Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
New York: Ruseel sage foundation, 2001
305.8 PRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tomb contains a variety of important data that can describe the supporters in the past. A lot of understandings and meanings exist in the form of tombs as a cultural heritage. The result of research in Margaharja and Bunter villages, in Sukadana sub District in Ciamis, showing that the ancient tombs on the banks of the Cirende River have a relationship with social stasus or social stratification.
Bandung: Balai Arkeologi Bandung,
507 PWJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nabil Raihan Muhammad Setiawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kohesi kelompok memengaruhi hooliganisme sepakbola, dengan stratifikasi ekonomi sebagai variabel kontrol. Studi sebelumnya tentang hooliganisme sepakbola dapat dibagi menjadi dua aliran pemahaman. Aliran pertama menyoroti bagaimana faktor eksternal seperti perlakuan dari otoritas (misalnya, kepolisian, pembatasan) dan tekanan sosial adalah akar penyebab hooliganisme sepakbola. Aliran kedua mengakui bahwa akar penyebab hooliganisme sepakbola terletak pada faktor internal seperti mentalitas massa dan rasa kebersamaan. Namun, kedua aliran pemahaman tersebut tidak mempertimbangkan interaksi antara kedua faktor tersebut. Peneliti meyakini bahwa kedua faktor internal dan eksternal memainkan peran penting, dan melalui kohesi kelompok, kedua faktor tersebut akan diakomodasi. Oleh karena itu, fokus akan pada bagaimana kohesi kelompok memengaruhi individu untuk berpartisipasi dalam hooliganisme sepakbola. Alasan untuk hal tersebut adalah karena kohesi kelompok memberikan kesempatan kepada individu melalui kedua faktor internal dan eksternal untuk melakukan tindakan yang normatifnya tidak akan mereka lakukan. Populasi fokus akan menjadi para penggemar sepakbola dari klub terbesar di Indonesia, Persija Jakarta, yang dikenal sebagai 'The Jakmania', karena studi sebelumnya telah menekankan signifikansi konteks budaya ketika mencoba memahami hooliganisme sepakbola. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara kohesi kelompok dan hooliganisme sepakbola yang lemah secara kekuatan, dan memiliki arah positif. ......This research aims to see how group cohesion influences football hooliganism, with economic stratification as a control variable. Previous studies on football hooliganism can be split into two veins of understanding. The first vein highlights how external factors such as actions from authorities (e.g., policing, restraining) and societal pressures are the root cause of football hooliganism. The second vein accredits the root cause of football hooliganism lies in more internal factors such as crowd mentality and seeking a sense of belonging. However, both veins of understanding do not consider the interplay between both factors.  The researcher believes that both internal and external factors play an important part, and through group cohesion, both factors will be accommodated. Therefore, the focus will be on how group cohesion influences individuals to participate in football hooliganism. The reason for this is that group cohesion gives license to individuals through both internal and external factors to commit acts they would otherwise not do. The focus population will be the football fans of the biggest club in Indonesia, Persija Jakarta, otherwise known as ‘The Jakmania’, as previous studies have emphasized the significance of cultural context when trying to understand football hooliganism. The results of this research highlighted that there is a significant correlation between group cohesion and football hooliganism which is weak in strength, and has a positive direction.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junsuke Hara
Melbourne: Trans Pacific Press, 2005
303.4 JUN i I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Drajat Tri Kartono
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan tinjauan makro terhadap pelayanan umum. yaitu distribusi pelayanan listrik di kotamadya Surakarta. Urgensi penelitian ini disamping masalah praktis bertalian dengan upaya pemerintah untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan juga merupakan tanggapan terhdap fenomena kesenjangan antara jumlah pelayanan umum yang tersedia dengan tingkat kebutuhan dalam masyarakat tidak sebanding karena urbanisasi yang terus meningkat. Kesenjangan kebutuhan dan penyediaan tersebut menyebabkan permasalahan penyediaan pelayanan umum tidak saja terbatas pada dimensi teknis dan administratif. tetapi juga menyangkut sistem distribusi yang dalam konsepei sasiologi dikenal dengan masalah stratifikasi. Sistem distribusi pelayanan umum dalam konteks ini. Oleh karenanya dianalisa dengan menggunakan pendekatan stratifikasi. khususnya stratifikasi masyarakat Jawa.

