Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati
Abstrak :
Reaksi katalisis oksidasi olefin menjadi aldenida merupakan salah satu reaksi yang penting dalam industri kimia Reaksi oksidasi secara konvensional membutuhkan pereaksi yang tidak ramah Iingkungan, sehingga penggunaan katalis neterogen Iebin disukai. Pada penelitian ini digunakan katalis TiO2-AI2O3 (1:1)-U dan TiO2-AI2O3 (1 :1)-PEG, yang disintesis dari aluminium nitrat dan TiCl4 dengan perbandingan mol 1:1. Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Kedua katalis diuji daya katalitiknya pada reaksi oksidasi stirena dengan O2 sebagai oksidaton Reaksi katalisis dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu variasi berat katalis (0,5 - 2 g), vvaktu reaksi (1 - 4jam), dan suhu reaksi (50 - 80 °C). Produk reaksi dianalisis menggunakan kromatografi gas dan GC-MS. Hasil konversi tenadap benzaldenida optimum, yaitu sebesar 35,44%, yang diperoleh pada reaksi dengan katalis TiO2-AI2O3 (1 :1)-PEG. Sedangkan dengan katalis TiO2-Al2O3(1:1)-U, dihasilkan konversi sebesar 21,59%. Hasil konversi optimum kedua katalis ini diperoleh dengan bantuan 1,5 g katalis pada suhu 70°C selama 4 jam reaksi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Indah Sari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kopolimer cangkok DPNR-g-PAN/PS yang tahan terhadap DME dengan melakukan uji perendaman terhadap DME berdasarkan pengaruh rasio monomer akrilonitril dan stirena. Hasil penelitian menunjukkan bahwa monomer akrilonitril AN dapat dicangkokkan pada karet alam dengan stirena ST sebagai ko-monomer. Dari karakteristik analisis spektrum dengan FTIR didapatkan gugus C N dan gugus benzena yang merupakan gugus dari poliakrilonitril PAN dan polistirena PS . Karakterisasi temperatur transisi gelas Tg dengan DSC menunjukkan bahwa nilai Tg kopolimer DPNR-g-PAN/PS lebih tinggi dari Tg DPNR. Dari karakteristik Efisiensi Cangkok EC didapatkan nilai tertinggi adalah 73,21 . Berdasarkan karakteristik cure didapatkan bahwa semakin kecil rasio AN/ST, nilai optimum cure semakin tinggi dan scorch time yang semakin rendah. Hasil dari sifat-sifat fisik tensile strength, elongation at break dan hardness menunjukkan keberhasilan kopolimerisasi. Pengujian DPNR dan DPNR-g-PAN/PS dilakukan dalam DME. Semakin besar komposisi monomer M dan AN, semakin kecil persentase swelling massa dan volume. Komposisi AN untuk swelling terendah adalah 92 . Komposisi ST optimal untuk memperkecil shrinkage adalah 20 . Swelling massa dan volume terrendah dicapai pada 23,14 dan 31,90 . Shrinkage massa dan volume terrendah dicapai pada masing-masing -3,64 dan -3,86 . Pada analisis spektrum FTIR karet vulkanisat, kemungkinan putusnya ikatan rangkap C=C hanya karena interaksi DME pada DPNR bebas. Hal ini yang menimbulkan terjadinya shrinkage. Kehadiran PAN sebagai polimer bebas dapat berfungsi sebagai penahan difusi, sehingga total PAN yang tergrafting dan PAN bebas dapat memperkecil swelling dan shrinkage. Pada perubahan sifat fisik, interaksi karet DPNR ataupun DPNR-g-PAN/PS dengan DME menyebabkan menurunnya nilai tensile strength, elongation at break dan hardness. Pada analisis SEM terlihat perbedaan yang terjadi akibat swelling dan shrinkage massa dan volume setelah perendaman. Pada pengujian perbandingan dengan Nitrile Butadiene Rubber NBR hasil menunjukkan bahwa daya tahan terhadap DME adalah NBR-1 < DPNR-g-PAN/PS < NBR-2. Dari hasil pengujian-pengujian dapat disimpulkan bahwa proses kopolimerisasi cangkok dapat meningkatkan daya tahan karet alam terhadap DME.
