Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erna Damayanti
Abstrak :
Investasi reksa dana memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat investor. Bepepam sendiri sangat mendukung reksa dana karena memberi kesempatan berinvestasi bagi investor kecil dan lokal serta menambah likuiditas pasar modal. Peluang usaha ini dimanfaatkan oleh perusahaan manajer investasi untuk menjadi pengelola reksa dana. Namun, investasi reksa dana tergantung pada trend ekonomi makro. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak Juli 1997, membuat industri reksa dana terpuruk karena turunnya likuiditas pasar modal serta tingginya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sebagai akibat kebijakan uang ketat yang dilakukan pemerintah Indonesia. Pengelola reksa dana dihadapkan pada gelombang redemption dari para promotor maupun investor. Dalam karya akhir ini dipelajari strategi usaha yang dilakukan oleh PT. Bahana TCW investment Management sebagai perusahaan manajer investasi reksa dana dalam mengantisipasi krisis ekonomi agar dapat melalui krisis dengan selamat. PT. Bahana TCW investment Management (PT. BTIM) adalah pengelola reksa dana yang menduduki urutan kelima dalam kriteria dana kelolaan atan sekitar 5,84% dari total dana kelola. PT BTIM ini mengelola 4 jenis reksa dana, yang merupakan reksa dana yang menginvestasikan dananya pada obligasi, saham, instrumen pasar uang atau campuran. Dalam strategi ìnvestasinya, PT BTIM melakukan 2 pendekatan sudut pandang, yaitu pendekatan bottom-up dan top-down. Pendekatan top-down adalah melakukan analisa ekonomi global dan dornestik untuk mengarahkan pandangan ke sektor-sektor industri serta pilihan kelas aset. Analisa sektor industri mengarahkan pandangan ke bobot preferensi untuk suatu sektor usaha. Pendekatan bottom-up adalah seleksi sekuritas dengan melakukan riset secara langsung dan mengamati perkembangan sebagian saham yang tercatat di bursa. Dalain kondisi krisis ekonorni sekarang ini, PT BTIM mencoba bertahan dengan melakukan analisa secara efektif pada pendekatan bottom-up, karena pendekatan top-down dianggap tidak efektif lagi. Dalam hal pemasaran, PT BTIM mempunyai dua macam target pemasaran, yaitu retail (individu) dan institusi (seperti asuransi, yayasan dana pensiun). Untuk mendekati target individu, team pemasaran adalah orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dalam melakukan approach. Sedangkan untuk mendekati target institusi, team pemasaran adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai industri reksa dana dan pasar modal secara umum. PT BTIM telah membuka cabang di daerah Kelapa Gading untuk mendekati target pemasaran. Juga, PT BTIM membuka call service center yang berfungsi sebagai Customer service yang bertugas untuk inenjawab pertanyaan apa saja mengenai reksa dana. DaLam hal promosj, PT BTLM biasa melakukan promosi reksa dana melalui hal-hal yang berkaitan dengan pasar modal dan reksa dana, misalnya pada halaman buku yang membahas mengenai reksa dana. Dalam krisis ekonomi ini, PT BTIM meaghentikan segala bentuk Promosìnya. PT BTIM mempunyai struktur organisasi perusahaan yang cukup ramping saat ini. Walaupun demikian, sesuai dengan business plannya, PT BTIM telah merancang perubahan dalam struktur organisasinya secara bertahap. Dalam pengembangan sumber daya manusia, PT BTIM selalu memberikan pelatihan kepada para pegawai baru maupun pegawai lama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. SedangJcan