Sebagaimana telah disebutkan dalam pengkajian beberapa ahli dimensi stratifikasi yang berperan di jawa adalah Hubungan kekuasaan yang menyangkut: 1. hirarki kedekatan hubungan dengan keluarga kerajaan 2. hirarki posisi pakerjaan baik dalam birokrasi pemerintahan atau swasta. 3. hirarki pendidikan. dan 4. etnis.

Oleh karena itu. pengkajian terhadap distribusi penguasaan/pemili kan (previlage) pelayanan umum di kota dan hubungannya dengan stratifikasi sosial sebagai kerangka pengaruh. dilakukan dengan permasalahan sebagai berikut: "Sejauh manakah terdapat perbedaan diantara hirarki: hubungan dengan keluarga raja.jabatan dalam pekerjaan. pendidikan. dan perbedaan etnis dalam penguasaan pelayanan umum.

Pengkajian terhadaap permasalahan tersebut dilakukan terhadap 240 responden yang dipilih dengan dua tahap: Purposive dan random sampling. Hasil pengumpulan data dengan kuesener dianalisa dengan menggunakan tekhnik statistik Analisa Of Variance dan Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Distribusi pelayana umum tersebar dengan tingkat ketimpangan sedang. Persebarannya mengikuti dimensi-dimensi stratifikasi (bukan strata tingkat harga yang dibuat PLN) tetapi dengan beberapa pola perubahan yang terjadi. Persebaran tersebut dalam kajian selanjutnya mengalami pengelompokan antar dimensi (konsistensi) berdasarkan kelompok yang berorientasi lama (kelompok budaya). Hal ini sesuai dengan pandangan Collins Sietem distribusi masyarakat (termasuk pelayanan umum) mencerminkan konflik kelompok-kelompok masyarakat untuk menguasai barang yang langka. Hasi1 ini merekomendaeikan kepada pemerintah agar lebih besar peluang untuk menerapkan sistem quota dibandinq subsidi silang dalam persaingan bebas terutama pada strata bawah.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
Abstrak :
Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan kronik yang dialami oleh sebagian besar survivor LLA. Deksametason digunakan dalam terapi LLA dan memiliki efek samping peningkatan berat badan sehingga diduga memiliki hubungan terdahap risiko obesitas pada anak dengan ALL yang mendapatkan terapi. Data penelitian diambil dari 149 subjek, 43 kasus dan 106 kontrol. Analisis Odds Ratio menunjukkan bahwa dosis kumulatif deksametason berhubungan dengan angka kejadian obesitas pada setiap kelompok dosis dengan nilai paling besar pada dosis 100-200 mg (OR = 4,961 CI = 1,812-13,536). Analisis multivariat menujukan bahwa stratifikasi risiko merupakan faktor risiko obesitas (OR = 7,839 CI = 2,559-24,009), sedangkan usia merupakan faktor protektif (OR = 0,041 CI = 0,008 0,220).
Obesity is one of chronic health conditions that affect a majority of ALL survivors. Corticosteroid is used in the treatment of ALL and has the side effect of weight gain. Hence, the usage of corticosteroid in the treatment of ALL is suspected to be the cause of obesity in ALL survivors. The study was done on 149 subjects, consisted of 43 cases and 106 controls. Odds ratio analysis shows correlation between high corticosteroid dose and obesity in all dose ranges with highest value at 100-200 mg range (OR = 4,961 CI = 1,812-13,536). Multivariate analysis shows that risk stratification is a risk factor for obesity (OR = 7,839 CI = 2,559-24,009) whereas age is protective for obesity (OR = 0,041 CI = 0,008-0,220).
Depok: Fakultas Kedokteran Univeritas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Zaky Shahab
Abstrak :
Literature on the history of Islam in Indonesia notes the tremendous role of the Arabs who migrated to Indonesia from Hadramaut (South Yaman) for many centuries. Introduction of Islam through noble people has brought the Arabs both into prestigious status as well as to the Indonesian struggle against the Dutch colonialism. This historical background has continued, but in the last decades there has been a shift in their religious role contributed by various factors, both internal and external factors. This writing focuses only on the internal factor, namely the kinship system which is under rapid changes amongst the Arabs. Based on both research and experience, the author clarifies the relationship between the kinship system and social change in the religious sphere among Arab community in Jakarta.
2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rubiana Soeboer
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai persepsi ketidak adilan berdasarkan stratifikasi mayoritas-minoritas ini disusun berdasarkan konstruksi teoritik mengenai stratifikasi sosial yang ada di masyarakat (Jeffries dan Ransford, 1980). Menurut Jeffries dan Ransford, stratifikasi sosial di masyarakat secara hirarkis terdiri dari stratifikasi kelas (aset ekonomi, posisi pekerjaan, tingkat pendidikan, dan gaya hidup), etnik, jenis kelamin, dan usia. Stratifikasi sosial yang ada di masyarakat akan membedakan mereka yang berada pada posisi manoritas (kelompok yang menguasai surplus kekuasaan, kekayaan, previlegi, dan prestise) dan mereka yang berada pada posisi minoritas (kelompok yang kurang memiliki aset kekuasaan, kekayaan, previlegi, dan prestise). Secara obyektif diasumsikan bahwa mereka yang berada pada posisi minoritas akan merasakan adanya ketidak adilan yang berkaitan dengan distribusi sumber daya ini. Namun demikian, kondisi obyektif ini tidak selalu ada pada semua kelompok masyarakat. Pada masyarakat dengan budaya tertentu seperti budaya Jawa, persepsi ketidak adilan yang dirasakan oleh kelompok minoritas (kelas bawah) tergantung pada hubungan baik (kekerabatan) antara kelompok kelas ini dengan si pelaku.

