Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indrawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi empiris tentang struktur modal pada perusahaan yang go public di Indonesia. Penelitian dilakukan pada saham yang sudah terdaftar terus menerus di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan mengambil sampel 81 perusahaan, yang dikelompokkan dalam 3 kelompok industri selama 5 tahun, yaitu dan tahun 1990 sampai dengan tahun 1994. Tiga kelompok industri tersebut adalah industri pabrikasi, industri real estat & properti dan industri hotel & travel.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui bagaimana rata-rata struktur modal (Debt Fequity ratio / DER dan Debt Assets Ratio / DAR) dari ketiga industri tersebut di Indonesia dan perbedaannya antar industri.

Selanjutnya, mengacu pada dua hal yang dipertimbangkan oleh para investor dalam melakukan investasi, yaitu resiko dan return, maka diteliti pula pengaruh faktor resiko yang ada terhadap struktur modal. Faktor resiko pertama yang diuji adalah perubahan nilai perusahaan, yang berkaitan erat dengan probabilita terjadinya biaya kebangkrutan. Dalam penelitian ini, volatility of earning digunakan sebagai proksi perubahan nilai perusahaan.

Faktor resiko kedua yang diuji adalah resiko yang tidak dapat dieliminasi dengan kombinasi portfolio saham, yaitu systematic risk. Proksi yang digunakan adalah beta saham. Beta saham dihitung dengan menggunakan pendekatan Aggregated Coefficients Method Market Model (AC Method-Market Model), diinana model ini menurut penelitian para ahli dianggap tepat untuk pasar yang masih rendah frekwensi perdagangannya (infrequent trading) dan banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan di pasar, seperti pada periode sampel penelitian ini. Terakhir, dilihat pula pengaruh struktur modal terhadap return saham.

Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata struktur modal industri tahun 1990-1994 adalah DER sebesar 1,2189 dan DAR sebesar 0,4788. Dan ketiga industri yang diteliti rata-rata struktur modal tertinggi ada pada industri real estat & properti (DER=1,4708 dan DAR=0,5296), kemudian industri pabrikasi dengan DER=1,2130 dan DAR=0,4825, disusul dengan yang terendah pada industri hotel & travel (DER=0,8393 dan DAR=0,3594).

Uji beda rata-rata DER tiap dua tahunan untuk seluruh industri menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata struktur modal tiap industri pada tahun 1990 dengan tahun-tahun selanjutnya. Tidak signifikannya perbedaan rata-rata DER tersebut terlihat pada keseluruhan uji beda tiap industri maupun industri keseluruhan dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1994.

Sedangkan uji beda rata-rata DAR seluruh industri menunjukkan ada perbedaan rata-rata struktur modal pada tahun 1990 dengan tahun-tahun selanjutnya, sedangkan tahun 1991 sampai tahun 1994 tidak berbeda. Terlihat dari signifikasi hasil uji beda industri keseluruhan pada tahun 1990 dengan tahun 1992 (t=-2,9069) dan hasil uji beda tahun 1990 dengan tahun 1994 (t=-2,4701). Hal ini dikarenakan perbedaan yang signifikan terjadi pada industri pabrikasi.

Hasil analisis Marian terhadap rata-rata DER terlihat sangat signifikan (F=19,146), berarti adanya perbedaan rata-rata struktur modal antar ketiga industri. Demikian juga pengujian ANOVA terhadap rata-rata DAR menunjukkan hasil yang sangat signifikan (F=53,075), yang mengartikan pula adanya perbedaan rata-rata struktur modal antar industri.

Pengujian regresi volatility of earnings terhadap DER sebagai struktur modal terlihat tidak signifikan (t=-0,866), demikian pula hasil regresi volatility of earnings terhadap DAR (t=-1,143). Hal tersebut membuktikan bahwa volatility of earnings tidak berpengaruh terhadap DER maupun DAR, sebagai proksi dart struktur modal.

