Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Harlan Hartono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA2611
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Dwisatyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA2636
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Dwiyanti Suryono
"Limbah domestik merupakan salah satu pencemar yang sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama limbah domestik yang berasal dari tangki septik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kota-kota besar di Indonesia sudah tercemar oleh buangan toilet (black Water), yang diperkirakan 70-80% dari limbah ini langsung mencemari air tanah dangkal.
Berdasarkan kenyataan tersebut kebutuhan fasilitas pengolahan limbah tangki septik harus diperhatikan, karena kualitas efluen hasil pengolahan di dalam tangki septik ternyata masih berpotensi untuk mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif penyelesaian untuk memperbaiki kualitas efluen limbah tangki septik.
Penelitian pengaruh bahan starter terhadap efektivitas pengolahan limbah tangki septik ini dilakukan sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah pengolahan limbah tangki septik. Dengan penambahan bahan starter, berarti ada penambahan sejumlah mikroorganisme ke dalam sistem pengolahan limbah tangki septik yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengolahannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan starter M-Bio dan isi rumen terhadap efektivitas penurunan kadar parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli, serta untuk membandingkan pengaruh kedua bahan starter tersebut dalam berbagai variasi dosis.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penambahan bahan starter M-Bio dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, P043- N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli,
2. Penambahan bahan starter isi rumen dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli.
Penelitian eksperimental dilakukan dalam skala laboratorium dengan rancangan penelitian acak lengkap yang disusun secara faktorial, yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan, FTUI. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu pengamatan 8 jam, yaitu 0, 8, 16, 24, 32, 40, dan 48 jam, serta pengamatan dilakukan hingga 72 dan 96 jam. Variasi dosis bahan starter,yakni M-Bio dan isi rumen adalah 2,5 ml/L, 5 ml/L, dan 7,5 ml/L, kemudian setiap pengamatan dibandingkan terhadap kontrol. Sampel limbah tangki septik diambil dari asrama mahasiswa UI, Depok. Parameter utama yang diukur adalah COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA, dan rumus kinetika reaksi biokimia M-Bio dan isi rumen.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahan starter M-Bio meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik yang ditunjukkan dengan penurunan bermakna terhadap konsentrasi parameter COD, PO43-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli. Sedangkan bahan starter isi rumen tidak dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap parameter COD, PO43-, N03-, NO2-, padatan tersuspensi, bahan starter isi rumen hanya dapat meningkatkan efektivitas penurunan parameter E. coli.
Perhitungan konstanta kinetika reaksi biokimia M-Bio menghasilkan laju penguraian bahan organik (rsu) antara 6,7552-90,4693 mg/L/jam, dan pertumbuhan bersih mikroorganisme antara 0,0852-0,4011 sel/jam. Sedangkan, perhitungan konstanta kinetika reaksi biokimia isi rumen menghasilkan laju penguraian bahan organik (rsu) antara 1,6735-10,6951 mg/L/jam, dan pertumbuhan bersih mikroorganisme antara 0,0078-0,0852 sel/jam.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Penambahan bahan starter M-Bio dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik yang ditunjukkan oleh penurunan terhadap konsentrasi parameter COD, P043-, N03-, N02-, padatan tersuspensi, dan E. coli.
2. Penambahan bahan starter M-Bio memberikan tingkat efisiensi penurunan konsentrasi parameter COD sebesar 83,06%, P043- sebesar 86,76%, N03- sebesar 65,14%, N02- sebesar 73,40%, padatan tersuspensi sebesar 71,15%, dan E. coli sebesar 83,78%.
3. Penambahan bahan starter M-Bio pada dosis 5 ml/L menunjukkan tingkat penurunan yang paling tinggi dibandingkan dosis lainnya pada parameter COD, P043-, N03-, N02-, dan padatan tersuspensi, sedangkan tingkat penurunan parameter E. coli yang paling tinggi ditunjukkan oleh bahan starter M-Bio dosis 7,5 ml/L.
4. Penambahan bahan starter isi rumen tidak dapat meningkatkan efektivitas pengolahan limbah tangki septik terhadap konsentrasi parameter COD, P043-, N03-, NO2-, padatan tersuspensi, tetapi hanya efektif untuk menurunkan jumlah E. coli.
5. Laju Pertumbuhan bersih mikroorganisme (µ) dan laju penguraian substrat (rsu) pada pengolahan limbah tangki septik dengan dosis 5 ml/L adalah µ = 0,4011/jam dan rsu = 90,4693 mg/L/jam.

