Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Virania Widianto
"Berada di perguruan tinggi bukanlah sesuatu hal yang mudah, individu akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan baru. Dalam mewujudkan lingkungan perkuliahan yang baik dibutuhkan usaha untuk mengatasi segala masalah yang timbul serta keyakinan bahwa hal baik akan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara optimisme dan strategi coping pada mahasiswa Universitas Indonesia. Sebanyak 669 partisipan yang merupakan mahasiswa aktif di Universitas Indonesia angkatan 2011 hingga 2014 diminta untuk mengisi kuesioner optimisme dan strategi coping. Pengukuran optimisme menggunakan Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang disusun oleh Scheier, Carver, dan Bridge (1994) dan pengukuran strategi coping dilakukan dengan menggunakan Brief COPE yang dikembangkan oleh Carver (1997).
Pada penelitian ini ditemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara optimisme dengan strategi coping pada mahasiswa Universitas Indonesia. Artinya, tinggi rendahnya tingkat optimisme dapat memprediksi frekuensi penggunaan strategi coping yang digunakan oleh individu. Hasil penelitian ini juga menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara optimisme dengan problem-focused coping dan adaptive coping. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan sikap optimis serta menggunakan strategi coping secara efektif selama berada di perguruan tinggi.

Studying in university is not easy, student will be faced with new challenges and changes. Making a good college environment is needed effort to overcome all problems and belief of good things will happen. This research was proposed to understand the correlation between optimism and coping strategy on the student of University of Indonesia. Participants were 699 students of UI 2011 till (up to) 2014 by filling questionnaire of optimism and coping strategy. The measurement of optimism was with LOTR (Scheier, Carver, & Bridge, 1994) and coping strategy was measured by Brief COPE (Carver, 1997).
This study found that there was a significantly positive relationship between optimism and coping strategy on the University of Indonesia students. Which means the high and low level of optimism can predict frequency of using coping strategy was used by individual. Then, this study also found a significantly positive correlation between optimism and problemfocused coping and adaptive coping. So that, students should be able to develop optimism attitude and to use copying strategy effectively while they are in university.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Suryaningtiyas
"Penelitian ini membahas tentang pemicu stres dan strategi coping pada mompreneur dalam meningkatkan keberfungsian sosialnya sebagai ibu dan wirausahawan. Penelitian ini dilakukan pada masa pandemi COVID-19 dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan 4 orang mompreneur pada rentang usia 28-35 tahun yang memiliki anak usia 0-8 tahun. Dalam mengintegrasikan ranah pekerjaan dan keluarga melalui kegiatan wirausaha, mompreneur kerap menjumpai berbagai pemicu stres yang ditimbulkan dari perannya sebagai ibu sekaligus pemilik bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemicu stres yang paling banyak ditemukan pada mompreneur yakni dalam bentuk ketegangan kronis (chronic strains), yang meliputi adanya tuntutan peran yang saling bertentangan, menjadikan rumah sebagai tempat kerja, dan juga memulai bisnis dengan kurangnya pengetahuan. Selain mengalami pemicu stres dalam bentuk ketegangan kronis, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mompreneur mengalami pemicu stres yang bersumber dari peristiwa kehidupan (life events) dan permasalahan sehari-hari (daily hassles). Meskipun mompreneur menghadapi berbagai macam pemicu stres dalam kehidupannya, namun mompreneur memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan mompreneur untuk meminimalisasi pemicu stres adalah dengan menggunakan strategi coping dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Strategi coping yang dilakukan oleh mompreneur terdiri dari dua jenis strategi coping, yakni coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) dan coping yang berfokus pada pengendalian emosi (emotion-focused coping). Dengan melakukan coping, mompreneur dapat meningkatkan keberfungsian sosialnya sehingga dapat menjalankan kedua perannya secara lebih optimal.

