Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asih Kusuma Lestari
Abstrak :
Skripsi ini berisi tentang analisis kohesi gramatikal dan leksikal dalam stand up comedy Pandji Pragiwaksono pada acara Stand Up Nite episode ke-3. Analisis mengacu kepada teori Halliday dan Hassan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kohesi gramatikal berupa referensi,substitusi, elipsis, dan konjungsi serta kohesi leksikal berupa reiterasi dan kolokasi muncul dalam wacana stand up comedy Pandji. Kohesi gramatikal yang cenderung digunakan dalam pembentukan keutuhan wacana ini adalah referensi persona endofora gua yang mengacu kepada penutur, sedangkan kohesi leksikal yang cenderung digunakan adalah repetisi. Kohesi umumnya bersifat tekstual. Penelitian juga menunjukkan bahwa kohesi dalam wacana lisan stand up comedy berbeda dengan kohesi dalam wacana tulis. Letak perbedaannya terlihat pada konjungsi memiliki lebih dari satu fungsi saat dilisankan. ......The focus of this study is the grammatical and lexical cohesion in Stand Up.Comedy of Pandji Pragiwaksono at the Stand Up Nite show episode 3. Analysis refers to the theory of Halliday and Hasan. Analytical methods used are qualitative. The summary of this research shows grammatical cohesion: reference,substitution, ellipsis, conjunction, and lexical cohesion: reiteration and collocation, appear in discourse of stand up comedy. Most of the grammatical cohesion that appears is persona reference endofora gua, whereas the majority of the lexical cohesion that appears is repetition. Generally, cohesion that appears is textual. Moreover, this research shows that cohesion in oral discourse and written discourse is different.;The focus of this study is the grammatical and lexical cohesion in Stand Up.Comedy of Pandji Pragiwaksono at the Stand Up Nite show episode 3. Analysis refers to the theory of Halliday and Hasan. Analytical methods used are qualitative. The summary of this research shows grammatical cohesion: reference,substitution, ellipsis, conjunction, and lexical cohesion: reiteration and collocation, appear in discourse of stand up comedy. Most of the grammatical cohesion that appears is persona reference endofora gua, whereas the majority of the lexical cohesion that appears is repetition. Generally, cohesion that appears is textual. Moreover, this research shows that cohesion in oral discourse and written discourse is different.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Fauzy
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan pengetahuan bersama sebagai pembangun humor pada Stand Up Comedy (SUC) yang dilakukan oleh komika Deddy Gigis, Sega, dan Wawan Saktiawan. Pemilihan topik penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya efek lucu yang disebabkan oleh aspek di luar bahasa. Pada penelitian sebelumnya, efek lucu dipengaruhi oleh gaya bahasa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pengetahuan bersama pada SUC. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa ujaran yang menghasilkan efek lucu karena pengetahuan bersama dengan sumber data lisan pada pertunjukkan Stand Up Comedy (SUC) oleh Deddy Gigis, Sega, dan Wawan Saktiawan yang tayang di jaringan televisi bernama JTV, tetapi diunggah di YouTube dengan akun bernama Khatulistiwa. Analisis data menggunakan teori tindak ilokusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa humor dengan menghadirkan pengetahuan bersama dibangun dengan cara 1) menghadirkan konteks lain pada pengetahuan bersama, 2) menyelewengkan pengetahuan bersama, dan 3) mengomentari pengetahuan bersama. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menyampaikan humor Stand Up Comedy (SUC), daya ilokusi tidak hanya terealisasi oleh wacana atau kata-kata, tetapi juga dengan menghadirkan pengetahuan bersama bersamaan dengan wacana yang disampaikan. ......This research discusses background knowledge as a builder of humor in Stand-Up Comedy (SUC) performed by comedians Deddy Gigis, Sega, and Wawan Saktiawan. The selection of this research topic is motivated by the discovery of humorous effects caused by aspects beyond language. In previous studies, humorous effects were influenced by language style. Therefore, this research aims to explain the role of background knowledge in SUC. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The data used consists of utterances that produce humorous effects due to background knowledge, sourced from verbal performances in Stand-Up Comedy (SUC) shows by Deddy Gigis, Sega, and Wawan Saktiawan, aired on the television network JTV, but uploaded on YouTube under the account named Khatulistiwa. Data analysis uses the theory of illocutionary acts. This research shows that humor involving background knowledge is built by 1) presenting another context to the background knowledge, 2) distorting the background knowledge, and 3) commenting on the background knowledge. This research concludes that in delivering Stand-Up Comedy (SUC) humor, illocutionary force is realized through discourse or words and by presenting background knowledge alongside the delivered discourse.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Fauzy
