Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Annisa Fauziyah
Abstrak :
Hipertensi perlu mendapatkan perhatian karena hipertensi menjadi penyebab paling umum terjadinya berbagai penyakit tidak menular. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg, definisi ini berdasarkan JNC 7. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan depresi dan status pekerjaan dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Indonesia dengan menganalisis data IFLS-5 tahun 2014. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 14.349, sample diambil berdasarkan total samping data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eklusi penelitian. Depresi diukur menggunakan CES-D (Center for Epidemiological Studies Depression) yang memiliki 10 pertanyaan. Hasil penelitian ini menujukan bahwa proporsi hipertensi pada wanita dewasa di Indonesia pada tahun 2014 dengan menggunakan data IFLS-5 sebesar 23,8%. Hasil multivariate hubungan depresi dengan hipertensi memiliki P-value >0,005 ini berarti tidak ada hubungan antara depresi dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Indoneisa, hubungan status pekerjaan dengan hipertensi memiliki P-value 0,023 ini berarti P- value <0,05 dan nilai PR adjusted 0,920 (CI 95% 0,856-0,989) ini berarti bahwa yang memiliki risiko lebih tinggi terjadinya hipertensi adalah ibu yang tidak bekerja dengan risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang bekerja ......Hypertension needs attention because hypertension is the most common cause of non-communicable diseases. Hypertension is defined systolic blood pressure ≥ 140mmHg and or diastolic ≥90 mmHg, this classification according to JNC seventh. This study aims to know the correlation of depression and job status on hypertension in adulth women in Indonesia use data IFLS-5 2014. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exlusion criteria was 14.349 respondens. Depression was measured using CES-D (Center for Epidemiological Studies Depression) which have 10 questions. The results showed the proporsion of hypertension in women adulth was 23,8%. Multivariate analysis using cox regression showed that there was not a significant relationship between depression and hypertension P value >0,005 then for relationship job status and hypertension P value 0,023 and PR adjusted was 0,920 (CI 95% 0,856-0,989). The conclusion was there was the significant relationship between job status and hypertension. Women who do not work have more risk than working woman
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Wibowo
Abstrak :
Latar Belakang: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan sebagai suatu faktor risiko infark miokard pada para pekeija pxia yang dirawat di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Metode: Desain penelitian kasus-kontrol dengan 77 kasus infark miokard dan kontrol 77 orang yang dipilih dan disamakan kclompok umumya. Informasi mengenai pekezjaan dan falctor-faktor risiko klasik infark miokard diperoleh melalui questionnaire dan dengan menelusun berkas rekam medik subyek. Hubungan antara infark miokard dan status pekerjaan dinilai dengan analisis regresi logistik, disuaikan terhadap sejumlah faktor risiko lainnya. Hasil: Setelah disuaikan terhadap obesitas, hipertensi, riwayat keluarga, kelompok pendidikan, status perkawinan, dan jam kerja, kami menemul-can bahwa, dibandingkan terhadap status pekerjaan manual tidak terlatih, pda yang status pekerjaannya semakin tinggi semakin bcrisiko untuk terjadi infark miokard yakni OR 4,17 (95% CI 0,98 - 17,73), OR 6,67 (95% CI 1,56 _ 2s,5z), OR 11,11 (95% CI 2,94 - 41,95) dan OR 14,17 (95% CI 3,24 - 6l,99) berturut- turut untuk status pekerjaan manual terlatih, non manual tingkat rendah, non manual tingkat menengah, dan non manual tingkat tinggi. Kesimpulan: Terdapat perbedaan dalarn risiko infark miokard antara status pekeljaan yang berbeda. Pria yang status pekerjaannya non manual tingkat tinggi paling bcrisiko. Perbedaan dalam faktor-faktor psikososial di negara-negara sedang berkembang mungkin mempunyai andii terhadap hasil yang diamati dalam penelitian ini. ......Background: This study was carried out to identity occupational status as a risk factor associated with myocardial infarction among male workers who hospitalized at National Cardiovascular Center Harapan Kita. Methods: Case-control study with myocardial infarction as cases (n = 77) and controls (n = 77) were selected and matched on age. lnfomtation about occupation and classical risk