Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Ainina Novara
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dengan strategi pengajaran pada guru Sekolah Dasar Inklusif Swasta. Penelitian ini dilakukan pada 11 SD Inklusif Swasta di Jakarta dan Depok. Total responden dari penelitian yakni 70 guru SD Inklusif Swasta. Penelitian ini menggunakan alat ukur Teacher?s Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur teacher efficacy dan The Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ) untuk mengukur strategi pengajaran inklusif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dengan strategi pengajaran pada guru di SD Inklusif Swasta (r (70)= .247, p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin yakin guru terhadap kemampuan dirinya maka guru akan semakin sering menggunakan strategi pengajaran yang beragam. Selain itu, peneliti juga melihat perbedaan teacher efficacy dan strategi pengajaran dilihat dari pernah atau tidaknya guru mengikuti pelatihan. Ditemukan tidak ada perbedaan teacher efficacy (t(68)= -.026, p>.05) dan strategi pengajaran (t(68)=.188,p>.05) pada kelompok guru yang pernah dan tidak pernah mengikuti pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa baik guru yang pernah mengikuti pelatihan maupun guru yang tidak pernah mengikuti pelatihan memiliki keyakinan yang sama mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan pengajaran dan menggunakan strategi pengajaran inklusif yang sama di kelas.
The objective of this research is to examine relationship between teacher efficacy and teaching strategy on teacher in private inclusive primary school. This research is conducted in 11 private inclusive primary school in Jakarta and Depok area, with total respondent of 70 teachers. Teacher?s sense of efficacy scale (TSES) and the The Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ) are administered to measure teacher efficacy and inclusive teaching strategy respectively. Significant positive correlations found between teacher efficacy and teaching strategy on teacher in private inclusive primary school (r (70)= .247, p<0.05). This shows that teachers with high self efficacy are more often employing different teaching strategies. Differences in the correlation between teacher efficacy and teaching strategy are observed from whether the teacher had training before. No differences are found in the correlation between teacher efficacy (t(68)= -.026, p>.05) and teaching strategy (t(68)=.188,p>.05) on teacher who have and have not received training. This shows that both teacher with and without training have the same self efficacy to do teaching and to employ inclusive teaching strategy in the class.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Hogia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran dosen program studi ilmu psikologi. Responden penelitian ini adalah 81 dosen psikologi dari lima perguruan tinggi swasta berbeda dan 61 dosen dari tiga perguruan tinggi negeri berbeda. Pada penelitian ini, sikap dosen terhadap pendidikan inklusif di ukur dengan menggunakan MATIES VI (Mahat, 2008). Sedangkan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran diukur dengan menggunakan KMSP (Hawpe, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan kesedian menyesuaikan strategi pengajaran pada dosen program studi psikologi perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal tersebut menunjukkan bahwa, semakin positif sikap dosen terhadap pendidikan inklusif, maka dosen semakin bersedia menyesuaikan strategi pengajaran. Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran antara dosen perguruan tinggi negeri dan swasta.
This study aims to determine the relationship between attitudes toward inclusive education and willingness to adjust psychology?s lecturer strategies teaching. Respondents are 81 psychology lecturers from five different private universities and 61 psychology lecturers from three different public universities. In this study, the lecturers attitude towards inclusive education measured by MATIES VI (Mahat, 2008). While the willingness to adjust teaching strategies measured by KMSP (Hawpe, 2013). The result showed a significant relationship between attitudes toward inclusive education and willingness to adjust teaching strategies of psychology lecturers in public and private universities. It shows that, the more positive attitude towards inclusive education lecturers, increase the willingness of lecturers to adjust the teaching strategies. In addition, there was no significant difference between attitudes towards inclusive education and willingness to adjust teaching strategies between lecturers from public and private universities.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Siti Mariyam
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pengajaran guru terhadap penerimaan teman sebaya siswa normal pada siswa berkebutuhan khusus di SD negeri inklusif dan SD swasta inklusif dengan n=73 unit analisis kelas. Penelitian ini dilakukan pada 10 SD negeri inklusif dan 8 SD swasta inklusif di Jakarta, Depok dan Bogor. Penelitian ini menggunakan Bender Classroom Structure Questions Versi Indonesia (BCSQ-VI) untuk mengukur strategi pengajaran dan Peer Acceptance Scale (PAS) untuk mengukur penerimaan teman sebaya. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa strategi pengajaran mempunyai pengaruh terhadap penerimaan teman sebaya siswa normal pada siswa berkebutuhan khusus di SD negeri inklusif (R=0,342, p<0,05). Hasil yang berbeda ditemukan di SD swasta inklusif, strategi pengajaran di SD swasta inklusif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan siswa normal pada siswa berkebutuhan khusus (R=0,337, p>005). Hasil perbandingan strategi pengajaran di SD negeri inklusif dan SD swasta inklusif menunjukan hasil yang tidak signifikan. Tidak ada perbedaan strategi pengajaran di SD negeri inklusif dan SD swasta inklusif. Hasil yang sama terlihat pada perbandingan penerimaan teman sebaya siswa normal terhadap siswa berkebutuhan khusus di SD negeri inklusif dan SD swasta inklusif. Tidak ada perbedaan penerimaan teman sebaya siswa normal terhadap siswa berkebutuhan khusus di SD negeri inklusif dan SD swasta inklusif.
