Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hastjarjo Sulaksito
"ABSTRAK
Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia usaha dirasakan semakin keras, tak terkecuali dalam usaha eceran. Masing-masing pesaing dalam bisnis eceran buku dan alat tulis ini
berlomba menerapkan strategi dan taktik yang dianggap jitu, dengan harapan mampu menarik konsumen dan menguasai pasar seluas mungkin.
Berhasil tidaknya suatu pengendalian perusahaan dalam mencapai tujuannya, tidak hanya ditentukan oleh kekuatan penyediaan barang-barang dagangan, tempat, serta sistem
distribusinya. Tetapi juga perlu memperhatikan faktor-faktor eksternal, misalnya perubahan teknologi, laju perkembangan ekonomi nasional, iklim politik, dan sebagainya. Disamping itu faktor-faktor internal juga perlu diperhatikan misalnya harga, mutu, pelayanan, dukungan keuangan, kepuasan konsumen serta keahlian dan ketrampilan personel perusahaan.
PT. Toko Gunung Agung dipilih sebagai kasus Studi ini, berdiri pada tahun 1953 yang mulanya sebagai kios buku dan saat ini merupakan market leader dalam industri eceran buku dan alat tulis di Indonesia. Dari tahun ke tahun Perseroan ini terus berkembang dengan terus membuka cabang-cabang barunya di kota-kota besar di Indonesia. Sampai bulan Mei 1993 outlet yang telah dimiliki Perseroan berjumlah 29 buah. Sejalan dengan perkembangan usahanya Penjualan bersih juga mengalami peningkatan setiap tahunnya
misalnya tahun 1990 Rp 48,6 milyar, tahun 1991 Rp 62,2 milyar dan tahun 1992 Rp 79,4 milyar atau rata-rata tingkat pertumbuhannya 27,8 % per tahun.
Namun sejalan dengan perkembangannya, saat ini juga muncul pesaing atau pendatang baru yang membuat persaingan semakin ketat. Pesaing-pesaing yang ada saat ini antara lain adalah Gramedia, Graffiti, National, dan toko-toko buku lainnya. Saat ini PT. Toko Gunung Agung yang merupakan market leader mempunyai market share 40 % dari total penjualan untuk seluruh toko buku dan alat tulis di Indonesia. Pesaing utamanya adalah Gramedia yang mempunyai market share sekitar 25 %. Setelah diteliti ternyata hasil penjualan dari Gramedia lebih berasal dari-buku, sedangkan untuk PT. Toko Gunung Agung kontribusi terbesar dari penjualan berasal dari penjualan peralatan.
Usaha Perseroan untuk merebut pasar yang lebih luas adalah dengan strategi membuka cabang-cabang baru sebanyak mungkin dan difokuskan di lokasi yang dekat dengan pemukiman dan pusat perkantoran. Dana yang dibutuhkan dalam rangka perluasan usahanya kebanyakan memakai dana modal sendiri yang berasal dari penjualan modal saham, agio saham dan laba ditahan yang ada."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hebron
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjahrial
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjono Honggoamiseno
"Dunia komoditi saat ini sedang kelebihan pasokan, sehingga harganya cenderung tertekan. Salah satu komoditi tersebut adalah teh. Mengingat teh adalah salah satu komoditi andalan ekspor Indonesia. penurunan harga teh dunia berdampak cukup serius bagi per ekonomian kita Atas hal tcrsebut di atas. karya akhir ini disusun sebagai sumbang saran bagi dunia perkebunan lndonesia. khususnya perkebunan teh, Studi kasus dilakukan pada salah satu perusahaan per kebunan teh di Jakarta. yaitu PT.TA.
Industri perkebunan teh Indonesia dewasa ini juga menghadapi masalah lain diantaranya adalah, naiknya upah tenaga kerja dan biaya variabel lainnya. sehingga menambah beban yang harus ditanggung perusahaan Dalam keadaan dimana kompetisi makin intensif, perusahaan harus pandai?pandai menyusun dan menerapkan strategi, agar perusahaan tidak goyah dan dapat memenangkan persaingan. Mengigat produk ini tidak mengenal diferensiasi.
Satu-satunya strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi keungulan biaya. Meskipun produk dan harga jualnya sama. tetapi dengan membatasi pengeluaran seminimal rnungkin, perusahaan akan berhasìl memperoleh margin keuntungan yang lebih besar dìbandingkan dengan perusahaan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya. perusahaan harus selalu berusaha mengenali dan memperkuat kompetensi intinya, sehingga di masa sulit seperti ini perusahaan tidak kehilangan arah dan kendali. melainkan slap mengalìhkannya ke bisnis lain yang lebih menjanjikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.A. Gunawan
"Dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan di Indonesia maka sistem transportasi darat (dalam hal ini unsur kendaraan bermotor) mempunyai peran yang sangat penting dalam mempercepat pergerakan barang, jasa dan manusia.