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan pengetahuan bersama sebagai pembangun humor pada Stand Up Comedy (SUC) yang dilakukan oleh komika Deddy Gigis, Sega, dan Wawan Saktiawan. Pemilihan topik penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya efek lucu yang disebabkan oleh aspek di luar bahasa. Pada penelitian sebelumnya, efek lucu dipengaruhi oleh gaya bahasa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pengetahuan bersama pada SUC. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa ujaran yang menghasilkan efek lucu karena pengetahuan bersama dengan sumber data lisan pada pertunjukkan Stand Up Comedy (SUC) oleh Deddy Gigis, Sega, dan Wawan Saktiawan yang tayang di jaringan televisi bernama JTV, tetapi diunggah di YouTube dengan akun bernama Khatulistiwa. Analisis data menggunakan teori tindak ilokusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa humor dengan menghadirkan pengetahuan bersama dibangun dengan cara 1) menghadirkan konteks lain pada pengetahuan bersama, 2) menyelewengkan pengetahuan bersama, dan 3) mengomentari pengetahuan bersama. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menyampaikan humor Stand Up Comedy (SUC), daya ilokusi tidak hanya terealisasi oleh wacana atau kata-kata, tetapi juga dengan menghadirkan pengetahuan bersama bersamaan dengan wacana yang disampaikan. ......This research discusses background knowledge as a builder of humor in Stand-Up Comedy (SUC) performed by comedians Deddy Gigis, Sega, and Wawan Saktiawan. The selection of this research topic is motivated by the discovery of humorous effects caused by aspects beyond language. In previous studies, humorous effects were influenced by language style. Therefore, this research aims to explain the role of background knowledge in SUC. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The data used consists of utterances that produce humorous effects due to background knowledge, sourced from verbal performances in Stand-Up Comedy (SUC) shows by Deddy Gigis, Sega, and Wawan Saktiawan, aired on the television network JTV, but uploaded on YouTube under the account named Khatulistiwa. Data analysis uses the theory of illocutionary acts. This research shows that humor involving background knowledge is built by 1) presenting another context to the background knowledge, 2) distorting the background knowledge, and 3) commenting on the background knowledge. This research concludes that in delivering Stand-Up Comedy (SUC) humor, illocutionary force is realized through discourse or words and by presenting background knowledge alongside the delivered discourse.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ainul Mardliyah
Abstrak :
Pokok bahasan penelitian ini adalah humor absurd dalam stand up comedy Indonesia. Tesis ini bertujuan menjelaskan humor absurd dari perspektif semantik-pragmatik. Sumber data penelitian ini adalah materi-materi stand up comedy yang disampaikan oleh tiga komika absurd Indonesia, yaitu Indra Frimawan, Bintang Timur, dan Heri Horeh. Analisis dilakukan dengan cara menentukan tuturan mana yang menjadi punchline dan dikelompokkan berdasarkan strategi permainan bahasa yang digunakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori praanggapan Yule (1996), teori stand up comedy Papana (2016), dan teori permainan bahasa Wittgenstein (1953). Hasil dari penelitian ini adalah strategi permainan bahasa pada humor absurd dalam stand up comedy Indonesia dibagi ke dalam 12 bentuk, yaitu polisemi, homonimi, homofon, sinonimi, substitusi bunyi, paragog, hiperbola, metafora, ironi, personifikasi, gimik, dan nonsense. ......The subject of this research is absurdist humor in Indonesian stand up comedy. This research aims to explain absurdist humor from a semantic-pragmatic perspective. Data was taken from stand up comedy materials delivered by three Indonesian absurd comics, namely Indra Frimawan, Bintang Timur, and Heri Horeh. The analysis is carried out by determining which utterances are the punchlines and grouping them based on the language game strategy that is used. The theories used in this research are Yule's presupposition theory (1996), Papana's stand up comedy theory (2016), and Wittgenstein's language game theory (1953). The results of this study indicate 12 forms of language game strategies in Indonesian absurd stand up comedy, namely polysemy, homonymy, homophone, synonymy, sound substitution, paragog, hyperbole, metaphor, irony, personification, gimmick, and nonsense.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Aghnia Ghiffari