Dalam studi ini, di samping kondisi obyektif dan subyektif, tipe "distribusi reward" serta sumber pertukaran dalam interaksi mayoritas-minoritas juga perlu dilihat. Alasannya adalah tipe "distribusi reward" yang ada di masyarakat terkait dengan setting kultural di mans individu tersebut berada. Dalam studi ini

diasumsikan bahwa subyek penelitian balk Jawa maupun Cina melakukan "ditribusi reward" yang equity. Bila "equity" dalam kelompok Jawa berarti adanya pola pertukaran yang tidak sejajar antara atasan bawahan sesuai dengan input yang diberikan oleh masing-masing pihak, maka dasar "equity" kelompok Cina adalah input yang berupa kapasitas pribadi (uang yang diiniliki, informasi, atau barang).

Berdasarkan asumsi teoritik di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teori tersebut sesuai bila diterapkan pada kondisi masyarakat Indonesia khususnya Jakarta yang terpilah berdasarkan (1) variabel stratifikasi kelas, yaitu kelas menengah sebagai kelompok mayoritas dan kelas bawah kelompok minoritas, (2) variabel stratifikasi etnik, yaitu kelompok etnik Jawa sebagai kelompok mayoritas dan kelompok Cina sebagai kelompok etnik minoritas, dan (3) interaksi antara variabel stratifikasi kelas dan variabel stratifikasi etnik. Diasumsikan bahwa ketiga variabel penentu di atas akan berpengaruh terhadap persepsi subyek penelitian mengenai pengalaman yang dianggapnya tidak adil. Di samping pengaruh kondisi obyektif struktur mayoritas-minoritas, kondisi subyektif yaitu nilai-nilai budaya tradisional juga ikut berpengaruh terhadap persepsi subyek penelitian.

Sampel penelitian yang diambil adalah 200 sampel penelitian masyarakat Jakarta dewasa (berusia 21 tahun ke atas) dan telah bekerja. Jumlah sampel tersebut terbagi menjadi 100 subyek Jawa golongan menengah dan golongan bawah, dan 100 subyek Cina golongan menengah bawah.

Alat ukur disususun berdasarkan teori dan klasterisasi yang telah dibuat oleh Mikula dkk. (1990).

Secara keseluruhan hasil-studi ini menunjukkan bahwa:

Pada kelompok kelas menengah dan bawah persepsi subyek tidak semata-mata dipengaruhi oleh kondisi obyektif mereka dalam stratifikasi sosialnya, melainkan ia juga dipengaruhi oleh kondisi subyektif mereka yaitu nilai-nilai budaya tradisional yang

mengutamakan hubungan baik antara subyek dengan pelaku ketidak adilan. Pada kelompok Jawa, persepsi tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai subyektif budaya tradisional subyek yaitu nilai-nilai kekerabatan. Pada kelompok Cina, persepsi subyek dipengaruhi kondisi obyektif mereka dalam stratifikasi sosialnya. Pada masyarakat Jakarta baik kelompok Jawa maupun Cina, terdapat kecenderung untuk mempraktekkan "distribusi reward" negatif bilamana kelompok tersebut dalam interaksinya berada pada posisi super-ordinat.