promosi dilakukan berjenjang. Direksi dan manajer investasi harus memiliki ijin dari Bapepam. Hasil analisa Iingkungan perusahaan yang dilakukan menunjukkan posisi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan. Kondisi krisis ekonomi yang berkepanjangan ditambah krisis politik, membuat Indonesia menjadi negara country risk bagi negara lain dalam melakukan usaha di Indonesia. Jatuhnya dunia usaha di Indonesia mengakibatkan banyaknya pengangguran dan turunnya daya beli masyarakat. Disamping itu, jatuhnya harga-harga saham di bursa menyebabkan turunnya likuiditas reksa dana. Kebijakan suku bunga SBI yang tinggi membuat produk substitusi berupa deposito bank menjadi jauh Iebih menarik bagi investor. Kondisi ini membuat perusahaan manajer investasi pengelola reksa dana berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Analisa SWOT (Strength, Weakness. Opportunity. Threat) untuk PT BTIM memberikan pilihan hasil ST, yaitu dengan kekuatannya (strength), PT BTIM dapat mengatasi ancaman (threat). Kekuatan yang menonjol adalah commitment yang kuat pada visi dan misinya, yaitu menjadi perusabaan manajer investasi terkemuka dan terpercaya di Indonesia dengan cara meningkatkan sumber daya manusia dan kinerja perusahaan. Sedangkan ancaman yang terbesar adalah produk substitusi yang lebih menarik. Alternatif strategi yang dipilih pada tingkat korporasi untuk jangka pendek adalah tetap bertahan selarna krisis ekonomi. Sedangkan untuk jangka panjangnya adalah menjalankan business plan yang sudah direncanakan untuk mengantisipasi peluang lonjakan investor. Untuk business level strategy, alternatif jatuh pada focus low-cost. Pada awalnya, produk reksa dana ditujukan untuk investor kecil dan lokal. Pada kenyataannya, untuk target retail, hanya masyarakat yang memiliki uang berlebih yang dapat melakukan investasi di reksa dana. Apalagi pada masa krisis ekonomi, dimana dunia usaha hampir terhenti dan daya bell masyarakat semakin menurun. Jadi diharapkan, target retail reksa dana dipersempit. Strategi low-cost disini lebih ditekankan pada efisiensi pada cost sehingga masih dapat rnenghasilkan produk yang reliable. Pada prinsipnya, perusahaan dituntut untuk mengefisiensikan sumber daya yang ada untuk dapat bertahan dimasa krisis ini. Hal ini dapat dicapai jika PT BTIM selalu memegang commitment yang kuat pada visi dan misinya. Strategi bertahan dan focus low-cost memberikan 2 manfaat bagi perusahaan. Yang pertama adalah untuk tetap selamat dalam kondisi krisis ini. Disamping itu, dengan learning curve yang dimiliki dalam melakukan efisiensi sumber daya yang ada, menjadi modal yang kuat jika tiba saatnya krisis ekonomi Indonesia telab berlalu, sehingga akan mampu berkompetisi secam domestik maupun global.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Binsar Hatorangan
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi krisis moneter yang ditandai dengan tingkat inflasi yang tinggi, tingginya suku bunga perbankan, nilai tukar rupiah yang melemah, ketatnya likuiditas keuangan menyebabkan kinerja perbankan sebagai lembaga intermediasi terganggu. Periodisasi krisis dimulai pada awal 1998 yang momentum krisisnya terasa pada tahun 1999 yang ditandai oleh menurunnya secara drastis tingkat pencapaian keuntungan dan permodalan sebagian besar bank. Kondisi ini terus terjadi hingga tingkat pencapaian keuntungan dan bertambahnya modal (equity) mulai merangkak naik lagi pada tahun 2000 dan 2001.

