Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pane, Binsar Hatorangan
"ABSTRAK
Kondisi krisis moneter yang ditandai dengan tingkat inflasi yang tinggi,
tingginya suku bunga perbankan, nilai tukar rupiah yang melemah, ketatnya likuiditas
keuangan menyebabkan kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi terganggu.
Periodisasi krisis dimulai pada awal 1998 yang momentum krisisnya terasa pada
tahun 1999 yang ditandai oleh menurunnya secara drastis tingkat pencapaian
keuntungan dan permodalan sebagian besar bank. Kondisi ini terus terjadi hingga
tingkat pencapaian keuntungan dan bertambahnya modal (equity) mulai merangkak
naik lagi pada tahun 2000 dan 2001.
Kondisi ini membuat suasana persaingan antar bank menjadi semakin ketat
terutama dalam hal menggalang pengumpulan dar in pihak ketiga dan juga semakin
bertanibahnya kredit macet.yang dialami bank-bank.
Keadaan yang suilt tadi membuat sebuah bank harus memforrnulasikan
kembali strategi usahanya agar dapat bertahan melewati masa krìsis. Strategi pada
dasarnya merupakan rencana inisiatif strategis yang menguraikan arah dan pola
keputusan yang diambil tentang bagaimana perusahan akan mewujudkan Jsi dan
vlsi agar dapat mengaiokasikan surnber daya yang dimiliki seoptinial mungkin. Hal
ini diupayakan agar meningkatkan kualltas pengelolaan dan pengembangan usaba
yang mengarah pada penciptaan kapabilitas daya saing pasar jangka panjang
(sustainable competitive advantage).
Definisi strategi menurut Hill dan Jones adalah pola Spesifik dari keputusan
keputusan dan tindakan-tindakan yang dilakukan para manajer untuk mencapai tujuan
perusahaan. Proses perencanaan strategis dapat dibagi menjadi 5 langkah utama
yaitu:
- Memilih misi dan tujuan perusahaan
- Menganalisa eksternal perusabaan untuk rnengetahui peluang dan ancaman
- Menganalisa internai perusahin untuk rnengetahui kekuatan dan kelemahan
- Memilìh strategi yang dapat megembangkan organisasi
- Menginiplementasikan strategi yang telah dipilih.
Melakukan analisa terhadap eksternal dan internal perusahaan lalu memilih strategi
yang tepat biasanya disebut sebagai strategy formulation., sedangkan merancang
struktur dan sistem organisasi biasanya disebut strategy implementation.
Dalam upayanya bertahan hidup, Bank X memformulasikan kembali strategi
usahanya pada tingkat korporasi dengan meinposisikan din sebagal retail bank
dengan argumentasi kompetensi pokok (core competence) aktivasi sumber daya
inanusia dengan keunggulan sumber daya manusia sebagal keunggulan kompetitifnya
(competitive advantage) dimana hal ini sesuai dengan misi Bank X.
Sementara itu rancang ulang strategy implementation berupa desain ulang
struktur dan sistem organisasi dilakukan dengan membuat struktur generic yang dapat
diaplikasikan pada berbagai wiiayah keija serta efisiensi pengbapusan stn.iktur
fungsional Back Office melalul program Branch Operation Work out (BOWO).
Pada level strategic business unit (SBU) atau tingkat strategi fungsional
dengan cara diferensiasi dengan broadline strategy untuk produk dan multi channel
delivery strategy untuk jasa layanan. Dalam pelaksanaan multi channel delivery
strategy digunalcan strategi manajemen relationship (relationship management
strategy) dengan membentuk dan mengoptimalkan fi.ingsi Business Officer (BO) path
divisi Individual Banking dimana para RO mengelola akun nasabah yang memiliki
potensi volume kapitalisasi dana dan volume transaksi yang tinggi.
Upaya pemeliharaan akun ini menimbulkan hubungan yang balk dengan
nasabah sehingga tercipta bentuk kerjasama clengan koasep share of wallet yang
menciptakan nilai tambah yang saling menguntungkan antara bank dengan riasabah
Keuntungan bagi bank adalah stabilitas pengumpulan dana dan segi funding yang
sangat berguna dimasa sulit karena hubungan yang terjadi membuat nasabah bertahan
menempatkan dana pada Bank X. Disamping itu konsep share of wallet juga
meningkatkan volume transaksi yang pada akhimya memberikan pemasukan fee base
yang sangat berharga dimisa interest income sulit didapatkan.
Aktivasi strategi-strategi ¡ni ternyata manipu membuat Bank X ?lolos? dan
masa sulit periode 1999-2000 dan mencapai target-target indikatif pemerintah
sehingga bisa dtharapkan menjadi salah satu peserta bank rekapitalisasi yang survive.
"
2002
T5507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hakiki Magfiroh
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Desa Cigorondong yang masyaraktanya rata-rata bermata pencaharian sebagai petani sawah. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melihat strategi bertahan hidup yang dilakukan petani Desa Cigorondong yang salah satunya dengan memiliki pekerjaan sekunder sebagai pemulung di Komplek BMKG Tangerang Selatan. Dengan metode kualitatif deskriptif, hasil penelitian ini adalah: (1) Sebelum melakukan diversifikasi nafkah, para petani berada di garis kemiskinan. (2) faktor pendorong mereka melakukan diversifikasi nafkah dengan menjadi pemulung dikota adalah: faktor ekonomi, alam dan mindset. Faktor penarik terdiri dari sistem kerja pemulung yang sedernaha, fasilitas di daerah tujuan yang mempermudah pekerjaan, dan hubungan dengan pengepul yang baik. (3) dan setelah para petani di ini melakukan diversifikasi nafkah menjadi pemulung, ada beberapa kondisi baik ekonomi maupun sosial yang mengalami perubahan. Pada aspek ekonomi ada peningkatan pendapatan dan pada aspek sosial perlahan para petani mulai berubah menuju ke masyarakat solidaritas organik, yaitu solidaritas yang tumbuh berdasarkan pembagian kerja seperti yang terjadi di masyarakat perkotaan, namun tidak meninggalkan kehidupan sosial pedesaan mereka seperti taat pada norma dan gotong-royong. (4) Strategi bertahan hidup yang dilakukan para petani ini adalah dengan survival mechanism yakni dengan mengurangi atau menekan beberapa pengeluaran (strategi penghematan), menggunakan alternatif subsistem yakni dengan memiliki beberapa pekerjaan sampingan dan meminta bantuan dari jaringan sosial untuk membantu mendukung pekerjaan seperti sistem berhutang kepada pengepul.