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang keberlakuan hukum Hak Cipta untuk dapat melindungi lelucon stand-up comedy. Hak Cipta merupakan salah satu rezim Hukum Hak Kekayaan Intelektual yang melindungi karya di bidang seni, sastra dan ilmu pengetahuan. Industri kesenian stand-up comedy semakin berkembang di Indonesia. Permasalahan timbul dalam penerapan norma Hak Cipta dalam melindungi bentuk karya berupa lelucon stand-up comedy. Lelucon dalam stand-up comedy menjadi bernilai jual apabila lelucon itu lucu dan menghasilkan tawa. Namun, perdebatan muncul apakah karya lelucon dari kesenian stand-up comedy yang lucu dapat dilindungi oleh Hak Cipta atau tidak. Perlindungan Hak Cipta diberikan apabila sebuah ciptaan harus memenuhi syarat fiksasi dan orisinalitas, sehingga untuk dianggap sebagai sebuah ciptaan, lelucon yang lucu harus memenuhi syarat tersebut. Untuk dapat menjawab keberlakuan Hak Cipta terhadap lelucon stand-up comedy perlu dilakukan analisis terhadap lelucon dari segi norma Hak Cipta. Untuk melakukan analisis permasalahan tersebut, penelitian dilakukan dengan metode penelitian doktrinal. Pembahasan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dasar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan doktin Hak Cipta secara umum. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa lelucon yang lucu tidak dapat dilindungi oleh Hak Cipta karena terkendala syarat fiksasi. Pada praktiknya, perlindungan lelucon stand-up comedy dilaksanakan dengan menggunakan kerangka norma sosial yang dibentuk oleh pelaku industri stand-up comedy ......This research discusses the applicability of Copyright Law in protecting stand-up comedy jokes. Copyright is one of the Intellectual Property Law regimes that protects works in the fields of art, literature, and science. The stand-up comedy art industry is growing in Indonesia. Issues arise in applying Copyright norms in protecting stand-up comedy jokes. Jokes in stand-up comedy become valuable when they are funny and generate laughter. However, a debate emerges on whether the humorous works of stand-up comedy can be protected by Copyright or not. Copyright protection is granted if a creation meets the requirements of fixation and originality; hence, for a joke to be considered a creation, it must meet these criteria. To determine the applicability of Copyright to stand-up comedy jokes, an analysis of the jokes from the perspective of Copyright norms is necessary. For this analysis, the research was conducted using a doctrinal research method. The discussion in this study is based on Law Number 28 of 2014 on Copyright and general Copyright doctrine. The research concludes that humorous jokes cannot be protected by Copyright due to the fixation requirement. In practice, the protection of stand-up comedy jokes is carried out using the social norm framework established by industry practitioners.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Jaka Wali
Abstrak :
Perkembangan humor dalam bentuk Stand Up Comedy (SUC) sudah berkembang pesat di Indonesia. Dalam sebuah tuturan pada SUC, humor dapat diciptakan melalui pelanggaran prinsip kerja sama. Penelitian ini menganalisis pembentukan humor yang diciptakan melalui konteks dan pelanggaran prinsip kerja sama dalam video SUC berjudul Kiper Cadangan (KC) dan Main Bola ke Jeddah (MBJ). Analisis wacana humor SUC ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana dan pendekatan pragmatik. Data penelitian berupa transkripsi dari video KC dan MBJ. Penelitian wacana humor sepak bola ini menggunakan teori konteks Cutting dan teori prinsip kerja sama Grice. Sebagai hasil penelitian ini, ditemukan empat bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam video, yang meliputi pelanggaran terhadap maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Konteks yang ditemukan adalah konteks situasional, konteks latar belakang pengetahuan, dan konteks ko-tekstual. ......The development of humor in the form of Stand Up Comedy (SUC) has rapidly progressed in Indonesia. In a discourse within SUC, humor can be created through the violation of the principle of cooperation. This research analyzes the formation of humor created through context and violations of the principle of cooperation in SUC videos titled Kiper Cadangan (KC) and Main Bola ke Jeddah (MBJ). The analysis of SUC humor discourse employs a qualitative method with a discourse analysis approach and a pragmatic approach. The research data consists of transcriptions from the KC and MBJ videos. This discourse analysis of soccer humor research utilizes Cutting's context theory and Grice's cooperative principle theory. As a result of the research, four forms of violations of the cooperative principle were identified in the videos, including violations of the maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, and maxim of manner. The identified contexts include situational context, background knowledge context, and co-textual context.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devan Yulio Setiawan
