Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gibson, Charles H.
Cincinnati: South-Western, 1992
657.3 GIB f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F. Susatyo Kuncoro
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi telekomunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, perkembangan ini ditunjang pula oleh kemajuan teknoIogi inovasi di berbagai bidang, sehingga dipastikan bahwa era masyarakat inforrnasi akan terjadi. Di Indonesia dengan adanya deregulasi di bidang telekomunikasi pada tahun 1989, menjadikan perusahaan swasta boleh berperan aktif dalam pembangunan prasarana dan sarana telekomunikasi yang menjanjikan masa depan yang cerah.

PT LA yang menjadi obyek penelitian penulis dalam karya akhir ini, dengan adanya deregulasi pemerintah di bidang telekomunikasi, ikut serta membantu program pemerintah dalam membangun prasarana dan sarana telekomunikasi di Indonesia, dimana perusahaan ini memiliki kegiatan bisnis utamanya yaitu pelayanan jasa aplìkasi jaringan dan komunikasi data, yang membantu pelanggan mengkomunikasikan data atau informasi penting kepada pihak yang diinginkannya melalui suatu jaringan komunikasi yang dirancang oleh PT LA. Jasa yang diberikan kepada pelanggan adalah membangun sistem komunikasi secara total, dalam arti PT LA dapat membuatkan program atau aplikasi komputer bagi pelanggsn, menyediakan perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus juga menyewakan saluran komunikasi yang dimilikinya sesuai dengan kecepatar) transfer data yang diinginkan pelanggan.

Kemajuan-kemajuan yang diperoleh PT LA tidak terlepas dari kemajuan teknologi dalam bidang komputer dan telekomunikasi yang penuh dengan inovasi dan juga dibantu pula oleh kebutuhan pasar yang pada saat tu sangat mengharapkan dapat mengirim dan mengakses data-data perusahaan ke pihak lain secara cepat dan murah.

Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan PT LA penulis mengadakan analisis terhadap strategi bisnis yang dijalankan perusahaan dalarn beradaptasi terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Setelah penulis mengetahui strategi bisnis yang dijalankan perusahaan, maka penulis juga harus menganalisis laporan keuangannya yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan perusahaan. Salah satu cara untuk melihat kondisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangan melalui analisa rasio dan arus kas perusahaan.

Setelah mengevaluasi dan menganalisa perkembangan perusahaan selama 5 tahun dari tahun 1992 sampai 1996 termasuk didalamnya strategi differentiated yang dijalankan PT LA dan juga kondisi keuangan perusahaan, maka penulis menyimpulkan PT LA telah memiliki kekuatan internal yang merupakan competitive advantage perusahaan, yaitu: ? Memiliki hak konsesi khusus yang diberikan oleh pemegang saham yaitu pemanfaatan jaringan terestrial dan pelayanan jasa aplikasi perbankan yang membuat pesaing sulit untuk bersaing langsung.

? Ragam layanan produk / jasa yang lengkap dan cakupan wilayah usaha yang luas membuat PT LA sanggup memberikan solusi secara total.

? Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan kecendrungan yang baik, terlihat dan angka rasio yang semakin mernbaik. PT LA juga dapat mempertahankan tingkat ROE dan sustainable growth yang relatif stabil.

Sedangkan kelemahan-keIemahan internal yang ada pada PT LA adalah: ? ketergantungan infrastrukiur dengan badan penyelenggara(PT Telkom) membuat PT LA sulit untuk mengkontrol kualitas yang diberikan kepada pelanggan.

? Diversifikasi produk mengkaburkan bisnis inti perusahaan. Jika tidak diwaspadai oleh perusahaan, maka dengan adanya aneka ragam jasa yang ditawarkan membuat PT LA tidak memiliki bisnis inti yang menjadi handalan PT LA.

? Kurangnya kegiatan pemasaran perusahaan. Hal ini terlihat selama 5 tahun nilai biaya pemasaran rata-rata hanya 2 % dari total biaya usaha.

Walaupun PT LA memiliki kelemahan, PT LA juga menghadapi peluang-peluang yang ada. Peluang-peluang tersebut adalah:

? Kebutuhan pokok akan teknologi informasi. Pada era informasi seperti sekarang ini kemajuan bisnis usaha diperlukan sistem komunikasi yang dapat mentransfer data secara cepat dan murah.

Pada akhirnya, ancaman yang perlu diwaspadai oleh perusahaan adalah:

? Kompetisi yang semakin meningkat Dengan munculnya era perdagangan bebas, kemungkinan masuknya perusahaan asing dalam bentuk merger, joint Venture atau global alliances akan mengancam pertumbuhan perusahaan. Juga jika hak konsesi dihapus oleh Badan Penyelenggara maka akan menjadi ancaman yang serius bagi PT LA.