Starter Influence on Domestic Wastewater Treatment Affectivity (A Case Study on Septic Tank Wastewater of Indonesia University Dormitory, Depok) Domestic wastewater is one of the pollutants that caused environmental pollution, especially septic tank wastewater. The surveys show that some of city of Indonesia has been polluted by septic tank wastewater (black water), that estimated 70-80% polluted directly the ground water.
Based on this condition, the necessity of septic tank wastewater treatment facility should be attended, because the effluent quality as result of a treatment in septic tank still have chance to pollute the environment. So that, the solving alternative is needed to make septic tank wastewater effluent quality better. This research about starter influence on septic tank wastewater treatment affectivity was conducted as an alternative to solve septic tank wastewater treatment problem. By the starter addition, it means there are a number of microorganisms were added into septic tank wastewater treatment system to increase that treatment affectivity.
The aim of this research is to understand the starter influence of M-Bio and paunch manure on removal affectivity of parameters COD, P043 N03, N02-, suspended solid, and E. coil, and to compare the various dose of both of starter influence.
The hypotheses of this research are:
1. The addition of M-Bio starter increase the treatment affectivity of septic tank wastewater on parameters COD, P043-, N03-, N02-, suspended solid, and E. coli
2. The addition of paunch manure starter increase the treatment affectivity of septic tank waste on parameters COD, PO43-, N03-, N02-, suspended solid, and E coli.
The experimental study with factorial testing used complete random design and was conducted in the Environmental Laboratory of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with interval time of observation 8 hours, that is 0, 8,16, 24, 32, 40, and 48 hours, and the observation was still conducted until 72 and 96 hours. The various dose of both of starter, that is M-Bio and paunch manure is 2,5 ml/L, 5 ml/L, and 7,5 ml/L, and then each observation was compared with control. Septic tank waste samples were taken from Indonesia University dormitory, Depok. The main parameters that were measured were COD, P043-, N03-, N02-, suspended solid, and E. coli. The data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and standard formula to find kinetic constants of M-Bio and paunch manure biochemical reactions.
The final result of both of starter influenced indicate, that M-Bio starter increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, and E. coli. While, paunch manure starter not increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, paunch manure starter just can increase parameters E. coli. The calculation for kinetic constant of M-Bio biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (rsu) was between 6,7552-90,4693 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism was between 0,0852-0,4011 cells/hour. While, the calculation for kinetic constant of paunch manure biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (rsu) was between 1,6735-10,6951 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism was between 0,0078-0,0852 cells/hour.
The conclusions of this study are:
1. M-Bio starter increase the affectivity of septic tank wastewater treatment on parameters COD, PO43-, N03-, NO2-, suspended solid, and E. coli.
2. The removal efficiency of COD result in 83,06%, PO43- = 86,76%, NO3- = 65,14%, N02- = 73,40%, suspended solid = 71,15%, and E. coli = 83,78%.
3. The most effective dose for parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid is 5 ml/L. And, the most effective dose for parameter E. coli is 7,5 ml/L.
4. The addition of paunch manure starter can not increase the treatment affectivity of septic tank waste on parameters COD, PO43-, NO3-, NO2-, suspended solid, but paunch manure effectively increase on E. coli.
5. The rate of decomposition of organic material (r) for dose 5 ml/L is 90,4693 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism (µ) is 0,4011 cell/hours. While, The rate of decomposition of organic material (rsu) for dose 7,5 ml/L is 6,7552 mg/L/hour, and the net growth rate of microorganism (µ) is 0,1582 cells/hour."
2001
T7118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Suwanto
"Tempeh is sliceable soybean-cake fermented by Rhizopus oligosporus. Various bacteria were detected in tempeh employing cultivation technique with limited information about their origin or sources. The present study aimed to examine the source/s of bacterial community in tempeh by combining metagenomics analysis and cultivation technique. Samples were obtained from a number of steps in tempeh production employing two-times boiling of soybean (WJB tempeh production). All samples were plated on Enterobacteriaceae and Lactic Acid Bacteria medium. Total DNA were extracted directly from tempeh for metagenomics analysis, employing High-Throughput Sequencing (HTS) and cloned 16S rRNA genes. Firmicutes and Proteobacteria were the predominant and second dominant bacteria existed in fresh tempeh (FT) obtained by metagenomics analysis. In contrast, cultivation technique showed that Proteobacteria was the predominant phylum, suggested that most of the Firmicutes were not culturable. FT was dominated by Lactobacillus and Acetobacter. Both FT and soaking water (SW) were dominated by same species of Lactobacillus, i.e. L. delbreuckii and L. mucosae, indicated that SW was probably the source of bacterial community established in the final product of fermentation. Predominant bacteria in starter culture (SC), Acinetobacter, was not detected in FT, indicating that bacteria in SC might not play significant role in bacterial community development in FT."