factors for myocardial infarction was obtained with questionnaire and through subjects? medical record. The relation between myocardial infarction and occupational status was evaluated by logistic regression analysis, adjusting for a number of selected risk factors. Results: After adjusting for obesity, hypertension, family history, educational group, marital status, and working hour, we found that, compared to manual unskilled occupational status, higher occupational status increased risk of myocardial infarction with OR 4,17 (95% CI 0,98 - 17,73), OR 6,67 (95% C1 1,56 - 28,52), OR 11,11 (95% CI 2,94 - 41,95), and OR 14,17 (95% Cl 3,24 - 61,99) respectively for manual skilled, non manual low level, non manual middle level, and non manual high level occupational status. Conclusions: Differences in myocardial infarction risk among occupational status were found. Non manual high level occupational status were at highest risk. Differences in psychosocial factors in developing countries may contribute to observed results.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T29188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah Rahmi
Abstrak :
Pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat untuk bayi dan ibu. Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pencapaian ASI secara Eksklusif. Salah satu kendalnya adalah ibu melahirkan melalui operasi sesar. Peningkatan angka persalinan dengan metode sesar dapat mempengaruhi kesehatan ibu, anak dan kehamilan berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kegagalan ASI Eksklusif pada ibu melahirkan sesar di Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara status pekerjaan ibu dan kegagalan ASI Eksklusif (OR=2,616; 95% CI=1.428-4.790). Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kegagalan ASI eksklusif (OR=0,552; 95% CI=0,284-1,073); pendidikan (OR=1,163; 95% CI=0,588-2,299); paritas (OR=1,301; 95% CI=0,701-2,415); status ekonomi (OR=0,668; 95% CI=0,379-1,249); daerah tinggal (OR=0,833; 95% CI=0,450-1,542); jenis kelamin (OR=0,837; 95% CI=0,464-1,508) ; IMD (OR=0,815; 95% CI=0,416-1,597) dan ANC (OR=1,097; 95% CI=0,423-2,845). Faktor yang paling dominan terhadap kegagalan ASI Eksklusif adalah Status Pekerjaan (p value 0,002 OR= 2,616), ibu yang tidak bekerja memiliki risiko 2,616 kali lebih tinggi untuk gagal ASI Eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja. Diperlukan adanya kolaborasi multisektoral dalam meningkatkan kesadaran ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi ibu dan bayi. ......Exclusive breastfeeding has many benefits for babies and mothers. However, there are several factors that cause low achievement of exclusive breastfeeding. One of the constraints is the mother giving birth by cesarean section. The increase in the number of deliveries by caesarean method can affect the health of mothers, children and subsequent pregnancies. This study aims to determine the determinants of failure of exclusive breastfeeding in mothers giving birth by cesarean section in North Sumatra Province using data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) using a quantitative method with a cross-sectional study design. The results showed that there was a relationship between the mother's employment status and exclusive breastfeeding failure (OR=2.616; 95% CI=1.428-4.790). There is no relationship between maternal age and failure of exclusive breastfeeding (OR=0.552; 95% CI=0.284-1.073); education (OR=1.163; 95% CI=0.588-2.299); parity (OR=1.301; 95% CI=0.701-2.415); economic status (OR=0.668; 95% CI=0.379-1.249); area of residence (OR=0.833; 95% CI=0.450-1.542); sex (OR=0.837; 95% CI=0.464-1.508); IMD (OR=0.815; 95% CI=0.416-1.597) and ANC (OR=1.097; 95% CI=0.423-2.845). The most dominant factor for failure of exclusive breastfeeding is employment status (p value 0.002 OR = 2.616), mothers who do not work have a 2.616 times higher risk for failure of exclusive breastfeeding than working mothers. There is a need for multi-sectoral collaboration to increase mother's awareness of the importance of exclusive breastfeeding for both mother and baby.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqiyah
Abstrak :
