Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Agung Esfandari
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan terhadap tenaga didik dan guru pembimbing yang tepat bagi peserta didik, khususnya yang memiliki single parent. Menurut Amato (1999) peserta didik yang memiliki single parent (karena perceraian, perpisahan atau salah satu diantara orang tua kandungnya yang telah meninggal dunia) lebih banyak mengalami masalah dalam berperilaku, lebih rendah nilai akademisnya, sering kesulitan dalam bersosialisasi dan memiliki self-concept yang buruk dibanding peserta didik yang memiliki non-single parent. Oleh sebab itu, untuk dapat membantu peserta didik yang single parent dalam menghadapi berbagai permasalahnnya dan menjalin hubungan ataupun komunikasi yang baik dengan mereka dibutuhkan tenaga didik dan guru pembimbing yang tepat. Dalam pencarian tersebut, peneliti akan membahas kemampuan self-disclosure (pengungkapan diri) seluruh peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) Madania dan guru pembimbing mereka sehingga pada akhirnya dapat diketahui tipe tenaga didik dengan kategori mana yang paling tepat dan disukai oleh mereka. Apakah tenaga didik itu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan? Apakah berusia tua atau muda? SMP Madania dipilih sebagai objek studi karena sekolah ini sangat menekankan pentingnya hubungan personal guru dan peserta didik bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. Iklim komunikasi antar guru dan peserta didik selalu ditenkankan menyenangkan, supportive dan aman sehingga memberikan kenyamanan pada seluruh anak didiknya terutama pada mereka yang bermasalah dan berasal dari keluarga single parent. Metode yang digunakan untuk meneliti kemampuan self-disclosure peserta didik terhadap kategori tenaga didik dan guru pembimbing adalah Analysis of Varians (ANOVA) sebab metode tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan antara beberapa variabel yang diukur dengan satu atau lebih faktor tertentu. Pada penelitian ini ada empat buah variabel yang diukur berdasarkan faktor peserta didik. Selain ANOVA, akan digunakan pula uji lanjutan yang dapat mengukur taraf perbedaan antara keempat variabel yaitu uji Duncan. Dengan begitu, kita dapat mengetahui kategori tenaga didik dan guru pembimbing mana yang paling disukai peserta didik. Secara keseluruhan, peserta didik SMP Madania yang mempunyai single parent menyukai tenaga didik dan guru pembimbing yang usianya antara 20-30 tahun. Hal itu disebabkan adanya kepercayaan bahwa tenaga didik dan guru pembimbing yang usianya "masih muda" dapat memahami permasalahan mereka dengan lebih baik. Selain itu, perbedaan jenis kelamin tenaga didik dan guru pembimbing tidaklah terlalu dipermasalahkan oleh peserta didik karena mereka dianggap memiliki potensi yang sama. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi teoritis pada perkembangan teoriteori self-disclosure sebelumnya yang menegaskan bahwa individu sangat selektif dalam memilih orang dimana ia dapat mengungkapkan diri (Pearce dan Sharp, 1973), juga self-disclosure lebih banyak ditemukan pada hubungan dyadic dari dua orang yang mempunyai umur dan jenis kelamin yang sama. Untuk peserta didik SMP Madania yang memiliki iklim komunikasi kondusif maka hanya perbedaan umur saja yang berpengaruh. Sedangkan perbedaan jenis kelamin dan selektifitas tidak berperan.