This study discusses stressors and coping strategies on mompreneurs in enhancing their social functioning as a mom and entrepreneur. This research was conducted during the COVID-19 pandemic and used a qualitative approach with a descriptive research type. This research involved 4 mompreneurs aged 28-35 years who had children aged 0-8 years. In integrating the realm of work and family through entrepreneurship, mompreneurs often encounter various stressors which arising from their role as a mother and business owner. The results showed that the most common stressors found in mompreneurs was in the form of chronic strains, including the demands of conflicting roles, creating home as a workplace, and also starting business with lack of knowledge. Apart from experiencing stressors in the form of chronis strains, the result showed that mompreneurs also encounter stressors that come from life events and daily hassles. Although mompreneur faced various stressors in their journey of being a mompreneur, results showed that mompreneurs have the ability to help themselves. The effort made by mompreneurs to minimize various stressors were by using coping strategies and utilizing available resources. The coping strategies that used by mompreneurs consist of two types coping strategies, problem-centered forms of coping (problem-focused coping) and coping that focuses on controlling emotions (emotion-focused coping). By doing a coping strategies, mompreneurs could enhance their social functioning so that they can perform both roles more optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinita Ayu Maharani
2010
S3567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trinzi Mulamawitri
"ABSTRAK
Masuknya tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia adalah suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi apalagi dengan semakin maraknya globalisasi. Namun bertugas di luar negeri apalagi jika negara tersebut memiliki latar belakang budaya berbeda adalah hal yang tidak mudah. Selama tinggal di luar negeri, TKA akan mengalami akulturasi psikologis yaitu perubahan yang terjadi pada diri individu akibat kontak dengan budaya lain yang berlangsung secara terus menerus (Graves dalam Berry & Kim, 1988). Selama proses akulturasi inilah acap kali muncul berbagai sumber stres yang diakibatkan adanya perubahan tersebut (Berry, 1994). Adanya nilai-nilai budaya yang bertentangan antara negara asal dan negara yang didatanginya juga meningkatkan stres akulturatif yang dihadapinya (Adler, 1991). Penelitian ini akan melihat gambaran sumber stres akulturatif serta strategi coping yang dilakukan TKA Amerika ketika bekerja di Indonesia. Negara asal Amerika dipilih sebab jumlah ekspatriat terbanyak dari negara Barat berasal dari negara ini (Depnaker, 2002).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui wawancara dan observasi. Subyek yang diperoleh adalah 3 orang manajer Amerika yang telah tinggal di Indonesia selama 1,5 tahun hingga 2,8 tahun. Berbagai masalah dalam pekerjaan yang diakibatkan perbedaan budaya yang dikemukakan oleh Shuetzendorf (1989 dalam Ruky, 2000) serta permasalahan lainnya ternyata dialami oleh semua subyek. Sumber stres utama yang ditemukan pada ketiga subyek adalah adanya penekanan pada hubungan baik dan harmonitas kelompok saat bekerja daripada kinerja individu. Sumber stres lain adalah masalah kurangnya keterbukaan karyawan dalam berkomunikasi, kurangnya inisiatif karyawan dan kurangnya rasa tanggung jawab personal karyawan.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan teori Hofstede (1995), Ruky (2000) dan Koentjaraningrat (1997 dalam Ruky, 2000) maka memang terbukti bahwa masalah-masalah tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dimensi nilai dalam budaya kerja Amerika dan Indonesia yang mengganggu TK A saat melaksanakan pekerjaannya. Perbedaan utama terlihat dari dimensi individualisme dan kolektivisme antara dua negara yang saling bertentangan. Kemudian adanya kesenjangan power distance juga kerap menimbulkan berbagai masalah. Dalam penelitian ini berdasarkan strategi coping yang dikemukakan oleh Carver, Scheier & Weintraub (1989) ditemukan bahwa strategi coping yang sering digunakan semua subyek untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah strategi active coping.- Strategi emotion focused coping berbentuk acceptance juga sering digunakan secara bersamasama dengan active coping.