This study aims to obtain graft copolymer DPNR g PAN PS which is resistant to immersion DME. The immersion test of the DME based on the ratio acrylonitrile and styrene monomer. The results showed that the monomer acrylonitrile AN can be grafted on natural rubber with styrene ST as co monomer. From the characteristics of the FTIR spectrum analysis obtained C N groups and clusters of benzene which is a group of polyacrylonitrile PAN and polystyrene PS . Characterization of the glass transition temperature Tg by DSC shows that Tg values copolymer DPNR g PAN PS higher than Tg DPNR. The characteristics of the Grafting Efficiency GE obtained the highest value is 73.21 . Based on the cure characteristics, it was found that the smaller the ratio AN ST, the higher of the optimum cure and the lower scorch time. The results of the physical properties of tensile strength, elongation at break and hardness show success copolymerization. The immersion test DPNR and DPNR g PAN PS performed in DME. The larger the monomer composition M and AN, the smaller the percentage of swelling mass and volume. The composition of AN to the lowest swelling is 92 . ST optimal composition to minimize the shrinkage is 20 . The lowest of the swelling mass and volume reached at 23.14 and 31.90 respectively. Mass and volume shrinkage achieved at the lowest 3.64 and 3.86 respectively. In the FTIR spectrum analysis of vulcanized rubber, the possibility of the outbreak of the C C double bond simply because of the interaction of the DPNR free and DME. This has led to an shrinkage. The presence of PAN as a free polymer can serve as a diffusion barrier, so that the total PAN grafted and PAN free can reduce swelling and shrinkage. On the change of physical properties, interaction DPNR rubber or DPNR g PAN PS with DME caused a decline in the value of tensile strength, elongation at break and hardness. In the SEM analysis of visible differences that occur due to swelling and shrinkage of mass and volume after immersion. In comparative testing with a Nitrile Butadiene Rubber NBR results indicate that resistance to DME is NBR 1 DPNR g PAN PS NBR 2. From the results of the tests can be concluded that the graft copolymerization process can improve the resistance of natural rubber to the DME.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Afrinaldi
Abstrak :
Peranan material poiimer telah cukup banyak mengisi kehidupan manusia. Material poiimer baru yang memiliki sifat-sifat tertentu telah banyak ditemukan. Material ini banyak digunakan untuk aplikasi sebagai kemasan, untuk otomotif, elektronik, kesehatan, dan Iain-Iain. Hal ini disebabkan karena poiimer memiliki beberapa keunggulan dibandingkan material lain yaitu ringan, tahan terhadap korosi, dan mudah diproses. Salah satu cara untuk meningkatkan sifat mekanik dari suatu material poiimer adalah dengan cara pencampuran {blending). Pada pencampuran polinier yang immiscible diperlukan suatu material supaya diperoleh campuran yang homogen. Material tersebut dibuat dengan mereaksikan anhidrida maleat dengan stirena dengan cara in situ polimerisasi. Dari hasil pengujian, berat molekul tertinggi sebesar 26208 g/mol diperoleh dengan penambahan inisiator benzoil peroksida sebesar 0,05 gram. Komposisi perbandingan mol stirena dan anhidrida maleat yang memberikan berat rholekul tertinggi adalah pada komposisi 1:1 dengan berat molekul sebesar 26208 g/mol. Nilai Tg dari poli(stirena/anhidrida maleat) sebesar 135°C. Pada analisa MFR tidak diperoleh nilai kecepatan alir lelehan polimernya karena poli(stirena/anhidrida maleat) yang dihasilkan sukar untuk mengalir
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayanti
Abstrak :