Bogor: Seameo Biotrop, 2021
634.6 BIO 28:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Dwi Putra
"Tingginya jumlah kendaraan sepeda motor di Indonesia khususnya di daerah Ibukota merupakan alasan utama pentingnya peningkatan sistem keamanan sepeda motor itu sendiri. Tiap tahun terjadi mencapai puluhan ribu kasus pencurian sepeda motor baik saat sepeda motor sedang dikendarai maupun saat diparkir. Tugas akhir ini mengembangkan prototipe peningkatan sistem keamanan sepeda motor dengan memanfaatkan sistem starter jarak jauh menggunakan koneksi Bluetooth dan autentikasi sidik jari. Sistem dilengkapi dengan sistem pemantauan posisi sepeda motor secara realtime yang dapat diakses di semua platform. Komunikasi machine-to-machine antara Arduino melalui Bluetooth digunakan untuk melakukan pengapian ignition, starter, dan pencarian sepeda motor sehingga sepeda motor dapat dinyalakan dan dimatikan selama berada dalam jangkauan Bluetooth. Fitur-fitur tersebut hanya dapat diakses apabila sidik jari yang dimasukkan pada alat merupakan sidik jari yang sudah terekam sebelumnya. Sistem terdiri dari sebuah transceiver yang digunakan sebagai pengganti kunci dan starter sepeda motor serta sebuah receiver yang berfungsi merekayasa kelistrikan sepeda motor. Hasil percobaan yang dilakukan adalah sistem berhasil diterapkan pada sepeda motor dengan tujuan peningkatan sistem keamanan dengan cara pemberitahuan dini kecurian sepeda motor melalui panggilan telepon ke pemilik sepeda motor, dapat menyalakan sepeda motor dari jarak maksimal 36 meter serta pemantauan posisi terkini sepeda motor melalui Website yang diperbarui setiap 9 detik.

The high number of motorcycles in Indonesia, especially in the capital region is the main reason of the motorcycle system itself. Each year there are thousands of cases of motorcycles both when the motor is being driven or parked. This final project develops prototype system by using long distance starter system using Bluetooth connection and fingerprint authentication. The system is equipped with a monitoring system to monitor the position of the motorcycle in realtime which can be accessed on all platforms. Communication machine to machine between Arduino via Bluetooth to ignition ignition, Starter, and motorcycle search. The bicycle bicycle can be switched on and off during Bluetooth. These features can only be accessed by the fingers used in pre recorded fingerprint devices. The system consists of a transceiver used as a ignition also starter motor and Receiver that works to control electricity of motorcycle. The result of the experiment is that the sistem successfully applied to the motorcycle with the right system by detecting stolen cases early motorcycle through telephone to the owner of the motorcycle, can ensure the motorcycle from a maximum distance of 36 meters which refresh Website every 9 seconds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shaira Dewi
"Defisiensi riboflavin (vitamin B2) banyak terjadi pada negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai penghasil kelapa no.2 di dunia, peningkatan riboflavin dapat dilakukan pada produk dari kelapa, yaitu nata de coco. Pada starter nata de coco dilakukan variasi rasio penambahan minyak kelapa sawit, optical density (OD), dan pelarut inokulum yang digunakan. Pengukuran dilakukan dengan metode optical density menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 444 nm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan minyak kelapa sawit dapat meningkatkan produksi riboflavin bakteri Acetobacter xylinum pada starter nata de coco. Konsentrasi riboflavin tertinggi sebesar 5,77 mg/L diperoleh pada starter dengan penambahan 90 g/L minyak kelapa sawit dengan OD dua dan air kelapa sebagai pelarut inokulum.

Deficiency of riboflavin (vitamin B2) occurs in many developing countries, like Indonesia. As the world's No.2 coconut producer, increased riboflavin can be performed on the product of the coconut, such as nata de coco. On the nata de coco starter, the ratio of the addition of palm oil, optical density (OD), and the inoculum solvents are vary. Measurements were taken with an optical density method using a spectrophotometer at 444 nm.
