Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Florentina Marwisitaningrum
Abstrak :
Dokter bedah dan PPDS bedah merupakan kelompok profesi yang berisiko tinggi mengalami nyeri muskuloskeletal akibat berbagai pajanan saat melakukan pekerjaan. Nyeri muskuloskeletal dapat memengaruhi kualitas kerja dan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keselarasan postur berdiri serta adanya nyeri muskuloskeletal pada PPDS Bedah di RSCM. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang pada tiga puluh tujuh subjek yang berpartisipasi sesuai dengan kriteria inklusi. Luaran dari penelitian ini adalah abnormalitas postur berdiri bidang sagital yang dinilai dari foto postur berdiri dan ada tidaknya nyeri muskuloskeletal yang dinilai dengan kuesioner Nordic terstandar. Dari penilaian postur didapatkan sebanyak 72,97% subjek mengalami abnormalitas postur berdiri pada bidang sagital. Sebanyak 46% subjek mengeluhkan adanya nyeri muskuloskeletal terkait pekerjaan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara abnormalitas postur berdiri bidang sagital dengan nyeri muskuloskeletal (p=0,46). Dari analisis multivariat didapatkan bahwa faktor berupa status nutrisi (p=0,22), rerata durasi operasi (p=0,21), dan rerata durasi operasi per minggu (p=0,17) turut memengaruhi terjadinya abnormalitas postur berdiri bidang sagital. Faktor kebiasaan berolahraga (p=0,059), kebiasaan merokok (p=0,092), dan lama bekerja di kamar operasi (p=0,081) memengaruhi terjadinya nyeri muskuloskeletal pada subjek. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menambah cakupan subjek. Sebagai tambahan, sebaiknya juga dilanjutkan dengan analisis kamar operasi dan pemeriksaan postur selama melakukan berbagai tindakan operasi. Surgeons and surgery residents are professional groups that are high risk of experiencing musculoskeletal pain due to various exposures while doing work. The study determined the alignment of sagittal standing posture and the presence of musculoskeletal pain in surgery resident at RSCM. This study was a cross-sectional study in thirty-seven subjects according to inclusion criteria. The outcome was the abnormality of sagittal standing posture by photographs and the presence of musculoskeletal pain as assessed by Nordic standardized questionnaire. It was found that 72.97% of the subjects experienced abnormalities in sagittal plane of standing posture. Approximately 46% of the subjects complained of work-related musculoskeletal pain. There was no relationship between abnormal standing posture in the sagittal plane and musculoskeletal pain (p=0.46). From multivariate analysis, it was found that nutritional status (p=0.22), mean duration of surgery (p=0.21), and average duration of surgery per week (p=0.17) influenced the occurrence of abnormal standing posture in the sagittal plane. The factors of exercise habits (p=0.059), smoking habits (p=0.092), and length of work in the operating room (p=0.081) influenced the occurrence of musculoskeletal pain. Further research is needed by increasing scope of the subject. In addition, it is advisable to continue with operating room analysis and posture checks during various operations. 
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Fitriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan. Abortus spontan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang cukup sering dialami oleh pekerja wanita di PT.T Jakarta. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian abortus spontan, salah satunya postur kerja statis berdiri ataupun duduk. Dari survey awal ditemukan 5,5 kasus abortus pada 400 pekerja wanita. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa postur kerja berdiri lama lebih berpengaruh terhadap terjadinya abortus daripada postur duduk pada pekerja di PT.T Jakarta.Metode. Penelitian ini menggunakan desain kasus control, pada 78 orang pekerja wanita di unit produksi sebuah pabrik garmen di Jakarta. Kasus adalah pekerja subyek yang pernah hamil dan mengalami abortus spontan selama kurun 2012-2017. Kontrol adalah subyek yang pernah hamil namun tidak pernah mengalami abortus spontan selama kurun waktu yang sama. Kelompok kasus dan kontrol diambil dari departemen sewing dan cutting, dengan perbandingan 1 kasus dipadankan dengan 2 kontrol.Hasil dan kesimpulan. Postur kerja berdiri lama berpengaruh terhadap terjadinya kejadian abortus spontang dibandingkan dengan postur kerja duduk. Dari hasil penelitian terbukti ada pengaruh bermakna antara postur kerja jenis pekerjaan OR 303,34; p.
ABSTRACT
Spontaneous abortion is one of reproductive health problem which oftenly happens among female workers at garment factory at PT.T Jakarta. Many factors could cause spontaneous abortion in female workers, one of them is the prolonged standing posture. The incidence is 5,5 from early survey in September 2016 among 400 female workers. The objective of this study is to get overview about the case and influence factors, especially prolonged standing posture.Methods. This research use case control study design at 78 female workers at sewing and cutting unit at garment factory in Jakarta. Case is subject which have pregnant and spontaneous abortion during 2012 2017. Control is subject which have pregnant but have never got spontaneous abortion at the same time. Group of case and control taken from cutting and sewing department, 1 case compared with 2 controls. Result and conclusion. There was a relationship between prolonged standing posture OR 303,34 p
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library