ABSTRACT
This research was conducted in Cigorondong where the community earns a living as a farmer. Ther purpose of this study was to look survival strategies by this farmer. With descriptive qualitative methods, the results of this study are: (1) Before diversifying livelihoods, farmers are in the poverty line; (2) The driving factor for diversifying their livelihood by becoming a scavengers in cities is: economic, natural and mindset factors. The pull factor consists of a simple system of scavenger, facilities in the destination area that facilitate work, and relationships with good collectors; (3) And after farmers diversify their livelihood into scavengers, there are some good economic or social conditions that change change. On the economic aspect of increasing the budget and on the social aspects the farmers began to change towards an organic solidarity society, namely solidarity that grew through the division of labor as happened in urban communities, but did not involve the social community such as obeying norms and mutual cooperation. (4) The survival strategy carried out by these farmers is through a survival mechanism by reducing the wrong amount by bringing agricultural produce to the city for food needs, using alternative subsystems equipped with secondary jobs, such as farming, such as for scavengers and work-other jobs that consider being able to improve, and using social networks to help each other support work such as the debt system to collectors."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bela Ukhoyya Nasywa Wijaya
"Penggusuran hunian pada suatu komunitas dapat berdampak pada rentan terjadinya penurunan kualitas hidup warga tergusur, seperti kehilangan tempat tinggal, kehilangan pekerjaan, gangguan kesehatan, serta mengalami trauma dan gangguan psikologis. Dalam konteks tersebut, respon komunitas tergusur sebagai strategi bertahan hidup menjadi penting. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang strategi bertahan hidup komunitas tergusur dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan bentuknya, yaitu aksi protes atau demonstrasi, proses hukum, dan bekerja sama dengan pihak ketiga. Namun, ketiga jenis penelitian tersebut cenderung belum membahas mengenai kualitas relasional pada tataran internal komunitas. Oleh karena itu, studi ini ingin menyatakan bahwa pengembangan kualittas relasional dalam komunitas merupakan bentuk strategi bertahan hidup yang dinilai efektif dan dapat segera dilakukan pasca terjadinya penggusuran. Pendekatan penelitian dalam studi ini adalah kualitatif dengan jenis studi kasus yang dilakukan di Kampung Akuarium, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada 9 orang informan yang terdiri dari warga serta pihak NGO yang memiliki fokus pada isu-isu perkotaan.

The eviction of settlements in a community can have an impact on the vulnerability of evicted community’s quality of life, such as homelessness, job loss, health problems, trauma, and psychological disorders. In that context, evicted community’s response to the decline in quality of life becomes important. Previous studies on the livelihood strategy of evictees are divided into three types based on their forms, those are protests or demonstrations, legal processes, and cooperating with third parties. However, these three types of studies tend not to discuss the relational quality at the internal level of the community. Therefore, this study wishes to state that the development of relational quality in evicted community is a form of livelihood strategy that is considered effective and can be done immediately after thee evictions. The research aproach in this study is qualitative approach with the type of case study conducted in Kampung Akuarium, Penjaringan Sub-district, North Jakarta. Data collection was conducted through in-depth interviews on 9 informants that consist of citizens of Kampung Akuarium and NGO that focus on urban issues."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jibril Fitra Erlangga
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan segala risiko yang dihadapi oleh seniman Wayang Orang Bharata sebagai pekerja informal serta untuk mengetahui bagaimana mekanisme atau strategi yang dilakukan mereka untuk bertahan hidup ketika menghadapi risiko ini. Penelitian ini menggunakan metode Kualtitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang macam-macam risiko yang dihadapi para seniman Wayang Orang Bharata dan juga modal apa saja yang mereka miliki yang dapat membuat mereka dapat bertahan hidup ketika menghadapi risiko tersebut.

This study aimed to look at all the risks faced by artists Wayang Orang Bharata as informal workers and to find out how the mechanism or strategy that they have done to survive when faced with this risk. This study uses qualtitative with descriptive research. The results of this study describes the various risks faced by Wayang Orang Bharata artists and also any capital they have to make them able to survive when faced with these risks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library