This research focuses toward teachers and school counselors in dealing with students, especially the single parent students. According to Amato (1999) single parent students (whether due to parental divorce, break up, or one of them already passed away) exhibit greater behavioral problems, lower academic achievements, additional social difficulties, and poorer self-concepts than non-single parent students. Henceforth, to help the single parent students in coping with their problems and in establishing healthy relationships with them, schools need the right teachers and school counselors. By studying junior high school students' competency of self-disclosure toward teachers in Madania, the result will reveal the characteristics of teachers that students prefer the most. Will it be a male or a female teacher? Will he or she be young or old? Madania Junior High School has been chosen as a field of research because it emphasizes the importance of building healthy relationships between teachers and students more than any other schools. In other words, Madania tries its best to create a supportive, warm, and happy climate so that every students can feel comfortable, especially those who have problems and come from single parent families. This research uses Analysis of Variance (ANOVA) method because it is usually used to see the variance between several variables through more than one factor. In this case, there are four variables (the categories for teachers and advisors) and one factor (the students). In addition to ANOVA, this research also uses another test called the Duncan test. By applying the Duncan test, we are able to see which of the teachers and advisors that the students prefer the most. Overall, the result shows that students with single parents prefer teachers that are between 20 - 30 years old. The reason is because they believe "young" teachers understand their problems better. Moreover, students with single parents do not make an issue of the teachers' gender because they believe both male and female teachers have the same ability. This research's result gives a theoretical contribution toward previous self-disclosure theories, which explain that people are very selective in choosing the person they want to self-disclose to (Pearce and Sharp, 1973:147). In addition, the result also reveals that self-disclosure is found in a dyadic relationship between two people who are of the same age and gender. In reference to Madania Junior High School, which provides a supportive atmosphere, only teachers' age becomes a significant variable while gender does not.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Zahriadi
Abstrak :
Ujian Nasional (UN) berfungsi untuk mengukur sejauhmana system pendidikan telah mencapai standar mutu lulusan yang telah ditetapkan secara nasional dan mendorong peserta didik, guru dan pengelola pendidikan untuk meningkatkan kinerjanya. Hal ini berkaitan dengan skor batas lulus/batas kelulusan yang harus ditetapkan untuk memisahkan siswa yang lulus dan tidak Iulus UN. Batas kelulusan menjadi penting untuk menetapkan siswa yang berhak lulus dengan kompetensi yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa, pengaruh batas kelulusan sesuai dengan ketetapan pemerintah dan Metode Angoff (1971) serta penentuan kelulusan siswa. Analisis terhadap kemampuan siswa menggunakan Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern (IRT, khusus Rasch Model). Penerapan Metode Angoff dimaksudkan untuk mengetahui judgement guru terhadap kompetensi minimal yang harus dimiliki siswa untuk dapat lulus UN. Selanjutnya, tingkat kesukaran soal klasikal akan dikorelasikan dengan judgement guru dan tingkat kesukaran soal dalam IRT model 1, 2 dan 3 parameter logistik. Analisis dilakukan terhadap data UN Matematika SMP/MTs tahun 2005 Kabupaten BeIitung, judgement dan perkiraan guru. Jumlah siswa sebanyak 1.718 orang dari 24 sekolah yang ada di Kabupaten Belitung. Sedangkan jumlah guru dari seluruh sekolah tersebut sebanyak 47 orang. Untuk mendukung pembahasan dan penarikan kesimpulan dianalisis juga data pendukung berupa informasi latar belakang guru, persiapan mengajar, kesesuaian antara materi yang diajarkan dan diujikan dan pembelajaran yang dilakukan. Hasil analisis secara klasikal dan IRT menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai kemampuan yang rendah. Sebagian besar soallmateri ujian belum dikuasai siswa. Soal-soal yang diujikan tersebut sedikit lebih sulit dari rata-rata kemampuan siswa. Namun demikian Paket 2 UN relatif cocok diujikan di Kabupaten Befitting karena hanya ada dua orang siswa yang kemampuannya tidak bisa diestimasi. Hasil judgement guru menunjukkan angka yang lebih besar dari 4,25 yang berarti masih terjangkau oleh siswa dengan kemampuan minimal. Pertimbangan terhadap kemampuan minimal siswa bisa lebih tinggi bila didasarkan pada kesesuaian antara mated yang diajarkan dan diujikan. Namur judgement guru tersebut tidak diikuti oleh kenyataan bahwa batas kelulusan sebesar 4,25 menyebabkan separuh dari keseluruhan siswa tidak lulus. Karenanya, batas kelulusan tersebut masih tinggi dari kemampuan siswa-siswa yang tidak lulus. Untuk itu, dalam pembelajaran di sekolah, guru perlu memaksimalkan kemampuan siswa (belajar tuntas) sehingga siswa tidak kesulitan dalam menjawab soal UN. Sebagian besar judgement guru pada kunci jawaban ataupun pada pengeeoh, kurang menunjukkan adanya korelasi, bahkan ada yang bemilai nol atau negatif (-). Hal tersebut bisa berarti guru tidak memahami atau tidak serius dalam melakukan judgement. Nilai judgement yang dibarapkan menurut Metode Angoff adalah bersesuaian dengan tingkat kesukaran soal klasikal, sehingga batas kelulusan yang dimaksudkan adalah 4,42.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library