kadar SHBG yang tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan fenotip SHBG dua pita (SHBG normal) (pada tingkat signifikan 5%, 1 = 0,343 dengan P= 0,736, 2-tail test)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Maidia Djatmiko
"Munculnya varian virus influenza yang berpotensi menimbulkan pandemi merupakan kejadian yang tidak terduga dan jarang terjadi. Penanganan dalam situasi seperti ini membutuhkan produksi vaksin skala besar dalam waktu singkat seperti pada kasus virus influenza H1N1 pdm09. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah produksi vaksin subunit dengan memanfaatkan sistem ekspresi ragi untuk memproduksi protein antigen rekombinan.
Tujuan penelitian ini adalah mengekspresi protein fusi HA1-MA2-NS1 rekombinan untuk pengembangan vaksin subunit. Plasmid pPICZαA-HA1-MA2-NS1 linear diintegrasikan ke dalam genom Pischia pastoris strain GS115 melalui rekombinasi homolog. Proses transformasi ini dilakukan dengan metode elektroporasi dan menghasilkan 13 klon ragi yang mengandung multiple integran gen fusi HA1-MA2-NS1. Analisis bioinformatika menduga protein fusi memiliki berat molekul 75-85 kDa. Visualisasi protein pada supernatan dan pelet dengan SDS-PAGE memperlihatkan adanya pita protein dengan ukuran yang diharapkan.
Hasil western blot pada pellet mendeteksi ukuran protein target antara 42-135 kDa. Pemurnian protein fusi dengan NI-NTA gagal dilakukan dan diduga karena sedikitnya jumlah protein fusi yang terbentuk sehingga tidak terdeteksi pada visualisasi SDS-PAGE.

The emergence of influenza virus variants that could potentially cause a pandemic is an unforeseen occurrence and rare. Handling a situation like this requires a large-scale vaccine production in a short time as in the case of the H1N1 virus pdm09. One strategy that can be done is a subunit vaccine production by utilizing a yeast expression system to produce recombinant protein antigens.
The purpose of this study was to express a recombinant proteins of fusion HA1- MA2-NS1 for subunit vaccine development. PPICZαA HA1-MA2-NS1 linear plasmid integrated into the genome Pichia pastoris strain GS115 through homologous recombination. This transformation process is carried out by electroporation method and generating 13 yeast clones containing multiple genes HA1-MA2-NS1 integrant. Bioinformatics analysis of protein suspect fusion protein has a molecular weight of 75-85 kDa. Visualization of proteins in the supernatant and pellet by SDS-PAGE showed protein bands with sizes expected.
But western blot results in the pellet detect the target protein size between 42-135 kDa. Purification of fusion proteins with NI-NTA were failed due to small amount of fusion protein that undetected on SDS-PAGE visualization.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dewi Sriyani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai keragaman ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon, Weber 1907 telah dilakukan dari bulan Agustus 2016 -- April 2017. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis keragaman morfologi ikan gabus sentani Oxyeleotris heterodon dengan metode truss morfometrik dan keragaman genetik dengan DNA barcoding. Sampel ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon sebanyak 56 individu ditangkap dengan menggunakan jaring insang dari tiga stasiun penelitian yaitu Kampung Ifar, Kampung Putali dan Kampung Sosiri. Metode truss morfometrik dilakukan dengan mengukur 26 karakter pada tubuh sampel yang diamati, sedangkan metode DNA Barcoding dilakukan dengan menggunakan Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1. Hasil yang diperoleh memperlihatkan nilai korelasi tertinggi terdapat pada karakter B2 dan D5, dengan nilai korelasi sebesar 0,963, sedangkan nilai korelasi terendah terdapat pada karakter A1 dan A4 dengan nilai korelasi sebesar 0,278. Nilai koefisiensi keragaman setiap karakter morfometrik sebesar 31 . Semua variabel berbeda secara signifikan antar setiap lokasi semua variabel memiliki p-value < 0,05 . Terbentuk tiga kelompok/kluster dari analisis morfometrik. Gen Cytochrome C Oxidase Sub Unit 1 COX 1 digunakan sebagai penanda. Daerah penanda Cytochrome Oxidase Sub Unit 1 menghasilkan fragmen DNA berukuran 650 bp. Hasil rekonstruksi pohon filogeni menghasilkan membentuk dua kelompok/kluster. Truss morfometrik dan DNA Barcoding dapat digunakan dalam mengidentifikasi keragaman ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon di Kampung Ifar, Kampung Putali dan Kampung Sosiri.

ABSTRACT
Research on the diversity of gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon, Weber 1907 was conducted from August 2016 to April 2017. The aims of this study to identify and analyze the morphological diversity of gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon by morphometric truss method and genetic diversity by DNA Barcoding. Gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon samples of 56 individuals were caught by gill net from three research stations that is Ifar Village, Putali Village and Sosiri Village. The morphometric truss method was performed by measuring 26 characters in the sample body observed, while the DNA Barcoding method was performed using Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1. The results obtained showed the highest correlation values were in the characters B2 and D5, with a correlation value of 0.963. While the lowest correlation value is on the characters A1 and A4 with a correlation value of 0.278. The coefficient value of each morphometric characteristic is 31 . All variables differ significantly between each location all variables have p value "
2017
T48078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library