The purpose of this study was to determine effects of teacher’s strategy on students peer acceptance toward disability students in inclusive public and private elementary school with n=73 class unit class analysis. This study was conducted in 10 inclusive public elementary school and 8 inclusive private elementary school in Jakarta, Depok and Bogor. This study uses measuring instruments Bender Classroom Structure Question Version Indonesian (BCSQ) to measure teaching strategy and Peer Acceptance Scale to measure peer acceptance. Results from regression analysis found that there is significant effect of teaching strategy on students peer acceptance in inclusive public elementary school (R=0,342, p<0,05). Different result found in inclusive private elementary school, there is no significant effect of teaching strategy on students peer acceptance in inclusive private elementary school (R=0,337, p>005). The comparative of teaching strategy in inclusive public elementary school and inclusive private elementary school found the results no significant different. Further, the comparative of peer acceptance in inclusive public elementary school and inlusive private school found the results that no significant different.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Soviana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran guru SMP Negeri Inklusif ditinjau dari kelompok mata pelajaran Ujian Nasional (n=56) dan non-­Ujian Nasional (n=57). Penelitian kuantitatif ini menggunakan MATIES (Mahat, 2008) untuk mengukur sikap terhadap pendidikan inklusif dalam komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Alat ukur BCSQ (Bender, 1992) untuk mengukur strategi pengajaran keseluruhan, individual, dan kognitif di kelas inklusif. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan pada komponen perilaku (sikap) dengan strategi pengajaran keseluruhan dan individual yang dilakukan guru UN dan non-­UN. Artinya, ketika kedua kelompok memiliki kesediaan untuk melakukan tindakan yang mendukung siswa berkebutuhan khusus di kelas inklusif, maka semakin sering guru menggunakan strategi pengajaran yang beragam, dan yang mengorganisasikan materi pelajaran sesuai kemampuan dan minat siswa. Hasil perbandingan variabel sikap antara kedua kelompok guru diketahui terdapat perbedaan signifikan pada komponen afektif, yaitu guru non-­UN memiliki perasaan yang cenderung positif sebaliknya guru UN memiliki perasaan yang cenderung negatif terhadap pendidikan inklusif. Perbandingan strategi pengajaran antara guru UN dan non-­UN tidak ada perbedaan yang signifikan, dimana keduanya sama-­sama sering menggunakan strategi pengajaran keseluruhan, individual, dan kognitif. Berdasarkan hasil tersebut, pemerintah dan sekolah inklusif disarankan mengadakan pelatihan bagi guru.
This study aimed to determine the relationship between attitude towards inclusive education and teaching strategy of inclusive public junior high school teacher based on National Exam (n=56) and non-­National Exam (n=57) subject group. This quantitative study uses MATIES (Mahat, 2008) to measure the attitude in three components: cognitive, affective, and behavior. And BCSQ uses (Bender, 1992) to measure the three types of teaching strategy: total score, individualized, and cognitive that used by teachers. The results showed that there is a significant positive correlation for behavior component of attitude with total score and individualized teaching strategy in both groups. That is, when both groups have willingness to take action that support students with special needs in inclusive classrooms, so teachers more often use variety of teaching strategies and organizing subject matter according to ability and interest of each student. In addition, there are significant difference of affective component of attitudes between National Exam and non-­National Exam subject teacher. Its mean that non-­National Exam subject have more positive attitude towards inclusive besides another have more negative attitude. The comparison between both groups in teaching strategies showed no significant difference. Its mean that, both groups equally often use total score, individualized, and cognitive teaching strategies in inclusive classroom. Based on these results, government and inclusive schools are suggested to held training for teachers.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Cahaya Murni
Abstrak :
ABSTRAK

Sikap dan strategi pengajaran pada guru di sekolah inklusif memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan pendidikan inklusif. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara sikap dan strategi pengajaran gruru. Sebanyak seratus guru yang mengajar di SD inklusif dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menemukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan strategi pengajaran guru di SD negeri inklusif. Di sisi lain, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan strategi pengajaran guru di SD swasta inklusif. Penelitian ini juga menemukan tidak terdapat perbedaan strategi pengajaran guru di SD negeri Inklusif dan SD swasta inklusif. Sementara itu, terdapat perbedaan yang signifikan pada komponen kognitif dan afektif sikap terhadap pendidikan inklusif antara guru SD negeri inklusif dan guru SD swasta inklusif. Saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan dalam penelitian ini.