Merkuri merupakan salah satu bahan berbahaya dan beracun dalam bentuk logam berat yang persisten dan bersifat bioakumulatif dalam ekosistem sehingga menyebabkan ancaman khusus bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu biomarker jangka panjang untuk mengukur merkuri dalam tubuh adalah rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan keracunan merkuri di wilayah pertambangan emas skala kecil (PESK) Desa Mangkualam dan Kramatjaya Kec. Cimanggu Kab. Pandeglang tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional dengan variabel utama status pekerjaan responden dengan kadar merkuri dalam rambut masyarakat dan variabel lain yaitu umur, jarak tempat tinggal, frekuensi konsumsi ikan, buah, dan sayur. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan quota sampling dengan responden sebanyak 43 orang di masing-masing desa. Data penelitian ini merupakan data sekunder dari institusi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta melalui wawancara terpimpin dan pemeriksaan kadar merkuri dalam rambut di laboratorium. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square serta uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara status pekerjaan dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,001 OR=4,825). Hasil analisis uji korelasi Spearman menyatakan tidak terdapat hubungan antara variabel umur dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,715), frekuensi konsumsi buah dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,201), frekuensi konsumsi sayur kadar merkuri dalam rambut (p=2,07), akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara frekuensi konsumsi ikan dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,000 R=0,720). Hasil analisis uji chi-square menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara responden yang bertempat tinggal dengan jarak ≤ 261 meter maupun jarak >261 meter dari pengolahan emas dengan kadar merkuri dalam rambut (p=0,472).
Mercury is one of the hazardous and toxic element in the form of persistent and bioaccumulative heavy silvery-white metal in the ecosystem, which causes particular threat to human and environmental health. One of the long term biomarkers to assess mercury inside the body is hair. This study aimed at determining relation between employment status and mercury intoxication of the population by artisanal small-scale gold mining (ASGM) in Mangkualam and Kramatjaya Villages, Cimanggu, Pandeglang in the year of 2018. This study was an analytic observational study employing cross-sectional design with the main variable of residents employment status with hair mercury levels. Other variables measured were age, residence distance, frequent consumption of fish, fruits, and vegetables. The sampling technique was carried out by quota sampling with total of 43 respondents in each village. This study used secondary data obtained from the Jakarta Institute of Environmental Health and Disease Control (BBTKLPP). The data was collected by guided interviews and examinations of mercury levels in hair in the laboratory. The data analysis was conducted by univariate and bivariate with chi-square test and Spearman correlation test. The chi-square test found that there was statistically significant correlation between employment status and mercury levels in hair (p=0,001 OR=4,825). From the Spearman correlation test, it was found that no correlation was obtained between age as a variable and mercury levels in hair (p=0,715), frequency of fruits consumption and mercury levels in hair (p=0,201), frequency of vegetables consumption and mercury levels in hair (p=2,07). However, there was a statistically significant correlation between frequency of fish consumption and mercury levels in hair (p=0,000 R=0,720). The chi-square analysis test found that no significant difference was obtained between respondents whose residence ≤ 261 meter and >261 meter from the artisanal small scale gold mining with mercury levels in hair (p=0,472).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Damaiyanti
Abstrak :
Gizi lebih merupakan bentuk malnutrisi (gizi tidak seimbang) yang timbul dari asupan gizi berlebihan yang menyebabkan penumpukan lemak tubuh sehingga mengganggu kesehatan. Gizi lebih pada anak merupakan salah satu masalah Kesehatan yang berdampak negatif jangka panjang bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada balita 6-59 bulan di Kepulauan Riau. Penelitian Cross Sectional ini menggunakan data SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) 2021 dengan total responden 2809 balita setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data analisis menggunakan uji chi-square pada analisis bivariat dan uji regresi logistik ganda pada analisis multivariat. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 yang menunjukkan terdapat 5,9% balita yang mengalami gizi lebih. