Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Clarinta Putri
"ABSTRAK
Salah satu pendekatan terapi untuk mengendalikan kadar glukosa darah postprandial adalah dengan menghambat enzim alfa-glukosidase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak dan fraksi teraktif dari kulit batang Strophanthus caudatus (L). Kurz atau kikija yang mampu menghambat enzim alfa-glukosidase. Serta mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung pada fraksi teraktif tumbuhan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi bertingkat dengan metode refluks lalu dilanjutkan proses fraksinasi dengan kromatografi kolom (KK). Fraksinasi dilakukan terhadap ekstrak yang teraktif. Fraksi teraktif lalu diidentifikasi golongan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Hasil uji penghambatan enzim alfa-glukosidase oleh ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol konsentrasi 15 ppm adalah sebesar 44,74%, 53,15%, dan 24,71%. Hasil dari fraksinasi ekstrak etil asetat didapatkan 14 fraksi dan fraksi teraktif adalah fraksi F dengan persen penghambatan pada konsentrasi 150 ppm sebesar 43,33%. Nilai IC50 dari fraksi F adalah 193,04 ppm. Hasil skrining fitokimia fraksi F menunjukkan bahwa fraksi mengandung golongan senyawa kimia alkaloid, fenol, flavonoid, dan triterpenoid. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak teraktif adalah ekstrak etil asetat dan fraksi teraktif adalah fraksi F. Serta golongan senyawa kimia yang terkandung pada fraksi teraktif adalah alkaloid, fenol, flavonoid dan triterpenoid. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Larastika Riyanto
"Cepat berkembangnya resistensi terhadap pengobatan malaria menuntut gencarnya usaha untuk menemukan pengobatan baru dan cara untuk menghambat timbulnya resistensi, seperti menggunakan terapi kombinas. Dua ekstrak tanaman yang terbukti pada beberapa penelitian in vivo memiliki efek antimalarial adalah kulit batang Flamboyan (Delonix regia) dan daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Pada penelitian ini diujikan kombinasi dari kedua ekstrak tersebut pada rasio 1:1, 3:1, dan 1:3 dengan desain penelitian eksperimen in vivo, menggunakan mencit Swiss-webster dan Plasmodium berghei. Setelah dievaluasi pada hari ke-4, peningkatan parasitemia ketiga kelompok uji tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok placebo. Selain itu, hasil persentase inhibisi masing-masing kelompok uji < 50%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga jenis kombinasi tidak terbukti memiliki efek antimalaria. Dari ketiga jenis kombinasi, kelompok rasio 1:1 memiliki efek inhibisi parasitemia paling baik, ditinjau dari median peningkatan parasitemia pada hari ke-4 dan persentase inhibisi di hari ke-4.

The fast growing resistance toward malaria treatment, demand us to develop a new medicine that can also prevents resistance. One way of doing this is by using a combination therapy. Two herbal extract that had been proven to have antimalarial property is Flamboyan's (Delonix regia) stem bark and Sambiloto's (Andrographis paniculata Nees)'s leaves. In this in vivo experimental study, we evaluate the antimalarial effect of the combination of both extracts in a Swisswebster mice that is infected by Plasmodium berghei in the ratio of 1:1, 3:1, and 1:3. In the 4th day of therapy, all 3 combination ratios show no significant difference compared to the mice treated with placebo. Moreover, the percentage of inhibition of the three combination ratio are less than 50% which indicates that all three therapy has no antimalarial effect. Among the three combination, 1:1 ratio has the best inhibition of parasitemia of 15 percent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masdianto
"Senyawa kimia yang terkandung dalam kulit batang tumbuhan jawura (Garcinia lateriflora BL ) diekstraksi dengan n-heksana. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara kromatografi kolom cepat (flash column chromatography) dengan larutan pengelusi campuran n-heksana : EtOAc, yang polaritasnya dinaikan secara bertahap.
Dari fraksi 11-13 diperoleh senyawa GA, kristal jarum berwarna putih, transparan sebanyak 10 mg. Dari fraksi 20-22 diperoleh senyawa GB merupakan kristal jarum berwarna kuning, transparan sebanyak 300 mg.