Kondisi ini membuat suasana persaingan antar bank menjadi semakin ketat terutama dalam hal menggalang pengumpulan dar in pihak ketiga dan juga semakin bertanibahnya kredit macet.yang dialami bank-bank.

Keadaan yang suilt tadi membuat sebuah bank harus memforrnulasikan kembali strategi usahanya agar dapat bertahan melewati masa krìsis. Strategi pada dasarnya merupakan rencana inisiatif strategis yang menguraikan arah dan pola keputusan yang diambil tentang bagaimana perusahan akan mewujudkan Jsi dan vlsi agar dapat mengaiokasikan surnber daya yang dimiliki seoptinial mungkin. Hal ini diupayakan agar meningkatkan kualltas pengelolaan dan pengembangan usaba yang mengarah pada penciptaan kapabilitas daya saing pasar jangka panjang (sustainable competitive advantage).

Definisi strategi menurut Hill dan Jones adalah pola Spesifik dari keputusan keputusan dan tindakan-tindakan yang dilakukan para manajer untuk mencapai tujuan perusahaan. Proses perencanaan strategis dapat dibagi menjadi 5 langkah utama yaitu:

- Memilih misi dan tujuan perusahaan

- Menganalisa eksternal perusabaan untuk rnengetahui peluang dan ancaman

- Menganalisa internai perusahin untuk rnengetahui kekuatan dan kelemahan

- Memilìh strategi yang dapat megembangkan organisasi

- Menginiplementasikan strategi yang telah dipilih.

Melakukan analisa terhadap eksternal dan internal perusahaan lalu memilih strategi yang tepat biasanya disebut sebagai strategy formulation., sedangkan merancang struktur dan sistem organisasi biasanya disebut strategy implementation.

Dalam upayanya bertahan hidup, Bank X memformulasikan kembali strategi usahanya pada tingkat korporasi dengan meinposisikan din sebagal retail bank dengan argumentasi kompetensi pokok (core competence) aktivasi sumber daya inanusia dengan keunggulan sumber daya manusia sebagal keunggulan kompetitifnya (competitive advantage) dimana hal ini sesuai dengan misi Bank X.

Sementara itu rancang ulang strategy implementation berupa desain ulang struktur dan sistem organisasi dilakukan dengan membuat struktur generic yang dapat diaplikasikan pada berbagai wiiayah keija serta efisiensi pengbapusan stn.iktur fungsional Back Office melalul program Branch Operation Work out (BOWO).

Pada level strategic business unit (SBU) atau tingkat strategi fungsional dengan cara diferensiasi dengan broadline strategy untuk produk dan multi channel delivery strategy untuk jasa layanan. Dalam pelaksanaan multi channel delivery strategy digunalcan strategi manajemen relationship (relationship management strategy) dengan membentuk dan mengoptimalkan fi.ingsi Business Officer (BO) path divisi Individual Banking dimana para RO mengelola akun nasabah yang memiliki potensi volume kapitalisasi dana dan volume transaksi yang tinggi.

Upaya pemeliharaan akun ini menimbulkan hubungan yang balk dengan nasabah sehingga tercipta bentuk kerjasama clengan koasep share of wallet yang menciptakan nilai tambah yang saling menguntungkan antara bank dengan riasabah Keuntungan bagi bank adalah stabilitas pengumpulan dana dan segi funding yang sangat berguna dimasa sulit karena hubungan yang terjadi membuat nasabah bertahan menempatkan dana pada Bank X. Disamping itu konsep share of wallet juga meningkatkan volume transaksi yang pada akhimya memberikan pemasukan fee base yang sangat berharga dimisa interest income sulit didapatkan.