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga variabel yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada anak usia 6-59 bulan, yaitu umur, berat lahir, dan status pekerjaan ibu. Analisis multivariat ditemukan bahwa status pekerjaan ibu merupakan faktor dominan dari gizi lebih pada balita 6-59 bulan di Kepulauan Riau berdasarkan analisis SSGI 2021 dengan p-value 0,015 dan OR 1,466 (CI 95%: 1,063 – 2,021). Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian untuk instansi kesehatan, diharapkan dapat melakukan program pencegahan dan penanggulangan obesitas dengan menggunakan pendekatan promosi, pencegahan, dan rehabilitasi terkait gizi seimbang dan perilaku makan sehat. Selain itu, juga dapat berupaya untuk membangun fasilitas penitipan anak yang aman dan sehat di lingkungan kerja untuk mendukung ibu bekerja dalam memberikan perawatan yang baik kepada anak. ...... Overnutrition is a form of malnutrition arising from excessive nutrient intake, leading to the accumulation of body fat that disrupts health. Overnutrition in children is a long-term health issue with negative impacts. This study aims to identify factors associated with the occurrence of overnutrition among children aged 6-59 months in Kepulauan Riau. This Cross-Sectional study utilized data from the Indonesian Nutrition Status Survey (SSGI) in 2021, with a total of 2809 toddler respondents meeting inclusion and exclusion criteria. Chi-square tests were employed in bivariate analysis, and multiple logistic regression tests were used in multivariate analysis. The study, conducted in 2023, revealed that 5.9% of toddlers experienced overnutrition. Research findings indicate three variables significantly associated with overnutrition incidents in children aged 6-59 months: age, birth weight, and maternal employment status. Multivariate analysis identified maternal employment status as the dominant factor in overnutrition among toddlers in the Riau Islands, according to SSGI 2021 analysis, with a p-value of 0.015 and OR 1.466 (95% CI: 1.063 – 2.021). Recommendations based on the research suggest that health institutions implement preventive and intervention programs against obesity, focusing on balanced nutrition promotion, prevention, and rehabilitation of healthy eating behaviors. Additionally, efforts can be made to establish safe and healthy childcare facilities in the workplace environment to support working mothers in providing proper care for their children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Hafiszha Zulfa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh depresi usia muda terhadap keadaan kerja individu yaitu status serta stabilitas kerja di masa depan. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey IFLS tahun 2007 dan 2014. Menggunakan regresi logistik, penelitian ini menunjukkan bahwa individu perempuan yang mengalami depresi di usia muda memiliki kecenderungan lebih rendah untuk bekerja dan kecenderungan lebih tinggi untuk keluar atau dikeluarkan dari tempat kerja secara signifikan. Tapi tidak untuk individu laki-laki. Perbedaan kondisi gender terhadap depresi dan peran gender dapat menjelaskan perbedaan dampak dari depresi usia muda untuk perempuan dan laki-laki.
ABSTRACT
The aim of this study is to see the impact of having Early Onset Depression on the status and work stability in the future. This study employs data from Indonesia Family Life Survey IFLS in 2007 and 2014. Using logistic regression, women with early onset depression are less likely to work and more likely to involuntary or voluntary quitting jobs in the future significantly than the counterparts. However, this does not apply for men. Gender differences in depression and gender role could explain why the effects of early onset depression on labor have different outcome for each gender.
2017
S66973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Ajra Khairunnisa Barani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengendalian diri anak dan status pekerjaan ibu dengan keterlibatan ibu pada anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi parsial dengan mengadaptasi Marshmallow Test (Mischel, Shoda, Rodriguez, 1989) yang dilakukan pada 51 anak dan menggunakan instrumen MISR (Maternal Involvement Scale-Reported) kepada 51 ibu sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri anak dan status pekerjaan ibu dengan keterlibatan ibu sebagai variabel kontrol. Keterbatasan penelitian menjadi bahan diskusi.