ABSTRACT

It has been argued that attitudes and teaching strategies of teachers have positive effect on the successful implementation of inclusive education. This study was set up to examine the relationship between atitudes and teaching strategies of teachers. One hundred inclusive primary school teachers were involved in this research.

The results show that there is no significant correlation between attitudes and teaching strategies of teachers working in inclusive public primary school. On the other hand, it was found that teachers’ attitudes in inclusive private primary school has a significant correlation with their teaching strategies. Furthermore, there is a significant difference on cognitive and affective components of attitudes between groups of teachers working in the two types of school.The study reveals that there is no a significant difference on teaching strategies between these groups. Recommendations for future research are discussed in the study.

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subarno
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan strategi pengajaran guru yang ditinjau dari pengalaman mengajar, pada guru sekolah dasar inklusif Negeri di lingkungan kota Depok, Bogor, dan Jakarta dengan jumlah responden 78 guru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teacher Sense's of Efficacy Scale (TSES) dan Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ). Hasil dari penelitian ini menunjukan hubungan yang positif dan signifikan antara teacher efficacy dengan strategi pengajaran pada guru sekolah dasar inklusif Negeri dengan nilai (r(78)= 0.37, p<0.01). Hasil ini menunjukan semakin tinggi keyakinan yang dimiliki, semakin bervariasi strategi pengajaran yang digunakan pada guru sekolah inklusif Negeri. Pada guru yang mengajar 1-3 tahun tidak ditemukan hubungan yang siginifikan dengan nilai (r(29)=0.11, p>0.05), pada guru yang mengajar 4-5 tahun dan 7-18 tahun ditemukan hubungan yang signifikan dengan nilai (r(26)= 0.59, p<0.01) dan (r(23)= 0.42, p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa pengalaman mengajar yang dimiliki guru berpengaruh terhadap hubungan antara keyakinan yang dimiliki dengan variasi strategi pengajaran yang digunakan. Hasil dari penelitian ini juga menunjukan bahwa pengalaman mengajar yang dimiliki tidak berpengaruh secara signifikan terhadap teacher efficacy yang dimiliki, tetapi berpengaruh secara signifikan terhadap variasi strategi pengajaran yang digunakan pada guru sekolah dasar inklusif Negeri.