Aktivasi strategi-strategi ¡ni ternyata manipu membuat Bank X ?lolos? dan masa sulit periode 1999-2000 dan mencapai target-target indikatif pemerintah sehingga bisa dtharapkan menjadi salah satu peserta bank rekapitalisasi yang survive.
2002
T5507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaya
Abstrak :
Masyarakat adat adalah kelompok yang paling rentan terhadap kerawanan pangan. Strategi bertahan mereka unik karena berkaitan dengan budaya dan kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi bertahan pada keluarga tahan pangan dan keluarga rawan aman pada Masyarakat Adat Kaluppini di Sulawesi Selatan. Informan adalah ibu balita. Enam puluh satu ibu terlibat dalam penelitian ini. Semua informasi dicatat, ditranskripsi verbatim dan dianalisis menggunakan Dedoose. Strategi yang sama diterapkan seperti meminjam makanan/uang serta melakukan strategi tradisional. Keluarga rawan pangan mencari penghasilan tambahan dengan cara mencari pekerjaan tambahan di kota sedangkan keluarga tahan pangan bekerja di luar pulau atau ke negeri. ......Indigenous peoples are the most vulnerable to food insecurity. Their coping strategies were unique because related to culture and belief. This study aimed to explore coping strategies among food secure and food insecure households of Kaluppini Indigenous People in South Sulawesi. Informants were mothers of under five. Sixty one mothers involved in this study. All information was recorded, transcribed verbatim and analyzed by using Dedoose. The same strategies were applied such as borrowing food money and doing traditional coping. Food insecure households generated additional money by seeking additional job in town while food secure households migrated to the other islands or working overseas.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hakiki Magfiroh
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Desa Cigorondong yang masyaraktanya rata-rata bermata pencaharian sebagai petani sawah. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk melihat strategi bertahan hidup yang dilakukan petani Desa Cigorondong yang salah satunya dengan memiliki pekerjaan sekunder sebagai pemulung di Komplek BMKG Tangerang Selatan. Dengan metode kualitatif deskriptif, hasil penelitian ini adalah: (1) Sebelum melakukan diversifikasi nafkah, para petani berada di garis kemiskinan. (2) faktor pendorong mereka melakukan diversifikasi nafkah dengan menjadi pemulung dikota adalah: faktor ekonomi, alam dan mindset. Faktor penarik terdiri dari sistem kerja pemulung yang sedernaha, fasilitas di daerah tujuan yang mempermudah pekerjaan, dan hubungan dengan pengepul yang baik. (3) dan setelah para petani di ini melakukan diversifikasi nafkah menjadi pemulung, ada beberapa kondisi baik ekonomi maupun sosial yang mengalami perubahan. Pada aspek ekonomi ada peningkatan pendapatan dan pada aspek sosial perlahan para petani mulai berubah menuju ke masyarakat solidaritas organik, yaitu solidaritas yang tumbuh berdasarkan pembagian kerja seperti yang terjadi di masyarakat perkotaan, namun tidak meninggalkan kehidupan sosial pedesaan mereka seperti taat pada norma dan gotong-royong. (4) Strategi bertahan hidup yang dilakukan para petani ini adalah dengan survival mechanism yakni dengan mengurangi atau menekan beberapa pengeluaran (strategi penghematan), menggunakan alternatif subsistem yakni dengan memiliki beberapa pekerjaan sampingan dan meminta bantuan dari jaringan sosial untuk membantu mendukung pekerjaan seperti sistem berhutang kepada pengepul.
ABSTRACT
This research was conducted in Cigorondong where the community earns a living as a farmer. Ther purpose of this study was to look survival strategies by this farmer. With descriptive qualitative methods, the results of this study are: (1) Before diversifying livelihoods, farmers are in the poverty line; (2) The driving factor for diversifying their livelihood by becoming a scavengers in cities is: economic, natural and mindset factors. The pull factor consists of a simple system of scavenger, facilities in the destination area that facilitate work, and relationships with good collectors; (3) And after farmers diversify their livelihood into scavengers, there are some good economic or social conditions that change change. On the economic aspect of increasing the budget and on the social aspects the farmers began to change towards an organic solidarity society, namely solidarity that grew through the division of labor as happened in urban communities, but did not involve the social community such as obeying norms and mutual cooperation. (4) The survival strategy carried out by these farmers is through a survival mechanism by reducing the wrong amount by bringing agricultural produce to the city for food needs, using alternative subsystems equipped with secondary jobs, such as farming, such as for scavengers and work-other jobs that consider being able to improve, and using social networks to help each other support work such as the debt system to collectors.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoan Tiurma