Usaha mengembangkan industri mobil di Indonesia telah dimulai sejak 1969 dengan tujuan untuk dapat menghasilkan sendiri (merancang, membuat dan memasarkan) kebutuhan mobil di dalam negeri. Kenyataannya yang berkembang hingga saat ini , adalah usaha perakitan dan pembuatan karoseri yang dititikberatkan pada jenis kendaraan niaga. Keadaan ini didukung oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang menekankan pengembangan kendaraan niaga, khususnya kendaraan niaga kategori I (massa total lebih kecil dan 2,5 ton).
Keberhasilan pengembangan kendaraan kategori I tidak terlepas dari strateji bersaing yang diterapkan dalam pemasaran karena dalam usaha ini terdapat pelaku industri yang cukup banyak, yakni terdapat 22 agen tunggal pemegang merk (ATPM) yang menangani 23 merk kendaraan mobil.
Analisis terhadap strateji bersaing yang diterapkan pada kegiatan pemasaran kendaraan niaga kategori I, dalam Karya Akhir ini digunakan piranti analisis lima kekuatan yang mendorong terbentuknya strategi bersaing, yakni intensitas persaingan dalam industri, kekuatan para pemasok, kekuatan para konsumen, ancaman dan pendatang baru ke dalarn industri, dan ancaman barang pengganti (substitusi).
Dari hasil analisis tampak bahwa :
* Pasar mobil kategori I di Indonesia merupakan pasar oligopoli yang dikuasai oleh lima merk saja dan intensitas persaingan dalam industri sangat tinggi di antara merk-merk tersebut, yakni Toyota, Suzuki, Daihatsu, Mitsubishi, dan Isuzu.
* Dari segi pemasok, pengaruh prinsipal masih besar dalam mengatur jenis dan distribusi kendaraan yang diproduksikan di dalam negeri. Juga industri mobil di Indonesia masih tergantung pada kebijaksanaan pemerintah dalam mengatur program penanggalan (?deletion programme?) untuk meningkatkan penggunaan kandungan komponen lokal dalam setiap pembuatan atau perakitan mobil.
* Kecenderungan permintaan konsumen di Indonesia sebenarnya adalah mobil penumpang dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Pada saat ini, jenis kendaraan penumpang yang diminati adalah mobil dengan jumlah tempat duduk lebih dari lima penumpang. Pada masa mendatang, akibat terjadinya penurunan jumlah rata-rata anggota keluarga dalam rumah tangga, tampaknya kendaraan penumpang dengan maksimum lima tempat duduk akan lebih diminati.
* Ancaman dan pendatang baru mengalami hambatan masuk berupa kebutuhan modal yang sangat besar untuk mendirikan pabrik perakitan dan pembuatan mobil. Lagipula, produksi mobil saat ini masih jauh di bawah kapasitas terpasang, yakni produksi pada tahun 1991 sebesar 254.737 unit dan kapasitas terpasang sebesar 412.500 unit. Di samping itu , jaringan distribusi telah begitu kuat dikuasai oleh agen tunggal pemegang merk (ATPM) sehingga pendatang baru akan memerlukan biaya yang sangat besar untuk membangun jalur distribusi yang baru.
* Tekanan produk substitusi lebih disebabkan oleh preferensi pembeli mobil di Indonesia adalah mobil penumpang. Oleh karena itu produk substitusi yang paling mengancam adalah mobil penumpang dengan harga murah. Hal ini dapat dipenuhi oleh mobil-mobil sedan bekas (?second hand?).
* Melihat keadaari tersebut di atas, disarankan untuk industri kendaraan kategori I agar :
- Menerapkan strateji ?overall cost leadership? bagi agen tunggal pemegang merk (ATPM) yang mempunyai posisi pasar yang kuat, seperti Toyota Astra Motor (TAM).
- Menerapkan strateji diferensiasi produk dan penciptaan sistem produksi yang fleksibel bagi agen tunggal pemegang merk (ATPM) selain Toyota Astra Motor (TAM).
- Bagi merk-merk yang pangsa pasarnya sangat kecil sebaiknya mengkhususkan diri dalam perdagangan mobil kategori I atau melakukan ?merger? dengan yang lainnya. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Effendi
"Intensitas Persaingan dalam suatu industri bukanlah masalah kebetulan atau nasib buruk tetapi ditentukan oleh lima kekuatan/tekanan persaingan Pokok, yaitu : (1) ancaman masuknya pendatang baru; (2) ancaman produk pengganti; (3) kekuatan tawar-menawar pembeli; (4) kekuatan tawar-?menawar pemasok; dan (5) persaingan diantara Perusahaan yang ada. Gabungan dari kelima kekuatan ini menentukan potensi laba akhir- (return on investment) dalarn industri serta menekan tingkat laba yang dapat diperoleh perusahaan perusahaan yang ada dalam industri. Karena itu, keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya akan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk dapat rnengatasi dan melindungi dirinya dan tekanan?tekanan persaingan diatas.
