Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Yosua Pangihutan
"Seiring berjalannya waktu hingga saat ini, manajemen Bank XYZ menilai bahwa value proposition yang ditawarkan oleh Bank XYZ sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar Bank XYZ untuk melakukan transformasi digital. Terdapat tiga alasan Bank XYZ harus melakukan transformasi digital, yang pertama adalah jenis bisnis yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Kedua, existing portofolio produk Bank XYZ yang sudah ketinggalan zaman. Ketiga, kompetisi yang semakin beragam, karena sekarang kompetisi layanan keuangan tidak hanya diisi oleh perbankan saja, namun financial technology (fintech) juga turut hadir dalam kompetisi ini. Penelitian ini menghasilkan perencanaan strategis yang mencakup strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI yang selaras dengan 4 strategi bisnis yang sudah didefinisikan pada rencana bisnis bank dan satu strategi berdasarkan analisis lingkungan bisnis. Strategi SI yang dihasilkan adalah ada sebanyak 34 (tiga puluh empat) aplikasi yang dibutuhkan oleh Bank XYZ di masa mendatang. Aplikasi tersebut terdiri dari 3 (tiga) aplikasi pada kategori strategic, 1 (satu) aplikasi pada kategori high potential, 19 (Sembilan belas) aplikasi pada kategori key operational, dan 11 (sebelas) aplikasi pada kategori support. Ke-34 (tiga puluh empat) aplikasi ini diharapkan dapat membantu Bank XYZ dalam melaksanakan strategi bisnisnya. Strategi TI yang dihasilkan menuntut pembaruan operating system dari server server yang sudah tidak didukung oleh principal. Strategi manajemen SI/TI yang dihasilkan menuntut perbaikan tata kelola TI yang diperlukan Bank XYZ di masa mendatang. Penyediaan dokumen pedoman pelaksanaan, standar pelaksanaan operasional dan pelaporan mengacu pada ketentuan – ketentuan dari regulator baik OJK (Otoritas Jasa Keuangan) maupun BI (Bank Indonesia).

As time has passed until now, the management of Bank XYZ has evaluated that the value proposition offered by Bank XYZ is no longer relevant to the current conditions. This is one of the foundations for Bank XYZ to undergo digital transformation. There are three reasons why Bank XYZ needs to undergo digital transformation. First, the type of business is no longer relevant to the current conditions. Second, Bank XYZ's existing product portfolio is outdated. Third, the competition has become more diverse, as financial technology (fintech) is now also present in the competition, not just traditional banks. This research has resulted in a strategic plan that includes IS (Information Systems) strategy, IT (Information Technology) strategy, and IS/IT management strategy that aligns with the four business strategies defined in the bank's business plan, and one additional strategy as result from business environmental analysis. The resulting IS strategy includes a total of 34 (thirty-four) applications that will be needed by Bank XYZ in the future. These applications consist of 3 (three) applications in the strategic category, 1 (one) application in the high potential category, 19 (nineteen) applications in the key operational category, and 11 (eleven) applications in the support category. These 34 applications are expected to assist Bank XYZ in implementing its business strategy. The resulting IT strategy requires updating the operating system of servers that are no longer supported by the principal. The resulting IS/IT management strategy requires improving the IT governance necessary for Bank XYZ in the future. The provision of implementation guidelines, operational implementation standards, and reporting refer to the provisions set by regulators such as OJK (Otoritas Jasa Keuangan) and BI (Bank Indonesia).
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ermatita
"Dalam era informasi dan globalisasi dewasa ini, mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan bisnis dengan cepat. Untuk itu suatu perusahaan harus menerapkan suatu strategi tertentu agar dapat mengantisipasi semua perubahan yang terjadi. Ini dimaksudkan agar perusahaan tetap unggul dan exist dalam bisnisnya. Strategi-strategi yang dapat diterapkan antara lain adalah strategi bisnis dan strategi sistem informasi.