Abstrak :
Tulisan ini bertujuan untuk membahas fenomena munculnya strategi bertahan yang dilakukan oleh peminjam dalam kondisi hutang berlebih atau terlilit hutang pada aplikasi pinjaman daring. Penelitian sebelumnya menunjukkan peminjam pinjaman daring yang terlilit hutang melakukan resistensi melalui jalur hukum dengan advokasi lembaga bantuan hukum (LBH) maupun di luar pengadilan seperti negosiasi (non litigasi) dan;melalu i jalur ekonomi dengan memanfaatkan pinjaman dari lembaga keuangan syariah dengan bunga rendah maupun meminjam pada perusahaan pinjaman daring lainnya. Jawa barat merupakan wilayah dengan tingkat transaksi pinjaman daring tertinggi dimana tingginya angka kemiskinan di wilayah Depok menjadikan wilayah tersebut rentan melakukan peminjaman. Berbeda dari studi-studi sebelumnya, penelitian ini berargumen bahwa selain dua strategi tersebut, strategi bertahan melalui interaksi sosial antara peminjam dan lingkungannya tidak selalu membentuk hubungan yang buruk dengan mempertimbangkan orientasi sosial ekonomi dan situasi hutang yang berbeda melalui perilaku imitasi terhadap pengalaman Significant Others. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam studi dokumen terhadap delapan (8) informan utama dan satu informan tambahan di wilayah Depok. ......This paper aims to discuss the phenomenon of the emergence of a survival strategy carried out by borrowers in conditions of excessive debt or being indebted in online loan applications. Previous research shows that online loan borrowers who are in debt have resistance through legal channels through advocacy of legal aid institutions (LBH) and outside the court such as negotiations (non-litigation) and through economic channels by utilizing loans from Islamic financial institutions with low interest rates or borrowing from other online loans companies. West Java is the region with the highest level of online loan transactions where the high poverty rate in the Depok area makes the region vulnerable to lending. Different from previous studies, this research argues that in addition to the two strategies, survival strategies through social interaction between the borrower and the environment do not always form bad relationships by considering socioeconomic orientation and different debt situations through imitation behavior towards the experience of Significant Others. This study uses qualitative data collection methods through in-depth interviews with document studies of eight (8) key informants and one additional informant in the Depok area.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bela Ukhoyya Nasywa Wijaya
Abstrak :
Penggusuran hunian pada suatu komunitas dapat berdampak pada rentan terjadinya penurunan kualitas hidup warga tergusur, seperti kehilangan tempat tinggal, kehilangan pekerjaan, gangguan kesehatan, serta mengalami trauma dan gangguan psikologis. Dalam konteks tersebut, respon komunitas tergusur sebagai strategi bertahan hidup menjadi penting. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang strategi bertahan hidup komunitas tergusur dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan bentuknya, yaitu aksi protes atau demonstrasi, proses hukum, dan bekerja sama dengan pihak ketiga. Namun, ketiga jenis penelitian tersebut cenderung belum membahas mengenai kualitas relasional pada tataran internal komunitas. Oleh karena itu, studi ini ingin menyatakan bahwa pengembangan kualittas relasional dalam komunitas merupakan bentuk strategi bertahan hidup yang dinilai efektif dan dapat segera dilakukan pasca terjadinya penggusuran. Pendekatan penelitian dalam studi ini adalah kualitatif dengan jenis studi kasus yang dilakukan di Kampung Akuarium, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada 9 orang informan yang terdiri dari warga serta pihak NGO yang memiliki fokus pada isu-isu perkotaan. ......The eviction of settlements in a community can have an impact on the vulnerability of evicted community’s quality of life, such as homelessness, job loss, health problems, trauma, and psychological disorders. In that context, evicted community’s response to the decline in quality of life becomes important. Previous studies on the livelihood strategy of evictees are divided into three