Struktur molekul senyawa GA dan GB ditentukan berdasarkan data spektroskopi (inframerah, FAB-MS, 1H-NMR, 13C-NMR serta spektra dua dimensi) dan difraksi sinar- X. Dari data spektroskopi diketahui, bahwa senyawa GA adalah stigmasterol, dengan rumus molekul C29H46D (8M=412), sedangkan senyawa GB merupakan turunan benzoquinon dengan rumus molekul C33H3809 (BM=578), adalah suatu senyawa Baru yang diberi nama laterimasoton.
Daftar pustaka 20 0981-1997)

Chemical constituents contained in the stem bark of Jawura (Garcinia laterilora BL) were extracted by n-hexane, the compounds were separated and isolated with flash column chromatography using silica gel as the stationary phase, n-hexane and ethyl acetate as the mobile phase.
From 11-13 fraction was given rise GA compound, as white needle crystal, weight 10 mg. And from 20-23 fraction was isolated GB compound as yellow needle crystal, weight 300 mg. The structure of GA and GB were established using spectroscopy data (IR, 1H-NMR, 13C-NMR with 2D and X-ray diffraction).
Based on spectroscopy data the GA compound was identified as stigmasterol with formula molecular C29H480 (Mr = 412), while the GB compound was established as benzoquinon derivative with formula C33H3809 (Mr = 578), the GB compound is a new compound, named laterimasoton.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhana Kinanah
"ABSTRAK
Alfa glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida. Penghambatan pada enzim ini merupakan salah satu mekanisme yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah setelah makan (postprandial) dengan cara memperlambat penyerapan glukosa. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% kulit batang karandan (Carissa carandas L.) menunjukkan adanya penghambatan terhadap aktivitas alfa glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa glukosidase pada ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol serta fraksi teraktif dari ekstrak kulit batang karandan dengan penghambatan tertinggi. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan metode refluks menggunakan pelarut n heksan, etil asetat, metanol berturut-turut dan dilanjutkan fraksinasi terhadap ekstrak dengan penghambatan tertinggi menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut kepolaran bertingkat. Hasil uji menunjukkan ekstrak n-heksan merupakan ekstrak teraktif yang dapat menghambat enzim alfa glukosidase dengan nilai persen inhibisi 30.12% pada konsentrasi 150 μg/mL dan fraksi F merupakan fraksi teraktif yang memiliki nilai persen inhibisi 86.73% pada konsentrasi 150 μg/mL dengan nilai IC50 82.47μg/mL. Pada penapisan fitokimia diketahui adanya golongan senyawa terpenoid, steroid, alkaloid, dan fenol pada fraksi F yang kemungkinan berperan sebagai senyawa yang aktif dalam menghambat alfa glukosidase.

ABSTRACT
Alpha glucosidase is an enzyme that can hydrolized glycosidic bonds of oligosaccharides to monosaccharides. Inhibition of this enzyme is one of many mechanism that can be used to decreased after meal blood glucose level by slowing down the absorption of glucose. In previous study, 80% ethanol extract from karandan stem bark (Carissa carandas L.) showed inhibition of alpha glucosidase activity. This study aims to examine alpha glucosidase inhibitory activity of hexane, ethyl acetate, and methanol extracts as well as determine the most active fraction of the extracts with highest inhibition. Extraction was carried out through exhaustive reflux using n-hexane, ethyl acetate, methanol and continued with fractionation of the extract which have highest inhibition using column chromatography with gradient polarity solvents. The results showed that the most active alpha glucosidase inhibition is n-hexane extract with percent inhibition value of 30.12% at concentration of 150 μg/mL and fraction F is the most active fraction which have an inhibition value of 86.73% at concentration of 150 μg/mL and IC50 value of 82.47 μg/mL. The results of phytochemical screening is fraction F contained terpenoids, steroids, alkaloids, and phenolic compounds which were expected to have a role in inhibiting alpha mglucosidase."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lies K. Wibisono
"ABSTRAK
Calophyllum biflorum Hend. & WS. merupakan tanaman hutan tropis dari keluarga Guttiferae yang banyak terdapat di Indonesia dan di Malaysia. Berbagai jenis Calophyllum digunakan sebagai obat tradisional, antara lain sebagai obat penyakit kulit, rematik, dan kanker.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul senyawa derivat kumarin dari kulit batang Calophyllum biflorum, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan in vivo tumor transplantabel kelenjar susu mencit C3H.