Pengimplementasian strategi bisnis dan strategi sistem informasi harus melalui tahapan perencanaan. Dengan tahapan perencanaan ini maka dapat diadopsi strategi yang benar-benar sesuai dengan kondisi perusahaan. Untuk menyusun perencanaan strategi bisnis, suatu perusahaan harus melakukan analisis terhadap situasi dan kondisi serta posisi bisnis yang dihadapi perusahaan. Analisis ini dapat dilakukan dengan bantuan analisis SWOT. Melalui analisis SWOT ini perusahaan dapat melihat berbagai macam peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menyusun perencanaan strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan.
Mengingat pentingnya peranan sistem informasi di dunia bisnis pada era informasi ini, strategi bisnis harus didukung oleh strategi sistem informasi. Perencanaan strategi sistem informasi harus disusun selaras dengan strategi bisnis. Dalam membuat penyusunan perencanaan strategi sistem informasi, sebaiknya melalui analisis Strategic Grid. Dengan analisis terhadap Strategic Grid ini dapat dilihat ketergantungan perusahaan terhadap sistem informasi, sehingga dapat disusun perencanaan strategi sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Strategi bisnis dan strategi sistem informasi yang sejalan dan sesuai dengan kondisi perusahaan dapat mendukung aktivitas perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Keselarasan strategi bisnis dan strategi sistem informasi perusahaan juga dapat meningkatkan keunggulan bersaing."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Pribadi
"PT. Sarosoan Kencana Sakti merupakan perusahaan operator taksi yang berdiri sejak tahun 2003. Dalam perkembangannya, PT. Sarosoan Kencana Sakti mengalami masalah dalam menjalankan administrasi pengemudi dengan semakin banyaknya jumlah pengemudi dan armada taksi yang dioperasikan perusahaan. Untuk mengatasi masalah administrasi serta untuk mempercepat proses bisnis sehari-hari seperti absen dan setoran, PT. Sarosoan Kencana Sakti memerlukan sistem informasi terkomputerisasi. Dalam karya akhir ini dilakukan analisis sistem informasi bagaimana yang sesuai dengan kebutuhan PT. Sarosoan Kencana Sakti.
Analisis sistem informasi di PT. Sarosoan Kencana Sakti dilakukan dengan menggunakan metodologi FAST System Analysis Strategies. FAST System Analysis Strategies ini terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu tahap definisi lingkup, tahap analisis masalah, tahap analisis kebutuhan, tahap pemodelan dan tahap analisis keputusan. Penulis menggunakan use-case dalam tahap analisis kebutuhan. Pemodelan data dilakukan dengan menggunakan entity relationship diagram. Pemodelan proses dilakukan dengan menggunakan data flow diagram. Penulis menggunakan bantuan microsoft office visio 2003 untuk menggambar pemodelan data, pemodelan proses dan pemodelan user interface.
FAST System Analysis Strategies memberikan petunjuk arah yang jelas mengenai tahap-tahap yang harus dilakukan dalam melakukan analisis sistem informasi. Hasil analisis penulis menunjukkan sistem informasi yang dibutuhkan PT. Sarosoan Kencana Sakti, yang diberi nama Sistem Administrasi Pengemudi, merupakan sistem informasi yang sederhana. Penulis menyarankan agar PT. Sarosoan Kencana Sakti dapat segera mengaplikasikan sistem informasi yang terkomputerisasi untuk dapat mengatasi masalah administrasi yang dialami perusahaan dan mempercepat proses bisnis sehari-hari. Cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk dapat mengaplikasikan sistem informasi adalah dengan membeli software siap pakai atau mengembangkan software yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Untuk mengaplikasikan sistem informasi yang penulis analisis dengan sempurna, penulis menyarankan agar dilakukan tahap desain sistem informasi dengan menggunakan metodologi FAST System Design Strategies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Hariadi
"Politeknik Keuangan Negara STAN disingkat PKN STAN adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi di bidang keuangan negara. PKN STAN adalah salah satu unit eselon II di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Secara kelembagaan, PKN STAN merupakan transformasi dari perguruan tinggi yang telah cukup dikenal yaitu Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), yang diharapkan dapat memiliki kapasitas untuk menjalankan fungsi sebagai perguruan tinggi seutuhnya yaitu menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi yang meliputi kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019, PKN STAN menetapkan visinya menjadi Politeknik terkemuka di Indonesia yang menghasilkan kader pengelola keuangan negara bereputasi internasional. Kondisi ideal yang diharapkan adalah PKN STAN dapat melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan sepenuhnya. Sebagai upaya untuk memenuhi harapan tersebut, PKN STAN telah menggunakan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) dalam penyelenggaraan operasional akademis dan perkantoran.