This study aims to determine the relationship between child self-control and maternal employment status with maternal involvement in children aged 3-4 years. This study is a partial correlation study by adapting the Marshmallow Test (Mischel, Shoda, Rodriguez, 1989) which was conducted on 51 children and used the MISR (Maternal Involvement Scale-Reported) instrument to 51 mothers as participants. The results showed that there was no significant relationship between children's self-control and maternal employment status with mother involvement as a control variable. The limitations of the research are subject to discussion.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Rasendriya
Abstrak :
Program Kartu Prakerja merupakan inisiasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kompetensi/keterampilan kerja dan kewirausahaan. Semenjak berjalan dari tahun 2020, Prakerja terbukti menjadi solusi mengatasi pengangguran dan juga meningkatkan keterampilan melalui pelatihan yang diberikan dengan berbasis digital. Adanya isu pengangguran yang masih didominasi oleh lulusan pendidikan vokasi menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja. Dengan demikian keberadaan program pelatihan Kartu Prakerja membuka peluang untuk mengakomodir para lulusan yang masih menganggur ataupun ingin meningkatkan keterampilan bekerja. Hasil analisis menemukan bahwa penerima Pelatihan Prakerja memiliki hubungan yang signifikan dalam meningkatkan partisipasi bekerja dan meningkatkan upah, dengan hasil yang secara spesifik lebih besar pada penerima berpendidikan vokasi dibandingkan dengan pendidikan umum dalam berpartisipasi kerja baik itu di sektor formal ataupun sebagai entrepreneur. Selain itu, ditemukan juga hubungan yang signifikan dalam meningkatkan upah terkhusus untuk penerima yang berpendidikan vokasi. Adanya faktor kemampuan transisi sekolah ke pekerjaan yang lebih baik bagi pendidikan vokasi dapat menjadi alasan tidak ditemukannya hubungan yang signifikan terhadap kenaikan upah pada penerima yang berpendidikan umum. ......The Pre-Employment Card Program is an initiative implemented by the Indonesian government to improve work competencies/skills and entrepreneurship. Since running from 2020, the program has proven to be a solution to overcome unemployment and also improve skills through digitally-based training. The issue of unemployment, which is still dominated by vocational education graduates, is a challenge for Indonesia in producing graduates who are ready to work. Thus the existence of the Pre-Employment Card training program opens up opportunities to accommodate graduates who are still unemployed or want to improve their work skills. The results of the analysis found that Pre-Employment Training recipients have a significant relationship in increasing work participation and increasing wages, with results that are specifically greater for vocational education recipients compared to general education in participating in work either in the formal sector or as an entrepreneur. In addition, there is also a significant relationship in increasing wages specifically for vocational-educated recipients. The existence of a better school-to-work transition ability factor for vocational education could be the reason for the lack of a significant relationship to wage increases for general education recipients.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
Abstrak :
Kognitif merupakan kemampuan dalam proses berpikir dan mendapatkan informasi. Pada saat memasuki usia lanjut tingkat kognitif akan mengalami penurunan. Lansia yang bekerja menggunakan kemampuannya seperti pikiran dan kemapuan fisik untuk terus produktif. Kemampuan lansia yang terus digunakan ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana hubungan status pekerjaan dan tingkat kognitif lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan tingkat kognitif lansia. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan pengambilan data menggunakan random sampling. Penelitian ini dilakukan pada 83 lansia yang berusia 60-64 tahun di Kecamatan Beji, Depok menggunakan instrumen MoCA-Ina. Hasil Penelitian menggunakan Uji Man whitney nilai p adalah 0,201 p>0,05 . Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan dan tingkat kognitif lansia di Kecamatan Beji. Nilai tengah penelitian menggunakan instrumen MOCA-Ina yaitu 23 yang menunjukkan bahwa lansia produktif memiliki gangguan kognitif ringan. Perawat diharapkan dapat menyesuaikan intervensi kepada lansia dengan memperhatikan tingkat kognitifnya. ...... Cognitive is the ability to think and gain information. At the time of entering old age, cognitive level will decrease. Older people who work using their abilities such as mind and physical ability to continue to be productive. The ability of the older people that continues to be used raises questions about how the relationship of working status and cognitive level of older people. This study aims to determine the relationship of working status with cognitive level of older people. This research method used cross sectional design and data collection used random sampling. This study was conducted on 83 older people people aged 60 64 years in Beji Sub district, Depok using MoCA Ina instrument. The result of the research using Man Whitney test p value is 0,201 p 0,05. This shows that there is no relationship between job status and cognitive level of older people in Beji Sub district. The median value of the study using the MOCA Ina instrument was 23 indicate that the older people productive had mild cognitive impairment. Nurses are expected to adjust interventions to the older people by taking into account their cognitive level.