Reaksi katalisis oksidasi olefin menjadi aldehida merupakan salah satu reaksi yang penting dalam industri kimia. Reaksi oksidasi secara konvensional membutuhkan pereaksi yang tidak ramah lingkungan, sehingga penggunaan katalis heterogen lebih disukai. Pada penelitian ini digunakan katalis TiO2?Al2O3 (1:1)-U dan TiO2?Al2O3 (1:1)-PEG, yang disintesis dari aluminium nitrat dan TiCl4 dengan perbandingan mol 1:1. Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Kedua katalis diuji daya katalitiknya pada reaksi oksidasi stirena dengan O2 sebagai oksidator. Reaksi katalisis dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu variasi berat katalis (0,5 - 2 g), waktu reaksi (1 - 4 jam), dan suhu reaksi (50 - 80°C). Produk reaksi dianalisis menggunakan kromatografi gas dan GC-MS. Hasil konversi tehadap benzaldehida optimum, yaitu sebesar 35,44%, yang diperoleh pada reaksi dengan katalis TiO2?Al2O3 (1:1)-PEG. Sedangkan dengan katalis TiO2-Al2O3 (1:1)-U, dihasilkan konversi sebesar 21,59%. Hasil konversi optimum kedua katalis ini diperoleh dengan bantuan 1,5 g katalis pada suhu 70°C selama 4 jam reaksi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30407
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Setiawinanda
Abstrak :
Untuk meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk pada media tanam, dilakukan modifikasi terhadap pupuk sehingga menjadi pupuk lepas lambat. Dalam penelitian ini, pupuk NPK yang disintesis mengandung urea, amonium dihidrogen fosfat, dan kalium dihidrogen fosfat. Enkapsulasi pupuk NPK menggunakan hidrogel semi interpenetrating polymer network (semi-IPN) berbasis kitosan dan polistirena dilakukan dengan metode in situ loading dan post loading. Komposisi hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN yang digunakan terdiri dari kitosan : stirena yaitu 80:20 dan menggunakan agen pengikat silang 5% asetaldehid 0,1 M. Karakterisasi pembentukan hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN dan hidrogel kitosan dilakukan menggunakan spektorfotometri Fourier Tramsform Infrared (FTIR) dan mikroskop stereo. Uji pendahuluan seperti rasio sweliing dan derajat ikat silang juga diselidiki. Efisiensi laoding pupuk NPK dengan metode in situ loading mencapai 92.96% lebih besar daripada metode post loading yaitu 48.91% diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Studi pelepasan pupuk NPK dari matriks hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN dilakukan secara gravimetric dan spektrofotometri. Hasil uji pelepasan pupuk NPK yang terenkapsulasi dalam matriks hidrogel secara in situ loading lebih rendah dibandingkan secara post loading. Sifat lepas lambat dan kemampuan retensi air yang baik menunjukkan bahwa hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN terenkapsulasi NPK berpotensi untuk aplikasi di bidang pertanian sebagai material pembawa pupuk.
To improve the effectiveness of the use of fertilizer in the planting medium, the modification of the fertilizer was conducted to achieve a slow-release fertilizer. In this study, NPK fertilizer which contain urea, ammonium dihydrogen phosphate, and potassium dihydrogen phosphate was prepared. Encapsulation of NPK fertilizer using the semi-interpenetrating polymer network (semi-IPN) and polystyrene-based chitosan hydrogels was conducted using in situ loading and post-loading. The semi-IPN chitosan-polystyrene hydrogels were composed of chitosan: styrene monomer with 80:20 ratio and 5% acetaldehyde 0.1 M has been used as crosslinking agent. Characterization of semi-IPN chitosan-polystyrene hydrogels and chitosan hydrogels has been done using Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy and stereo microscope. Preliminary test such as sweliing ratio and the degree of crosslinking was also investigated. Efficiency Laoding NPK fertilizer with in situ loading method was found to be 92.96% which was greater than the post-loading method which 48.91% . the efficiency loading wasmeasured by using UV-Vis spectrophotometer. Study of NPK fertilizer release from the chitosan hydrogel matrix semi-IPN-polystyrene was determined by gravimetric and spectrophotometric methods. Release of NPK fertilizer encapsulated within a hydrogel matrix by in situ loading was found to be lower than in post loading. Slow-release property and good water retention capability indicates that the chitosan-polystyrene hydrogel semi-IPN encapsulated NPK has apotential for applications in agriculture as a fertilizer carrier material.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Azzahra
Abstrak :