Dari hasil observasi terkait SI/TI ditemukan bahwa SI/TI di PKN STAN belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Sebanyak 27 aplikasi tidak terintegrasi dan 6 di antaranya tidak digunakan. Penyebabnya adalah pengembangan SI yang dilakukan secara parsial dan tidak terencana. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan strategi digital dalam rangka menyelaraskan SI/TI yang ada dengan fungsi PKN STAN sebagai perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan merumuskan rencana strategi digital (SI/TI) beserta roadmap implementasinya dengan menggunakan metodologi kerangka kerja Ward & Peppard.
Untuk mempertajam analisis, penelitian ini menggunakan Business Model Canvas (BMC), Value Chain (VC), Critical Success Factor (CSF), dan Politik-Ekonomi-Sosial-Teknologi (PEST). Data yang diolah bersifat kualitatif berupa hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen menggunakan metode analisis tematik. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rumusan rencana strategi digital yang terdiri dari strategi SI, strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI; pemetaan 27 sistem informasi masa mendatang ke dalam McFarlans application portfolio; dan roadmap implementasi rencana strategi digital tersebut untuk tiga tahun ke depan.

State Finance Polytechnic STAN abbreviated as PKN STAN is a college that organizes vocational education programs in the field of state finance. PKN STAN is one of the echelon II units under the Finance Education and Training Agency (BPPK) of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. Institutionally, PKN STAN is a transformation from a previous well-known institution namely the State Accounting College (STAN), which is expected to have the capacity to function as a whole university: to hold a Tridharma of Higher Education including education, research and community service activities.
In the Strategic Plan (Renstra) of 2015-2019, PKN STAN set its vision to become the leading Polytechnic in Indonesia which produced cadres of internationally reputed state financial managers. The ideal condition expected is that PKN STAN can fully implement the Tridharma of Higher Education. In an effort to fulfill these expectation, PKN STAN has used Information and Information Technology (IS/IT) systems in the implementation of academic and office operations.
From the results of observations related to IS/IT, it was found that IS/IT in PKN STAN had not fully supported the implementation of the Tridharma of Higher Education. A total of 27 applications are not integrated and 6 of them are not used. The reason is that the development of IS is carried out partially and unplanned. Therefore, IS/IT strategic planning is needed in order to align the existing IS/IT with the function of PKN STAN as a university. This study aims to formulate a digital strategy (IS/IT) plan and its implementation roadmap using the Ward & Peppard framework methodology.
To sharpen the analysis, this study uses Business Model Canvas (BMC), Value Chain (VC), Critical Success Factors (CSF), and Political-Economic-Social-Technology (PEST). Data processed is qualitative in the form of interviews, observations, and study documents using thematic analysis methods. The results of this study are a digital strategy plan consisting of IS strategies, IT strategies, and IS/IT management strategies; mapping of 27 future information systems into McFarlans application portfolio; and the roadmap for implementing the digital strategy plan for the next three years.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rozi Rinjayadi
"Cepatnya pertumbuhan teknologi informasi dewasa ini telah mempercepat proses perkembangan sistem informasi yang ada di Indonesia dan dunia yang ditandai dengan munculnya berbagai perangkat lunak dan perangkat keras barn. Evolusi perkembangan perangkat keras saat ini telah mengarah pada suatu fenomena, dimana keputusan untuk memperbaiki suatu perangkat keras yang rusak sudah mendekati tidak layak. Hal ini disebabkan peran prinsipal dari perangkat keras untuk mengganti platform perangkat kerasnya dari serviceable menjadi changeable, yang kemudian berimplikasi pada tidak ada perbedaan harga yang signifikan antara sebuah unit Baru dengan harga sparepart-nya.