The results of this study show that adding palm oil can increase the riboflavin production of Acetobacter xylinum in nata de coco starter. The highest riboflavin concentration of 5.77 mg/L was obtained at the starter with the addition of 90 g/L palm oil with OD two and coconut water as an inoculum solvent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1154
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The thirteen isolates amylolitic microbes had been tested their ability to extract the oil from "Coconut milk" and nine of them could break the emulsion and separated the oil from the water and protein...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Wijaya
"Menurut Internatonal Standard (ISO 8713:2002) mobil listik dikenal dalam istilah Electric road vehicles yang di Amerika dikembangkan menjadi dua (2) jenis, diantaranya Zero Emission Vehicles(ZEV) dan Low Emission Vehicles (LEV). Mobil listrik yang di kategorikan menjadi Zero Emission Vehicles adalah Mobil Batterai (Battery Operate) dan Mobil Fuel cell. Sedangkan yang dikategorikan menjadi LEV adalah mobil yang sistem penggeraknya memadukan antara convensional engine dengan motor listrik (mobil Hybride).
Mobil Batterai (Battery Operate) dan Mobil Fuel cell sistem penggeraknya dengan menggunakan motor dc karena kecepatan mudah diatur dan mempunyai variasi kecepatan yang lebar.Tugas akhir penggerak mobil listrik ini menggunakan motor dc seri yang terdapat pada stater mobil.Sebelum digunakan menjadi motor penggerak motor stater dimodifikasi bagian luar dan lilitan didalamnya. Motor dc stater mobil mempunyai torsi yang besar dan kecepatan tinggi,tetapi mempunyai kelemahan dengan arus yang besar sehingga motor cepat panas.Pengontrolan kecepatan menggunakan mikro AVR Atmega8535 dengan mengunkan metode PWM. Untuk pensaklaran elektronis menggunakan mosfet dan relay. Perubahan jumlah kumparan dan pengecilan diameter kawat email kumparan motor dapat menaikan hambatan motor sehingga dapat mereduksi arus, sehingga motor dapat bekerja lebih lama,untuk pengotrolan kecepatan pada saklar elektronik diperlukan rangkaian snubber untuk meniadakan tegangan balik yang disebabkan oleh beban yang bersifat induktif yang merusak saklar elektronik.

Recognized as Electric road Vehicles that in America is expanded in two category such as: Zero Emission Vehicles(ZEV) dan Low Emission Vehicles (LEV). The ZEV one is knowed as battery car and fuel cell car, while the LEV one is the car with the driver is colaboration between convensional engine and electrical motor (Hybride car).
Battery and fuel cell car use DC motor as a driver because the ease of speed adjusment and have a width variation speed. This final assignment use DC motor that be in car starter. Before used as motor driver to drive motor starter, this DC motor is modified in outer edge and the winding inside. This one have a big torque and high speed, but it has a big current as a weakness so the motor will be heat quickly. The speed control use AVR Atmega8535 microcontroller with PWM method. For electronical switching use a mosfet and relay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40439
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arry Rizka
"Masalah pencemaran yang timbul terhadap kualitas lingkungan dan air tanah, menuntut kesadaran serta penanganan yang serius dari semua pihak yang terkait mengenai pengolahan limbah. Tidak cukup hanya dari pemerintah selaku penentu kebijakan dan badan pengontrol, namun juga partisipasi masyarakat. Peningkatan metode pengolahan limbah, dalam hal ini limbah cair domestik, sangat diperlukan. Besarnya kebutuhan lahan untuk penyediaan sumur resapan septik tank konvensional, biaya operasional dan perawatan, merupakan faktor pertimbangan pemilihan metode pengolahan limbah.