Regresi systematic risk terhadap struktur modal, baik DER (t=0,629) maupun DAR (t=0,303) menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Berarti hasil regresi tersebut tidak membuktikan systematic risk berpengaruh positif terhadap struktur modal di Indonesia.
Pengujian regresi terakhir untuk membuktikan pengaruh struktur modal terhadap return saham juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan, baik dengan DER (t=-0,422) maupun DAR (t=-0,340) sebagai proksi struktur modal. Dengan demikian hasil regresi tersebut juga tidak mendukung adanya penganih struktur modal terhadap return saham.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhi Indratmo Nugroho
Abstrak :
Risk premium merupakan kompensasi yang dapat diukur dengan selisih antara aset berisiko dan tingkat bunga, dimana secara umum seorang investor akan memperhatikan kompensasi positif bila berinvestasi pada aset berisiko terutama saham. Sedangkan volatility merupakan total risiko yang terdiri dari risiko sistematis dan risiko non sistematis yang dapat diukur dengan standard deviation. Kedua variabel tersebut merupakan fokus utama bagi pengambil keputusan dalam investasi di pasar modal. Penelitian ini membahas hubungan antara risk premium dan volatility indeks pasar (IHSG) serta 10 saham industri berkapitalisasi terbesar menurut data statistik BEJ bulan Desember 2004 antara periode Januari 1997 sampai dengan Desember 2004. Berdasarkan pengujian unit root didapatkan kedua variabel risk premium dan volatility dari IHSG dan 10 saham industri stasioner pads pada tingkat level kecuali variabel volatility saham HM. Sampoema (HMSP) dan saham Bumi Resources (BUMI) stasioner pada tingkat first different. Dan berdasarkan pengujian panjang lag didapatkan seluruh model jatuh pads lag 1 kecuali model saham Astra International (ASH) jatuh pada lag 2. Dengan menggunakan metode vector autoregressive (VAR) didapatkan adanya direction Granger causality pads parameter kg-volatility-in-mean untuk saham Indosat (ISAT) dan parameter lag-mean-in-volatility untuk IHSG, saham Telekomunikasi (TLKM), saham HM. Sampoema (HMSP), saham Bumi Resources (BUM), dan saham Indocement (INTP). Disamping itu juga terdapat hubungan contemporaneous secara signifikan berkorelasi positif pada saham Indosat (ISAT) dan saham International Nickel (INCO). Dengan impulse response function dan variance decomposition didapatkan untuk saham Astra International (ASH) terdapat kemungkinan bahwa dinamika pergerakan volatility pada periode mendatang akan dipengaruhi oleh besarnya premi risiko dan pergerakan volatility secara berimbang. Sedangkan untuk IHSG dan saham industri lainnya yang tercakup dalam penelitian ini didapatkan bahwa dinamika besamya premi risiko dan pergerakan volatility akan lebih banyak dipengaruhi oleh dinamika dari variabel itu sendiri.
Risk premium is a compensation represented by a difference between risky asset and interest rate, where an investor requires positive compensation for holding a risky asset especially stocks. On the other hand, volatility is actually a total risk which consists of systematic and non systematic risks measured as standard deviation. Both variables mentioned above are the main focus for decision maker to invest in capital market. This paper studies the relationship between risk premium and volatility of market index (IHSG) and 10 industrial companies having the largest market capitalization as per December 2004 statistics of the Jakarta Stock Exchange. The statistics for the said month describes the period from January 1997 to December 2004. Pursuant to testing the unit root, empirical evidence show that variables of risk premium and volatility of the IHSG and 10 industrial stock are stationary at level, except volatility variable in HM Sampoema stock (HMSP) and Bumi Resource stock (BUMI) are stationary at first difference. With regards to examination of lag length test, empirical evidence show that the whole models are having one lag length, except Astra International stock (ASH) that has two lag length. Applying the vector autoregressive (VAR), the result shows the existence of direction Granger causality at parameter of lag-volatility-in-mean for Indosat stock (ISAT) and parameter of lag-mean-in-volatility for market index, Telekomunikasi stock (TLKM), HM. Sampoema stock (HMSP), Bumi Resource stock (BUMI), and Indocement stock (INTP). In a ddition, there is a contemporaneous relationship by significantly have positive correlated at Indosat stock (ISAT) and International Nickel stock (INCO). With impulse response function and variance decomposition, the result empirically show the probability that ASII future dynamics volatility will be influenced proportionately by the magnitude of risk premium and movement of volatility. While IHSG and other industrial stocks discussed in this research are influenced by the dynamic movements of their respective risk premium and volatility.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library