PT. Metrodata Sentra Layan, salah satu anak perusahaan PT. Metrodata Electronics, Tbk, yang bergerak dibidang jasa field service, terkena dampaknya. Walaupun berada dalam Metrodata Group yang mapan dan berpengalaman, tetapi PT. MSL yang pada tahun-tahun sebelumnya menanamkan modal dari segi SDM (teknisi) dan penyebaran cabang ke beberapa rota di Indonesia, merasakan dampak yang cukup hebat.
Dari hasil laporan Rugi Laba PT. Metrodata Sentra Layan mulai tahun 2003 - 2005, terlihat bahwa penjualan/pendapatan dan laba dari kegiatan field service terus menurun. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pencapaian pendapatan terkonsolodasi PT. Metrodata Electronics, Tbk yang secara total meningkat.
Tidak ada yang salah dengan apa yang telah dicetuskan Metrodata Group dalam strategi umum dan strategi bisnisnya. Pada kondisi ini strategi pada tingkat fungsional, khusunya pada anak perusahaan yakni PT. MSL adalah pemegang peranan terpenting.
Penurunan pendapatan diakibatkan ada sesuatu yang tidak sejalan terhadap strategi umum dan strategi bisnis perusahaan.
Untuk itu dilakukanlah langkah perumusan strategi fungsional, dalam hal ini pada fungsi operasi, mengingat peran operasi pada suatu perusahaan jasa sangatlah signifikan. Perumusan ini menggunakan model dari Nigel Slack, yang menitikberatkan perumusan suatu strategi operasi berdasar dari empat arah pendekatan, yakni: Top-Down (Strategi umum dan strategi bisnis perusahaan), Bottom-Up (pengalaman operasional), Outside In (market requirement) dan Inside Out (kondisi sumber daya). Dari masing-masing pendekatan tersebut dilakukan rekonsiliasi terpadu, sampai akhirnya dirumuskan beberapa strategi operasi, yang berlandaskan area strategis dan mengacu pada dimensi strategis.
Hasil dari Perumusan Strategi Operasi pada PT. Metrodata Sentra Layan untuk usaha peningkatan profitabilitas antara lain:
1. Divestasi/pengurangan atau pengalihan kapasitas kepada pihak ke tiga (third party service provider)
2. Outsourcing & Franchising
Terobosan baru dalam jenis pelayanan, misalnya menerapkan on-site service atau one hour service serta menyediakan Service/maintenance contract ditargetkan untuk corporate user.

The rapid growth of information technology these days have quickened the process growth of the information system in Indonesia and the world by marked with appearance various new software and hardware. Hardware Growth evolution in this time have instructed at one particular phenomenon, where decision to repair of a damage hardware have become improper. This matter is caused by the role from hardware principal to change its product platform from serviceable become changeable, the then have implication at no significant differences among the price of a new whole unit with its sparepart.
PT. Metrodata Sentra Layan, one of the subsidiary from PT. Metrodata Electronics, Tbk, which its core business is field service, hit by this impact. Although stay in Metrodata Group, the well establishedness and experienced firm in IT business, but PT. MSL which is on years before inculcate capital of human resources (technician) and spreading of branch to some city in 4ndonesia, feel-the big impact of excitement.
From result of PT. Metrodata Sentra Layan income statements, started from 2003 - 2005, seen that revenue and profit continue to decrease. This matter is on the contrary with attainment of PT. Metrodata Electronics, Tbk that totalize increase.