Berangkat dari permasalahan tersebut, perlu dikembangkan penelitian mengenai pengolahan biologis dengan menggunakan bantuan mikroorganisme. Pengolahan air limbah lazimnya merupakan gabungan dari proses fisika, kimia dan biologi yang didesain untuk menurunkan substansi-substansi organik dan anorganik dari larutan air limbah. Salah satu sistem pengolahan limbah cair secara biologis, yang bertujuan sebagai usaha penyisihan substansi-substansi organik, adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai dalam suatu reaksi oksidasi biokimia. Hal ini dianggap lebih memberikan berbagai macam keuntungan, ditinjau dari segi efisiensi, efektifitas, serta relatif lebih aman dibandingkan dengan proses pengolahan secara kimia. Parameter yang menunjukkan kualitas effluen yang memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah ataupun pemda setempat; meliputi COD, BOD, suspended solid, pH, nitrifikasi, dan organisme patogen; harus dicapai sebelum air limbah dapat dialirkan ke badan air.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sehingga dapat menunjang ekosistem mikroorganisme adalah ketersediaan air serta kandungan nutrient yang terdapat di dalamnya yang digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi dan bahan pembentukan sel. Komposisi substrat, nitrient, dan mutu organik dalam air, yang kemudian disebut sebagai starter, sangat beragam dan berpengaruh besar terhadap efektifitas kinerja mikroorganisme yang kesemuanya berkaitan erat dengan durasi waktu pengolahan limbah. Pada dasarnya, penentuan unsur-unsur yang berperan dalam pembentukan sel-sel mikroorganisme, seperti pemberian senyawa yang dapat diolah, tempat dan ruang media biak yang ideal, pH serta temperatur, akan sangat berpengaruh pada optimalisasi pertumbuhan dan kinerja mikroorganisme pada unit pengolahan limbah cair secara biologis.
Metode peneltian yang digunakan adalah penggunaan media filter sabagai tempat melekatnya bakteri dalam proses seeding dan aklimatisasi. Proses ini kemudian disebut attached growth biological treatment, kemudian diberikan perlakuan aliran dengan menggunakan sistem resirkulasi dan waktu tinggal 12 jam serta kapasitas reaktor 100 liter. Penggunaan EM4 diberikan dengan konsentrasi 4,5 ml/l. Namun sebagai tolok ukur, juga dilakukan suspended growth biological method, dimana tidak diperlukan media filter sebagai tempat melekat. Perlakuan yang diberikan pada suspended growth ini menggunakan sistem batch dengan kapasitas 10 liter dan penambahan EM4 sebesar 19,23 ml/l. Substrat yang digunakan adalah limbah tahu dan limbah RPH, dengan penambahan gula dan molasse sebagai nutrient.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem batch lebih cocok digunakan untuk proses seeding, sedangkan sistem resirkulasi akan lebih baik jika diterapkan pada proses aklimatisasi. Proses seeding dan aklimatisasi seharusnya merupakan proses yang terpisah, sehingga pertumbuhan dan kinerja mikroorganisme akan lebih optimal.

Pollution problem emerged to environment and ground water quality, require awareness and seriously treatment from all institutions that connected to waste water treatment. Not only the government which determines policy and as controlling institution, the public participation is also needed. Increasing of wastewater treatment method, in case of domestic wastewater, is necessity. Space requirement for conventional septic tank equipment, operation and maintenance cost should be considered to choose the most effective wastewater treatment method.
Based on those problems, the research of biological treatment used microorganism aid is very important to expand. Wastewater treatment is commonly a combination of physical, chemical, and biological process that designed to decrease organically substances in wastewater. One of biological wastewater treatment as an effort to decrease organically substances make use of microorganism as a decomposes in biochemical oxidation process. This method is considered to give much of benefits in efficiency, effectively, and also relatively much safety than chemical treatment. Some parameters shown effluent quality that fulfills the government standard such as COD, BOD, SS, pH, nitrification, and pathogenic organism should be reached before wastewater flows through the waterworks.
Some factors that has to be considered to support the microorganism ecosystem are water supplies and nutrient concentration in this ecosystem used by microorganism as power resources and cells forming matter. Composition of substrate, nutrients, and organic quality in water supplies, called as starter, has significant influence to the effectiveness of microorganism capability, connected with wastewater treatment duration. Basically determining substances that has a role informing microorganism cells; such as substances that can be treated, an ideal fertile space, pH and temperature; will have very significant influences to optimize the microorganism population and activity in the biological wastewater treatment unit.
The research is looking through for an optimal condition using the method explained above. If an ideal condition needed by microorganism being completed, then the growth of microorganism will be much faster. Therefore, the treatment detention time will be relatively much faster and more effective.
The method of research that has been expanded is the uses of filter media as a bacteria adhesion place in seeding and acclimatization process. This process is called attached biological method which being given the way of treating by using recirculation system as well as 12 hours of detention time in a reactor with 100 liters capacity. Utilizing EM4 by means of composition 4,5 ml/L As a standard, suspended growth biological method is also used in this method, adhesion place as a filter media does not needed. The treatment of this method is using the 10 liters capacity of reactor and batch system along with giving the EM4 19,23 ml/I. Using soybean curd waste and slaughterhouse waste as a substrate with extending sugar and molasses as a nutrient are the combination of this research method.