Adanya kesamaan latar belakang budaya Amerika dan budaya perusahaan asing tempat mereka bekerja kemungkinan mempengaruhi stressor akulturatif yang dihadapi. Untuk mendapatkan gambaran stressor akulturatif yang lebih kaya maka penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan subyek yang berasal dari berbagai negara dan bekerja untuk perusahaan dalam negeri. Saran terutama diberikan pada perusahaan agar memberikan informasi lebih lanjut tentang budaya kerja Indonesia pada TKA untuk mendorong keterbukaan terhadap budaya lain. Kegiatan konseling bagi TKA untuk mengatasi stres akulturatif juga akan sangat bermanfaat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrina Ika Wahidayati
"Di Indonesia, tindak kekerasan dalam rumah tangga menduduki peringkat ke-10 dalam penyebab kematian perempuan usia subiu' pada tahun 1998 (Depkes, 2000). Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Indonesia mengatakan bahwa 11,4% dari 217.000.000 jiwa penduduk Indonesia atau sekitar 24.000000 perempuan mengaku pemah mengalami kekerasan, dan kekerasan yang terbanyak adalah kekerasan dalam rumah tangga. Meskipun kejahatan ini tenjadi di banyak tempat, kejahatan ini masih tetap tersembunyi dalam kehidupan masyarakat dan terlindungi dari intervensi dunia luar, karena nilai patriarki yang mewarnai sikap dan kultur kehidupan kebanyakan keluarga di Indonesia.
Korban dari kekerasan dalam rumah tangga merasakan dampaknya dalam berbagai bentuk, baik secara rnedis, emosional, maupun mempengaruhi pekerjaan istri. Istri yang terjebak dalam hubungan dengan kekerasan mengalami kebingungan dan tekanan manipulasi, teror, dan ancaman yang harus diterima, serta merasa cemas dan depresif (Poerwandari, 2000). Karenanya, situasi kekerasan dalam rumah tangga merupakan sumber stres bagi istri. Mengingat dampak yang mengganggu kehidupan sehari-hari yang aman dan nyaman, istri melakukan usaha-usaha untuk mengatasi kondisi stresfid tersebut Usaha istri untuk membebaskan diri dari kekerasan sebagai sumber stres merupakan suatu proses. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami istri, memahami proses coping yang terjadi, serta menetahui keefektifan coping istri dalam menghadapi bentuk-bentuk KDRT tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena peneliti berusaha untuk menggali lebih dalam pemaasalahan kekerasan dalam rumah tangga. Alat ‘Inventori Sirategi terhadap Kekerasan’ dan ‘Abusive Behavior Observation Checklist (ABOC)’ yang disusun Dutton (1996) digunakan sebagai pembanding hasil wawancara. Subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang. Hasil penelitian ini memmjukkan bahwa bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang teljadi adalah kekerasan fisik, psikologis, ekonomi, seksual, dan perampasan kemerdekaan, masing-masing deugan intensitas dan Eekuensi yang bervariasi. Keberlangsungan proses coping merupakan hasil interaksi aspek-aspek eksternal dan aspek-aspek dalam individu, serta penilaian terhadap ancaman stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk rnengatasi tindak kekerasan. Berdasarkan proses tersebut, istri yang mengalami kekerasan dapat menggunakan strategi untuk mengakhiri perkawinan, mempertahankan perkawinan dengan tetap berusaha untuk merubah perilaku suami, atau bertahan dengan menerima atau memaklumi tindak kekerasan. Keefektifan strategi coping berlaku spesifik pada tiap-tiap kasus kekerasan, seiring dengan sumber daya individu dan sirategi coping yang digunakannya. Tanda-tanda keefektifan strategi coping terhadap kekerasan dalam rumah tangga dapat dilihat dari berkurangnya frekuensi dan intensitas kekerasan, tidak adanya afek negatifl serta dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik tanpa gangguan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Kartina
"ABSTRAK
Stres mempunyai dampak yang berbeda pada setiap individu. Stres dapat
menjadi Eustres atau stres yang positifl dapat juga menjadi Distres atau sires yang
mengganggu kehidupan individu yang mcngalaminya. Pada lingkungan yang
mungkin menimbulkan Distres, yaitu teljadi pada jenis pekerjaan yang monoton,
menuntut kewaspadaan, serta yang memiliki disiplin dan resiko tinggi, membuat
beban petugas sangat berat . Seperti misalnya bertugas pada shM malam atau
apabila ada konflik antar WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan), adanya WBP
yang menderita sakit yang serius dan perilaku WBP yang tidak taat pada
peraturan.