Polimerisasi emulsi banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, pada tahun 1998 penggunaan polimer emulsi mencapai 7,4 juta metrik ton, dan bertambah seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 2007 penggunaan polimerisasi emulsi meningkat menjadi 10,1 juta metrik ton, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 3,6%. Penelitian ini berfokus pada sisntesis kopolimerisasi emulsi dua monomer Stirena dan Asam metakrilat (MAA) dengan penambahan APS sebagai larutan inisiator dan SDS sebagai larutan surfaktan, dengan tujuan mempelajari karakteristik pada proses kopolimerisasi Stirena dan Asam Metakrilat menggunakan ammonium persufat sebagai insiator dengan media polimerisasi di dalam fasa air. Sebagian dibedakan berdasarkan penggunaan monomer Asam Metakrilat (MAA) yaitu, 17,5 g, 25 g, dan 32,5 g. Selama reaksi polimerisasi berlangsung temperatur berada pada suhu 70-80℃, kecepatan agitator 300 rpm, dan menggunakan teknik semi-kontinu selama 4 jam. Beberapa karakterisasi Stirena/MAA antara lain pH bernilai 3 dan 4, densitas antara 0,9 - 1,1 g/mL, kandungan padatan yang memiliki nilai berkisar 15,7-28,9%, viskositas antara 7,96-16,9 mPa.s. Sintesis Stirena/MAA pada spektrum FTIR menunjukan hilangnya peak pada gelombang yang berkisar diantara 900 cm-1 sampai dengan 3082 cm-1 sehingga dapat ditetapkan kopolimer pada Stirena/MAA sudak terbentuk. Efek penambahan penggunaan surfaktan SDS mempengaruhi viskositas kekentalan dari proses selama polimerisasi. Pada aplikasi kekuatan daya rekat dapat dipengaruhi penggunaan SDS pada produk. ......Emulsion polymerization is widely used for daily needs, in 1998 the use of emulsion polymers reached 7.4 million metric tons, and increased over time, in 2007 the use of emulsion polymerization increased to 10.1 million metric tons, with an annual growth of 3.6%. This research focuses on the copolymerization synthesis of two monomer Styrene and Methacrylic Acid (MAA) emulsions with the addition of APS as an initiator solution and SDS as a surfactant solution, with the aim of studying the characteristics of the copolymerization process of Styrene and Methacrylic Acid using ammonium persulfate as an initiator with polymerization media in the phase water. Some are differentiated based on the use of methacrylic acid monomer (MAA), namely, 17.5 g, 25 g, and 32.5 g. During the polymerization reaction, the temperature was at 70-80 ℃, the agitator speed was 300 rpm, and used a semi-continuous technique for 4 hours. Several characterizations of Styrene/MAA include a pH value of 3 and 4, a density between 0.9-1.1 g/mL, a solids content that has a value ranging from 15.7-28.9%, viscosity between 7.96-16.9 mPa. s. The synthesis of Styrene/MAA in the FTIR spectrum shows the loss of peaks in waves ranging from 900 cm-1 to 3082 cm-1 so that it can be determined that the copolymer in Styrene/MAA has not been formed. The effect of adding the use of SDS surfactant affects the viscosity of the process during polymerization. In the application of adhesive strength can be affected by the use of SDS in the product.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Anindya Hartono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan komposisi dan teknik yang tepat dalam proses sintesis kopolimer dari stirena dan metil metakrilat (MMA) untuk menghasilkan produk cat yang paling layak untuk pelapisan material. Fokus dari penelitian ini adalah sintesis kopolimerisasi emulsi antara monomer stirena dan monomer metil metakrilat (MMA) dengan teknik semi kontinu yang komposisinya divariasikan untuk membuat aplikasi cat dengan penambahan APS dan SDS. Pada variasi penelitian ini surfaktan juga divariasikan sehingga terdapat satu variasi yang tidak menggunakan surfaktan. Sintesis dilakukan dengan teknik semi kontinu pada temperatur sekitar 70॰C - 78॰C dan kecepatan agitator 300 rpm dalam waktu 4 jam. Setelah cat terbentuk dari proses sintesis kopolimerisasi emulsi tersebut, dilakukan beberapa karakterisasi antara lain temperatur, pH, kandungan padatan, densitas, dan viskositas. Dari karakterisasi tersebut didapatkan hasil antara lain temperatur antara 70॰C - 72॰C, pH antara 6 - 1, densitas antara 1,08 - 1,163 g/mL, kandungan padatan antara 0,0595 - 15,7895% dan viskositas antara 0,904 - 1,408 mPa.s. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini diuji dengan menggunakan sinar UV untuk melihat perubahan warna guna membuktikan kualitas untuk menahan kerusakan dari sinar UV dari tiap produk untuk aplikasi cat. Dari pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa produk sampel ketiga adalah produk paling layak karena dapat menahan kerusakan akibat sinar UV dan nilai densitas, viskositas serta solid content-nya paling tinggi. ......This study aims to determine the composition and the right technique in the copolymer synthesis process from styrene and methyl methacrylate (MMA) to produce the most suitable paint product for coating materials. The focus of this research is the synthesis of emulsion copolymerization between styrene monomer and methyl methacrylate (MMA) monomer using a semi-continuous technique whose composition is varied to make paint applications with the addition of APS and SDS. In this variation, the surfactants are also varied so that there is one variation that does not use surfactants. The synthesis was carried out using a semi-continuous technique at a temperature of around 70°C - 78°C and an agitator speed of 300 rpm within 4 hours. After the paint was formed from the emulsion copolymerization synthesis process, several characterizations were carried out including temperature, pH, solids content, density, and viscosity. From this characterization, the results obtained included temperature between 70॰C - 72॰C, pH between 6 - 1, density between 1.08 - 1.163 g/mL, solids content between 0.0595 - 15.7895% and viscosity between 0.904 - 1.408 mPa.s. The products produced in this study were tested using UV light to see color changes in order to prove the quality to resist damage from UV rays of each product for paint applications. From these tests, it was found that the third sample product was the most feasible product because it could withstand UV damage and had the highest density, viscosity and solid content values.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janti Octavia
Abstrak :
Pembuatan homopolimer polistirena dilakukan dengan metoda polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi konsentrasi monomer, surfaktan dan inisiator terhadap ukuran partikel pada polimerisasi stirena sehingga bisa didapatkan kondisi optimum dari monomer stirena yang nantinya dapat digunakan untuk sintesis core-shell. Inisiator yang digunakan adalah ammonium persulfat (APS), surfaktan yang digunakan adalah sodium lauril sulfat (SLS) sedangkan teknik polimerisasi yang digunakan adalah seeding. Homopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Telah diperoleh kondisi optimum pada formula 35% monomer, APS 1%, SLS 2 CMC dengan nilai persen konversi 99,54%, indeks polidispersitas 0,005 dengan ukuran partikel yang dihasilkan sebesar 133,5 nm dan bersifat monodispers. Proses terjadinya polimerisasi dari monomer stirena menjadi homopolimer polistirena didukung oleh data spektrum IR dan temperatur transisi gelas (Tg).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
KIM.026/08 Oct p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harly Ilyasaakbar
Abstrak :
Karet alam merupakan komoditi yang melimpah di Indonesia dengan aplikasi produk olahan yang beragam. Salah satu aplikasi karet alam ialah pada bidang lubrikasi, yakni sebagai bahan dasar viscosity index improver (VII). VII merupakan aditif yang memiliki fungsi menaikkan kemampuan minyak lumas dasar (base oil) dalam mempertahankan viskositas kinematiknya terhadap perubahan temperatur. Pembuatan VII dengan menggunakan lateks karet alam terdepolimerisasi yang dikopolimerisasi tempel dengan stirena telah dilakukan sebelumnya dan menghasilkan indeks viskositas yang mencapai angka 152 setelah ditambahkan ke minyak HVI 160 dan stabilitas oksidasi yang ditentukan dengan waktu induksi sebesar 0.54 jam pada suhu 160oC dengan penambahan kopolimer sebesar 2.5%. Adapun pengukuran indeks viskositas tersebut dilakukan dengan metode ASTM D2270 dan waktu induksi dengan metode Rancimat. Pada penelitian