Untuk mengatasi dengan sukses kelima kekuatan persaingan diatas serta menciptakan posisi yang aman (defendable) dan tekanan?tekanan persaingan tersebut, ada tiga pendekatan strategis genenik yang dapat digunakan perusahaan. yaitu (1) strategi keunggulan biaya menyeluruh ; (2) strategi diferensiasi ; dan (3) strategi fokus.
Ketiga alternatif strategi diatas memiliki dimensi strategis serta jenis pertahanan yang berbeda. 8egitu pula, untuk menerapkarinya secara berhasil, masing?masing strategi tersebut membutuhkan sumber?sumber daya, ketrampilan, dan persyaratan organisasi Yang berbeda. karena itu, untuk menentukan alternatif strategi mana yang terbaik. bagi suatu perusahaan dari ketiga alternatif strategi diatas haruslah didasarkan pada keadaan internal organisasi perusahaan tersebut terutama kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Perusahaan yang berhasil. mengembangkan serta menerapkan salah satu dari ketiga alternatif strategi diatas, akan dapat mengatasi dan rnelindungi dirinya dari tekanan?tekanan persairigan yang ada dalam industrinya dan ciel, karenanya akan memiliki potensi laba yang tinggi, sehinqga peruhaan akan iebih mampU untuk mencapai tuiuar usahanya. Seba1iknya perusahaan yang gagal mengembangkan dan/atau menerapkan dalam setidak-tidaknya salah satu dan ketiga strategi gerierik diatas merupakan perusahaan yang "terjepit di tengah-terigah" (stuck in the middle). Perusahaan ini berusaha untuk bermain dieluruh segmen industri tanpa memiliki keunggulan strategis yang sesuai, atau mernilih fokus namun dengan target yang kurang sesuai dengan posture dan kekuatan?kelemahan yang dimiliki perusahaan.. Perusahaan ini berada dalam situasi strategis yang sangat butuh,yang hampir dapat dipastikan akan meimiliki kemampuan labaan yang rendah. Perusahaan yang terjepit di tengah tengah juga akan nienderita akibat ketidak jelasan kultur perusahaan dan perangkat penataafl organisasi serta sistim motivasi yang bertentangan. Hal ini pada akhirnya, dapat menyebabkan tersingkirnya perusahaan tersebut dari industrinya.
Keadaan terjepit di tengah-tengah tersebut dialami oleh Perusahaan yang dìtelaah dalam karya akhir ini, yaitu PT.Konstruksi Baja Nusantara (disiflgkat PT.KN) yang bergerak dalam Industri Jasa Konstruksi Baja di Indonesia. PT.KSN tidak memmiliki atau menerapkan alah satu dari ketiga alternatif strategi bersaing generik diatas. Perusahaan berusaha melayani seluruh segmen yang ada dalam industrinya tanpa memiliki keunggulan strategis yang jelas baik berupa biaya rendah ataupun diferensi Akibatnya, posisi bersaing perusahaan menadi lemah dalam industri jasa konstruksi baja ini, sehingga sejak tahun 1984 sampai tahun 1989, jumlah pekerjaan (prayek) yang diperoleh perusahaan terus mengalami penurunan, begitu pula jumlah pendapatan dan laba yang diperolehnya.
Dari uraian dan analisa yang ada dalam karya akhir ini dapat disimpulkan. bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh perusahaan adalah masalah menurunnya kegiatan pemasaran perusahaan sebagai akibat lemahnya posisi perusahaan dalam menghadapï tekanan?tekanan persaingan yang semakin meningkat di dalam industrinya. Perusahaan tidak memiliki target strategis yang Jelas, yang seharusnya dapat digunakan untuk mengatasi dan melindungi dirinya dari tekanan-tekanan persaingan tersebut.