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samiyah Nida Al Kautsar
Abstrak :
Latar belakang: Kejadian malnutrisi pada anak dapat terjadi karena mengonsumsi makanan yang tidak beragam sehingga asupan zat gizi tidak adekuat (UNICEF,2020). (UNICEF, 2020). Keragaman konsumsi pangan yang tinggi berhubungan dengan rendahnya kejadian stunting dan underweight pada balita (Modjadji et al., 2020). Keragaman konsumsi pangan tersebut mengacu pada peningkatan konsumsi berbagai jenis kelompok bahan makanan yang dapat memenuhi zat gizi untuk kesehatan yang optimal. Kualitas gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keberagaman asupan makanan yang dikonsumsi. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keragaman konsumsi pangan anak dan faktor dominan terhadap keragaman konsumsi pangan pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun 2023. Metode: desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 188 anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok selama bulan Juni 2023. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di tiga kelurahan terpilih, yaitu Kelurahan Kebon Bawang, Kelurahan Sunter Jaya, dan Kelurahan Warakas. Skor keragaman konsumsi pangan diambil menggunakan food recall 1x24 jam berdasarkan 9 kelompok pangan dan dikategorikan menjadi tidak beragam (< 5 kelompok pangan) dan (≥ 5 kelompok pangan). Analisis penelitian ini menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda. Hasil: Hasil penelitian menggunakan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ayah (p value = 0,022) dengan keragaman konsumsi pangan anak, pengetahuan gizi ibu/pengasuh (p value = 0,036) dengan keragaman konsumsi pangan anak, dan ketahanan pangan (p value = 0,030) dengan keragaman konsumsi pangan anak. Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa status pekerjaan ayah merupakan faktor dominan dari keragaman konsumsi pangan anak (OR = 67,5). Kesimpulan: Status pekerjaan ayah menjadi faktor dominan keragaman konsumsi pangan anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara tahun 2023 ......Background: Malnutrition in children can occur due to consuming foods that are not diverse, so the intake of nutrients is not adequate (UNICEF, 2020). A high diversity of food consumption is associated with a lower incidence of stunting and underweight in toddlers (Modjadji et al., 2020). Diversity in food consumption refers to increased consumption of various types of food groups that can fulfill nutrients for optimal health. Nutritional quality and completeness of nutrients are influenced by the diversity of food intake consumed. Objective: To find out the factors related to the dietary diversity of children's and the dominant factors on the dietary diversity of food consumption in children aged 24-59 months in Tanjung Priok District, North Jakarta in 2023. Method: The method of this research is cross-sectional with a sample size of 188 children aged 24- 59 months in Tanjung Priok District during June 2023. The sampling technique used was simple random sampling. The research was conducted in three selected subdistricts, namely Kebon Bawang Subdistrict, Sunter Jaya Subdistrict, and Warakas Subdistrict. Food consumption diversity scores were taken using a 1x24 hour food recall based on 9 food groups and categorized into non-diverse (< 5 food groups) and (≥ 5 food groups). The analysis of this study used the chi-square test and multiple logistic regression tests. Results: The results of the study showed that there was a significant relationship between the father's employment status (p value = 0.022) and the diversity of children's food consumption, the nutritional knowledge of mothers/caregivers (p value = 0.036) with the diversity of children's food consumption, and food security (p value = 0.030) with the diversity of children's food consumption. The results of multiple logistic regression analysis showed that the father's employment status was the dominant factor in the diversity of children's food consumption (OR = 67,5). Conclusion: Father's employment status is the dominant factor in the diversity of food consumption for children aged 24- 59 months in Tanjung Priok District, North Jakarta in 2023.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>