? PT LA masih memerlukan dana dari pihak pemegang saham untuk menyetor dana baik dalam bentuk penjaman maupun setoran modal Para pemegang saham sudah pasti memiliki keterbatasan dalam menyediakan dana yang dibutuhkan PT LA di masa mendatang. Kondisi tersebut akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Punarwati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmadi Hadibroto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1978
S16416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnett, Harold E.
New York, N.Y. : National Association of Accountants , 1979
657.3 ARN p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bukics, Rose Marie L.
S.l. Probus Publishing , 1991
657.3 BUK f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Jack L.
New York: McGraw-Hill, 1980
657.3 SMI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
J. B. Widodo Lestarianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menyajikan tingkat ketaatan terhadap standar akuntansi keuangan dalam penyajian laporan keuangan dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan penyajian laporan keuangan. Penelitian tingkat ketaatan biasanya berupa tingkat ketaatan dihubungkan dengan perbedaan 'rezim' akuntansi. Penelitian mengenai pengungkapan (disclosure) lebih banyak berhubungan dengan pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary disclosure). Penelitian ini menitikberatkan pada pengungkapan laporan keuangan wajib (mandatory disclosure). Metode statistik yang digunakan adalah regresi tinier berganda dengan metode enter. Sample penelitian adalah laporan keuangan tahun 2001 dari perusahaan yang tergolong dalam industri manufaktur pada Bursa Efek Jakarta. Total sample berjumlah 41 perusahaan dari populasi sebanyak 150 perusahaan. Data laporan keuangan diambil dari situs Bursa Efek Jakarta (www.jsx.co.id) sedangkan data keuangan diambil dari Monthly Statistics Jakarta Stock Exchange. Tingkat ketaatan penyajian lapoan keuangan diukur dengan menggunakan checklist penyajian laporan keuangan yang dibuat dengan mengacu pada Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh Bapepam. Checklist tersebut bersifat dikotomis karena yang hendak diketahui adalah tingkat ketaatan yang terbagi antara tacit dan tidak tacit. Tingkat ketaatan disajikan dalam dua bentuk yaitu tingkat ketaatan mula-mula dan tingkat ketaatan yang disesuaikan. Tingkat ketaatan yang disesuaikan mengeluarkan 6 item penilaian bersifat wajib pada Kebijakan Akuntansi Tertentu yang tidak didasari alasan yang kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketaatan mula-mula penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib berkisar 65,95%-90,22% dengan nilai rata-rata 75,17% dari seharusnya 100%. Sedangkan tingkat ketaatan disesuaikan berkisar 70,11%-94,19% dengan nilai rata-rata 79,74%. Perbedaan pencapaian tingkat ketaatan mula-mula dan tingkat ketaatan disesuaikan mengindikasikan ketidaktaatan perusahaan terhadap ketentuan yang ada didasari alasan yang kuat Untuk itu otoritas bursa disarankan untuk hanya mewajibkan item pada laporan keuangan yang mendasar dan mendorong perusahaan untuk memberikan informasi secara sukarela. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. kinerja perusahaan, rasio hutang, ukuran perusahaan, proporsi pemegang saham publik, keberadaan komite audit, dan skala kantor akuntan publik secara bersama-sama (dan tidak harus seluruhnya) mampu menjelaskan variasi tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib. 2. semakin baik kinerja perusahaan, yang ditunjukkan semakin tingginya price to book value ratio, semakin tinggi pula tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib. 3. semakin besar ukuran perusahaan semakin rendah tingkat ketaatan penyalan laporan keuangan bersifat wajib. 4. semakin tinggi proporsi pemegang saham publik semakin tinggi pula tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib. 5. skala kantor akuntan publik secara signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan yang bersifat wajib. 6. tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat ketaatan penyajian laporan keuangan dengan rasio hutang dan keberadaan komite audit. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai konfirmasi ulang atas penelitian oleh Fitriani (tt) yang berusaha mengungkapkan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan publik yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta dengan data laporan keuangan tahun 1996 dan 1999.
This research is aimed to present the compliance level to the financial accounting standards in financial statement and to test the factors that influence the financial statement compliance. Research on the compliance level is usually a compliance level that in connection with the difference in accounting "regimes' Research about disclosure is more connected with voluntary disclosure. This research is focus on the mandatory disclosure of the financial statement. Statistical method that is used is double linear regression with entering method. The research sample is the financial statements for the year 2001 of the companies that are categorized as manufactured industry at Jakarta Stock Exchange. The total samples are 41 companies out of 150 companies in the population. The income statement data are taken from Jakarta Stock Exchange site (www.jsx.co.id) and the financial data are gotten from Monthly Statistics Jakarta Stock Exchange. The financial statement compliance level is measured by using the financial statement checklist that are made referring to The Income Statement Reporting Guidance/Guidelines issued by Bapepam. The checklist has a dichotomy characteristic since the purpose is know the compliance level that is divided into compliance and noncompliance. The compliance level is presented into two forms that are the original compliance level and the adjusted compliance level. The adjusted compliance level produces 6 items measurement that is mandatory to the Particular Accounting Policy that is not based on strong reasons. The result of the research shows that the original compliance levels of the financial statements that are mandatory are about 65,95% - 90,22% with the average 75,17% out of 100% that it should be, whereas the adjusted compliance levels are about 70,77% - 94,19% with the average 79,74%. The difference in the original compliance levels and the adjusted ones demonstrates the companies' disobedience to the existing rules has valid reasons. Based on that rationale, the stock authority is suggested to only set any mandatory items that have good basis in the financial statement and support the companies to voluntarily give the information. Based on the result of the hypothesis test it can be concluded that: 1. The company's performance, debt ratio, company measurement, public stockholders proportion, the existence of the audit committee, and the public accountant scale collectively (but doesn't have to be all) can explain the variety in the compliance level of the mandatory financial statement. 2. The better is the company performance, which is showed by the higher price to book value ratio, the higher is the compliance of mandatory financial statement 3. The bigger is the company size the lower is the compliance of mandatory financial statement. 4. The higher is the proportion of the public stockholders the higher is the compliance of mandatory financial statement. 5. The public accountant scale significantly has a positive influence to the compliance of mandatory financial statement. 6. Any significant statistic relation among the compliance level of the financial statement with the debt ration and the existence of the audit committee is not found. The result of this research can be utilized to reconfirm the research previously done by Fitriani who tried to reveal the level of completeness of mandatory and voluntary disclosure in the public financial statement that were registered/documented at the Jakarta Stock Exchange which used financial statement data for the years 1996 and 1999.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Dumaria
Abstrak :
ABSTRAK
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya. Maka kepercayaan dari nasabah sangat berperan pada kelangsungan operasi suatu bank terutama setelah krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat pada sektor perbankan. Karena itu untuk dapat memperoleh kepercayaan masyarakat, bank harus dapat menunjukkan kinerja yang yang baik sehingga kriteria bank yang sehat dipenuhi.

Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk menganalisis bagaimana kinerja PT. Bank Central Asia, Tbk yang merupakan salah satu bank dengan asset terbesar di Indonesia dan setelah pada tahun 2000 karena pemulihan atas kondisi keuangan dan operasi BCA berlangsung dengan sangat baik, pengawasan terhadap BCA dikembalikan dari BPPN ke Bank Indonesia. Data-data yang digunakan adalah laporan keuangan BCA seperti neraca dan laporan laba rugi beserta penjelasan-penjelasannya, serta laporan tahunan BCA. Analisis yang dilakukan berupa analisis rasio, analisis trend dan common-size, analisis ROE model dan analisis risiko.

Dari hasil Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas periode 2000 hingga 2002 menggambarkan bahwa kinerja BCA cukup baik dengan tingkat rasio-rasio yang menunjukkan keadaan likuiditas dan solvabilitas BCA dalam keadaan baik dan stabil. Untuk kinerja profitabilitas BCA tahun 2002 terjadi penurunan yang cukup tajam ROE, ROA dan Net Profit Margin sebagaimana juga yang ditunjukkan melalui analisis dengan ROE Model. Penurunan profitabilitas BCA tahun 2002 disebabkan peningkatan pada beban pajak tangguhan yang mengakibatkan penurunan laba bersih.

Dari hasil analisis trend dan common-size BCA juga menunjukkan kinerja keuangan yang cukup baik Total Aktiva meningkat secara signifikan tiap tahunnya dimana kredit yang diberikan pada tahun 2002 meningkat sebesar 45,77% dari tahun 2001 yang berdampak pada peningkatan pendapatan bunga bersih pada Laporan Rugi Laba baik secara nominal maupun secara komposisi terhadap total revenue. Dari sisi Kewajiban dan Ekuitas juga terjadi peningkatan pada dana pihak ketiga terlihat dari tabungan dan deposito merupakan pos-pos yang dominan walaupun suku bunga cenderung turun pada tahun 2002. Selain dana pihak ketiga BCA juga mengalami peningkatan terns menerus pada pos modal sendiri dan penurunan pada pinjaman yang diterima.

Analisis Risiko menunjukkan dalam periode 2000 sampai 2002 walapun terjadi penurunan pada beberapa risiko likuditas BCA masih dalam batas wajar dan tidak menunjukkan adanya kesulitan likuiditas. Risiko suku bunga yang di bawah 1 menunjukkan biaya bunga yang timbul dari kewajiban lebih besar dari pendapatan bunga yang dihasilkan aktiva. Risiko permodalan yang ditunjukkan equity to total asset menunjukkan peningkatan setiap tahunnya dan untuk risiko operasional yang ditunjukkan oleh rasio efisiensi untuk tahun 2002 mengalami penurunan efisiensi sementara dilihat dari rasio asset per employee justru menunjukkan perbaikan efisiensi.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wild, John J.
Boston: McGraw-Hill, Irwin, 2004
657.3 WIL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>