This study aims to determine the relationship between teacher efficacy and teaching strategies teachers in terms of teaching experience of the National elementary inclusive school teachers in the city of Depok, Bogor and Jakarta with the number of respondents 78 teachers. Measuring instrument used in this study is Teacher's Sense of Efficacy Scale (TSES) and Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ). The results of this study showed positive and significant relationship between teacher efficacy with teaching strategies of National elementary inclusive school teachers by value (r(78) = 0.37, p<0.01). This result suggests that the higher the confidence, the more varied teaching strategies used by the National elementary inclusive school teachers. Teachers who teach 1-3 year was not found significant relationship with value (r(29) = 0.11, p>0.05), there was a significant correlation with the value (r( 26) = 0:59, p<0:01) and (r(23) = 0:42, p<0.05) for the teachers who teach 4-5 years and 7-18 years. These results indicate that the teachers experience teaching affect the relationship between teacher efficacy they have with the variation of teaching strategies used. Results from this study also shows that teaching experience possessed no significant influence on teacher efficacy, but significantly influence the variation of teaching strategies used on National elementary inclusive school teachers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Widyasari
Abstrak :
Penerimaan teman sebaya bagi anak berkebutuhan khusus pada lingkup pendidikan inklusif dianggap penting. Hal ini dikarenakan adanya kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi bersama dengan teman teman sebaya mereka sehingga proses belajar dan bersosialisasi dapat berjalan dengan lebih baik. Penelitian ini hendak melihat bagaimana hubungan antara efikasi guru dengan penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus yang dimediasi oleh strategi pengajaran guru pada sekolah inklusif. Partisipan dari penelitian ini adalah 70 orang guru dan 596 murid dari 18 sekolah inklusi. Adapun alat ukur yang dipergunakan pada penelitian ini adalah The Teacher Sense of Efficacy Scale (TSES) untuk mengukur efikasi guru, The Bender Classroom Structure Questionnaire Versi Indonesia (BCSQ VI) untuk mengukur strategi pengajaran guru, dan Peer Acceptance Scale (PAS) untuk mengukur penerimaan siswa sebaya. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh langsung (direct effect) yang signifikan antara efikasi guru terhadap penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, b 0,0145, t 0,3584, p 0,7212 dan ada pengaruh tidak langsung (indirect effect) yang signifikan antara efikasi guru terhadap penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif, b 0,0311, LLCI 0,0083 dan ULCI 0,0722. Hal ini membuktikan bahwa strategi pengajaran guru memediasi penuh hubungan antara efikasi guru dan penerimaan teman sebaya terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekiolah inklusif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 16:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sahetapy, Triska Christy
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran guru SMA inklusif (n=70) dan SMK inklusif (n=70). Penelitian kuantitatif ini menggunakan MATIES VI (Mahat, 2008) untuk mengukur sikap guru dan BCSQ VI (Bender, 1988) untuk mengukur strategi pengajaran yang digunakan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada komponen sikap terhadap pendidikan inklusif antara guru SMA inklusif dan SMK inklusif. Adapun guru SMK inklusif diketahui lebih banyak menggunakan strategi pengajaran yang menunjang pendidikan inklusif dan diferensiasi strategi daripada guru SMA inklusif. Selain itu, terdapat korelasi positif yang signifikan antara komponen perilaku sikap terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran pada guru SMA inklusif maupun SMK inklusif. Artinya, semakin positif perilaku guru terhadap pendidikan inklusif, maka semakin sering dan bervariasi strategi pengajaran yang digunakan guru. Berdasarkan hasil penelitian ini, sekolah inklusif disarankan mengadakan pelatihan bagi guru, terutama mengenai pengajaran siswa berkebutuhan khusus.
This study aimed to determine the correlation of teachers? attitudes towards inclusive education and teaching strategies in inclusive high school (n=70) and vocational school (n=70). This quantitative study uses MATIES VI (Mahat, 2008) to measure the attitudes and BCSQ VI (Bender, 1988) to measure the teaching strategies used by teachers. The results showed that there was no significant difference in attitude between inclusive high school and vocational school teachers. The inclusive vocational school teachers known to use more teaching strategies that support inclusive education and differentiation strategies rather than inclusive high school teachers. In addition, there is a significant positive correlation between behaviour component of attitudes toward inclusive education and teaching strategies in inclusive high school and vocational school teachers. That is, the more positive behaviour of teachers towards inclusive education, the more frequent teaching strategies used by teacher. Based on these results, inclusive schools are suggested to held training for teachers, especially about teaching students with special needs.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Wirmayani
Abstrak :