Karena itu, maka dalam karya akhir ini, akan dicoba untuk memecahken masalah yang dihadapi perusahaan diatas dengan cara menganalisa serta merumuskan strategi bersaing yang terbaik bagi perusahaan. Tujuan perumusan strategi bersaing ini adalah untuk menemukan posisi didalam industri dimana perusahaan dapat mengatasi serta melindungi dirinya dengan sebaik?baiknya dan tekanan?tekanan persaingan yang ada dalam industrinya. Oleh karena itu Perusahaan akan dapat meningkatkan kemarnpuarl bersaing dan Kemampuan-labean usahanya yang merupakan salah satu syarat Pokok bagi keberhasilan pencapaian tujuan usahanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiman Djasman
"Karya tulis ini mencoba membahas masalah yang terjadi pada industri otomotif di Indonesia, khususnya industri sedan mewah (high-class). Pembahasan karya tulis ini bertitik tolak dari disiplin ilmu atau mata kuliah Strategi Manajemen dan memfokuskan pada strategi bersaing dari sedan-sedan mewah dengan mengambil kasus Mercedes-Benz 230E dan BMW 520i sebagai objek penelitian. Persaingan bagi produsen-produsen sedan mewah untuk mendapatkan pangsa pasar cukup unik, mengingat harga jual sedan?sedan mewah ini tidak rasional lagi atau relatif sangat mahal sehingga konsumen untuk membeli produk tersebut diasumsikan sudah tidak memprioritaskan harga untuk pertimbangan pembeliannya. Dengan demikian produsen-produsen sedan mewah sebenarnya tidak sukar mendapatkan potential customer karena pasar untuk sedan mewah sudah tersegmentasi dengan sendirinya. Para produsen dituntut untuk menerapkan strategi yang dinamis dan sesuai dengan kondisi pasar. Berbagai masalah mulai dari tingkat fungsional hingga tingkat strategi di dalam perusahaari memerlukan kejelian para produsen, sehingga produsen dapat mengetahui secara. dini kelemahan internal perusahaannya dan mengantisipasi ancaman eksternal terhadap perusahaan sekaligus bertindak sedini mungkin untuk menanggulangjnya dan memanfaatkan peluang-peluang berdasarkan kekuatan perusahaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Eza
"ABSTRAK
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak bulan Agustus 1997, membuat
lumpuhnya roda perekonomian Indonesia. Salah satu jalan menghadapinya adalah dengan
berusaha meningkatkan pemasukan dari luar. Proyek gas alam cair (LNG) merupakan
salah satu primadona untuk menarik investasi dari luar dan juga meningkatkan ekspor.
Indonesia pada saat ini merupakan salah satu penyalur LNG di dunia, dari dua lapangan
gas yang ada.
Bagaimana posisi Indonesia di pasar LNG dan perkiraan untuk masa yang akan
datang. bagaimana cara meningkatkan kemampuan untuk tetap berada di pasar LNG, cara
untuk tetap menjadi pemimpin pasar, menghindari penurunan penjualan LNG, negara
mana saja yang menjadi pesaing utama Indonesia pada saat ini, strategi utama apa yang
harus dilakukan untuk memenangkan persaingan serta apa pengaruh perubahan suhu
politik dan ekonomi yang terjadi di Asia terhadap pasar LNG merupakan permasalahan
permasalahan yang berusaha dipecahkan.
Kontrak penjualan LNG Indonesia yang ada akan mulai berkurang jumlahnya di
tahun 2003. Pada saat inilah terdapat kesempatan bagi Indonesia untuk memperpanjang
kontrak atau membuat kontrak penjualan baru bagi proyek Indonesia Timur, yang
merupakan proyek LNG Indonesia pada saat ini.
Pesaing baru merupakan ancaman yang cukup serius, terutama dengan semakin
terbukanya pasar dan banyaknya temuan cadangan baru yang mengakibatkan
pertumbuhan pasokan LNG Asia lebih besar dari permintaan. Pesaing utama yang
dihadapi Indonesia saat ini adalah Australia dan Malaysia.
Perkiraan akan permintaan LNG sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga
listrik dunia akan semakin meningkat. Faktor yang rnenyebabkannya (H. Baharuddin,
1997) antara lain adanya kepedulian lingkungan hidup, keadaan ekonomi dan
meningkatnya permintaan tenaga listrik. Total perkiraan peningkatan permintaan yang
akan terjadi sebesar 23 mtpa di Asia pada tahun 2005.
Total perkiraan penambahan pasokan ke Asia yang didapat dari Australia,
Indonesia, Malaysia, Qatar dan Yaman paling tidak sekitar 35,2 mtpa. Jumlah ini belum
termasuk dengan kemungkinan penambahan pengolahan LNG yang dapat terjadi di tiap
tiap negara ataupun kemungkinan ditemukannya cadangan gas alam baru.
Dalam melakukan perumusan strategi, setiap masukan yang didapat berasal dari
analisa lingkungan luar dan Iingkungan dalam. Seluruh kemungkinan strategi yang ada
pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar berdasarkan kesarnaan sifatnya
yaitu : strategi cost leadership, strategi integrasi, strategi pemasaran dan strategi waktu
pengembangan proyek.
Strategi yang akan dipilih diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan yang
timbul, mengurangi ancaman yang ada, menggunakan kekuatan secara maksimum dan
memperkecil keterbatasan yang dimiliki.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S9157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S9203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>