Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjachja Kurjana
Abstrak :
ABSTRAK
. Imobilisasi pasien merupakan unsur yang penting untuk keakuratan geometri pada teknik radiasi stereotaktik. Terapi radiasi stereotaktik merupakan salah satu layanan unggulan, namun masih terbatasnya data perbedaan imobilisasi/akurasi pasien yang menggunakan G frame dan double mask. Metode. Penelitian ini merupakan studi komparatif cross sectional untuk mengetahui perbandingan pergeseran geometri pada verifikasi antara G frame dan double mask pada terapi radiasi dengan teknik stereotaktik. Penelitian dilakukan pada bulan Februari ndash; Maret 2016 di Departemen Radioterapi RSCM dengan pengambilan subjek menggunakan metode retrospektif konsekutif. Variabel yang dinilai adalah nilai pergeseran geometris pada proses verifikasi stereotactic radiosurgery yang menggunakan G frame dan stereotaktik radioterapi yang menggunakan double mask. Analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan pergeseran geometri pada verifikasi antara G frame dan double mask adalah T-test. Hasil. Angka rerata pergeseran geometri pada pasien radioterapi stereotaktik dengan menggunakan imobilisasi Double mask untuk sumbu laterolateral sebesar 0,4 0,3 mm untuk sumbu kraniokaudal 0,5 0,4 mm dan sumbu anteroposterior 0,5 0,4 mm dan imobilisasi G. frame untuk laterolateral 0,3 0,2 mm, untuk kraniokaudal 0,3 0,4 mm dan untuk anteroposterior 0,4 0,3 mm. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rerata pergeseran geometri antara imobilisasi double mask dengan G frame sebagai baku emas.
ABSTRACT
Introduction. Patient immobilization is an important element for geometric accuracy in stereotactic radiation techniques. Stereotactic radiation therapy is one of the superior services, but the data about the immobilization accuracy difference between using G frame and double mask is still limited.Materi and Method. This comparative cross sectional study to compare the geometrical errors during verification between radiation therapy using G frame and double mask with stereotactic technique, was conducted in February March 2016 in the Department of Radiotherapy RSCM. The subjects using the retrospective method consecutively. The variables assessed were the geometrical errors on verification process of stereotactic radiosurgery using G frame and stereotactic radiotherapy using a double mask. The analysis using to compare the geometrical errors on verification between G frame and double mask is T test.Results. The mean values of geometrical error stereotactic radiotherapy using Double mask immobilization axis 0.4 0.3 mm on laterolateral, 0.5 0.4 mm on craniocaudal axis and 0.5 0.4 mm on anteroposterior. As for G frame immobilization 0.3 0.2 mm on laterolateral axis, 0.3 0.4 mm on craniocaudal axis and to 0.4 0.3 mm anteroposterior axis.Conclusion. There were no significant difference of geometrical error mean values between the double mask with G frame immobilizations as the gold standard.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Bagaskara
Abstrak :
Dosis pada LGK Perfexion dihitung untuk setiap tembakan dengan jumlahkan kontribusi dari 192 sumber radiasi yang dipancarkan dari cobalt-60. Secara umum, bentuk tengkorak pasien dimodelkan berdasarkan 24 skull measurement. Namun, karena keterbatasan pengukuran menggunakan 24 ukuran tengkorak, kontur yang dihasilkan perbedaan dari kepala pasien yang sebenarnya berdasarkan citra MRI. Penelitian ini dilakukan untuk distribusi dosis LGK Perfexion menggunakan kontur yang dihasilkan oleh pengukuran manual dan citra CT. Film GAFChromic EBT3 diletakan pada fantom anthropomorphik. Pemindai Epson 10000 XL dan ImageJ digunakan untuk menghasilkan hasil dari pengukuran. Hasil kalkulasi dosis titik menggunakan kontur dari citra CT menunjukan nilai yang lebih baik untuk semua kolimator dan bentuk target yang sama dengan nilai rata deviasi 1,3 ± 0,87, sedangkan jika menggunakan 24 ukuran tengkorak menunjukan nilai rata rata deviasi 4,03 ± 3,73. ......The dose on LGK Perfexion is calculated for each shot by adding up the contributions of the 192 radiation sources emitted from the cobalt-60. In general, the patient's skull shape is modeled based on 24 skull sizes. However, due to the limitations of measurements using 24 skull sizes, the contours of the resulting differences from the actual patient's head based on the MRI images. This study was conducted for the dose distribution of LGK Perfexion using contours generated by manual measurements and CT images. The GAFChromic EBT3 film is set on an anthropomorphic ghost. An Epson 10000 XL and an ImageJ scanner were used to generate the measurement results. The result of point dose calculation using CT image contour shows a higher value good for all collimators and the same target shape with a mean deviation value of 1.3 ± 0.87, whereas if using 24 skull sizes it shows a mean deviation value of 4.03 ± 3.73.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library