types based on their forms, those are protests or demonstrations, legal processes, and cooperating with third parties. However, these three types of studies tend not to discuss the relational quality at the internal level of the community. Therefore, this study wishes to state that the development of relational quality in evicted community is a form of livelihood strategy that is considered effective and can be done immediately after thee evictions. The research aproach in this study is qualitative approach with the type of case study conducted in Kampung Akuarium, Penjaringan Sub-district, North Jakarta. Data collection was conducted through in-depth interviews on 9 informants that consist of citizens of Kampung Akuarium and NGO that focus on urban issues.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Omta
Abstrak :
Beragam penelitian yang mengkaji keterkaitan antara etnisitas dengan ranah entrepreneurship lebih banyak berfokus pada pemanfaatan modal sosial dalam bentuk networks, norms dan trust. Pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh kelompok etnis tersebut diwujudkan melalui upaya membangun jejaring dengan pihak pemerintah dalam rangka membuka akses terhadap resources, ritual keagamaan dan adat dalam seni, sistem kasbon, habitus, dan etos kerja. Tanpa tendensi untuk meminggirkan gagasan pemanfaatan modal sosial dalam ranah ekonomi, penelitian ini bermaksud untuk berfokus pada pemanfaatan social closure dalam ranah perdagangan buku di Terminal Senen. Social closure merupakan salah satu dari konsep penting milik Weber yang dikembangkan oleh beberapa tokoh Neo Weberian dalam menjelaskan keterkaitan kelompok etnis dalam ranah ekonomi yang banyak menekankan pada upaya exercise power atau exclusion. Hal tersebut sejalan dengan konteks Terminal Senen yang memang didominasi oleh kelompok etnis Batak sejak puluhan tahun lalu. Penelitian ini berargumen bahwa social closure merupakan salah satu strategi bertahan yang dimanfaatkan oleh kelompok etnis Batak dalam konteks perdagangan buku di Terminal Senen. Selain itu, penelitian ini juga membahas opportunity structures dan group characteristics yang memiliki keterkaitan dengan ethnic strategies. Penelitian ini berlangsung dengan metode kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data lapangan seperti sesi wawancara mendalam dan observasi. Berdasarkan metode penelitian tersebut, ditemukan bahwa social closure sebagai strategi bertahan diwujudkan dalam bentuk monopoli izin usaha kios dan pasokan buku, sponsorship and patronage (transmisi pengetahuan, skills dan exercise power), dan pemanfaatan jejaring informal melalui paguyuban pedagang buku Senen dan relasi yang didasarkan pada kesamaan kelompok etnis. ......Various studies examining the relationship between ethnicity and the entrepreneurship sphere have focused more on exercising social capital in networks, norms, and trusts. The use of social capital by these ethnic groups is realized through efforts to build networks with the government to open access to resources, religious and customary rituals in art, habitus, and work ethic. Without a tendency to marginalize the idea of using social capital in the economic realm, this study intends to focus on exercising social closures in the book trading field of Senen Terminal. Social closure is one of Weber's concepts that explains the relationship of ethnic groups in the economic sphere that emphasizes the exercise of power and exclusion. This context is consistent with Terminal Senen's situation, which is already dominated by the Batak ethnic group for decades. This study argues that the Batak ethnic group exercises social closure to survive in the book trade of Senen Terminal. Besides, this study also discusses opportunity structures and group characteristics that are related to ethnic strategies. This research using a qualitative method using field data collection techniques such as in-depth interview sessions and observations. Based on that method, this research found that social closure as a strategy, manifested in the form of monopoly of business licenses, sponsorship and patronage (transmission of knowledge, skills, and exercise power), and informal networks through the Senen bookseller association and relationships based on similar ethnic groups.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jibril Fitra Erlangga