Tujuan studi ini, selain untuk mengetahui masalah ketidak adilan pada masyarakat yang terstruktur berdasarkan stratifikasi mayoritas minoritas, studi ini juga dilakukan untuk membentuk klaster ketidak adilan yang khas Indonesia khususnya Jakarta.

Berdasarkan hasil studi ini, ternyata pertama, tipe ketidak adilan yang dominan muncul adalah adanya perlakuan sewenang-wenang atasan di tempat kerja, perlakuan sewenang-wenang figur otoritas pegawai pemerintah, dan perlakuan tidak adil oleh atasan di tempat kerja dalam hal distribusi barang dan keuntungan. Kedua,masalah diskriminasi seks bagi wanita dan diskriminasi etnik baik bagi kelompok etnik Jawa maupun.kelompok etnik Cina muncul sebagai salah satu tipe ketidak adilan yang ada di Jakarta.

Berdasarkan hasil studi ini, saran yang dapat diberikan mencakup dua hal, yang pertama saran yang dapat diberikan seandainya dilakukan penelitian berikutnya yang menyangkut topik penelitian ini, dan yang kedua saran aplikatif yang dapat diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Navy Laksmono
Abstrak :
Latar belakang: Society of Thoracic Surgeons – European Association of Cardiothoracic Surgeons (STS-EACTS) mortality score dan category merupakan sistem stratifikasi risiko terbaru yang dikembangkan sebagai prediktor mortalitas dan morbiditas pascaoperasi penyakit jantung bawaan (PJB). Namun belum pernah divalidasi di Indonesia. Tujuan: Melakukan validasi eksternal STS-EACTS mortality score dan category pada populasi Indonesia. Metode: Uji validasi dengan studi potong lintang, menggunakan data dari Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita bagian bedah jantung anak dan kongenital dari Januari 2015 – Desember 2019. Nilai sensitivitas, spesifisitas, dan area under curve – receiving operator characteristic (AUC-ROC) menjadi luaran utama dalam menilai kemampuan prediksi mortalitas dan pemanjangan lama rawat pascoperasi (PLRP). Hasil: Penelitian melibatkan 4139 subjek dengan tingkat mortalitas 5,4% (230 subjek). STS-EACTS score memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 65% dan 68% dalam memprediksi mortalitas, dengan 62% dan 71% dalam memprediksi PLRP. STS-EACTS category memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 63% dan 68% dalam memprediksi mortalitas, dengan 61% dan 75% dalam memprediksi PLRP. STS-EACTS category memperlihatkan kemampuan diskriminasi yang baik untuk mortalitas dan PLRP (AUC-ROC 0,704 dan 0,701). Sementara pada mortality score hanya memberikan hasil cukup untuk PLRP (AUC-ROC 0,704 dan 0,679). Kesimpulan: STS-EACTS category merupakan prediktor yang baik dalam menilai luaran mortalitas dan PLRP pascaoperasi PJB. ...... Introduction: Society of Thoracic Surgeons – European Association of Cardiothoracic Surgeons (STS-EACTS) mortality score and category were the latest risk stratification for congenital heart disease (CHD) surgery, but it hasn't been validated in Indonesia. Aim: Validate STS-EACTS score and category in Indonesian population. Methods: Cross-sectional validation study was done using the dataset of Paediatric and Congenital Heart Surgery Department, National Cardiovascular Center Harapan Kita Indonesia, from January 2015 – December 2019. Sensitivity, specificity and area under curve – receiving operator characteristic (AUC-ROC) are used to assess its ability to predict mortality and PHLOS. Results: This study enrolled 4139 subjects with 5.4% mortality rate. The STS-EACTS score have the sensitivity and specificity of 65% and 68% to predict mortality, with 62% and 71% to predict PHLOS. The STS-EACTS category have the sensitivity and specificity of 63% and 68% to predict mortality, with 61% and 75% to predict PHLOS. The STS-EACTS category shows good discrimination ability in predicting mortality and PHLOS (AUC-ROC 0.704 and 0.701), whereas the mortality score only gives sufficient results in predicting PHLOS (AUC-ROC 0.704 and 0.697). Conclusions: The STS-EACTS category is a good predictor that can be used in Indonesian population to predict mortality and PHLOS following CHD surgery.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>