Isolasi senyawa dilakukan dengan cara maserasi serbuk kulit batang Calophyllum biflorum dengan menggunakan pelarut petroleum eter. Senyawa yang dikandung dalam ekstrak petroleum eter dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan silika gel sebagai fase diam, campuran petroleum eter dan etil-asetat, sebagai fase geraknya. Pemurnian dilakukan dengan Cara rekristalisasi. Senyawa yang berhasil diisolasi, diidentifikasi menggunakan spektrofotometer ultra ungu dan infra merah, spektrometer 1H-NMR dan '3C-NMR, spektrometer massa, dan diffraksi sinar-X. Berdasarkan data spektrometri, analisis diffraksi sinar-X, dan pustaka, diketahui senyawa tersebut mempunyai kerangka kumarin dan dikenal sebagai senyawa kalanon.
Untuk mengetahui pengaruh kalanon terhadap pertumbuhan in vivo tumor transplantabel kelenjar susu, digunakan mencit C3H yang dibagi dalam kelompok kontrol tanpa perlakuan, kelompok kontrol pelarut yang disuntik 0,1 mL pelarut PEG 400, dan 4 kelompok perlakuan masing-masing disuntik 0,1 mL larutan kalanon dalam PEG 400 dengan dosis 1 mg/mL, 2 mg/mL, 4 mg/mL, dan 8 mg/mL. Penyuntikan secara subkutis di sekitar tumor dilakukan tiga kali seminggu selama 4 minggu. Dari hasil uji statistik non parametrik menurut metode Friedman terhadap besar tumor dan dari grafik pertumbuhan besar tumor rata-rata setiap minggu, terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok dosis 4 mg/mL dibandingkan dengan kedua kelompok kontrol dan kelompok dosis lainnya. Hal ini didukung oleh gambaran morfologis sediaan mikroskopis dengan pewarnaan hematoksilin-eosin.

ABSTRACT
Calophyllum biflorum belongs to the Guttiferae family, found in tropical rain forests in Indonesia and Malaysia. Many of the calophyllum species are used as traditional medicine by local people, among other things for treatment of skin disease, rheumatism, and cancer.
The aim of this study was to isolate and determine the molecular structure of coumarin derivate from the stem bark of C. biflorum and it's effect on the in vivo growth of a transplantable C3H mammary tumor cells.
Isolation of the compounds were done by maceration of stem bark powder of C. bifiorum in petroleum ether. The compounds in petroleum ether extract were separated by column chromatography using silica gel as the stationary phase, petroleum ether and ethyl acetate mixture as the mobile phase. Purification of this compound was done by recrystallization. The pure compound was identified by using UV and IR. spectrophotometers, IH-NMI and 13C-NMR, mass spectrometer, and x-ray diffraction spectroscopy. Based on the data obtained, it was concluded that the compound has a coumarin skeleton and was known as calanone.
To know the effect of calanone on the in vivo growth of transplantable C3H mammary tumor cells, C3H mice were used which were divided into : one group of untreated control, one group of solvent control (injected with 0,1 mL PEG 400) and four treated groups, each of which were injected subcutaneously nearby the tumor with 0,1 mL of 1 mg/mL, 2 mg/mL, 4 mg/mL, and 8 mglmL of calanone in PEG 400 solvent respectively. The injection were given three times a week, for four weeks. By using Friedman test, for non parametric statistical analysis of the weekly observed tumor volume, and from the graphic of the weekly mean tumor volume of each group , it was shown that there was a significant decrease in the tumor growth of the group treated with calanone solution of 4 mg/mL dosage, compared to the control or other groups. This effect can also be seen histopathologically on the hematoxylin-eosin microscopic specimens.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library