Abstrak :
Stand-up comedy adalah bentuk pertemuan dimana seorang pemain tunggal berdiri, berperilaku dengan mengatakan hal-hal lucu secara langsung ke penonton. Untuk meningkatkan kualitas pertunjukkan, komunitas stand-up comedy secara rutin mengadakan acara open mic. Open mic menjadi salah satu alternatif hiburan baru di bidang komedi. Penonton open mic bisa datang dari berbagai tempat, dengan selera dan motivasi yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola spasial pemilihan tempat menonton open mic berdasarkan karakteristik penonton. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara melalui telepon dengan penonton yang telah datang ke lebih dari satu tempat open mic. Analisis dilakukan dengan mengkategorikan jawaban informan sesuai dengan kode yang telah ditetapkan berdasarkan teori Caldwell (2001) sebagai dasar untuk menentukan motivasi penonton. Karakteristik penonton yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lokasi menonton adalah status pekerjaan. Mereka yang belum bekerja bisa menonton di berbagai tempat. Sedangkan mereka yang sudah bekerja, cenderung memilih lokasi yang terdekat. Tempat open mic yang disukai tergantung pada motivasi menontonnya. Mereka yang menonton untuk berhibur dan mencari teman, lebih memilih tempat dengan tata letak ruang pertunjukkan berpanggung sehingga mudah fokus pada yang ditonton. Sedangkan mereka yang memiliki motivasi untuk menambah pengetahuan lebih mementingkan audio yang baik tanpa perlu panggung sebagai pusat pertunjukkan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa karakteristik dan motivasi penonton menentukan lokasi tujuan menonton open mic.
Stand-up comedy is a performance which a single performer stands up, behaves by saying funny things directly to the audience. To improve the quality of shows, the stand-up comedy community routinely holds open mic events. Open mic is one of the new entertainment alternatives in the field of comedy. The purpose of this study was to determine the spatial pattern of open mic venue selection based on audience characteristics. Data collection is done by conducting telephone interviews with informants who have come to more than one open mic venue. The analysis was carried out by categorizing the informants's answers according to the code set based on Caldwell's (2001) theory as a basis for determining audience motivation. The characteristics of the audience that influence the decision making of viewing locations are job status. Those who haven't worked can attend in various places. Meanwhile, those who are already working tend to choose the closest location. The preferred open mic location depends on the motivation. Those who watch to entertain and find friends, prefer a place with a stage so it is easy to focus on the performers. Meanwhile, those who have the motivation to increase their knowledge prioritize good audio. The conclusion of this study shows that the characteristics and motivation of the audience determine the destination to watch open mic.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rabbani Haddawi
Abstrak :
ABSTRAK
Makalah ini mendeskripsikan struktur dan gaya bahasa komika pria dan wanita dalam implikatur pada stand up comedy yang dibawakan oleh Muzdalifah dan Cemen dalam acara Stand Up Comedy Academy Season 1. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur dan gaya bahasa yang digunakan oleh komika pria dan wanita dalam memunculkan humor. Kesimpulan dari penelitian ini adalah struktur dan gaya bahasa merupakan unsur yang memunculkan humor dalam stand up comedy. Struktur dan gaya bahasa dalam penelitian ini mencakup teori pelanggaran prinsip kerja sama dan bentuk struktur naratif dalam stand up comedy. Pelanggaran prinsip kerja sama yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah pelanggaran terhadap maksim kualitas. Hal ini disebabkan karena Muzdalifah maupun Cemen kerap berbicara hal-hal yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Kemudian, struktur yang ditemukan pada stand up comedy keduanya adalah bentuk narasi sugestif, sebab Muzdalifah dan Cemen banyak memanfaatkan daya khayal penonton dalam penampilan mereka. Jika dibandingkan, Muzdalifah lebih banyak melanggar prinsip kerja sama dibanding Cemen. Muzdalifah dan Cemen juga memiliki cara yang berbeda dalam membangun set perkenalan: Cemen menampilkan set yang langsung sesuai dengan tema tanpa memperkenalkan diri, sedangkan Muzdalifah sebaliknya, ia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam tema. Selain itu, dalam penggunaan struktur, Muzdalifah lebih banyak memasukkan set konflik, yaitu sebanyak dua kali, sedangkan Cemen hanya sekali menggunakan set konflik. Jumlah set up dan punchline yang ditampilkan oleh Cemen dalam sekali penampilannya masing-masing berjumlah dua, sedangkan jumlah set up dan punchline yang ditampilkan oleh Muzdalifah dalam penampilannya berjumlah tiga.