The batch system is more appropriate for seeding process, whereas the recirculation system will be better if being applied for acclimatization. The seeding and acclimatization process should be a separate process, therefore the growth and activity of microorganism will be optimal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
PT Dusaspun mengembangkan tangki septik yung dilengkapi dengan media bio untuk meningkatkan kualitas air efluen sehingga dapat dibuang ke saluran terbuka tanpa mencemarinya. Mengingat bahwa mode ini relatif masih baru dan media bio yang ada perlu difungsikan dalam waktu yang relatif tidak lama, maka masalah yang perlu diteliti adaiah bagaimanakah mempercepat berfungsinya media bio tersebut, berapakah rasio volume media terhadap reaktor yang paling baik, dan bagaimanakah kinerja dari tangki septik bio ini? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beban starter apa yang dapat mempercepat berfungsinya media bio dan pada rasio volume media terhadap reaktor berapa yang paling baik, serta mengetahui kinerja tangki septik bio ini.
Pendekatan yang dilakukan untuk pengembangan bahan starter adalah malalui percobaan laboratorium dengan variasi bahan starter dan volume media bio yang dibuat dengan metoda tanpa sirkulasi dan metoda dengan sirkulasi. Pada metoda tanpa sirkulasi ada tiga perlakuan dengan tiga percobaan yang dilakukan pada reaktor yang berisi air limbah dan variasi bahan starter dan media bio dengan variasi volume 25%, 50%, 75% dan l00%, yaitu pertama penambahan bakteria, ke dua pengurangan beban organik, dan ke tiga penambahan N & P sebagai nutrien. Pada metoda dengan sirkulasi media yang digunakan adalah 50%, E714 3,0 ml/l (kondisi terbaik dari hasil penelitian pengembangan bahan starter dengan metoda tanpa variasi penambahan glukosa/molase, penambahan substrat berupa limbah cair tahu (variasi 1) dan limbah rumen (variasi 2). Parameter yang diukur adalah COD, MLSS, pH dan temperatur.
Penelitian kinerja tangki septik bio dilakukan dengan menggunakan skala 1:1, dengan variasi tanpa bahan starter dan dengan penambahan bahan starter lumpur aktif dan variasi beban hidraulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan bahan starter tanpa sirkulasi menunjukkan bahwa penambahan bahan starter berupa rumen, bakteri EM4, pupuk N dan P mempercepat berfungsinya media bio. Beban organik yang dapat mempercepat berfungsinya media bio adalah 700 - 800 mg/I COD, bakteri EM4 3.0 mM ke atas, dan pupuk N & P sesuai dengan kebutuhan. Media bio mulai menunjukan gejala berfungsi setelah 22 hari. Rasio volume media bio terhadap reaktor yang paling baik adalah 50%. Selanjutnya diketahui bahwa dengan pembuatan bahan starter dengan sirkulasi bahan rumen, EM4 3,0 ml/1 dan glukosa/molase, media bio menunjuklam gejala mulai berfungsi pada hari ke 9. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk menentukan berapakah dosis bahan starter yang tepat untuk mengaktifkan media bio, dan menentukan waktu aklimatisasi yang diperlukan.
Selanjutnya penerapan bahan starter dengan menggunakan 'perendaman media bio' kurang efektif sedangkan dengan menggunakan 'pembubuhan' belum selesai. Namun demikian selanjutnya yang perlu diteliti adalah berapakah 'dosis' bahan starter yang sesuai untuk keperluan tersebut.
Kinerja tangki septik bio dengan maupun tanpa bahan starter dengan media bio 100% maupun 50% belum menunjukkan hasil yang berarti setelah pengamatan satu bulan, namun diketahui bahwa kompartmen pertama dan ketiga berfungsi sebagai unit pengendapan untuk menunjukan kandungan SS, sedangkan kompartmen kedua (media bio) belum optimal bekerjanya. Faktor yang mempengaruhi berfungsinya tangki septik bio adalah beban hidraulis yang otomatis mempengaruhi beban organik sehingga perlu diteliti Iebih Ianjut perihal penataan kompartemen daiam tangki septik bio dan mencari aiternatif bentuk media bio.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>