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa pctugas wanita mengalami
stres 57,7 % yang mengarah gcjala sakit kepala, mudah tersinggung, Iebih agresitl
schingga mempengaruhi pada kondisi kerja. Selain itu permasalahan yang ada di
Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) yaitu kurang berjalarmya sistem rolling yang
menimbulkan kejenuhan bagi petugas wanita karena rata-rata bekerja di bagian
pngamanan lebih dari ll tahun. Disamping im juga kurang terbukanya pcluang
untuk penjenjangan karir dan tidak ada kriteria penilaian yang jelas untuk
meningkatkan karir. Maka penulis membuat program pelatihan penzmggulangan
stres kcrja dcngan strategi coping untuk mengurangi tingkat strcs pctugas wanita,
sehingga dapat menjaga ketertiban dan keamanan demi terciptanya kondisi Lapas
yang kondusif.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mia Wiyarsih
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas gambaran stress pada orang tua yang memiliki anak cerebral palsy di YPAC Jakarta dan bagaimana strategi coping dalam menghadapi stressor tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan stres yang terjadi pada orang tua yang memiliki anak cerebral palsy, mengetahui strategi coping yang digunakan oleh orang tua, bagaimana bentuk perilaku coping yang digunakan, dan apa dampak perilaku coping tersebut bagi orang tua. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 18 orang, 9 informan orang tua, 7 informan guru pendamping, dan 2 informan pengasuh. Hasil penelitian mendapatkan orang tua mengalami gejala stress secara fisik dan psikologis, strategi coping berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi (Problem focused coping), sedangkan bentuk perilaku coping yang muncul yaitu Planfull Problem Soving, assistance Seeking, dan suppression of competing activities yang termasuk dalam Problem focused coping dan turning to religion, mental disengangement, positive reinterpretation and growth, acceptance, dan denial yang termasuk dalam Emotion focused coping. Dampak dari perilaku coping yang dilakukan orang tua yaitu Exercised Caution.

ABSTRACT
The focus of this study is a description of stress in cerebral palsy children?s parents in YPAC Jakarta and how coping strategies to deal with the stressor. The aim of this research is to find out stages of stress that occurs in cerebral palsy children?s parents, coping strategy orientation used by parent, how it works and what impact for the parent. This research is a qualitative in-depth interviews of 18 individuals, 9 informants parents, 7 informant teacher assistant, and 2 informants caregivers. The results show that parents experiencing symptoms of stress physically and psychologically, the coping orientation is on Problem Focused Coping, while coping behaviors are Planfull Problem Soving, assistance Seeking, dan suppression of competing activities which include in Problem Focused Coping, and then turning to religion, mental disengangement, positive reinterpretation and growth, acceptance, dan denial that included in Emotion Focused Coping. The impacts for the parent are Exercised Caution.