ABSTRACT
This paper describes the structure and style of language used by male and female comics in the implicature on stand up comedy brought by Muzdalifah and Cemen in the Stand Up Comedy Academy Season 1. The purpose of this paper is to describe the structure and style of language used by male and female comics in generating humor. The conclusion of this paper is the structure and style of language is the element that generates the humor in stand up comedy. Structure and style of language in this paper use the theory of disobeying the cooperation principles and form of narrative structure theory in stand up comedy. Disobeying the cooperation principle that frequently found in this paper is the disobeying the maxim of quality. The causes is Muzdalifah and Cemen often talk about things that are not possible in the real life. Then, the structure that found in the both of their stand up comedy is a suggestive narrative form, because Muzdalifah and Cemen was using the imagination of the audience in their appearance. If compared, Muzdalifah has more disobeying the cooperation principle than Cemen. Muzdalifah and Cemen also have different ways of building the introduction set Cemen displays a set that directly matches the theme without introducing himself, while in the opposite, Muzdalifah introduces herself first before entering the theme. Meanwhile, when it comes to the structure, Muzdalifah put the set conflict quite often, which is two times, while Cemen only using it once. The Number of set up and punchline that shown by Cemen in his appearance amounted two, while the number of sets up and punchline displayed by Muzdalifah in her appearance amounted three.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Miracellia Bo
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini, para pemerhati isu-isu sosial dan budaya memilih untuk mengekspresikan kepedulian mereka melalui berbagai produk audiovisual, seperti video, film pendek, dan film dokumenter. Sayangnya, perbedaan bahasa sering kali membatasi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan jumlah penonton yang lebih besar. Di sinilah peran penerjemah dan subtitle yang berkualitas diperlukan. Terjemahan beranotasi ini disusun untuk 1 memperlihatkan berbagai masalah yang muncul dalam proses menerjemahkan dialog video, dan 2 menjelaskan strategi pengalihan pesan yang tepat agar tercapai terjemahan yang berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua masalah utama yang muncul dalam proses penerjemahan yang dilakukan. Masalah pertama terkait aspek kebahasaan, seperti ekspresi idiom, metaforis, istilah slang, kata umpatan, kata budaya, dan kata-kata berkonotasi seksual. Masalah kedua terkait aspek nonlinguistik, seperti keterbatasan waktu dan karakter, keselarasan subtitle dengan visual, serta ketepatan pemahaman pragmatis. Masalah-masalah tersebut diselesaikan dengan menerapkan metode dan prosedur penerjemahan yang relevan, serta dengan merujuk pada teori-teori penerjemahan audiovisual.
ABSTRACT
Nowadays, social cultural activists prefer to express their concerns through a variety of audiovisual products, such as video, short movie, and documentary. Unfortunately, the language barrier often hinders their ability to interact with audience in larger number. This is where a good translator places an important role, and a good subtitle is required. This article aims to 1 show various issues in subtitling, and 2 give plausible solutions to the issues. The finding revealed two main issues that arose in the subtitling process. The first issue is related to linguistic aspects, such as idiomatic and metaphorical expressions, slang terms, swearing terms, cultural terms, and terms that have sexual connotations. The second issue is related to nonlinguistic aspects, such as the limitation of time and space, the congruence between subtitle and visual image, and the accuracy of pragmatic understanding. Those problems were solved by applying relevant theories of English Indonesian language, translation, and subtitling.
2016
T47442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library