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang dewasa ini diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah umum. Pada konteks Indonesia, penerapan pendidikan inklusif memiliki beberapa hambatan, termasuk didalamnya adalah peran guru dalam memberikan strategi pengajaran inklusif yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi teacher efficacy terhadap hubungan antara dukungan sekolah dan strategi pengajaran inklusif di Sekolah Dasar Inklusif. Alat ukur yang digunakan adalah BCSQ (Bender Classroom Structure Questionnaire), PSSIE (Perceived School Support for Inclusive Education), dan TEIP (Teacher Efficacy for Inclusive Practice). Partisipan dalam penelitian ini adalah 324 guru SD inklusif dari 15 provinsi. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa teacher efficacy memiliki peran mediasi total terhadap hubungan antara dukungan sekolah dan strategi pengajaran inklusif, yaitu dengan direct effect yang tidak signifikan (β=0,1128, p=0,051) dan indirect effect yang signifikan (β=0,2636, [0,1882, 0,3570]). Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dari sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif akan mempengaruhi efikasi guru dalam mengajar, sehingga akan memunculkan strategi pengajaran inklusif. Saran bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan observasi langsung terhadap strategi pengajaran. Hasil dari penelitian ini memiliki implikasi yang kuat untuk meningkatkan praktik pendidikan inklusif di Indonesia, terutama dalam pemberdayaan guru dalam pengajaran inklusif. ......Inclusive education has become the world’s recent strategy to increase student with special needs’ (SEN) participation in mainstream school. In Indonesia, inclusive education has several obstacles, including the role of teachers in giving inclusive teaching strategies that were not optimum. This study investigated the mediation of teacher efficacy towards the relationship between school support and teaching strategies in an inclusive primary school in Indonesia. The measurement used in this study were BCSQ (Bender Classroom Structure Questionnaire), PSSIE (Perceived School Support for Inclusive Education), and TEIP (Teacher Efficacy for Inclusive Practice). The participants were 324 inclusive primary school teachers from 15 provinces. Process Mediation Model analysis revealed that teacher efficacy has a total mediation role in the relationship between school support and inclusive teaching strategies, which shown by significant direct effect (β=0,1128, p=0,051) and insignificant indirect effect (β=0,2636, [0,1882, 0,3570]). This reflects a notion that the supports from school will lead to teacher efficacy in teaching SEN, then effective inclusive teaching strategys will emerge. Further research could consider direct observation of inclusive teaching. The results have strong implications to enhance inclusive education practice in Indonesia, especially for teacher empowerment in terms of inclusive teaching.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Rahniati
Abstrak :
Keberhasilan pendidikan inklusif di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh sikap melainkan juga oleh strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru. Penelitian korelasional ini menggunakan alat ukur sikap MATIES (Multidimensional Attitude Toward Inclusive Education Scale) yang mengukur sikap berdasarkan komponennya yaitu kognitif, afektif, dan konatif serta alat ukur strategi pengajaran yaitu BCSQ (Bender Classroom Structure Questionnaire) yang memiliki tiga macam strategi pengajaran yaitu total score, strategi pengajaran individual, dan strategi pengajaran kognitif. Penelitian ini dilakukan terhadap 140 orang guru sekolah dasar inklusif di daerah Jabodetabek. Guru dikelompokan berdasarkan lama mengajarnya yaitu kelompok guru senior dan kelompok guru junior. Analisis hasil dilakukan dengan Pearson correlation untuk melihat korelasi yang signifikan dan independent sample t-test untuk melihat perbedaan masing-masing variabel. Hasil korelasi yang didapat menunjukkan bahwa, pada kelompok guru senior, tidak semua komponen sikap berkorelasi dengan strategi pengajaran. Di sisi lain, pada kelompok guru junior, semua komponen sikap ditemukan berkorelasi dengan semua strategi pengajaran. Hasil korelasi yang didapat berarti semakin positif suatu komponen sikap maka guru semakin sering menggunakan variasi strategi pengajaran. Terkait perbedaan sikap antara kedua kelompok, komponen sikap yang ditemukan berbeda adalah komponen kognitif. Untuk strategi pengajaran, perbedaan antara kedua kelompok terjadi pada strategi pengajaran kognitif. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya kebutuhan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan sikap dan strategi pengajaran mereka.
The success of inclusive education in Indonesia not only affected with teachers' attitudes toward inclusive education but also with teachers teaching strategy. This correlational research is using MATIES (Multidimensional Attitudes Toward Inclusive Education Scale) which measure attitude based on cognitive, affective, and connative components. For teaching strategies, the instrument that has been used is BCSQ (Bender Classroom Structure Questionnaire) which has three kinds of teaching strategies: total score, individual instruction, and cognitive strategy instruction. This study is conducted on 140 inclusive primary school teachers in the Jabodetabek area. Teachers were grouped based on the years of teaching experiences, senior teachers group and junior teachers group. Pearson correlation is used to examine the significant correlations and independent sample t-test is used to see the difference of each variable. The results show that in the group of senior teachers, not all of attitudes component were correlated with teaching strategies whereas, in the group of junior teachers, all components were found to be correlated with all of teaching strategies. This correlation means teachers with more positive attitudes will have a more frequent teaching strategy. For different attitudes between the two groups, cognitive component is found to be different in both groups of participants. In addition, cognitive teaching strategy is also found to be different component between two groups. This research indicate that there is a need for teacher training in both groups to encourage their attitudes and their teaching strategies.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>