ini, akan digunakan inisiator reaksi kopolimerisasi berupa campuran tert-butyl hydroperoxide (TBHPO) dan tertraethylene pentamine (TEPA). Inisiator berupa campuran tert-butyl hydroperoxide (TBHPO) dan tertraethylene pentamine (TEPA) digunakan untuk menaikkan derajat grafting dari kopolimer sehingga diharapkan akan menaikkan indeks viskositas dan memperbaiki stabilitas oksidasi minyak lumas. Variasi waktu reaksi kopolimerisasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap bobot molekul dan rasio grafting. Kopolimer terbaik yang dihasilkan pada peneitian ini mampu menaikkan indeks viskositas minyak lumas HVI 160 dari 95 menjadi 146 dengan penambahan 2.5% kopolimer, memiliki bobot molekul sebesar 19142, mempunyai rasio grafting 0.24 (w stirena/w LKA depolimerisasi), serta stabilitas oksidasi yang dinyatakan dalam waktu induksi sebesar 0.28 jam pada suhu 160°C (masih lebih rendah dibandingkan minyak lumas dasar HVI 160 yang memiliki waktu induksi sebesar 0.81 jam). ......Natural rubber is an abundant commodity in Indonesia with a lot of applications. One of them is the usage as raw material of viscosity index improver. VII is an additive that has a function to improve the ability of lubricant base oil in retaining its viscosity throughout the change of temperature. Synthesize of VII from depolymerized natural rubber latex that is grafted with styrene has been done previously which resulted in viscosity index number of 152 after added to HVI 160 and induction time to the number of 0.54 hours at 160oC by 15% addition of copolymer. The method used in viscosity index testing is based on ASTM D2270 whereas the induction time test is conducted by using the Rancimat method. In this research, the usage of tert-butyl hydroperoxide (TBHPO) and tertraethylene pentamine (TEPA) as an activator is meant to get the high grafting ratio value of copolymer so that the viscosity index of base oil will increase and the oxidation stability of base oil will be better. The reacion time in copolymerisation is varied to get the corellation between reaction time and molecular weight as well as grafting ratio. The best copolymer produced is able to enhance the vicosity index of HVI 160 from 95 to 146, has molecular weight of 19142, has 2.5% of solubility in HVI 160 after 24 hours of dissolving, has grafting ratio of 0.24 (w styrene/w depolymerized NRL), and has oxidation stability of 0.28 hours at 1600C (lower than HVI 160 which induction time is 0.81 hours at 160°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Catur Andryanto
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif peningkat indeks viskositas berbasis lateks karet alam (Deproteinized Natural Rubber) melalui reaksi kopolimerisasi lateks karet alam-stirena (LKA-Stirena) dengan menggunakan inisiator benzoil peroksida. Selanjutnya, LKA-Stirena yang terbentuk dilarutkan ke dalam xylena setelah dipisahkan dari homopolimer. Produk yang diperoleh diuji kemampuannya dalam meningkatkan indeks viskositas pada minyak lumas dasar HVI 160. Produk dilarutkan ke dalam pelarut untuk memperoleh aditif peningkat indeks viskositas. Sebanyak 5% aditif ditambahkan ke dalam minyak lumas HVI 160 untuk diukur indeks viskositasnya dengan menggunakan metode ASTM D2270. Penambahan aditif dapat meningkatkan indeks viskositas minyak lumas HVI 160 dari 98 menjadi 129,05.
In this research, preparation of viscosity index improver additive base of natural rubber latex (Deproteinized Natural Rubber) is done through copolymerization reaction to natural rubber latex-styrene (LKA-styrene) using benzoyl peroxide initiator. Furthermore, LKA-formed styrene dissolved into xylena after being separated from Homopolymers. Products obtained tested for its ability in improving the viscosity index lubricating oil base in HVI 160. Product was dissolved into the solvent to obtain a viscosity index improver additive. As many as 5% additives added to HVI 160 lubrication base oil for viscosity index measurement using ASTM method D2270. Additive derived can increase the viscosity index of lubricating oil HVI 160 from 98 to 129.05.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>