Nothing wrong with what have do been triggered Metrodata Group in corporate strategy and its business strategy. At this condition, the functional strategy from PT. MSL is the key role. In other word, decreasing in revenue resulted by the mismatch between corporate, business and functional strategy.
That is the trigger of functional strategy formulation. The formulation steps of functional strategy (in this case at operations function) is inspired by Nigel Slack's model. That model which emphasizes the formulation based on four-approach direction, namely: Top-Down (corporate strategy and business strategy), Bottom-Up (the experience of operational), Outside-In (market requirement) and Inside Out (condition of resource). Reconciling from each approach, till the operation strategy been formulated, which is based on strategic areas and relate to strategic dimensions.
The result from operation strategy formulation at PT. Metrodata Sentra Layan is ultimately to bring some improvement in order to reach profitability and obtain sustainability, for example:
1. Divestation or transfer of capacities to the third party service provider.
2. Outsourcing & Franchising
New breakthrough in service type, for example applying on-site service or one hour service and also provide Service/Maintenance contract targeted to corporate user.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Adityapriatama
"Lembaga National Single Window (LNSW) menghadapi berbagai tantangan dalam tata kelola pengembangan sistem informasi, terutama pada pengelolaan risiko proyek, kesinambungan operasional, manajemen metadata, dan definisi kebutuhan. Masalah- masalah ini menghambat efektivitas operasional dan koordinasi lintas lembaga yang berperan penting dalam mendukung proses perdagangan internasional. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini menilai kapabilitas tata kelola menggunakan kerangka kerja COBIT 2019.Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa proses kritis, seperti Perjanjian Layanan Terkelola (APO9), Pengelolaan Risiko (APO12), Pengelolaan Metadata (APO14), Definisi Persyaratan (BAI02), Pengelolaan Proyek (BAI11), Pengelolaan Permintaan Insiden Layanan (DSS02), Pengelolaan Masalah (DSS03), dan Manajemen Kesinambungan (DSS04), belum mencapai tingkat kapabilitas yang optimal. Kesenjangan ini menunjukkan perlunya perbaikan untuk meningkatkan efektivitas tata kelola dan memperkuat koordinasi antar lembaga. Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis, termasuk pengembangan kebijakan formal, pemutakhiran prosedur operasional standar (SOP), pelaksanaan pelatihan dan pengujian secara berkala, serta integrasi teknologi dan proses yang lebih baik. Rekomendasi ini dirancang untuk meningkatkan kapabilitas tata kelola, mendorong transformasi digital, dan memperkuat peran LNSW dalam memenuhi tuntutan nasional dan internasional. Implementasi yang berhasil memerlukan dukungan penuh dari pemangku kepentingan, kolaborasi lintas lembaga yang sinergis, serta pemanfaatan teknologi yang optimal.

The National Single Window (LNSW) faces various challenges in the governance of information system development, particularly in project risk management, operational continuity, metadata management, and requirements definition. These issues hinder operational effectiveness and inter-agency coordination, which are critical for supporting international trade processes. To address these challenges, this study assesses governance capabilities using the COBIT 2019 framework. The analysis reveals that several key processes, including Managed Service Agreements (APO9), Risk Management (APO12), Metadata Management (APO14), Requirements Definition (BAI02), Project Management (BAI11), Service Request and Incident Management (DSS02), Problem Management (DSS03), and Continuity Management (DSS04), have not yet achieved optimal capability levels. These gaps highlight the need for improvements to enhance governance effectiveness and strengthen inter-agency coordination. This study provides strategic recommendations, including the development of formal policies, updating standard operating procedures (SOPs), conducting regular training and testing, and integrating technology and processes. These measures aim to enhance governance capabilities, drive digital transformation, and reinforce LNSW's role in meeting national and international demands. Successful implementation requires full stakeholder support, synergistic inter-agency collaboration, and optimal use of technology."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library