"
2016
S63052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Ahmad Gamal Arigi
"Latar Belakang: Pendidikan kedokteran dianggap sebagai salah satu pendidikan yang memiliki stressor tinggi. Banyaknya sumber stressor dari mahasiswa tersebut apabila tidak sejalan dengan strategi coping yang baik maka berdampak terhadap keinginan untuk menunda menyelesaikan tugas akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan dan perbandingan jenis penggunaan strategi coping dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa kedokteran tahap preklinik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dilakukan pada 202 mahasiswa semester 2, 4, 6 Fakultas Kedokteran Universitas Mataram pada April 2023. Data didapatkan menggunakan instrument Brief Cope dan kuesioner Prokrastinasi akademik yang sebelumnya sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil: Terdapat hubungan antara penggunaan strategi coping dengan prokrastinasi akademik mahasiswa kedokteran Preklinik dengan nilai p=0.002 (<0.05). Terdapat perbedaan nilai penggunaan strategi coping dan Prokrastinasi akademik pada mahasiswa semester 2, 4 dan 6 dengan nilai uji P pada nilai penggunaan strategi coping 0,008 (p<0,05) dan nilai prokrastinasi akademik sebesar 0,010 (p<0,05). Problem focused coping pada aspek planning dan jenis prokrastinasi akademik pada aspek penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3.20 dan 2.55. Kesimpulan: Prokrastinasi akademik pada mahasiswa merupakan masalah yang sering terjadi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu strategi coping. Sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan strategi coping yang efektif guna mengurangi prokrastinasi akademik dan meningkatkan prestasi akademik serta kesejahteraan mereka.

Background: Medical education is an education that has a high stressor. The many sources of stress for these students, if not accompanied by effective coping strategies, will have an impact on starting and delaying completing academic assignments. This study explores the relationship and comparison of coping strategies and academic procrastination in medical students at the preclinical stage. Methods: This study used a cross-sectional study design and was conducted on 202 students in grades 2, 4, and 6 of the Faculty of Medicine, University of Mataram, in April 2023. Data were obtained using the Brief Cope instrument and an academic procrastination questionnaire, which had been tested for validity and reliability. Results: There was a relationship between the use of coping strategies and academic procrastination in preclinical medical students, with p = 0.002 (<0.05). There are differences in scores using coping strategies and academic procrastination for students in grades 2, 4, and 6, with a P value of 0.008 (p<0.05) for coping strategies and 0.010 (p<0.05) for academic procrastination. Problem-focused coping on planning aspects and types of academic procrastination on aspects of delays in starting or completing assignments have the highest average scores of 3.20 and 2.55. Conclusion: Academic procrastination among students is a problem that often occurs. One of the factors that can influence it is the coping strategy. It is necessary to develop and implement effective coping strategies to reduce academic procrastination and increase academic achievement and welfare."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisya Fahriannisa
"Bekerja merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu individu baik dari ekonomi maupun sosial. Dengan bekerja, individu dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti makanan, minuman, serta tempat tinggal. Dewasa ini perempuan bekerja menjadi hal yang lumrah, namun disamping itu, perempuan terkenal dengan peran gandanya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan gambaran permasalahan yang dihadapi serta strategi coping yang dilakukan oleh seorang ibu bekerja dengan peran gandanya, khususnya kepada ibu bekerja yang berprofesi sebagai guru pendamping khusus (GPK). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukan ibu bekerja dengan profesi GPK di Sekolah X memiliki permasalahan terkait dengan pekerjannya dan peran gandanya, yaitu dalam penelitian ini GPK mengalami time based conflict dan strain based conflict. Dalam menghadapi hal ini, GPK melakukan upaya strategi coping. Strategi coping yang dilakukan oleh GPK adalah koping berfokus pada masalah dan koping berfokus pada emosi, serta active coping strategies. Strategi coping ini dapat membantu GPK mengurangi permasalahan yang dihadapinya.

Working is an activity that can helps individuals economic and social needs. By working, can fulfill basic human needs such as food, drink, and housing. Nowadays, working women are so common, however they are also famous for their dual roles. This thesis aims to finds out and describe the problems and coping strategies undertaken by a working mom with her dual roles, especially to working mother who work as Shadow Teacher (abbreviated in Indonesian languange as GPK). This study used the qualitative approach. The data collection techniques used are in-depth interviews and literature studies. The research results show that working mother who work as Shadow Teachers in School X have a problems related to their work and their dual roles, they have a time-based conflict and strain-based conflict. Coping strategy that being used by they are is problem-focused coping and emotional-focused coping, and active coping strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>