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan segala risiko yang dihadapi oleh seniman Wayang Orang Bharata sebagai pekerja informal serta untuk mengetahui bagaimana mekanisme atau strategi yang dilakukan mereka untuk bertahan hidup ketika menghadapi risiko ini. Penelitian ini menggunakan metode Kualtitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang macam-macam risiko yang dihadapi para seniman Wayang Orang Bharata dan juga modal apa saja yang mereka miliki yang dapat membuat mereka dapat bertahan hidup ketika menghadapi risiko tersebut. ......This study aimed to look at all the risks faced by artists Wayang Orang Bharata as informal workers and to find out how the mechanism or strategy that they have done to survive when faced with this risk. This study uses qualtitative with descriptive research. The results of this study describes the various risks faced by Wayang Orang Bharata artists and also any capital they have to make them able to survive when faced with these risks.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Indira Padmadewi
Abstrak :
ABSTRACT
Studi ini membahas tentang strategi pelaku usaha sektor informal, seperti pekerja ojek konvensional, sebagai representasi kelas prekariat dalam menghadapi ketidakamanan dan kerentanan pekerjaan mereka. Ketidakamanan dan kerentanan kerja menjadikan para pekerja sektor informal masuk ke dalam golongan prekariat. Studi-studi sebelumnya hanya melihat pentingnya intervensi keterlibatan pihak eksternal, seperti melalui program pemberdayaan dan regulasi pemerintah dalam mempertahankan keberlangsungan kerja para pelaku usaha sektor informal. Studi-studi tersebut mengabaikan bahwa pelaku sektor informal memiliki kapasitas untuk bernegosiasi dan menciptakan strategi internal mereka sendiri untuk mempertahakan keberlangsungan kerja mereka. Dalam hal ini, penulis berargumen bahwa pemanfaatan jaringan sosial dan model penguasaan ruang menjadi alternatif strategi bertahan yang dapat dilakukan oleh kelompok usaha sektor informal dalam mempertahankan keberlangsungan pekerjaan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Peneliti mendeskripsikan strategi bertahan melalui pemanfaatan klaim atas ruang dan relasi jaringan sosial yang dilakukan oleh pelaku sektor informal, seperti pelaku usaha ojek konvensional dalam mempertahankan keberlangsungan usaha mereka. Subjek penelitian ini adalah kelompok ojek konvensional Lubang Buaya.
ABSTRACT
This study deals with informal sector business actors, such as conventional motorcycle taxi drivers, as a representation of the precariat group in dealing with the insecurity and vulnerability of their work. Both of these, Insecurity and work vulnerability, are two of the reasons why informal sector workers belong to the precarious group. Previous studies have only seen the importance of external stakeholder engagement interventions, through empowerment programs, government regulation in maintaining the sustainability of informal sector workers, and etc. But neglecting that informal sector actors have the capacity to negotiate and create their own internal strategies to sustain their work. In this study, the authors argue that the use of social networks and the model of mastery of space is an alternative survival strategy that can be used by informal sector business groups to sustain the sustainability of their wor. This research uses a qualitative approach with this type of research included into descriptive research. Researchers describe defensive strategies through the utilization of claims to space and social network relations conducted by informal sector actors, such as conventional motorcycle taxi drivers in maintaining their business continuity.Keywords precariat, social network, space control, defensive strategy, informal sector business group, conventional motorcycle taxi
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kajian kemiskinan yang dilakukan oleh Sajogyo dan sekelompok sarjana ilmu sosial di Institute Pertanian Bogor (IPB) selama tiga dekade terakhir di abad 20, tidak dapat dielakkan akhirnya menyentuh ranah studi "mekanisme bertahan hidup" baik yang dibangun pada aras individu,rumah tangga, maupun aras kelompok. Analisis sistem nafkah dalam konteks transformasi struktur agraria dan pedesaan yang dikembangkan Soyogyo dan murid-muridnya, menghasilkan cara pandang yang khas tentang sistem penghidupan (livelihood system) dan kaitannya dengan dinamika perubahan sosial pedesaan. Konsistensi analisis yang dibangun tentang sistem penghidupan dan dafkah pedesaan mengantarkan studi nafkah berkembang cabang baru dalam sosiologi, yaitu soosiologi nafkah (livelihood sociology). Tulisan ini mengupas serba ringkas perbandingan tradisi/ mazhab Bogor (Sayogyo dan para muridnya) dan mazhab Eropa (Chambers dan kawan-kawan dari Sussex Inggris) dalam menganalisis sistem penghidupan dan nafkah pedesaan.
SJTSKEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library